Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

“LEUKEMIA”
TUGAS DARI BU DOSEN
TRI PENI S.KEP.NS.,M.KES

Disusun Oleh:
KELOMPOK 13:
1. Ahmadi armand syah (201801144)
2. Erlin kusmiyati (201801177)

Stikes bina sehat ppni


JL RAYA JABON KM.6 MOJOKERTO
TELP./FAX (0321) 390203 EMAIL:STIKES _PPNI@YAHOO.CO.ID
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmatnya
kami bisa menyelesaikan tugas ini, Untuk pemenuhan penugasan mata kuliah anak tentang leukemia

Kelompok kami berterimakasih kepada dosen mata kuliah anak, yang memberikan
penjelasan mengenai mata kuliah ini, sehingga kami dapat memenuhi tugas ini tanpa ada suatu
masalah. Dan kelompok kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Harapan kelompok kami, semoga makalah leukemia yang kami susun ini dapat bermanfaat
dan juga dapat menambah pengetahuan serta wawasan dari semua orang yang membacanya.

Penyusun

Kelompok 13
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................
BAB II KONSEP TEORI......................................................................................
2.1. Definisi...............................................................................................................
2.2. Etiologi................................................................................................................
2.3. Manifestasi Klinis.............................................................................................
2.4. Patologi...............................................................................................................
2.5. Pathway..............................................................................................................
2.6. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................
2.7. Pencegahan.........................................................................................................
2.8. Terapi..................................................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................
BAB IV TRIGER CASE..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel imatur)
sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah
yang berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. (Hidayat,
2006).
Menurut U.S. Cancer Statistics (2005) terdapat 32.616 kasus leukemia di Amerika
Serikat, 18.059 kasus diantaranya pada laki-laki (55,37%) dan 14.557 kasus lainnya pada
perempuan (44,63%). Pada tahun yang sama 21.716 orang meninggal karena leukemia (CFR
66,58%).
Berdasarkan laporan kasus dari F. Tumiwa dan AMC. Kaparang (2008) menyebutkan
bahwa indeks rata-rata tertinggi Leukemia Mielositik Kronik terdapat di Swiss dan Amerika
(2 per 100.000) sedangkan Indeks rata-rata terendah berada di Swedia dan Cina (0,7 per
100.000).
Leukemia Mielositik Kronik merupakan leukemia kronis yang paling sering dijumpai
di Indonesia yaitu 25-20% dari leukemia. Indeks rata-rata Leukemia Mielositik Kronik di
negara barat adalah 1-1,4 per 100.000 per tahun.
Berdasarkan data dari International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG)
penderita leukemia pada anak-anak di RSK Dharmais terus bertambah setiap tahunnya. Pada
tahun 2007 terdapat 6 kasus leukemia pada anak dan pada tahun 2008 bertambah menjadi 16
kasus.
Di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2004 terdapat 30 penderita (18,52%),
tahun 2005 terdapat 39 penderita (24,07%), tahun 2006 terdapat 35 penderita (21,61%) dan
pada tahun 2007 terdapat 58 penderita (35,8%). (Anonim, 2012).
Keadaan tersebut di atas menunjukkan bahwa kasus penyakit Leukemia dalam
beberapa tahun terakhir ternyata jumlah kasusnya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan
fakta di atas perlu kita mengenal penyakit Leukemia secara lebih rinci.
BAB II
KONSEP TEORI

2.1. Definisi
Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah
putih”, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk
hematopoetik yang secara maligna melakukan transformasi, yang menyebabkan penekanan
dan penggantian unsur sumsum yang normal (Greer dkk, 1999 dalam Price, 2006).
Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau
banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan pada waktu
sel leukemia bertambah banyak sehingga menimbulkan gejala klinis. Keganasan
hematologik ini akibat dari proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada
berbagai tingkatan sel induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel
ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik.
(Anonim, 2012).
Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel darah
putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat menyebabkan kegagalan
sumsum tulang, hitung sel darah putih sirkulasi meninggi dan menginfiltrasi organ lain.
Dengan demikian gambaran umum leukemia mencakup sel darah putih abnormal dalam
darah tepi, hitung sel darah putih total meninggi, bukti kegagalan sumsum tulang misalnya:
anemia, netropenia atau trombositopenia dan keterlibatan organ lain misalnya: Hati, limpa,
limfonodi, meningen, otak, kulit dan testis. (Bruner, 2002)
Leukemia digolongkan ke dalam kelompok akut dan kronis berdasarkan derajat
maturasi sel-sel ganas di dalam sumsum tulang. Leukemia akut ditandai adanya gangguan
maturasi yang mengakibatkan meningkatnya sel-sel muda dan terjadi kegagalan diferensiasi
sel-sel darah. Keadaan ini menyebabkan penyakit tampak sangat berat dan menyebabkan
kematian dalam beberapa bulan tanpa pengobatan. Sebaliknya pada leukemia kronik terjadi
peningkatan sel matur yang tidak terkendali, sehingga penyakit tampak relatif lebih ringan.
Leukemia kronik pada stadium akhir dapat menjadi progresif seperti leukemia akut.
Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel imatur)
sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah
yang berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. (Hidayat,
2006). Leukimia merupakan penyakit akibat proliferasi (bertambah banyak atau multiplikasi)
patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
(Nursalam, 2005). Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih
dalam sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sumsum normal. (Baughman, 2000,
hal : 336). Leukimia merupakan proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, 2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa leukimia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi
sel leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya jumlah leukosit yang
berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
2.2 Etiologi

