Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP DASAR MEDIS DAN KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN LEUKIMIA

Disusun oleh :

Kelompok I

1. Haslinda (P223025)

2. Sri Sunarni Ahpa (P223026)

3. Emi Nurjana (P223040)

PROGRAM STUDI S1 - KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA KESEHATAN

YAYASAN KARYA KESEHATAN KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Konsep Dasar
Medis Dan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Leukimia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Terutama bagi teman-teman yang ingin meneruskan karya tulis ini
sehingga menjadi lebih baik lagi.

Kendari, 16 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................I

KATA PENGANTAR .....................................................................................II

DAFTAR ISI ...................................................................................................III

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .......................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN ....................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIS LEUKIMIA ...........................................3

B. KONSEP DASAR ASKEP LEUKIMIA............................................10

BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................. 24

B. SARAN .............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah “Kanker” mengacu pada pertumbuhan sel yang tidak memiliki

tujuan, bersifat parasite dan tumbuh dengan merugikan manusia sebagai

pejamu. Kanker dapat menyerang siapa saja termasuk anak-anak (WHO.2008).

Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas) menunjukkan prevalensi

kanker anak umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus. Sementara jenis kanker

yang paling banyak diderita anak di Indonesia, Salah satunya yaitu leukimia.

Kemenkes RI (2016) Dalam Putri (2015).

Leukimia adalah Kanker dari sel-sel pembentuk darah, sebagian besar

merupakan kanker dari leukosit, tetapi dapat juga berawal dari sel darah jenis

lain. Leukimia dimulai disumsum tulang yang merupakan tempat pembentukan

sel-sel darah. Sel-sel darah degan cepat dilepaskan ke dalam darah, kemudian

dapat ke kelenar getah bening, limpa, hati, sistem saraf pusat, dan organ

lainnya. Salah satu jenis leukimia yang sering terjadi pada anak-anak dan

remaja yaitu leukimia limfoblastik akut (LLA). Lanzkowsky (2011) dalam

Yenni 2014).

Leukimia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering di

sertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumahnya berlebihan dan

dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan di akhiri dengan kematian

(Nuratif, 2015).

1
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah konsep dasar medis Leukimia?

2. Bagaimanakah konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan

Leukimia?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan konsep dasar medis leukimia antara lain pengertian, etiologi,

klasifikasi, patofisiologis, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang,

penatalaksanaan medis, pathway/penyimpangan KDM.

2. Menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada pasein dengan

leukimia antara lain : pengkajian, diagnosa, outcame/luaran keperawatan,

intervensi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIS LEUKIMIA

1. Definisi

Leukimia adalah suatu tipe kanker. Leukimia berasal dari kata Yunani

Leukos-putih, huma-darah. Leukimia dalah kanker yang mulai di sel-sel

darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kenker yaitu

membelah tidak terkontrol dan mengganggu pembelakan se; darah normal.

Leukimia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang meyerang sel-

sel darah putih yang di produksi oleh sumsum tulang (bone marrow) (Padia,

2013).

Leukimia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering

di sertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumahnya berlebihan

dan dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan di akhiri dengan

kematian (Nurarif, 2015).

2. Etiologi

Penyebab yang pasti belum di ketahui, akan tetapi terdapat faktor

predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia, yaitu :

a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan

sirkulasi gen

b. Radiasi : sinar X, sinar radioaktif

3
c. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot

d. Obat-obat immunosupresif, obat-obat kerdiogenik seperti

diethystilbestrol

e. Kelainan kromosom, misalnya pada down syndrome

Leukimia biasanya mengenai sel-sel darah putih,. Penyebab dari

sebagian besar leukimia tidak di ketahui . pemaparan terhadap penyinaran

radiasi) dan bahan kimia tertentu (mis. Benzena) dan pemakaian obat anti

kanker, meningkatkan resiko terjadinya leukmia. Orang memiliki kelainan

genetik tertentu (misalnya down syndrome dan fanconi syndrome), juga

lebih peka terhadap leukimia (Nuratif 2015).

