Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA

R2B KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

NIVITA NANDA GABRILA TOSUBU IRMAWATI AWIN

TRISINTA I GEDE WISNANDA ARI PUTRA

WILDAWATI MOH.ILHAM FIKRIANTO ALI

APRILIA TERESYANE APANDANO PUTRA ABDULLAH

DESLIN N SALARUPA RIZAL

PROGRAM STUDI S1 NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya laporan ini nantinya dapat
menjadi tugas laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf.
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................

C. Tujuan penulisan...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI...................................................................................
2. ETIOLOGI.................................................................................
3. PATOFISIOLOGI......................................................................
4. MANIFESTASI KLINIK...........................................................
5. PENATALAKSANAAN...........................................................
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG...............................................
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN...........................................................................
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................
3. INTERVENSI............................................................................
4. IMPLEMENTASI......................................................................
5. EVALUASI................................................................................
C. ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL........
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan....................................................................................

B.Saran..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukimia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit) ,pertambahan ini
sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihya tidak
normal . pada pemeriksaan mikroskopis apusan darah tepi terlihat sel
darah putihmuda,besar-besar dan selnya masih ber-inti(megakariosit) putih
(neoplasma hematology).
Beberapa ahli menyebut leukimia sebagai keganasan sel darah putih
(neoplasma hematology). Neoplasma ini sering berakibat fatal meskipun
leukimia limpostik yang menahun (cronik lympocytic leucaemia) ,dahulu
disebut sebagai leukimia yang bisa bertahan lama dengan pengobatan yang
intensif.
Kemungkinan pada anak-anak terkena kanker yang cukup
tinggi.mengingat tingginya resiko anak-anak terkena kanker dsn tumor,
diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian dan kesigapan.terutama
pada anak-anak yang memiliki gejala mirip dengan gejala kanker.lebih
ditekankan pada orangtua atau masyarakat awam,untuk mengetahui
informasi yang cukup tentang kanker dan tumor yang menyerang anak-
anak.oleh karena itu,seluruh warga masyarakat harus mengetahui dan
memebrikan perhatian khusus pada anak-anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan leukimia?
2. Apa sajakah penyebab (etiologi) dari leukimia?
3. Apa saja patofisiologi dari leukimia?
4. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit leukimia?
5. Apa sajakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada
penyakit leukimia?
6. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada penyakit leukimia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan leukimia.
2. Untuk mengetahui penyebab (etiologi) dari leukimia.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari leukimia.
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit leukimia.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang harus
dilakukan pada penyakit leukimia.
6. untuk mengetahui proses asuhan keperawatan pada
penyakit leukimia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI LEUKIMIA

Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang


beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi
maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.
Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau
abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi
hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh
penderita.

Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan


banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak
banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang
semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang


sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow).
Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi
tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan
tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen
kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses
pembekuan darah).

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,


Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah
memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal.
Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya
atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan
tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi
kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon
kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak
terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini
bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang
dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala
seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

Menurut Ahmad Ramadi (1998) leukemia merupakan penyakit ganas,


progresif pada organ - organ  pembentukan darah yang ditandai dengan
proliferasi dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal di
dalam darah dan sumsum tulang belakang. Proliferasi sel leukosit yang
abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak abnormal,
jumlahnya berlebihan, dapat ,menyebabkan anemia, trombositopenia, dan
diakhiri dengan kematian (Mansjoer, 1999).

Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas leukemia mieloid dan


limfoid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Secara garis besar ,
pembagian leukemia adalah sebagai berikut  yaitu : Leukemia limfoid :
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Merupakan kanker  yang paling sering
menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidensi
antara umur 3 sampai 4 tahun. Manifestasi dari LLA adalah berupa proliferasi
limpoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat-tempat ekstramedular.
Paling sering terjadi pada laiki - laki dibandingkan perempuan,  LLA jarang
terjadi (Smeltzer dan Bare, 2001). Gejala pertama biasanya terjadi karena
sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang
memadai, yaitu berupa: lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah
merah terlalu sedikit) infeksi dan demam karena, berkurangnya jumlah sel
darah putih perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.

2. ETIOLOGI

Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui


beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti

Radiasi

Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada


laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan
yang mendukung:

 Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia


 Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
 Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima
dan Nagasaki, Jepang

Faktor leukemogenik

Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat


mempengaruhi frekuensi leukemia:

 Racun lingkungan seperti benzena


 Bahan kimia industri seperti insektisida
 Obat untuk kemoterapi

Virus

Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia


feline, HTLV-1 pada dewasa.
Menurut Smeltzer dan Bare (2001) meskipun penyebab leukemia
tidak diketahui, presdiposisi genetik maupun faktor-faktor lingkungan
kelihatannya memainkan peranan. Faktor lingkungan berupa paparan radiasi
pergion dosis tinggi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun
kemudian. Zat-zat kimia (misalnya benzen, arsen, pestisida, kloramfenikol,
fenilbutazone, dan agen antineoplastil) dikaitkan dengan frkuensi yang
meningkat khususnya agen-agen alkil. Leukemia biasanya mengenai sel-sel
darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
Virus menyebabkan beberapa leukemia pada binatang (misalnya kucing).
Virus HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yang menyerupai
virus penyebab AIDS, diduga merupakan penyebab jenis leukemia yang
jarang terjadi pada manusia, yaitu leukemia sel-T dewasa.Pemaparan
terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena)
dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia.
Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan
sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

