Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1

B. Tujuan umum ...................................................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
A. Pengertian Leukimia ......................................................................................................................... 2

B. Etiologi ............................................................................................................................................... 2

C. Jenis Leukemia .................................................................................................................................... 3

D. Manifestasi Klinis ............................................................................................................................. 4

E. Patofisiologi......................................................................................................................................... 4

F. Pathway ................................................................................................................................................ 5

G. Evaluasi Diagnostik ............................................................................................................................. 5

H. Penatalaksanaan Medis ....................................................................................................................... 6

I. Komplikasi........................................................................................................................................... 7

J. Pengkajian ............................................................................................................................................ 7

K. Analisa Data ......................................................................................................................................... 9

L. Pemeriksaan laboratorium ............................................................................................................... 11

M. Diagnosa Keperawatan .................................................................................................................... 11

BAB IV ....................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................................. 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 15

B. SARAN ........................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia adalah kanker anak yang paling sering.Mencapai lebih kurang 33% dari
keganasan pediatrik.Leukemia limfoblasik akut (LLA) berjumlah kira-kira 75% dari
semua kasus.Dengan insidensi tertinggi pada umur 4 tahun.Leukimia mieloid akut
(LMA) berjumlah kira-kira 20% dari leukimia.Dengan insidensi yang tetap dari lahir
sampai umur 10 tahun.Meningkat sedikit pada masa remaja. Leukimia sisanya adalah
bentuk kronis: leukimia limfositik kronis (LLK) jarang ditemukan pada anak. Insidensi
tahunan keseluruhan dari leukimia adalah 42,1 tiap juta anak kulit putih dan 24,3 tiap
juta anak kulit hitam.
Perbedaan itu terutama disebabkan oleh rendahnya kejadian LLA pada kulit
hitam.Gambaran klinis umum dari leukimia adalah serupa karena semuanya melibatkan
kerusakan hebat fungsi sumsum tulang.Tetapi, gambaran klinis dan laboratorium spesifik
berbeda dan ada perbedaan dalam respon terhadap terapi dan perbedan dalam prognosis.
Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perlu mengetahui
gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan yang terjadi pada klien dengan leukemia.
Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses serta
asuhan keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan, mencegah, mengatasi, dan
memulihkan kesehatan pasien. Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama
adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya komplikasi, sehingga dalam hal
ini perawat perlu mempelajari serta memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
leukemia sehingga dapat mengaplikasikan dalam praktik keparawatan nantinya.

B. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan leukemia

C. Tujuan khusus
a) Mampu menjelaskan konsep teori penyakit leukemia
b) Mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami penyakit leukemia
c) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami leukemia
d) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
penyakit leukemia
ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Leukimia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk
darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G,
2002 : 248 )
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.
(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
Leukemia merupakan penyakit neoplastik yang ditandai adanya proliferasi abnormal dari
sel-sel hematopoitik (Sylvia anderson, 1995).Leukimia merupakan penyait maligna yang
disebabkan abnormal overproduksi dari tipe sel darah putih tertentu, biasanya sel-sel
imatur dalam sumsum tulang.Karakteristi dari leukimia adalah sel-sel yang abnormal,
tidak terkontrolnya proliferasi dari suatu tipe sel darah putih seperti granulosit, linnfosit,
monosit.
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka dapat disimpulkan bahwa leukimia
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit
yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.

B. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a) Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell
Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).
b) Radiasi & kemoterapi
c) Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
d) Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

ii
e) Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 :
hal. 177)
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.Penyebab dari sebagian besar jenis
leukemia tidak diketahui.
Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena)
dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang
memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi),
juga lebih peka terhadap leukemia.

C. Jenis Leukemia
1. Leukemia Mielogenus Akut
AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel
Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia
dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2. Leukemia Mielogenus Kronis
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih
banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.CML
jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan gambaran
AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama
bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa
membesar.
3. Luekemia Limfositik Akut
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak,
laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah
usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam
sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel
normal..
4. Leukemia Limfositik Kronis
CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun.
Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat
pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.

ii
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :
a. Pilek tidak sembuh-sembuh
b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c. Demam dan anorexia
d. Berat badan menurun
e. Ptechiae, memar tanpa sebab
f. Nyeri pada tulang dan persendian
g. Nyeri abdomen
h. Lumphedenopathy
i. Hepatosplenomegaly
j. Abnormal WBC (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177)

