Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 11:

1. Jumiati Leda Bouka 2018610091


2. GISTARIA Niati Bulu 2018610088
Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata
yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Penyakit ini tidak hanya
dapat mengakibatkan kebutaan, melainkan juga kematian. Selai itu,
Retinoblastoma adalah tumor ganas elemen-elemen embrional retina.
Gangguan ini merupakan tumor ganas utama intra okuleryang terjadi
pada anak-anak terutama pada umur dibawah 5 tahun dan sebagian
besar didiagnosis antara usia 6 bulan dan 2 tahun ( Ns. Indriana N.
Istiqomah, S.Kep).
Anatomi Dan Fisiologi :
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga
lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah :
 sklera/kornea,
 koroid/badan siliaris/iris, dan
 retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif
dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata.
Etiologi :
Retinoblastoma  terjadi  karena  kehilangan  kedua  kromosom  dari
 satu  alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13g14.
Bisa karena mutasi atau diturunkan.
Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini
dapat timbul karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel.
Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan sel
tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet,
dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali
mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel
berikutnya dalam suatu generasi.
Patofisiologi
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa
tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria,
tanda-tanda peradangan vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika
sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan
menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion atau
hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan
invasi tumor melalui; nervus optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita
dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum tulang melalui
pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat
menonjol ke badan kaca.
Klasifikasi Retinoblastoma :
Menurut ( Ns. Indriana N. Istiqomah, S.Kep)
Golongan I
Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter papil.
Terdapat pada atau dibelakang ekuator Prognosis sangat baik
Golongan II
Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil Prognosis baik
Golongan III
Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter
papil Prognosis meragukan.
Lanjuitan:
Golongan IV
Tumor multiple sampai ora serata Prognisis tidak baik
Golongan V
Setengah retina terkena benih di badan kaca Prognosis buruk
Manifestasi Klinis :
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata.
 Strabismus karena penurunan penglihatan dan apabila letak tumor di
makula.
 Kadang mata merah yang nyeri
 Massa tumor yang makin membesar akan memperlihatkan
leukokoria
Pencegahan :
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit retino blastoma
dapat dilakukan dengan cara terapi. Beberapa cara terapi adalah :
 Enukleasi mengangkat boila mata dan dioganti dengan bola mata prothese
(buatan).
 Penyinaran bola mata. Retino blastoma bersifat radiosensitif, sehingga terapi ini
sangat efelktipo. Bahayanya jaringan sekitarnya dapat rusak akibat penyinaran.
 Photocoagulation : terapi dengan sinar Laser ini sangat efektip pada ukuran
Kanker yang kecil.
 Cryotherapy : terapi dengan cara pendinginan (pembekuan) pada kanker ukuran
kecil terapi ini berhasil baik.
 Chemotherapy : diberikan obat-obatan anti kanker yang dapat mengecilkan
ukuran kanker.
Pemeriksaan Penunjang :
Diagnosis pasti retinoblastoma intaokuler dapat ditegakkan dengan pemeriksaan patologi
anatomi. Karena tindakkan biopsi merupakan kontraindikasi, maka untuk menegakkan
diagnosis digunakan bebrapa pemeriksaan sebagai sarana penunjang:
 Fundus Okuli : Ditemukan adanya massa yang menonjol dari retina disertai pembuluh darah
pada permukaan ataupun didalam massa tumor tersebut dan berbatas kabur
 X Ray : Hampir 60 – 70 % penderita retinoblastoma menunjukkan kalsifikasi. Bila tumor
mengadakan infiltrasi ke saraf optik foramen : Optikum melebar.
 USG : Adanya massa intraokuler
 LDH : Dengan membandingkan LDH aqous humor dan serum darah, bila ratsio lebih besar
dari 1,5 dicurigai kemungkinan adanya retinoblastoma intaokuler (Normal ratsio Kurang dari
1)
 Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastasis
ke luar, misalnya dengan gejala proptosis bola mata.
 

Anda mungkin juga menyukai