Secara pasti penyebat dari penyakit leukemia belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor prediosposisi yang dapat menyebabkan terjadinya leukemia (Suriadi & Rita Yuliani,
2001), yaitu :

 Faktor genetik, dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot.
 Faktor lingkungan, berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai menifestasi leukemia
timbul bertahun – tahun kemudian.
 Zat kimia, misalnya benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti
neoplastik.
 Agen virus, HTLV-1 dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya
leukemia.
 Obat – obatan imunosupresif, obat anti kanker, obat – obatan kardiogenik seperti
diethylstilbestrol
 Neoplasma

Ada persamaan jelas antara leukemia dan penyakit neoplastik lain, misalnya proliferasi sel
yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi organ. Selain dari itu kelainan
sum – sum kronis dapat berubah bentuk akhirnya menjadi leukemia akut, misalnya
polisefemia vera, mielosklerosis atau anemia plastik.

 Kelainan kromosom, misalnya pada sindrom down.

2.3   Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala


Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia menurut Suriadi &
Rita Yuliani (2001) adalah sebagai berikut :

a.         Pilek tidak sembuh – sembuh

b.        Demam dan anorexia

c.         Pucat, lesu, mudah terstimulasi

d.        Berat badan menurun

e.         Ptechiae, memar tanpa sebab

f.         Nyeri pada tulang dan persendian

g.        Nyeri abdomen

h.        Lumphedenopathy

i.          Hepatosplenomegaly

j.          Abnormal WBC

Manifestasi klinik lainnya, yaitu:

1. Anemia

Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum
tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi
hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita
leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.

2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi

Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan


daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh
tidak dapat bekerja secara optimal.

3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa
seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.
Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit
sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.

4. Penurunan kesadaran

Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan


berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.

5. Penurunan nafsu makan

6. Kelemahan dan kelelahan fisik

2.4 Patologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast.
Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan
menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi
akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.
Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada
penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya
infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe,
dan nyeri persendian.

2.5 Pathway

 
2.6 . Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Menurut Ngastiyah, (1987) pemeriksaan yang dilakukan pada penderita leukemia


adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Darah Tepi

Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum – sum tulang
yaitu adanya pansitupenia, lifositosis yang terkadang menyebabkan gambaran darah tepi
terdapat sel blas yang merupakan gejala patonomenik untuk leukemia.

b. Kimia Darah

Dari hasil pemeriksaan kimia darah biasanya terdapat kolesterol rendah, asam urat dapat
meningkat dan hipogamaglobinemia.

c. Sum – sum Tulang


Dari pemeriksaan sum – sum tulang dapat ditemukan gambaran yang hanya terdiri dari sel
limfopeutik patologis. Pada LMA selain gambaran tersebut terdapat pula adanya liatus
leukemia yaitu keadaan yang diperlihatkan sel blas (mie blas), beberapa sel tua (segment) dan
sangat kurang bentuk pemotongan sel yang berada diantaranya (promielost, mielosil,
metamielosit dan sel batang).

2. Biopsi Limpa

Dari hasil pemeriksaan ini akan terlihat proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit normal, RES, Granulosit, pulp cell.

3. Cairan Serebropinalis

Leukemia Meningeal terjadi jika terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein.

4. Sistogenik

Dari pemeriksaan sistogenik 70 – 90 % dari kasus leukemia menunjukkan adanya kelainan


kromosom yaitu pada kromosom 21.

Pemeriksaan pada penderita leukemia menurut Betz, Cecily L (2002), yaitu :

a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih
dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung
darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
c.  Retikulosit : jumlah biasaya rendah
d.  Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
e.   SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
f.   PTT : memanjang
g.  LDH : mungkin meningkat
h.  Asam urat serum : mungkin meningkat
i.  Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
j.  Copper serum : meningkat
k.      Zink serum : menurun
l.        Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
m.    Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
n.      Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
o.      Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
p.      Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
q.      Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
r.        Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.

2.7 Pencegahan Leukemia


Belum ada cara yang efektif untuk mencegah leukemia hingga saat ini. Namun, ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko Anda terkena leukemia, di antaranya:

 Melakukan olahraga secara teratur.


 Menghentikan kebiasaan merokok.
 Menggunakan alat pelindung diri, terutama jika Anda bekerja di lingkungan yang
rentan terpapar bahan kimia, seperti benzena.

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini, terutama
jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
2.8 Program terapi

Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:

a)      Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:

         Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila
terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan
transfusi trombosit.
         Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

b)  Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya


tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

         Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering
disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk
mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga
dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.
         Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak
memperbanyak diri lagi.
         Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat

- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi

c) Pengobatan imunologik

Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien
dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus
menerus.

