“LEUKEMIA”
TUGAS DARI BU DOSEN
TRI PENI S.KEP.NS.,M.KES
Disusun Oleh:
KELOMPOK 13:
1. Ahmadi armand syah (201801144)
2. Erlin kusmiyati (201801177)
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmatnya
kami bisa menyelesaikan tugas ini, Untuk pemenuhan penugasan mata kuliah anak tentang leukemia
Kelompok kami berterimakasih kepada dosen mata kuliah anak, yang memberikan
penjelasan mengenai mata kuliah ini, sehingga kami dapat memenuhi tugas ini tanpa ada suatu
masalah. Dan kelompok kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Harapan kelompok kami, semoga makalah leukemia yang kami susun ini dapat bermanfaat
dan juga dapat menambah pengetahuan serta wawasan dari semua orang yang membacanya.
Penyusun
Kelompok 13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................
BAB II KONSEP TEORI......................................................................................
2.1. Definisi...............................................................................................................
2.2. Etiologi................................................................................................................
2.3. Manifestasi Klinis.............................................................................................
2.4. Patologi...............................................................................................................
2.5. Pathway..............................................................................................................
2.6. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................
2.7. Pencegahan.........................................................................................................
2.8. Terapi..................................................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................
BAB IV TRIGER CASE..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Definisi
Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah
putih”, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk
hematopoetik yang secara maligna melakukan transformasi, yang menyebabkan penekanan
dan penggantian unsur sumsum yang normal (Greer dkk, 1999 dalam Price, 2006).
Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau
banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan pada waktu
sel leukemia bertambah banyak sehingga menimbulkan gejala klinis. Keganasan
hematologik ini akibat dari proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada
berbagai tingkatan sel induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel
ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik.
(Anonim, 2012).
Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel darah
putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat menyebabkan kegagalan
sumsum tulang, hitung sel darah putih sirkulasi meninggi dan menginfiltrasi organ lain.
Dengan demikian gambaran umum leukemia mencakup sel darah putih abnormal dalam
darah tepi, hitung sel darah putih total meninggi, bukti kegagalan sumsum tulang misalnya:
anemia, netropenia atau trombositopenia dan keterlibatan organ lain misalnya: Hati, limpa,
limfonodi, meningen, otak, kulit dan testis. (Bruner, 2002)
Leukemia digolongkan ke dalam kelompok akut dan kronis berdasarkan derajat
maturasi sel-sel ganas di dalam sumsum tulang. Leukemia akut ditandai adanya gangguan
maturasi yang mengakibatkan meningkatnya sel-sel muda dan terjadi kegagalan diferensiasi
sel-sel darah. Keadaan ini menyebabkan penyakit tampak sangat berat dan menyebabkan
kematian dalam beberapa bulan tanpa pengobatan. Sebaliknya pada leukemia kronik terjadi
peningkatan sel matur yang tidak terkendali, sehingga penyakit tampak relatif lebih ringan.
Leukemia kronik pada stadium akhir dapat menjadi progresif seperti leukemia akut.
Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel imatur)
sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah
yang berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. (Hidayat,
2006). Leukimia merupakan penyakit akibat proliferasi (bertambah banyak atau multiplikasi)
patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
(Nursalam, 2005). Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih
dalam sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sumsum normal. (Baughman, 2000,
hal : 336). Leukimia merupakan proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, 2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa leukimia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi
sel leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya jumlah leukosit yang
berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
2.2 Etiologi
Secara pasti penyebat dari penyakit leukemia belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor prediosposisi yang dapat menyebabkan terjadinya leukemia (Suriadi & Rita Yuliani,
2001), yaitu :
Faktor genetik, dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot.
Faktor lingkungan, berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai menifestasi leukemia
timbul bertahun – tahun kemudian.
Zat kimia, misalnya benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti
neoplastik.
Agen virus, HTLV-1 dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya
leukemia.