E. Patofisiologi
Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal.Ada dua masalah
terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah putih, kedua adanya
sel abnormal atau imatur dari sel darah putih, sehingga fungsi dan strukturnya tidak
normal. Produksi sel darah putih yang sagat meningkat akan menekan elemen sel darah
yang lain seperti penurunan produsi eritrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi
menurun mengakibatan trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang
normal menjadi sedikit.
Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan keadaan
leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi.Sel-sel kanker darah putih juga dapat
menginvasi pada sumsum tulang dan periosteum yang daat mengakibatkan tulang menjadi
rapuh dan nyeri tulang.Disamping itu infilrasi keerbagai organ seperti otak, ginjal, hati,
limpa, kelenjar limfe menyebabkn pembesaran dan gangguan pada organ terkait.

ii
F. Pathway

G. Evaluasi Diagnostik
a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit
lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang
umur, hitung darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia
normositik.
b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
f. PTT : memanjang
g. LDH : mungkin meningkat
h. Asam urat serum : mungkin meningkat
i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik

ii
j. Copper serum : meningkat
k. Zink serum : menurun
l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
m. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
n. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
o. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
p. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
q. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
r. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. (Betz, Cecily L. 2002. hal:
301-302).

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit
penyerta.
1. Radioterapi dan Kemterapi, dilakukan etika sel leukemia sudah terjadi
metastasis.kemoterapi dilakukan juga pada fase induksi remisi yang bertujuan
mempertahankan remisi selama mungkin.
2. Terapi modlitas, untu mencegah komplikasi, karen adanya pansitopenia, anemia,
perdarahan, infeksi. Pemberian antibiotik dan mungkin transfusi dapat diberikan.
3. Pencegahan terpaparnya mikroorgansme dengan isolasi
4. Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif
terbaik dalm penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien
dengan limphoma, anemia aplastik.
Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan.Pada fase ini diberikan terapi
kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase.Fase induksi dinyatakan
behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang
ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui
intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak.Terapi irradiasi kranial
dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

ii
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan
mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh.Secara berkala,
mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon
sumsum tulang terhadap pengobatan.Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka
pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
I. Komplikasi
Leukemia granulositik kronik (LGK) dapat menyebabkan berbagai komplikasi,
diantaranya yaitu:
Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah merah, maka
anemia dapat terjadi.Kelelahan merupakan akibat dari kedaan anemia tersebut. Proses
terapi LGK juga dapat meyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
Pendarahan (bleeding). Penurunan jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia) pada
keadaan LGK dapat mengganggu proses hemostasis. Keadaan ini dapat menyebabkan
pasien mengalami epistaksis, pendarahan dari gusi, ptechiae, dan hematom.
Rasa sakit (pain).Rasa sakit pada LGK dapat timbul dari tulang atau sendi.Keadaan ini
disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit abnormal yang berkembang
pesat.
Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan
LGK sebagian berakumulasi di limpa.Hal ini menyebabkan limpa bertambah besar,
bahkan beresiko untuk pecah.
Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting).Beberapa pasien dengan kasus LGK
memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak dikendalikan, kadar trombosit yang
berlebihan dalam darah (trombositosis) dapat menyebabkan clot yang abnormal dan
mengakibatkan stroke.
Infeksi.Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak menjalankan
fungsi imun yang seharusnya.Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap
infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu
rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
J. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan
klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa
keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)
ii
Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi)
bisa juga disertai dengan sakit kepala.
b. Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya
2. Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar
monozigot)
3. Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala, anoreksia,
muntah, sesak, nafas cepat
4. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan atas,
infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau hiotam tanpa pus.
5. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran
mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula:
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.
6. Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di sekkitar
rektal dan nyeri.
7. Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Keadaan Umum tampak lemah
Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : dbn
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
c. Pemeriksaan Kepala Leher
Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),
perdarahan gusi
Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke
SSP.
d. Pemeriksaan Integumen
Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi dehidrasi.
e. Pemeriksaan Dada dan Thorax
o Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.

ii
o Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi
di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada
o Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
o Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
f. Pemeriksaan Abdomen
o Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena,
auskultasi peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan
limpa.
o Perkusi tanda asites bila ada.
g. Pemeriksaan Ekstremitas
Adakah cyanosis kekuatan otot.

K. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
 Aktivitas  Neurosensori
Lesu, lemah, terasa payah, merasa tidak kuat Penurunan kemampuan koordinasi,
untuk melakukan aktivitas sehari-hari perubahan mood, bingung, disorientasi,
Kontraksi otot lemah kehilangan konsentrasi, pusing, kesemutan,
Klien ingin tidur terus dan tampak bingung telinga berdenging, kehilangan rasa
 Sirkulasi Peningkatan kepekaan otot, aktivitas yang tak
Berdebar terkontrol.
Tachycadi, suara mur-mur jantung, kulit dan  Respirasi
mukosa pucat, defisit saraf cranial terkadang Nafas pendek,
ada pendarahan cerebral. Dyspnoe, tachypnoe, batuk, ada suara ronci,
 Eliminasi rales, penurunan suara nafas.
Diare, anus terasa lebih lunak, dan terasa Penyuluhan/pembelajar
nyeri. Adanya bercak darah segar pada tinja Riwayat terpapar bahan kimia seperti
dan kotoran berampas, Adanya darah dalam benzena, phenilbutazone, chloramfenikol,
urine dan terjadi penurunan output urine. terkena paparan radiasi, riawat pengobatan
Perianal absess, hematuri. dengan kemotherapi. Riwayat keluarga yang
 Rasa nyaman menderita keganasan.
Nyeri abdominal, sakit kepala, nyeri
persendian, sternum terasa lunak, kram pada

ii
otot.
Meringis, kelemahan, hanya berpusat pada
diri sendiri.
 Rasa aman
Merasa kehilangan kemampuan dan harapan,
cemas terhadap lingkungan baru serta
kehilangan teman.
Riwayat infeksi yang berulang, riwayat jatuh,
perdarahan yang tidak terkonrol meskipun
trauma ringan.
Depresi, mengingkari, kecemasan, takut,
cepat terangsang, perubahan mood dan
tampak bingung.
Panas, infeksi, memar, purpura, perdarahan
retina, perdarahan pada gusi, epistaksis,
pembesaran kelenjar limpa, spleen, atau
hepar, papiledema dan exoptalmus,
 Makan dan minum
Kehilangan nafsu makan, tidak mau makan,
muntah, penurunan berat badan, nyeri pada
tenggorokan dan sakit pada saat menelan.
Distensi abdomen, penurunan peristaltic
usus, splenomegali, hepatomegali, ikterus,
stomatitis, ulserasi pada mulut, gusi
membengkak (acute monosit leukemia).
 Sexualitas
Perubahan pola menstruasi, menornhagi.
Impoten.

ii
L. Pemeriksaan laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1 Hemoglobin < 10 gr/100ml
2 Complete blood cell (CBC) >10.000/mm3
3 Leukosit > 50.000/mm3
4 PT/PTT < 50000/mm
5 Trombosit 50.000/mm3
6 Retikulosit 10.000/mm3
7 LDH 50000/mm

M. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis
Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga,
atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan dimana perawat bertanggung gugat “ (Wong,D.L, 2004 :331)
Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia
adalah :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit.
D. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk
mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan.Intervensi keperawatan adalah
preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang
harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun
rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004 )

ii
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Resiko infeksi Tujuan : a. Pantau suhu dengan a. untuk mendeteksi
berhubungan Anak tidak teliti kemungkinan infeksi
dengan mengalami b. Tempatkan anak dalam b. untuk meminimalkan
menurunnya gejala-gejala ruangan khusus terpaparnya anak dari
sistem pertahanan infeksi c. Anjurkan semua sumber infeksi
tubuh Kriteria Hasil: pengunjung dan staff c. untuk meminimalkan
Infeksi tidak rumah sakit untuk pajanan pada organisme
terjadi menggunakan teknik infektif
mencuci tangan dengan d. untuk mencegah
baik kontaminasi
d. Gunakan teknik aseptik silang/menurunkan resiko
yang cermat untuk infeksi.
semua prosedur
invasive. e. untuk intervensi dini
e. Evaluasi keadaan anak penanganan infeksi
terhadap tempat-tempat
munculnya infeksi
seperti tempat f. rongga mulut adalah
penusukan jarum, medium yang baik untuk
ulserasi mukosa, dan pertumbuhan organism
masalah gigi g. menambah energi untuk
f. Inspeksi membran penyembuhan dan
mukosa mulut. regenerasi seluler
Bersihkan mulut h. untuk mendukung
dengan baik pertahanan alami tubuh
g. Berikan periode i. diberikan sebagai
istirahat tanpa profilaktik atau mengobati
gangguan infeksi khusus
h. Berikan diet lengkap
nutrisi sesuai usia
i. Berikan antibiotik