5. Penggunaan obat tradisional yaitu perpaduan antara buah mahkota dewa, sambiloto, daun
pegagan dan buah mengkudu.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Data biografi pasien

Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia
lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah,
wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda
anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu
demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura,
perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya
hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dari riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang mengalami gangguan


hematologis serta adanya faktor herediter misal kembar monozigot.

c. Pemerikasaan Fisik

  1. Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis
selama belum terjadi komplikasi.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik head to toe
a.       Pemeriksaan kepala
Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita
leukemia betuk kepala simetris.
Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri
tekan.
b.      Pemeriksaan mata
Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang
anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
c.       Pemeriksaan hidung
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita
leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d.      Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi.
Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e.       Pemeriksaan telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran
dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat
normal.
f.       Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.
Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g.      Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus
terlihat
Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru
Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal.
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
h.      Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri
tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
i.        Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya
pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.

d. Pemeriksaan Penunjang
1.      Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih
dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung
darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2.      Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3.      Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4.      Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5.      SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6.      PTT : memanjang
7.      LDH : mungkin meningkat
8.      Asam urat serum : mungkin meningkat
9.      Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10.  Copper serum : meningkat
11.  Zink serum : menurun
e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1.      Persepsi dan Penanganan Kesehatan
-          Mengkaji kesehatan klien secara umum.
-          Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.
-          Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya.
-          Kepatuhan terhadap obat.
-          Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien.
-          Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.

2.      Nutrisi dan Metabolik


-          Mengkaji intake makanan dan cairan klien.
-          Mengkaji gambaran komposisi makan.
-          Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan.
-          Mangkaji makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada.
-          Mengkaji apakah menggunakan suplemen makanan.
-          Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu.
-          Mengkaji perubahan berat badan yang terjadi.
Biasanya klien dengan leukemia mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berat
badannya juga menurun.

3.      Eliminasi
-          Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau.
-          Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
-          Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
-          Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya.
-          Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
-          Mengkaji pengeluaran melalui IWL .

4.      Aktivitas dan Latihan


-          Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit.
-          Pola olahraga yang biasa dilakukan.
-          Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu senggang.
Biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.

5.      Tidur dan Istirahat


-          Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan.
-          Mengkaji apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur.
-          Menanyakan apakah mengalami kesulitan dalam tidur.
-          Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.
Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya.
6.      Kognitif dan Persepsi
-          Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien.
-          Menanyakan pada klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar.
-          Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar.
-          Mengkaji apakah ada keluhan pusing atau sebagainya.
Biasanya klien sering mengalami pusing.
7.      Persepsi Diri- Konsep Diri
-          Mengkaji bagaimana gambaran diri klien.
-          Mengkaji apakah sakit yang ia alami mengubah gambaran diri klien.
-          Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.
-          Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.
Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
8.      Peran – Hubungan
-          Mengkaji pekerjaan klien.
-          Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar
berjalan dengan baik.
-          Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.
-          Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga.
-          Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.
-          Apakah dalam lingkungan klien mengikuti kegiatan social.

9.      Seksualitas dan Reproduksi


-          Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan.
-          Mengkaji apakah klien menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan
hubungan seks.
-          Mengkaji apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks.
Biasanya pada wanita, siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadinya perdarahan.
10.  Koping – Toleransi Stress
-          Mengkaji apa yang menjadi visi klien kedepan.
-          Mengkaji apakah klien biasa mendapatkan apa yang diinginkannya.
-          Mengkaji sejauh mana klien harus berusaha untuk mendaptkan apa yang diinginkan.
-          Mengkaji bagaimana penanganan klien tentang stress yang mungkin ia hadapi.

11.  Nilai- Kepercayaan


-          Mengkaji agama klien.
-          Sejauh mana ia taat pada agama yang ia anut.
-          Mengkaji sejauh mana agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya.
-          Mengkaji apakah agama atau nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam
kehidupan klien.

Perumusan NANDA, NOC, NIC

No. Diagnosa (NANDA) Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


1.        Resiko infeksi b.d Status imun Manajemen lingkungan
penurunan sistem
Klien diharapkan mampu: Intervensi yang dilakukan :
kekebalan tubuh
         Tidak adanya infeksi
         Ciptakan lingkungan yang
berulang aman untuk pasien.
         Tidak adanya tumor
         Identifikasi kebutuhan
         Status pencernaan dari
keamanan pasien, berdasarkan
skala yang diharapkan
tingkat fisik, dan fungsi kognitif
         Status pernapasan dari
dan pengalaman masa lalu.
skala yang diharapkan
         Hindari lingkungan yang
         Berat badan dalam batas
normal berbahaya (ex : permadani lepas
         Suhu tubuh normal dan kecil, perabotan rumah
         Tidak adanya kelelahan yang dapat dipindah-
secara terus menerus pindahkan).
         Jumlah sel darah putih
         Hindari objek yang
dalam batas normal
berbahaya dari lingkungan.
Status nitrusi
         Usaha perlindungan dengan
Klien diharapkan mampu pinggir jeruji/pinggir lapisan
menormalkan: jeruji, dengan tepat.

