Kelas 2 A
Prodi : D III Keperawatan
Dosen Pengampu : Elis Roslianti.,SKM., MKM
Disusun oleh : HARYANI
NIM : 1901277016
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “ LAPORAN PENDAHULUAN LEUKEMIA PADA ANAK” ini
dapat diselesaikan. Tidak lupa juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi dan bimbingannya.
Harapan untuk makalah ini agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi makalah yang dapat disempurnakan lagi.
Dipengaruhi keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan terdapat didalam makalah ini, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dan positif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN LEUKEMIA
1. Teori Tentang Penyakit Leukemia
A. Definisi leukemia
B. Etiologi leukemia
C. Klasifikasi leukemia
D. Patofisiologi dan WOC
E. Manifestasi klinis
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan penunjang
H. Penatalaksanaan
I. Pemeriksaan diagnostic
2. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Leukemia
A. Pengkajian
B. Kemungkinan diagnose yang mungkin muncul
C. Rencana keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang sering ditemui
pada anak- anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang dan sistem
limfatik (Wong et al, 2009).
Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan jenis leukemia dengan karakteristik
adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali dan kegagalan organ. LLA sering ditemukan pada anak-
anak (82%) dari pada umur dewasa (18%). Tanpa pengobatan sebagian anak-anak hidup
2-3 bulan setelah terdiagnosa diakibatkan oleh kegagalan sumsum tulang (NANDA,2015).
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2013, insiden
kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 jadi 14,1 juta kasus tahun 2012 dan
kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012.
Leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering pada anak dengan insiden 31,5%
dari semua kanker pada anak di bawah usia 15 tahun di Negara industry dan sebanyak
15,7% di Negara berkembang, tipe leukemia yang paling sering pada anak-anak adalah
Leukemia Limfositik Akut (LLA), yang terjadi sekitar 80% dari kasus leukemia dan
diikuti hamper 20% dari Leukimia Mieloid Akut (LMA) (WHO,2009).
Data statistika LLA di peroleh pada tahun 2015 di Amerika Serikat
memperkirakan ada kasus baru yang di diagnosis Leukemia Limfositik Akut pada anak
usia 0-14 tahun sebanyak 45.270 kasus (American Cancer Society, 2015).
Menurut data National Cancer Institute pada tahun 2012. Kasus Leukemia
Limfositik Akut telah terjadi pada 47.150 orang. Leukemia adalah kanker yang peling
sering di temui pada anak-anak di Indonesia dengan persentasi 10,4% leukemia adalah
jenis kanker yng mempengaruhi sumsum dan tulang jaringan getah bening. Semua kanker
bermula di sel yang membuat darah dan jaringan lainya (WHO, 2012).
Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 80.000.000 anak yang berumur di bawah usia
15 tahun dan di perkirakan terdapat sekitar 3000 kasus LLA baru setiap tahun nya
(Rahimul, Syahrizal, Edi Setiawan, 2017). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas),
tahun 2013 di Indonesia, insiden kanker pada anak usia kurang dari 1 tahun ( 0,3 %), usia
1-4 tahun (0,1%), usia 5-14 tahun (0,1%) dan usia 4-24 tahun (0.6%). Di Indonesia
leukemia merupakan kanker tertingi pada anak sebesar 2,8 per 100.000 anak. kasus kanker
pada anak-anak mencapai 4,7% dari kanker pada semua umur (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), tahun 2015 di Indonesia sekitar 6%
atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita kanker dan kanker merupakan
penyebab kematian nomor 5 di Indonesia (Kemenkes RI, 2015). Di Kalimantan Timur
menurut data yang di peroleh dalam penilitian di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda preode tahun 2014-2015 para penderita. leukemia di dapatkan sebanyak 13
kasus dengan presentase 62% berjenis kelamin laki-laki, 8 kasus dengan presentase 8%
berjenis kelamin perempuan, bedarsarkan usia terbanyak pada usia 0-4 tahun sebanyak 10
kasus dengan presentase 48%.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud leukemia?