3. Klasifikasi

a. Leukimia Akut

Leukimia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang

berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah

abnormal (blostosit) yang disertai penyebaran ke organ lain. Leukimia

akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanapa pengobatan penderita

akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.

1) Leukimia limfositik akut (LLA)

Leukimia limfositik akut (LLA/ALL) merupakan jenis leukimia

dengan karakteristik adanya poliferasi dan akumulasi sel-sel dari

sistem limfopoetik yang menyebabkan oganomegali (pembesaran

organ dalam). ALL lebih sering ditemukan pada anak-anak 80% dari

pada umur dewasa 18%. Insiden LLA akan mencapai puncaknya ada

4
umur 3-7 tahun. Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-

3 bulan stelah terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan

sumsum tulang.

2) Leukimia Mielositi Akut (LMA)

Leukimia akut yang menyerang rangkaian mieloid disebut leukimia

nonlimfositik akut (LNLA), leukimia melositik akut (LMA) atau

leukimia granulositik akut . neuplasma uniklonal dan berasal dari

transformasi sel progenitor hematopoietik. Sifat alami neoplastik sel

yang mengalami transformais yang sebenarnya telah digambarkan

melalui progeni sel.

b. Leukimia kronis

Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proferasi

neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena

keganasan hematologi.

1) Leukimia limfositik Kronik (LLK)

Merupakan suatu gangguan klonal limfosit B (jarang ada limfosit T).

Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi

progresuf yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur

panjang. LLK cenderung dikenal sebagai kelainan yang menyerang

individu yang berusia 50-70 tahun perbandingan 2:1 untuk laki-laki.

2) Leukimia granulositik kronik (LGK)

Atau leukimia mielositik kronik (LMK) menerangkan 15% leukimia

paling sering terlihat pada orang dewasa usia pertengahan 40-50

5
tahun, tetapi dapat juga timbul pada setiap kelompok umur. Tidak ada

seperti LGA, atau LGK memiliki awitan yang lambat, sering

ditemukan sewaktu dilakukan pemeriksaan darah (Nurarif 2015).

4. Patofisiologi

Pada keaadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan

tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara noral berkembang sesuai perintah,

dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukimia meningkatkan

produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal.

Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti

biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak

kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel

darah pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel darah

tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.

Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai

aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukimia. Perubahan

kromosom dapat meliputi perubahan angka yang menambahkan atau

menghiangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk

translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi, dan insersi. Pada kondisi

ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik dengan

perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya

proliferasi sel abnormal.

Leukimia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel

darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah

6
keganasan. Perubahan tersebut seringkali melihatkan penyusunan kembali

bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi

kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga

sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ni

menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang

menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke

dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan

otak (Padila, 2013).

5. Manifestasi Klinis

Manifestsi klinis yang sering muncul pada leukimia antara lain yaitu

sebagai berikut :

a. Bukti anemi, perdarahan dan/infeksi

1) Demam

2) Keletihan

3) Annoreksia

4) Pucat

5) Petekie/pendarahan

6) Nyeri sendi dan tulang

7) Nyeri abdomen yang tidak jelas

8) Berat badan menurun

9) Pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelial

b. Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges

1) Nyeri dan kudu-kudu

7
2) Sakit kepala

3) Letergi

4) Muntah

5) Koma

c. Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagia sistem

yang terkena

1) Kelemahan ekstremitas bawah

2) Kesulitan berkemih (Betz L.C & Gowwden L.A, 2012).

6. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada kasus leukimia, anatara lain

meliputi :

a. Gagal sumsum tulang

b. Infeksi

c. Hepatomegali

d. Spelenomegali

e. Limfadenopati (Wijaya S.A, & Putri M.Y. 2013).

7. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan leukimia ditentukan berdasarkan klasifikasi

prognosis dan penyakit penyerta.

a. Radioterapi dan kemoterapi, dilakukan ketika sel leukimia sudah terjadi

metastasis, kemoterapi dilakukan juga pada fase induksi remisi yang

bertujuan mempertahankan remisi selama mungkin

8
b. Terapi modlitas, unuk mencegah komplikasi, karena adanya

pansitopenia, anemia, perdarahan, infeksi. Pemberian antibiotik dan

mungkin transfusi dapat diberikan

c. Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi

d. Transplantasi sumsum tulang

Transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif terbaik dalam

penanganan leukimi. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien dengan

limphoma, anemia aplastic (Padila, 2013).