         Pemasukan nutrisi          Dampingi pasien selama


         Pemasukan makanan dan aktivitas di luar bangsal.
cairan
         Atur tinggi rendahnya
         Energi
tempat tidur.
         Masa tubuh
         Berat badan          Sediakan peralatan yang
adaptif (ex : tangga yang dapat
disandarkan dan susuran
tangan), dengan tepat.

         Tempatkan furniture dalam


ruangan dengan susunan yang
tepat.

         Sediakan tabung panjang


untuk membuat gerakan lebih
leluasa.

         Tempatkan objek yang


digunakan dalam batas
jangkauan.

         Sediakan kamar untuk 1


orang.

         Sediakan tempat tidur yang


bersih dan nyaman.

         Sediakan tempat tidur yang


kokoh/kuat.

         Tempatkan perubahan


posisi tempat tidur dalam
kondisi yang mudah dijangkau.

         Kurangi rangsangan dari


lingkungan.

         Hindari pencahayaan yang


tidak penting, sirkulasi udara,
keadaan yang terlalu panas,
ataupun dingin.

         Atur suhu lingkungan


sesuai kebutuhan pasien, jika
suhu tubuhnya berubah.

         Kontrol/cegah bising yang


berlebihan, bila memungkinkan.

         Kontrol pencahayaan untuk


manfaat terapeutik.

         Batasi jumlah pengunjung.

         Batasi kunjungan secara


personal kepada pasien,
keluarga, kebutuhan penting
lainnya.

         Lakukan rutinitas sehari-


hari sesuai kebutuhan pasien.

Manajemen nutrisi

Intervensi yang dilakukan :

         Tanyakan apakah pasien


mempunyai alergi terhadap
makanan.

         Pastikan makanan


kesukaan pasien.

         Dorong kenaikan


pemasukan zat besi makanan,
dengan tepat.

         Dorong kenaikan


pemasukan protein, zat besi,
vitamin C, dengan tepat.

         Berikan pasien dengan


protein tinggi, kalori tinggi,
nutrisi makanan cemilan dan
minuman itu bisa dengan
mudah mengonsumsi denagn
tepat.

         Ajarkan pasien bagaimana


menafkahkan buku harian
makanan, sesuai dengan
kebutuhan.

         Kontrol catatan pemasukan


untuk kandungan nutrisi dan
kalori.

2.        Resiko perdarahan b.d Pembekuan darah Pencegahan perdarahan


trombositopenia
Klien diharapkan mampu Intervensi yang dilakukan :
menormalkan :
         Monitor kemungkinan
         Gumpalan pembentukan terjadinya perdarahan pada
         Waktu protrombin pasien
         Hb
         Catat kadar HB dan Ht
         Perdarahan
setelah pasien mengalami
         Memar
kehilangan banyak darah
         Petechiae
         Pantau gejala dan tanda
timbulnya perdarahan yang
berkelanjutan 9cek sekresi
pasien baik yang terlihat
maupun yang tidak disadari
perawat)

         Pantau factor koagulasi,


termasuk protrombin (Pt),
waktu paruh tromboplastin
(PTT), fibrinogen, degradasi
fibrin, dan kadar platelet dalam
darah)

         Pantau tanda-tanda vital,


osmotic, termasuk TD
         Atur pasien agar pasien
tetap bed rest juka masih ada
indikasi pendarahan

         Atur kepatenan/ kualitas


produk / alat yang berhubungan
dengan perdarahan

         Lindungai pasien dari hal-


hal yang menimbulkan trauma
dan bias menimbulkan
perdarahan

         Jangan lakukan injeksi

         Gunakan sikat gigi yang


lembut untuk perawatan oral
pasien

         Gunakan alat ukur elektrik


yang memiliki pinggiran tepi
saat pasien mencukur

         Hindari tindakan invasive

         Cegah memasukkan


sesuatu kedalam lubang daerah
yang mengalami perdarahan

         Hindari pengukuran suhu


secar rectal

         Jauhkan alat-alat berat


disekitar pasien

         Instruksikan pasien untuk


menghindari/ menjauhi aspirasi
atau anti koagulan yang lain
         Instruksikan pasien untuk
menghindar aspirin/
antikoagulan yang lain

         Instruksikan pasien untuk


emngkonsumsi makanan yang
mengandung vit K

         Cegah terjadi konstipasi

         Ajarkan pasien dan


keluarga untuk mengenali
tanda-gejala terjadinya
perdarahan dan tindakan
pertama untuk penanganan
selama perdarahan berlangsung