ii
sesuai ketentuan

2. Intoleransi Tujuan : a. Evaluasi laporan a. menentukan derajat


aktivitas terjadi kelemahan, perhatikan dan efek ketidakmampuan
berhubungan peningkatan ketidakmampuan untuk
dengan toleransi aktifitas berpartisipasi dala aktifitas b. menghemat energi
kelemahan akibat Criteria Hasil: sehari-hari untuk aktifitas dan
anemia - Peningkatan b. Berikan lingkungan regenerasi seluler atau
toleransi aktivitas tenang dan perlu istirahat penyambungan jaringan
yang dapat diukur tanpa gangguan c. mengidentifikasi
- Berpartisipasi c. Kaji kemampuan kebutuhan individual dan
dalam aktivitas untuk berpartisipasi pada membantu pemilihan
sehari-hari sesuai aktifitas yang diinginkan intervensi
tingkat atau dibutuhkan d. memaksimalkan
kemampuan d. Berikan bantuan sediaan energi untuk tugas
- Menunjukkan dalam aktifitas sehari-hari perawatan diri
penurunan tanda dan ambulasi
fisiologis tidak
toleran misal
nadi, pernafasan
dan TD dalam
batas normal

ii
3. Resiko terhadap Tujuan : a. Gunakan semua a. karena perdarahan
cedera klien tidak tindakan untuk mencegah memperberat kondisi anak
perdarahan yang menunjukkan perdarahan khususnya dengan adanya anemia.
berhubungan bukti-bukti pada daerah ekimosis b. karena kulit yang luka
dengan perdarahan b. Cegah ulserasi oral cenderung untuk berdarah
penurunan jumlah Criteria Hasil: dan rectal c. untuk mencegah
trombosit - TD c. Gunakan jarum yang perdarahan
90/60mmHg kecil pada saat melakukan d. untuk mencegah
- Nadi 100 x/mnt injeksi perdarahan
- Ht 40-54% d. Menggunakan sikat e. untuk memberikan
(laki-laki), 37- gigi yang lunak dan intervensi dini dalam
47% lembut mengatasi perdarahan
( perempuan) e. Laporkan setiap f. karena aspirin
- Hb 14-18 gr% tanda-tanda perdarahan mempengaruhi fungsi
(tekanan darah menurun, trombosit
denyut nadi cepat, dan g. untuk mencegah
pucat) perdarahan
f. Hindari obat-obat
yang mengandung aspirin
g. Ajarkan orang tua
dan anak yang lebih besar
ntuk mengontrol
perdarahan hidung.

ii
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit Leukemia merupakan penyakit yang dikenal juga sebagai kanker
darah.Penyakit ini ditandai dengan membelahnya sel darah putih yang tidak
terkendali.Penyakit kanker bermula di sel, biasanya sel-sel akan tumbuh dan
membelah diri untuk membentuk sel-sel baru bila dibutuhkan oleh tubuh atau jika ada
tempat bagi sel itu sendiri.
Penyakit leukemia memiliki beberapa jenis.Pembagian tersebut berdasarkan atas asal
sel kanker yang muncul dan cepat tidaknya perkembangan yang terjadi.Berdasarkan
cepat tidaknya perkembangan sel kanker, Leukemia dibagi lagi menjadi 2 jenis:
Leukemia Akut, Leukemia Kronis.Penyebab dari penyakit leukemia belum diketahui
secara pastI.

B. SARAN
Disarankan kepada seluruh masyarakat setelah mengetahui apa yang dimaksud
dengan penyakit Leukemia dapat mengerti bahwa penyakit ini cukup bebahaya dan
mematikan. Sehinggu dapat mengetahui apa yang harus dilakukan apabila menemui
orang dengan gejala yang telah dijabarkan.

ii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/27463506/LEUKEMIA.
http://eprints.undip.ac.id/43856/3/BAB_2_KTI_Faisal_iswandi.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-nurilawati-5172-2-bab2.pdf
\

ii

Anda mungkin juga menyukai