8. Pathway/Penyimpangan KDM

9
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

1. Pengkajian

Adapun pengkajian yang muncul pada pasien dengan leukimia

menurut Wijaya S.A, & Putri M.Y (2013)

10
a. Biodata/Identitas pasien

Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin. Biodata orang tua

perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama,

umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pnghasilan, alamat.

b. Riwayat kesehatan

1) Kemungkinan klien pernah terpapar zat kimia atau pernah

mendapatkan pengobatan seperti benzol, arsen, preparaf sulfat.

2) Memungkinkan kontak atau terpapar radiasi dengan kadar ionisasi

yang lebih tinggi

3) Kemungkinan klien pernah menderita demam yang tidak diketahui

penyebabnya

c. Riwayat kesehatan sekarang

1) Adanya perdarahan seperti : ptekie, purpura, epistaksis

2) Nyeri sendi dan tulang

3) Peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, anoreksia, mual muntah

4) Mengeluh tidak enak perut dan BAB tidak teratur

d. Kebutuhan dasar

1) Pola aktivitas sehari-hari

Keletihan, malaise kelemahan, kelemahan otot

2) Sirkulasi

Palpitas, tachicardia murmur jantung, membran mukosa dan kulit

pucat, muncul tanda-tanda pendarahan serebral

3) Eliminasi

11
Diare, nyeri tekanan peranal, feses hitam, darah pada urine, penurunan

haluan urin

4) Integritas ego

Perasaan tidak berdosa, tidak ada harapan, depresi, ansietas, takut,

marah, mudah tersinggung, perubahan alam perasaan kacau

5) Makanan dan cairan

Penurunan nafsu makan, mual muntah, perubahan rasa kcap,

penurunan berat badan, disfagia, pharingitis, distensi abdomen,

penurunan bising usus

6) Neurosensori

Penurunan kondisi atau kesadaran, perubahan dalam perasaan, kacau,

disorientasi/kurang konsentrasi, pusing, kebas parastesia, otot-otot

mulai terangsang, kejang.

7) Nyeri dan kenyamanan

Sakit kepala, nyeri abdomen, nyeri sendi, dan tulang nyeri tekan pada

spektrum, kram otot, gelisah

8) Pernapasan

Napas pendek, dispnea, takimeu, ronchi, batuk penurunan bunyi napas

9) Keamanan

Gangguan penglihatan, jatuh, injuri, demam dan infeksi

e. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium

12
Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu berupa

pansistopenia, limfosistosis yang dapat menggambarkan tepi monoton

terdapat leukosit imatur

2) Kimia darah

Kolesterol mungkin rendah, asam urat mungkin meningkat

3) Sumsum tulang

Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain

terdesak (aplasia sekunder)

f. Pemeriksaan lain

1) Biopsi limpa

Memperlihatkan poliferansi sel leukimia dan sel yang berasal dari

jaringan limpa atau terdesak seperti limfosit normal

2) Sitogenik

Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologinya

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon

individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan/proses

kehidupan yang aktual/ potensional yang merupakan tanggung jawab

perawat ( Dermawan, 2012)

Masalah keperawatan yang muncul menurut Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia (SDKI) (Tim Pokja PPNI SDKI DPP PPNI, 2016).

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)

di tandai dengan :

13
1) Gejala dan tanda mayor

Subektif

Objektif

a) Suhu tubuh meningkat

2) Gejala dan tanda minor

Subektif

Objektif

b) Kulit merah

c) Kejang

d) Takikardi

e) Takipnea

f) Kulit terasa hangat

b. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsetrasi

hemoglobin, ditandai dengan :

1) Gejala dan tanda mayor

Subektif

Objektif

a) Pengisian kapiler >3 detik

b) Nadi perifer menurun atau tidak teraba

c) Akral teraba ingin

14
d) Warna kulit pucat

e) Turgor kulit menurun

3) Gejala dan tanda minor

Subektif

a) Parastesia

b) Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermitan)

Objektif

a) Edema

b) Penyembuhan luka lembat

c) Ineks ankle-brachial <0,90

d) Bruit femoralis

c. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (mis.