3.        Intoleransi aktivitas b.d Toleransi aktivitas Terapi aktivitas


kelemahan umum
Klien diharapkan mampu Intervensi yang dilakukan:
(anemia)
untuk menormalkan:
         Kolaborasi dengan terapis
         Saturasi oksigen ketika dalam merncanakan dan
beraktivitas memonitor program aktivitas
         Denyut nadi         
ketika Tingkatkan komitmen
beraktivitas pasien dalam beraktivitas
         Laju pernapasan ketika
         Bantu mengekplorasi
beraktivitas aktivitas yang bemanfaat bagi
         Tekanan darah sistolik pasien
         Tekanan darah diastolic          Bantu mengidentifikasi
         Pemeriksaan EKG sumberdaya yang dimiliki
         Warna kulit dalam beraktivitas
         Kekuatan tubuh atas          Bantu pasien/keluarga
         Kekuatan tubuh bawah dalam beradaptasi dengan
lingkungan
Daya tahan          Bantu menyusun aktivitas
fisik
Klien diharapkan mampu
         Pastikan lingkungan aman
untuk menormalkan:
untuk pergerakan otot
         Kinerja dari rutinitas          Jelaskan aktivitas motorik
         Aktivitas untuk meningkatkan tonus otot
         Konsentrasi          Berikan reinforcemen
         Kepulihan energy setelah positif selama beraktivitas
beraktivitas          Monitor respon emosional,
         Tingkat oksigen darah fisik, sosial dan spiritual

Manajemen energy
Tingkat kegelisahan
Intervensi yang dilakukan
Klien diharapkan mampu
untuk menormalkan:          Tentukan pembatasan
aktivitas fisik pasien
         Nyeri
         Jelaskan tanda yang
         Cemas
menyebabkan kelemahan
         Mengerang
         Jelaskan penyebab
         Stress
kelemahan
         Takut
         Jelaskan apa dan
         Kegelisahan
bagaimana aktivitas yang
         Nyeri otot
dibutuhkan untuk membangun
         Meringis
energi
         Sesak nafas
         Monitor intake nutrisi yang
         Mual
adekuat
         Muntah
         Monitor respon
kardiorespirasi selama aktivitas
         Monitor pola tidur
         Monitor lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
         Batasi stimulus lingkungan
         Anjurkan bedrest
         Lakukan ROM aktif/pasif
         Bantu pasien membuat
jadwal istirahat
         Monitor efek obat stimulan
dan depresan
         Monitor respon oksigenasi
pasien

4.        Nyeri b.d agen cedera Tingkat Kecemasan : Mengurangi rasa cemas:
biologis (efek fisiologis
Klien diharapkan mampu Intervensi yang dilakukan:
dari leukemia)
untuk :
         Tenangkan klien dan
         Menghindari perasaan melakukan pendekatan.
gelisah.          Kaji perspektif situasi
         Menghindari serangan stress klien.
panik          Berikan informasi faktual
         Menghindari Rasa cemas mengenai diagnosis, terapi, dan
yang berlebihan. prognosis.
         Mengontrol          Bantu pasien untuk untuk
tekanan
darah. meminimalisir rasa cemas yang
         Mengontrol peningkatan timbul.
denyut nadi.          Kaji tanda-tanda
         Mengontrol peningkatan kecemasan baik secara verbal
jumlah pernafasan. maupun non verbal.
         Menghindari hal-hal
Menajemen nyeri
yang bisa mengganggu tidur.
Intervensi yang dilakukan:
Tingkatan nyeri
         Ajarkan klien tentang
Klien diharapkan mampu
bagaimana cara mengontrol
untuk:
rasa nyeri.
         Mengendalikan          Ajarkan klien teknik-teknik
rasa
nyeri. relaksasi.
         Mengontrol diri dari
         Ajarkan klien bagaimana
kehilangan nafsu makan. cara menghindari diri dari rasa
cemas.

5.        Ketidakseimbangan Status Nutrisi Mengontrol nafsu makan:


nutrisi kurang dari
Klien diharapkan mampu Intervensi yang dilakukuan:
kebutuhan tubuh b.d
untuk menormalkan:
faktor biologi          Anjurkan asupan kalori
(anoreksia)          Pemasukan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
         Pemasukan makanan dan gaya hidup.
         Pemasukan cairan          Kontrol asupan nutrisi dan
         Energy kalori.
         Berat badan          Anjurkan kepada klien
         Tonus otot untuk mengkonsumsi nutrisi
         Hidrasi yang cukup.
Pengontrolan nutrisi
Nafsu makan
Intervensi yang dilakukuan:
Klien diharapkan mampu
         Tanyakan apakah pasien
untuk menormalkan:
mempunyai alergi terhadap
         Menyeimbangkan nafsu makanan
makan          Tentukan makanan pilihan
         Menyeimbangkan pasien
Pasokan cairan tubuh          Tentukan jumlah kalori dan
         Menyeimbangkan jenis zat makanan yang
Pasokan nutrisi tubuh diperlukan untuk memenuhi
nutrisi, ketika berkolaborasi
Weight gain behavior :
dengan ahli makanan, jika
Klien diharapkan mampu : diperlukan
         Tunjukkan intake kalori
         Mengidentifikasi
yang tepat sesuai tipe tubuh dan
penyebab kehilangan berat
gaya hidup
badan
         Timbang berat badan
         Memilih sebuah target
pasien pad jarak waktu yang
sehat berat badan.
         Mengidentifikasi tepat
pemasukan kalori
Terapi Nutrisi
         Memilihara suplai nutrisi
makanan dan minuman yg Intervensi yang dilakukan :
adekuat
         Monitor pemasukan cairan
         Meningkatkan nafsu
dan makanan dan menghitung
makan
pemasukan kalori sehari-hari
         Bantu pasien membentuk
posisi duduk yang benar
sebelum makan
         Ajarkan pasien dan kelurga
tentang memilih makanan