2. Bagaimana etiologi dari leukemia?
3. Bagiamana klasifikasi leukemia?
4. Bagaimana patofisologi dan pathway leukemia?
5. Bagaimana manifestasi klnis leukemia?
6. Apa sajakah komplikasi leukemia?
7. Bagaimanakah pemeriksaan penunjang leukemia?
8. Bagaimanakah penatalaksanaan leukemia?
9. Bagamana konsep asuhan keperawatan leukemia pada anak?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi leukemia
2. Untuk mengetahui etiologi dari leukemia
3. Untuk mengetahui klasifikasi leukemia
4. Untuk mengetahui patofisologi dan pathway leukemia
5. Untuk mengetahui manifestasi klnis leukemia
6. Untuk mengetahui apa sajakah komplikasi leukemia
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang leukemia
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan leukemia
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan leukemia pada anak
D. Manfaat
Bagi Penulis Dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat dimeja
perkuliahan,terutama yang berhubungan dengan mata kuliah keperawatan anak. Bagi
Lahan Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pembuatan
makalah laporan pendahuluan leukemia pada anak.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN LEUKEMIA
1. Teori Tentang Penyakit
A. DEFINISI LEUKEMIA
Leukemia pada anak adalah tipe kanker yang paling sering diderita oleh anak-anak.
Anda mungkin lebih mengenal dengan istilah kanker darah.Sel darah putih yang tidak
normal terbentuk di sumsum tulang. Sel-sel ini kemudian menyebar di peredaran darah
dan mengelilingi sel yang sehat, dan meningkatkan risiko infeksi serta masalah
kesehatan lainnya.Walaupun sepertinya menyeramkan ketika mendengar kata leukemia
pada anak, sebagian besar anak-anak dan remaja yang mengalami leukemia dapat
diobati.Bila pengobatan berjalan lancar, angka kesembuhan leukemia pada anak cukup
tinggi, yaitu 90 persen.Terdapat beberapa tipe leukemia pada anak. Jenis kanker darah
yang paling sering terjadi adalah acute lymphocytic leukemia (ALL) dan acute myeloid
leukemia (AML). Sementara jenis yang kronis sangat jarang dialami oleh anak-anak.
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang
belakang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain (Corwin, 2008).
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sel kanker abnormal
berproliferasi tanpa terkendali, mwngghasilkan sekelompok sel anak yang abnormal. Sel-
sel ini menghambat sel darah lain di sumsum tulang utnuk berkembang secara normal,
sehingga mereka tertimbun di sumsum tulang. Karena faktor-faktor ini, leukemia disebut
gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel leukemia
mengambil alih sumsum tualng, sehingga menurunkan kadar sel-sel nonleukemik di
dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala umum leukemia (Corwin, 2008).
Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentukan darah. (Suardi, 2006). Leukemia, artinya “darah putih”, adalah proliferasi
neoplastik satu sel tertentu (granulosit, monosit, limfosit, atau megakariosit). Defek
deperkirkan berasal dari stem cell hematopoetik. (Arif Mutaqin, 2009). Leukemia adalah
penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian
elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik.
B. ETIOLOGI
1. Faktor Eksogen
a. Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang, kemungkinan
leukemia meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau
kemoterapi.
b. Zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan
agen anti neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasia
sumsum tulang belakang, anemia aplastik dan perubahan kromosom
yang akhirnya dapat menyebabkan leukemia.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
Leukemia Virus )dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang
penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum
penderita leukemia sel T.
2. Faktor Endogen
b. Krisis blast fase yang dikarakteristikkan oleh poroliferasi tiba- tiba dari jumlah
besar mieloblast.
(Gambar 4, LMK)
5. Leukemia Limfosit Kronik
CLL adalah gangguan proliferatif limfosit. Sel ini terakumulasi di
darah, sumsum tulang, nodus limfe dan limfa.CLL adalah kasus di
jumpai pada individu berusia di atas 50 tahun.
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah kepembelahan sel yang cepat dan sitopenia atau
penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi karena penurunan imun.
Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan
ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung, hematoma
dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang
mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang, (Long, 1996).
WOC
MK MK MK
F. MANIFESTASI KLINIS
2) Malaise.
3) Keletihan (letargi).
4) Perdarahan gusi.
5) Mudah memar.
9) Iritabilitas.
10) Muntah.
G. KOMPLIKASI
Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu :
a. Gagal sumsum tulang (Bone marrow failure).
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah dalam
jumlah yang memadai, yaitu berupa :
- Lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu
sedikit).
- Infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah
putih.
- Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.
b. Infeksi.
Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang sebenarnya. Hal ini menyebabkan
pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan
LGK juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah,
sehingga sistem imun tidak efektif.
c. Hepatomegali (Pembesaran Hati).
Membesarnya hati melebihi ukurannya yang normal.
d. Splenomegali (Pembesaran Limpa).
Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan LGK sebagian
berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa bertambah besar
bahkan beresiko untuk pecah.
e. Limpadenopati.
Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjer getah
bening dalam ukuran, konsistensi, ataupun jumlahnya.
f. Kematian.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hitung darah lengkap :
1) Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/ 100 ml.
Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari sel
darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast,
dengan prekusor eritrosit, sel matur, dan megakariositis menurun.
e. Biopsi nodus limfa :
I. PENATALAKSANAAN
Keperawatan
J. Pemeriksaan Diagnostik
a) Hitung darah lengkap :
Menunjukkan normostik, anemia normostik.
Hemoglobin : Dapat kurang dari 10 g/ 100 ml.
Retikulosit : Jumlah biasanya rendah.
Jumlah trombosit : Mungkin sangat rendah (<50.000/ mm).
SDP :
Mungkin lebih dari 50.000/ cm dengan peningkatan SDP
imatur (“menyimpang ke kiri”), mungkin ada sel blast
leukemia.
b) PT/ PTT : Memanjang.
Kriteria Hasil :
1. Skala nyeri berkurang
2 Diagnosa : Tujuan : 1. monitor pola dan jam tidur
Intolenransi Setelah dilakukan intervensi 3x 24 2. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Aktivitas jam, diharapkan pasien mampu 3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.
berhubungan beraktivitas dengan normal. Dapat
Kelemahan. teratasi dengan :
Kriteria hasil
-keluhan lelah menurun
-TD membaik
D. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif daro rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditunjukan pada nursing oders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. Terdapat 3 tahap dalam tindakan
keperawatan, yaitu persiapan, perencanaan, dan dokumentasi (Nursalam,
2009).
Kegiatan implementasi pada klien dengan leukimia adalah membantunya
mencapai kebutuhan dasar seperti :
1) Melakukan pengkajian keperawatan secara komprehensif untuk
mengidentifikasi masalah baru atau memantau status dan masalah yang
ada pada klien.
2) Melakukan penyuluhan untuk membantu klien memperoleh
pengetahuan baru mengenai kesehatan dan penyakit mereka sendiri atau
penatalaksanaan penyimpangan.
3) Membantu klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
kesehatannya.
4) Berkonsultasi dan rujuk dengan tim kesehatan profesional lainnya agar
memperoleh arahan yang tepat dan benar.
5) Memberikan tindakan perawatan spesifik untuk menghilangkan,
mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan pada klien.
6) Membantu klien dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan, (Rohmah & Walid, 2012). Evaluasi berisi
Subjektif(S), Objektif(O), Analisis(A), dan Planning (P)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep Dasar penyakit Leukemia secara teoritis seperti pengertian,
anatomi, dan fisiologi, etiologi, manifestasi klinis, parofisiologi dan WOC,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan dan komplikasi dalam pengamatan
kasus di lapangan dapat dipahami dengan baik oleh penulis maupun
pembaca.
B. SARAN
Perawat ruang kronis dan Anak Saran penyusun bagi perawat ruangan
diharapakan melakukan pengkajian lebih dalam agar dapat menggali masalah baru,
dan pada masalah keperawatan yang diangkat tidak hanya masalah utama saja,
perawat diharapkan lebih memperhatikan rencana yang sudah dilakukan dan
mempertahankan agar intervensi berjalan secara optimal dan berkesinambungan.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan
mengenai klien dengan Leukemia karena dengan adanya pengetahuan dan wawasan
yang luas, mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat
mengenai Leukemia, dan faktor-faktor pencetusnya, serta bagaimana pencegahan
untuk kasus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Asra D. 2011. Leukemia. Artikel. Surabaya: Universitas USU.
A V. Hoffard, P. A. H Moss; alih bahasa, Brahm U. Pendit, Liana Setiawan, Anggraini
Iriani; editor edisi bahasa Indonesia, Ferdy Sandra. 2013. Kapita selekta
Hematologi. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth j. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Cummins, Richard O. Et al. 2003. „The reference Textbook. ACLS Principle and
Pratice‟.
American Heart Assocoations, Inc.
Depkes. 2017. Angka Kejadian Leukemia. www.depkes.go.id.
Jakarta: EGC.
Ignatavicius, Donna D. Dan Marylin V. Bayne. 1991. Medical Surgical Nursing, A Nursing
Process Approach. Vol 2. W.B. Philadelphia: Saunderss Company.
Kee, Joyce L. dan Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Nurarif .A. H. Dan Kusuma. H.. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC. Jokjakarta: MediAction.