Trombositopenia)

d. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan

makanan dan mencerna makanan karena anorksia, mual, muntah

e. Resiko infeksi berhubungan dengan` ketidakadekuatan pertahanan tubuh

sekunder yaitu penurunan hemoglobin, imununosupresi, leukopenia

f. Nyeri akut berubungan dengan agen pencedera fisiologis, ditandai

dengan:

1) Gejala dan tanda mayor

Subektif

a) Mengeluh nyeri

Objektif

15
a) Tampak meringis

b) Bersikap protektif (mis. Waspada posisi menghindari nyeri)

c) Frekuensi nadi meningkat

d) Sulit tidur

2) Gejala dan tanda minor

Subektif

Objektif

a) Tekanan darah meningkat

b) Pola napas berubah

c) Nafsu makan berubah

d) Menarik diri

e) Berfokus pada diri sendiri

f) diaforesis

3. Outcame/ Luaran Keperawatan

(Tim Pokja PPNI SLKI DPP PPNI. 2018)

a. Hipertermia

1) Termoregulasi L.14134

a) Definisi : Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang

normal

b) Ekspektasi : Membaik

c) Kriteria hasil

Kriteria Meningka Cukup Sedan Cukup Menuru

16
t Meningka g Menuru n

t n

Menggig 1 2 3 4 5

il

Kriteria Memburu Cukup Sedan Cukup Membai

k Memburu g Membai k

k k

Suhu 1 2 3 4 5

tubuh

Suhu 1 2 3 4 5

kulit

Pengisia 1 2 3 4 5

n kapiler

2) Status cairan L.03028

a) Definisi : Kondisi volume cairan intravaskuler, interstisiel, dan/atau

intraseluler

b) Ekspektasi : membaik

c) Kriteria hasil

Kriteria Menurun Cukup Sedang Cukup Membaik

menurun membaik

Kekuatan 1 2 3 4 5

nadi

17
Turgor 1 2 3 4 5

kulit

Output 1 2 3 4 5

urine

Kriteria Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun

meningkat menurun

Ortopnea 1 2 3 4 5

Dispnea 1 2 3 4 5

Ederna 1 2 3 4 5

anasarka

Edema 1 2 3 4 5

perifer

Kriteria Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik

Memburuk Membaik

Frekuensi 1 2 3 4 5

nadi

Tekanan 1 2 3 4 5

darah

Tekanan 1 2 3 4 5

nadi

Membran 1 2 3 4 5

mukosa

Kadar Hb 1 2 3 4 5

Kadar Ht 1 2 3 4 5

18
b. Perfusi perifer tidak efektif L.02011

1) Perfusi perifer

a) Definisi : ketidakadekuatan aliran darah pembuluh darah distal

untuk menunjang fungsi jaringan.

b) Ekspektasi : meningkat

c) Kriteria hasil

Kriteria Menurun Cukup Sedan Cukup Meningka

menurun g meningka t

Denyut 1 2 3 4 5

nadi

perifer

Kriteria Meningkat Cukup Sedan Cukup Menurun

meningka g menurun

Warna 1 2 3 4 5

kulit pucat

Edema 1 2 3 4 5

perifer

Nyeri 1 2 3 4 5

ekstremita

19
s

Parastesia 1 2 3 4 5

Kriteria Memburu Cukup Sedan Cukup Membaik

k meburuk g membaik

Pengisian 1 2 3 4 5

kapiler

Akral 1 2 3 4 5

Turgor 1 2 3 4 5

kulit

2) Tingkat perdarahan L.02017

a) Definisi : Kehilangan darah baik internal (terjadi dalam) maupun

eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)

b) Ekspektasi menurun

c) Kriteria hasil

Kriteria Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat

menurun meningkat

Kelembapan 1 2 3 4 5

membran

mukosa

Kelembapan

kulit

Kriteria Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun

20
meningkat menurun

Hemoptasis 1 2 3 4 5

Hematemesis 1 2 3 4 5

Hematuria 1 2 3 4 5

Kriteria Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik

memburu membaik

Hemoglobin 1 2 3 4 5

hematokrit 1 2 3 4 5

Tekanan 1 2 3 4 5

darah

Suhu tubuh 1 2 3 4 5

4. Intervensi Keperawatan

(Tim Pokja PPNI SIKI DPP PPNI. 2018)