6.        Kerusakan integritas Intregitas jaringan : kulit dan Pengawasan kulit


kulit b.d zat kimia membran mukosa
Intervensi yang dilakukan:
(kemoterapi,
Klien diharapkan mampu
radioterapi)          Amati warna kulit,
menormalkan :
kehangatan (suhu), bengkak,
         Temperatur getaran, tekstur kulit, udem.
         Sensasi          Pantau area yang tidak
         Elastisitas berwarna dan memar kulit serta
         Pigmentasi membran mukosa.
         Warna          Pantau kelainan
         Ketebalan kekeringan dan kelembaban
         Jaringan bebas lesi. kulit.
         Catat perubahan kulit atau
membran mukosa.
         Periksa keketatan pakaian.
         Pantau warna kulit.
         Pantau suhu kulit.
         Instruksikan anggota
keluarga / pemberi perawatan
tentang tanda – tanda dari
kerusakan kulit.

BAB VI

ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan
keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah
beberapa saat , sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD
Payakumbuh. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit
11.000 /mm3 , leukosit 8.000 / mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan
trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3
hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi
dan rawatan lebih lanjut.

3.1 Data Klinis


Nama : Ny. S

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : DIII radioteraphy

Pekerjaan : PNS diinstitusi kesehatan bagian radiologi

Alamat : Jln. Gajah V, No. 16 A, Padang

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Minang

Penanggung Jawab : TN. ab (suami)

TB : 160 cm

BB : 45kg

Datang ke RS : 11 januari 2013

Ruang : UGD

No. Registrasi : 804548

Alasan masuk rumah sakit :

Ny. S masuk rumah sakit M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang
lalu dan badan terasa lemah, sebelumnya klien pingsan di temapt kerja.

3.2 Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian Keperawatan


a.      Riwayat kesehatan
         Riwayat kesehatan sekarang
Ny. S ( 25th ) datang ke UGD RS M Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas,
sering pingsan dan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Tanda – tanda vital Ny. S, RR= 26
x/menit, HR = 100 x/menit, suhu = 37 0 C, TD = 90/60 mmHg. Saat pengkajian klien
mengaku, nafsu makannya menurun, terkadang mual dan muntah. Selain itu klien juga
mengaku ada merasakan nyeri tulang. Klien tampak pucat.

         Riwayat kesehatan dahulu


Sebelumnya, Ny. S pernah dirawat dengan diagnosa anemia. Klien sering merasa lemas dan
lesu disaat bekerja dan serta pernah pingsan saat bekerja. Klien juga mengatakan sebelumnya
tidak pernah menderita penyakit ginjal, DM, dan hipertensi.
         Riwayat kesehatan keluarga

Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu
akibat kecelakaan.

b.      Pemeriksaan Fisik


Vital sign
TB : 160 cm
BB : 45 kg
BMI : 17,6
RR : 26 x/menit
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/menit
Suhu : 36,50 C

         Pemeriksaan kepala


Inspeksi :
Bentuk : simetris
Rambut: warna rambut hitam tetapi kasar, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe
Palpasi: tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan
         Pemeriksaan mata
Inspeksi
Palpebra: simetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik.
         Pemeriksaan hidung
Inskpeksi: bentuk hidung simetris, tidak terdapat kelainan, tidak ada polip maupun
peradangan, tidak ada sekret.
Palpasi :ntidak terdapat nyeri tekan.
         Pemeriksaan mulut
Inspeksi : simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah – pecah, gusi berdarah.
         Pemeriksaan telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen dalam batas normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Fungsi pendengaran normal.
         Pemeriksaan leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran getah bening
Palpasi : tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.
j.        Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat
Palpasi : iktus teraba.
Perkusi : redup
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal.
Paru – paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler.
k.      Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi.
Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
l.        Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep
baik. Terdapat memar dan bercak – bercak hitam kebiruan di tangan kiri
Ekstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik.
Nyeri di persendian dan tulang.
c.       Pemeriksaan Labor
         Hemoglobin : 8 gram / dl (rendah)
         Leukosit : 8.000 / mm3 (normal)
         Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)

2.      Pola Fungsional Gordon

1.      Persepsi dan Management Kesehatan

Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan
sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen
berharap agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang
diberikan oleh rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya
dengan anemia yang dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2
Kholf dan trombosit 3 kholf.

2.      Nutrisi-Metabolik

Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta
muntah. Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang
biasanya. Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan
terakhir. Saat ini klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.

3.      Eliminasi

Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan
keluhan nyeri. BAK klien juga normal.

4.      Aktivitas dan Latihan

Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien
mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang
sesak nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S
berbaring dan beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.
5.      Istirahat dan tidur

Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien
berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah,
sehingga klien mengalami kesulitan untuk tidur.