Obat – obatan imunosupresif, obat anti kanker, obat – obatan kardiogenik seperti
diethylstilbestrol
Neoplasma
Ada persamaan jelas antara leukemia dan penyakit neoplastik lain, misalnya proliferasi sel
yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi organ. Selain dari itu kelainan
sum – sum kronis dapat berubah bentuk akhirnya menjadi leukemia akut, misalnya
polisefemia vera, mielosklerosis atau anemia plastik.
h. Lumphedenopathy
i. Hepatosplenomegaly
1. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum
tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi
hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita
leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa
seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.
Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit
sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
4. Penurunan kesadaran
2.4 Patologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast.
Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan
menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi
akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.
Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada
penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya
infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe,
dan nyeri persendian.
2.5 Pathway
2.6 . Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum – sum tulang
yaitu adanya pansitupenia, lifositosis yang terkadang menyebabkan gambaran darah tepi
terdapat sel blas yang merupakan gejala patonomenik untuk leukemia.
b. Kimia Darah
Dari hasil pemeriksaan kimia darah biasanya terdapat kolesterol rendah, asam urat dapat
meningkat dan hipogamaglobinemia.
2. Biopsi Limpa
Dari hasil pemeriksaan ini akan terlihat proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit normal, RES, Granulosit, pulp cell.
3. Cairan Serebropinalis
Leukemia Meningeal terjadi jika terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein.
4. Sistogenik
a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih
dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung
darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
f. PTT : memanjang
g. LDH : mungkin meningkat
h. Asam urat serum : mungkin meningkat
i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
j. Copper serum : meningkat
k. Zink serum : menurun
l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
m. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
n. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
o. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
p. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
q. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
r. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini, terutama
jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
2.8 Program terapi
Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila
terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan
transfusi trombosit.
Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering
disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk
mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga
dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.
Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak
memperbanyak diri lagi.
Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
c) Pengobatan imunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien
dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus
menerus.
5. Penggunaan obat tradisional yaitu perpaduan antara buah mahkota dewa, sambiloto, daun
pegagan dan buah mengkudu.
BAB III
A. Pengkajian
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia
lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah,
wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda
anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu
demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura,
perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya
hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).
c. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis
selama belum terjadi komplikasi.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik head to toe
a. Pemeriksaan kepala
Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita
leukemia betuk kepala simetris.
Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri
tekan.
b. Pemeriksaan mata
Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva yang
anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
c. Pemeriksaan hidung
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita
leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d. Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi.
Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e. Pemeriksaan telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran
dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat
normal.
f. Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2.
Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus
terlihat
Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru
Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal.
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri
tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
i. Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya
pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih
dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung
darah lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6. PTT : memanjang
7. LDH : mungkin meningkat
8. Asam urat serum : mungkin meningkat
9. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zink serum : menurun
e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
- Mengkaji kesehatan klien secara umum.
- Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.
- Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya.
- Kepatuhan terhadap obat.
- Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien.
- Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.
3. Eliminasi
- Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau.
- Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
- Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
- Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya.
- Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
- Mengkaji pengeluaran melalui IWL .
Manajemen nutrisi
Manajemen energy
Tingkat kegelisahan
Intervensi yang dilakukan
Klien diharapkan mampu
untuk menormalkan: Tentukan pembatasan
aktivitas fisik pasien
Nyeri
Jelaskan tanda yang
Cemas
menyebabkan kelemahan
Mengerang
Jelaskan penyebab
Stress
kelemahan
Takut
Jelaskan apa dan
Kegelisahan
bagaimana aktivitas yang
Nyeri otot
dibutuhkan untuk membangun
Meringis
energi
Sesak nafas
Monitor intake nutrisi yang
Mual
adekuat
Muntah
Monitor respon
kardiorespirasi selama aktivitas
Monitor pola tidur
Monitor lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM aktif/pasif
Bantu pasien membuat
jadwal istirahat
Monitor efek obat stimulan
dan depresan
Monitor respon oksigenasi
pasien
4. Nyeri b.d agen cedera Tingkat Kecemasan : Mengurangi rasa cemas:
biologis (efek fisiologis
Klien diharapkan mampu Intervensi yang dilakukan:
dari leukemia)
untuk :
Tenangkan klien dan
Menghindari perasaan melakukan pendekatan.