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)

1) Manajemen hipertermia

a) Observasi

 Identifikasi penyebab hipertermia

 Monitor suhu tubuh

 Monitor komplikasi akibat hipertermia

 Monitor haluaran urine

b) Terapiutik

21
 Sediakan lingkungan yang dingin

 Berikan cairan oral

 Lakukan pendingina eksternal (mis. Selimut hipotermia atau

kompres dingin pada leher, dada, dahi, abdomen, aksila)

 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin

 Berikan oksigen, jika perlu

c) Edukasi

 Anjurkan tirah baring

d) Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian pemberian cairan dan elekrolit intravena,

jika perlu

2) Regulasi temperatur

a) Observasi

 Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu

 Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi

 Monitor warna dan suhu kulit

 Monitor tanda dan gejala hipertermia

b) Terapiutik

 Tingkatkan asupan cairan dan nutrisiyang adekuat

 Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien

c) Edukasi

 Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke

22
d) Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu

b. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsetrasi

hemoglobin

1) Perawatan sirkulasi

a) Observasi

 Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian

kapiler, warna, suhu, ankle brachial index)

 Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi

 Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas

b) Terapiutik

 Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah dibagian atau

diarea keterbatasan perfusi

 Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan

keterbatasan perfusi

 Lakukan pencegahan infeksi

 Lakukan perawatan kaki dan kuku

 Lakukan hidrasi

c) Edukasi

 Anjurkan berolahraga rutin

 Anjurkan melakukan perawatan yang tepat

 Anjurkan program rehabilitasi vaskuler

23
 Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulsi (mis. Rendah

lemak jenuh, minyak ikan, omega 3)

 Informasikan tanda dan gejala darurat yang dilaporkan (mis.

Rasa sakit yang tidak hilang saat istrahat, luka tidak sembuh,

hilangnya rasa)

2) Manajemen sensasi perifer

a) Observasi

 Identifikasi penyebab perubahan sensasi

 Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin

 Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul

 Monitor terjadinya parestesia, jika perlu

 Monitor perubahan kulit

 Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli

b) Terapiutik

 Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya

d) Edukasi

 Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air

 Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak

 Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit rendah

e) Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu

 Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu

24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Leukimia adalah suatu penyakit keganasan sel darah putih yang berasal

dari sumsum tulang yang ditandai dengan akumulasi polifererasi leukosit dan

sel abnormal sumsum tulang dan darah. Penyebabnya tidak dietahui secara

pasti namun faktor resiko seperti genetik, lingkungan, radiasi, infeksi, dan

cedera imunosupresi memiliki hubungan dengan angka kematian leukimia.

Manifestasi klinis yang timbul berupa akibat dari kegagalan sumsum

tulang dan inflamasi leukosit keotgan sehingga dapat ditemukan

organomegali,. Gejala sering tidak spesifik dan hanya berupa demam. Untuk

membantub menegakkan diagnosis perlu beberapa pemeriksaan penunjang

dengan peningkatan jumlah leukosit, tampak sel leukimia pada darah tepi,

sumsum tulang da LCS, dan pemeriksaan sitogenik.

B. SARAN

Dalam pemberian pelayanan kesehatan diharapkan perawat agar dapat

memberikan asuhan keperawatan berupa informasi dan edukasi terkait

penanganan gejala fisiologis, kemoterapi tersebut. Tidak hanya peberian

edukasi mengenai pengobatan medis namun juga perawat hendaknya mampu

25
terlibat dalam pemberian edukasi terkait pengobatan non medis seperti

pengobatan tradisional maupun herbal.

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, H., & Nurarif, A.H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis dan NANDA.

PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator

Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria

Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Yenni, 2014. Rehabilitas Medik Pada Anak Dengan Leukimia Limfoblastik Akut.

Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6 Nomor1. (1-7)

26
27

Anda mungkin juga menyukai