6.      Kognitif dan Persepsi Sensori

Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien
menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami
gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien
juga sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika
mengalami perdarahan.

7.      Persepsi diri-Konsep diri

Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan
terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan,
bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh,
karena klien merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan
kerluarganya.

8.      Peran dan Hubungan dengan Sesama

Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang
perempuan (5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien bekerja sebagai PNS di salah satu
institusi kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh
keluarganya, hal ini dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah
sakit.

9.      Reproduksi dan Seks

Ny. S mengaku menstruasinya tidak teratur.

10.  Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress


Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga
memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya
pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa
semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan.

11.  Nilai dan Kepercayaan

Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah
meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas
penyakitnya tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan
memohon kesembuhan pada Allah SWT.

3.3 Analisis Data Senjang

Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita
pasien.

Analisis Data

No Data Diagnosa
.

1. DS : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan


umum (anemia)
         Klien mengeluh badannya terasa lemah
         Klien mengaku nafasnya sesak.
         Klien mengaku aktivitasnya menurun
         Klien mengaku nyeri di persendiaan dan
abdomen.
         Klien mengaku tidak nyam saat beraktivitas
         Klien mengeluh cepat merasa lelah saat
beraktivitas
         Klien mengaku sering pusing
         Klien merasa cemas dengan keadaannya.

DO

         Hb : 8 gr/dl
         Trombosit : 11.000/mm3
         RR : 26 x / menit
         TD : 90/60 mmHg
         Suhu : 37 0C
         Bibir klien tampak pucat
         Wajah klien tampak pucat
         Konjungtiva anemis

2. DS : Resiko perdarahan b.d


trombositopenia
         Klien mengatakan menstruasinya tidak teratur
         Klien mengaku mudah memar saat trauma

DO :

         Trombosit : 11.000/mm3


         Hb : 8 gr/dl
         Gusi tampak berdarah
         Terdapat memar dan bercak – bercak hitam di
tangan kiri.

3. DS: Ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh b.d faktor
         Klien mengaku mengalami penurunan nafsu
biologis (anoreksia)
makan
         Klien mengaku berat badannya turun 2 kg
semenjak sejak 1 bulan yang lalu.
         Klien mengaku adanya nyeri tekan di daerah
abdomen
         Klien mengaku hanya menghabiskan
sepertiga dari porsi makanan yabg tersedia.
         Klien mengaku sering mual dan muntah.
         Klien mengaku sering pusing.

DO :
         TD : 90/60 mmHg
         Nadi : 100x/menit
         Suhu : 37 0C
         RR : 26 x / menit
         BB : 45 Kg
         TB : 160 cm
         BMI : 17,6
         Hb : 8 gr/dl
         Klien kelihatan kurus
         Rambut klien terasa kasar
         Konjungtiva anemis
         Wajah klien tampak pucat

Perumusan NANDA,NOC,NIC sesuai kasus

No NANDA NOC NIC


.

1. Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas Terapi aktivitas


b.d kelemahan
Klien diharapkan Intervensi yang dilakukan:
umum (anemia)
mampu untuk
         Kolaborasi dengan terapis dalam
menormalkan:
merncanakan dan memonitor
         Denyut nadi ketika program aktivitas
beraktivitas          Tingkatkan komitmen pasien
         Laju pernapasan dalam beraktivitas
ketika beraktivitas          Bantu mengekplorasi aktivitas
         Tekanan darah yang bemanfaat bagi pasien
sistolik          Bantu mengidentifikasi
         Tekanan darah sumberdaya yang dimiliki dalam
diastolic beraktivitas
         Kekuatan tubuh atas         Bantu pasien/keluarga dalam
         Kekuatan tubuh
bawah beradaptasi dengan lingkungan
         Bantu menyusun aktivitas fisik
Daya tahan
         Pastikan lingkungan aman untuk
Klien diharapkan pergerakan otot
mampu          Jelaskan aktivitas motorik untuk
untuk
menormalkan: meningkatkan tonus otot
         Berikan reinforcemen positif
         Kinerja dari rutinitas
selama beraktivitas
         Aktivitas
         Monitor respon emosional, fisik,
         Konsentrasi
sosial dan spiritual
         Kepulihan energy
setelah beraktivitas
         Tingkat oksigen Manajemen energy
darah
Intervensi yang dilakukan

         Tentukan pembatasan aktivitas


Tingkat kegelisahan fisik pasien
         Jelaskan tanda yang
Klien diharapkan
menyebabkan kelemahan
mampu untuk
         Jelaskan penyebab kelemahan
menormalkan:
         Jelaskan apa dan bagaimana
         Nyeri aktivitas yang dibutuhkan untuk
         Cemas membangun energi
         Mengerang          Monitor intake nutrisi yang
         Stress adekuat
         Takut          Monitor respon kardiorespirasi
         Kegelisahan selama aktivitas
         Nyeri otot          Monitor pola tidur
         Meringis          Monitor lokasi
         Sesak nafas ketidaknyamanan/nyeri
         Mual          Batasi stimulus lingkungan
         Muntah          Anjurkan bedrest
         Lakukan ROM aktif/pasif
         Bantu pasien membuat jadwal
istirahat
         Monitor efek obat stimulan dan
depresan
         Monitor respon oksigenasi
pasien

