Oleh :
PEMBAHASAN
A. Definisi Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah tumor ganas dalam mata yang berasal dari jaringan
embrional retina. Insidennya 1:14.000-1:20.000 kelahiran hidup.1-3 Meskipun
retino-blastoma dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering terjadi pada
anak-anak sebelum usia 2 tahun. Sekitar 95% kasus retinablastoma didiagnosis
sebelum usia 5 tahun. Retinoblastoma secara tipikal didiagnosis selama tahun
pertama kehidupan pada kasus familil dan kasus bilateral sedangkan pada kasus
unilateral secara sporadik didiagnosis antara usia 1 dan 3 tahun. Onset setelah
usia 5 tahun jarang namun dapat juga terjadi.
C. Manifestasi Klinis
1. Cat eye’s reflex (refleksi mata kucing) atau leukocoria; ada refleksi pupil
berwarna putih.
2. Strabismus (crossed eye / jereng). Dapat diakibatkan oleh kerusakan mata
yang membuat mata memiliki fiksasi yang buruk.
3. Penurunan penglihatan
4. Glaucoma
5. Proptosis (mata menonjol)
6. Mata merah atau inflamasi
7. Nyeri pada daerah mata dan kepala .
D. Patofisiologi
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa
tumor yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-
tanda peradangan vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor
terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glaucoma
atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini
dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus optikus ke
otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh
kesumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning
mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat
neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara
limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula serta secara
hematogen ke sumsum tulang dan visera
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
2. Pembedahan : Ketika tumor terjadi hanya pada satu mata, maka cenderung
untuk bertambah besar sebelum terdiagnosis. Penglihatan telah rusak, tanpa
adanya harapan untuk pulih kembali. Terapi umum pada kasus ini ialah
enukleasi dan biasanya disertai pemasangan implan orbita. Pengangkatan
bola mata biasanya dapat memengaruhi pertumbuhan tulang dan jaringan
sekitar mata. Pemasangan orbital implan dapat meminimalkan efek tersebut.
Bila retinoblastoma terjadi pada kedua mata, maka enukleasi pada kedua
mata mengakibatkan pasien tidak bisa melihat namun prosedur ini yang
paling aman karena kerusakan mata disebabkan oleh karena tumornya. Ada
juga yang mengatakan bahwa bila pada satu mata atau dua mata
penglihatannya masih berfungsi dapat dipertimbangkan terapi konservatif
terlebih dahulu.
3. Terapi radiasi (brachytherapy atau terapi radiasi eksternal beam)
4. Fotokoagulasi (menggunakan laser untuk mematikan tumor, digunakan
untuk tumor yang kecil)
5. Krioterapi (menggunakan probe yang sangat dingin untuk membekukan dan
mematikan tumor, juga digunakan untuk tumor yang kecil)
6. Termoterapi (merupakan terapi panas yang menggunakan infra merah untuk
mematikan tumor, digunakan untuk tumor yang kecil)
7. Subtenon (subconjunctival) kemoterapi
a. Intraokular
1. Unilateral
2. Bilateral
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi, nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan klien, status perkawinan,
agama, suku bangsa, alamat.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Perlu dikaji apakah ditemukan suatu gejala yang menimbulkan suatu penyaki
dengan menggunakan metode PQRST.
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien yang berhubungan dengan
timbulnya retinoblastoma yaitu adanya miopi tinggi, retinopati, trauma pada mata.
Perlu dikaji apakah ada keluarganya yang menderita penyakit seperti ini.
Retinoblastoma bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom,
protein yang selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan
retinoblastoma, atau penyakit yang lain yang bersifat kronis, dan apakah ada
riwayat penyakit keturunan.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum
Mengkaji tingkat kesadran dan mengkaji tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu)
b. Pemeriksaan Khusus Mata
1) Gejala dini mata nampak juling, jika tumor sudah membesar, maka akan
menonjol sampai keluar bola mata. Dalam keadaan demikian biasanya mata sudah
rusak sama sekali. Mata merah, rasa sakit yang diiringi oleh glaukoma dan
pelepasan retina.
Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat
merusak saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan
menyebabkan mata juling.
Jika penyakit sudah lanjut dan meluas ke hampir seluruh retina, maka pada mata
klien tampak leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih / mata kucing
amaurotik), yaitu adanya refleks kuning, putih atau abu-abu merah di
pupil. merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan pada
penderita dengan retinoblastomadan biasanya pupil setengah melebar serta tidak
bereaksi terhadap cahaya.
6) Pemeriksaan funduskopi
5. Pemberian Sistem
a. Aktivitas
Gejala: kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas biasanya.
Tanda: kelelahan otot.
Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
b. Sirkulasi
Gejala: palpitasi.
Tanda: takikardi, mur-mur jantung.
Kulit, membran mukosa pucat.
Defisit saraf kranial dan/atau tanda perdarahan cerebral.
c. Eliminasi
Gejala: diare; nyeri tekan perianal, nyeri.
Darah merah terang pada tisu, feses hitam.
Darah pada urine, penurunan haluaran urine.
d. Integritas ego
Gejala: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Tanda: depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang.
Perubahan alam perasaan, kacau.
e. Makanan/cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah.
Perubahan rasa/penyimpangan rasa.
Penurunan berat badan.
f. Neurosensori
Gejala: kurang/penurunan koordinasi.
Perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi, ukuran konsisten.
Pusing, kebas, kesemutan parastesi.
Tanda: otot mudah terangsang, aktivitas kejang.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: nyeri orbital, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sternal, kram otot.
Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, fokus, pada diri sendiri.
h. Pernapasan
Gejala: napas pendek dengan kerja minimal.
Tanda: dispnea, takipnea, batuk.
Gemericik, ronki.
Penurunan bayi napas.
i. Keamanan
Gejala: riwayat infeksi saat ini/dahulu, jatuh..
Gangguan penglihatan/kerusakan.
Perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma minimal.
Tanda: demam, infeksi.
Kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahan gusi, atau epistaksis.
Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati (sehubungan dengan invasi jaringan)
Papil edema dan eksoftalmus.
j. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: riwayat terpajan pada kimiawi, mis; benzene, fenilbutazon, dan
kloramfenikol(kadar ionisasi radiasi berlebihan, pengobatan kemoterapi
sebelumnya, khususnya agen pengkilat.
Gangguan kromosom, contoh sindrom down atau anemia franconi aplastik
B. Diganosa Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retinoblastoma ialah tumor ganas dalam mata yang berasal dari jaringan
embrional retina. Meskipun retinoblastoma dapat terjadi pada semua umur
namun paling sering terjadi pada anak-anak sebelum usia 2 tahun.
Retinoblastoma merupakan tumor yang dapat terjadi secara herediter dan non
herediter.
Gejala yang paling sering ialah leukokoria dan strabismus. Ciri-ciri lain
meliputi heterokromia, hifema spontan, dan amaurotic cat’ eye. Untuk
menegakkan diagnosis digunakan pemeriksaan X foto, USG, CT scan atau
MRI, pemeriksaan LDH. Konseling genetik juga diperlukan dalam pemeriksaan
pasien retinoblastoma. Salah satu sistem klasifikasi yang sering digunakan pada
retinoblastoma intraokular ialah klasifikasi Reese-Ellsworth.
DAFTAR PUSTAKA