gelisah. Kaji perspektif situasi
Menghindari serangan stress klien.
panik Berikan informasi faktual
Menghindari Rasa cemas mengenai diagnosis, terapi, dan
yang berlebihan. prognosis.
Mengontrol Bantu pasien untuk untuk
tekanan
darah. meminimalisir rasa cemas yang
Mengontrol peningkatan timbul.
denyut nadi. Kaji tanda-tanda
Mengontrol peningkatan kecemasan baik secara verbal
jumlah pernafasan. maupun non verbal.
Menghindari hal-hal
Menajemen nyeri
yang bisa mengganggu tidur.
Intervensi yang dilakukan:
Tingkatan nyeri
Ajarkan klien tentang
Klien diharapkan mampu
bagaimana cara mengontrol
untuk:
rasa nyeri.
Mengendalikan Ajarkan klien teknik-teknik
rasa
nyeri. relaksasi.
Mengontrol diri dari
Ajarkan klien bagaimana
kehilangan nafsu makan. cara menghindari diri dari rasa
cemas.
BAB VI
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan
keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah
beberapa saat , sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD
Payakumbuh. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit
11.000 /mm3 , leukosit 8.000 / mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan
trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3
hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi
dan rawatan lebih lanjut.
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
TB : 160 cm
BB : 45kg
Ruang : UGD
Ny. S masuk rumah sakit M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang
lalu dan badan terasa lemah, sebelumnya klien pingsan di temapt kerja.
Dari riwayat kesehatan sebelumnya, Keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien, namun klien memiliki kembaran dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu
akibat kecelakaan.
Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan
sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen
berharap agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang
diberikan oleh rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya
dengan anemia yang dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2
Kholf dan trombosit 3 kholf.
2. Nutrisi-Metabolik
Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta
muntah. Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang
biasanya. Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan
terakhir. Saat ini klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.
3. Eliminasi
Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan
keluhan nyeri. BAK klien juga normal.
Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien
mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang
sesak nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S
berbaring dan beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.
5. Istirahat dan tidur
Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien
berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah,
sehingga klien mengalami kesulitan untuk tidur.
Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien
menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami
gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien
juga sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika
mengalami perdarahan.
Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan
terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan,
bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh,
karena klien merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan
kerluarganya.
Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang
perempuan (5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien bekerja sebagai PNS di salah satu
institusi kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh
keluarganya, hal ini dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah
sakit.
Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah
meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas
penyakitnya tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan
memohon kesembuhan pada Allah SWT.
Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita
pasien.
Analisis Data
No Data Diagnosa
.
DO
Hb : 8 gr/dl
Trombosit : 11.000/mm3
RR : 26 x / menit
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 37 0C
Bibir klien tampak pucat
Wajah klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
DO :
DO :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37 0C
RR : 26 x / menit
BB : 45 Kg
TB : 160 cm
BMI : 17,6
Hb : 8 gr/dl
Klien kelihatan kurus
Rambut klien terasa kasar
Konjungtiva anemis
Wajah klien tampak pucat
PENUTUP
Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis
sel hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam
membentuk sel darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor
predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang kemungkinan
berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi,
zat kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian
yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang
memperburuk perjalanan penyakit ini.
Buku saku NIC NOC.NANDA. (2005) Diagnosa Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
Reeves, Charlene J et al. (2001). Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I.
Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer Suzanne C. (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta: EGC.
Tucker, Susan Martin et al. (1998). Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And
Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom : Markono
Print Media.