2. Resiko perdarahan Pembekuan darah Pencegahan perdarahan


b.d trombositopenia
Klien diharapkan Intervensi yang dilakukan :
mampu menormalkan :
         Monitor kemungkinan terjadinya
         Gumpalan perdarahan pada pasien
pembentukan
         Catat kadar HB dan Ht setelah
         Waktu protrombin
pasien mengalami kehilangan banyak
         Hb
darah
         Perdarahan
         Memar          Pantau gejala dan tanda
         Petechiae timbulnya perdarahan yang
berkelanjutan 9cek sekresi pasien
baik yang terlihat maupun yang tidak
disadari perawat)

         Pantau factor koagulasi,


termasuk protrombin (Pt), waktu
paruh tromboplastin (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin, dan
kadar platelet dalam darah)

         Pantau tanda-tanda vital,


osmotic, termasuk TD

         Atur pasien agar pasien tetap bed


rest juka masih ada indikasi
pendarahan

         Atur kepatenan/ kualitas


produk / alat yang berhubungan
dengan perdarahan

         Lindungai pasien dari hal-hal


yang menimbulkan trauma dan bias
menimbulkan perdarahan

         Jangan lakukan injeksi

         Gunakan sikat gigi yang lembut


untuk perawatan oral pasien

         Gunakan alat ukur elektrik yang


memiliki pinggiran tepi saat pasien
mencukur

         Hindari tindakan invasive

         Cegah memasukkan sesuatu


kedalam lubang daerah yang
mengalami perdarahan

         Hindari pengukuran suhu secar


rectal

         Jauhkan alat-alat berat disekitar


pasien

         Instruksikan pasien untuk


menghindari/ menjauhi aspirasi atau
anti koagulan yang lain

         Instruksikan pasien untuk


menghindar aspirin/ antikoagulan
yang lain

         Instruksikan pasien untuk


emngkonsumsi makanan yang
mengandung vit K
         Cegah terjadi konstipasi

         Ajarkan pasien dan keluarga


untuk mengenali tanda-gejala
terjadinya perdarahan dan tindakan
pertama untuk penanganan selama
perdarahan berlangsung

3. Ketidakseimbangan Status Nutrisi Mengontrol nafsu makan:


nutrisi kurang dari
Klien diharapkan Intervensi yang dilakukuan:
kebutuhan tubuh b.d
mampu untuk
faktor biologis          Anjurkan asupan kalori yang
menormalkan:
(anoreksia) sesuai dengan kebutuhan dan gaya
         Pemasukan nutrisi hidup.
                  Kontrol asupan nutrisi dan
Pemasukan
makanan kalori.
         Pemasukan cairan          Anjurkan kepada klien untuk
         Energy mengkonsumsi nutrisi yang cukup.
         Berat badan Pengontrolan nutrisi
         Tonus otot
Intervensi yang dilakukuan:
         Hidrasi
         Tanyakan apakah pasien
Nafsu makan mempunyai alergi terhadap makanan
         Tentukan makanan pilihan
Klien diharapkan
pasien
mampu untuk
         Tentukan jumlah kalori dan jenis
menormalkan:
zat makanan yang diperlukan untuk
         Menyeimbangkan memenuhi nutrisi, ketika
nafsu makan berkolaborasi dengan ahli makanan,
         Menyeimbangkan jika diperlukan
Pasokan cairan tubuh          Tunjukkan intake kalori yang
         Menyeimbangkan tepat sesuai tipe tubuh dan gaya
Pasokan nutrisi tubuh hidup
Weight gain behavior :         Timbang berat badan pasien pad
jarak waktu yang tepat
Klien diharapkan
mampu : Terapi Nutrisi

         Mengidentifikasi Intervensi yang dilakukan :


penyebab kehilangan
         Monitor pemasukan cairan dan
berat badan
makanan dan menghitung pemasukan
         Memilih sebuah
kalori sehari-hari
target sehat berat badan.
         Bantu pasien membentuk posisi
         Mengidentifikasi
duduk yang benar sebelum makan.
pemasukan kalori
         Ajarkan pasien dan kelurga
         Memilihara suplai
tentang memilih makanan
nutrisi makanan dan
minuman yg adekuat
         Meningkatkan nafsu
makan

PENUTUP

Kesimpulan

Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis
sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam
membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor
predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang kemungkinan
berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi,
zat kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.

Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian
yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang
memperburuk perjalanan penyakit ini.

Diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. S adalah:

1.      Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (anemia)


2.      Resiko perdarahan b.d trombositopenia
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis (anoreksia)
DAFTAR PUSTAKA

Buku saku NIC NOC.NANDA. (2005) Diagnosa Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. (1994) Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes.


Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta: EGC.

Reeves, Charlene J et al. (2001). Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I.
Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer Suzanne C. (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta: EGC.

Tucker, Susan Martin et al. (1998). Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And
Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC

Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.

Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.

Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC

Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom : Markono
Print Media.

Anda mungkin juga menyukai