Faktor Lingkungan

Di antara faktor-faktor lingkungan yang dianggap penyebab leukemia,


berikut adalah beberapa yang paling masuk akal:

 Merokok - merokok ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan terkena


leukemia. Meskipun statistik menunjukkan bahwa sekitar 20 persen dari
kasus leukemia akut yang berhubungan dengan merokok, leukemia juga
terjadi kepada orang-orang yang tidak merokok dan karena itu tidak dapat
dianggap sebagai penyebab leukemia pada dirinya sendiri;
 Berkepanjangan paparan radiasi - Radiasi dianggap memfasilitasi
pengembangan leukemia. Hal ini diyakini bahwa paparan sinar-X dapat
menyebabkan leukemia;
 Pemaparan berkepanjangan untuk benzena - statistik mengungkapkan
bahwa ini merupakan faktor utama risiko dalam beberapa bentuk
leukemia, seperti leukemia myelogenous;
 Kemoterapi dan pengobatan kanker - pengobatan kanker dan kemoterapi
sebelumnya dikenal untuk memfasilitasi terjadinya dan pengembangan
leukemia dan dapat dianggap sebagai penyebab leukemia masuk akal.
Dalam beberapa tahun dari penyelesaian kemoterapi dan perawatan
lainnya untuk beberapa bentuk kanker, kebanyakan orang dapat
mengembangkan leukemia.

Diantara faktor-faktor genetik yang dianggap penyebab leukemia, yang


berikut ini dianggap paling penting:

 Kelainan kromosom - beberapa sindrom genetik jarang diketahui


berkontribusi pada penyebab leukemia.
 Sistem kekebalan masalah genetik - sistem kekebalan tubuh lemah sangat
mungkin untuk memfasilitasi terjadinya leukemia dan karenanya dapat
dianggap sebagai penyebab leukemia;
 Down syndrome - anak yang lahir dengan sindrom ini mempunyai risiko
yang tinggi mengembangkan leukemia akut.

Daftar kemungkinan penyebab leukemia dapat melanjutkan lebih lanjut,


tetapi ini adalah faktor yang paling umum yang dianggap terkait dengan
leukemia. Sementara beberapa dari mereka dapat dicegah, yang lain berada
dalam gen dan sekarang tidak dapat diperbaiki. Di masa depan, Namun,
berkat kemajuan medis, kami mungkin akan dapat mencegah leukemia dan
bentuk lain dari kanker.

3. PATOFISIOLOGI

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan  kita
dengan infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah,
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Lekemia meningkatkan
produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka
terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya.
Sel lekemia memblok produksi sel  darah putih yang normal , merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel lekemia juga merusak produksi sel
darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut
berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.

Menurut Smeltzer dan Bare (2001) analisa sitogenik menghasilkan banyak


pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan
leukemia,. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang
menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan
struktur, yang termasuk translokasi ini, dua atau lebih kromosom mengubah
bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap
menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal. Leukemia terjadi jika proses
pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan
menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali
melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel
yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom)
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel
membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke
dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan
otak.

4. MANIFESTASI KLINIK

Gejala penderita leukemia bevariasi tergantung dari jumlah sel abnormal


dan tempat berkumpulnya sel abnormal tersebut. Gejala umum pasien
leukemia yaitu

 Demam atau keringat malam


 Sering mengalami infeksi
 Merasa lemah atau capai
 Pucat
 Sakit kepala
 Mudah berdarah atau memar.Misalnya gusi mudah berdarah saat sikat
gigi, muda memar saat terbentur ringan)
 Nyeri pada tulang dan/atau sendi
 Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut, akibat pembesaran limpa
 Pembesaran kelenjar getah bening, terutama di leher dan ketiak
 Penurunan berat badan

Pada stadium dini leukemia kronik, sel leukemia dapat berfungsi hampir
seperti sel normal. Mungkin tidak ada gejala yang dirasakan selama beberapa
waktu. Diagnosis pada tahap ini mungkin ditentukan saat pemeriksaan check
up rutin. Jika muncul gejala, umumnya ringan dan perlahan-lahan semakin
memberat.

Pada leukemia akut gejala akan timbul dan memberat secara cepat. Gejala
leukemia akut lainnya yaitu muntah, penurunan konsentrasi, kehilangan
kendali otot, dan kejang. Sel leukemia juga dapat berkumpul di buah zakar
dan menyebabkan pembengkakan.

Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita,


namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

 Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas


cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam
tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi
pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
 Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan
wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan
mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah
lebar/kecil dijaringan kulit).
 Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan
tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel
darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga
tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena
infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan
keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan
batuk.
 Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari
sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
 Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala
leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati
dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini
dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu
makan penderita leukemia.
 Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar
mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah
lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring
darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan
pembengkakan.
 Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala
kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus
segera mendapatkan pertolongan medis.

Seperti semua sel-sel darah, sel-sel leukemia mengalir ke seluruh tubuh.


Tergantung pada jumlah sel-sel yang abnormal dan tempat sel-sel ini
terkumpul, pasien leukemia mempunyai sejumlah gejala umum antara
lain:

 Demam atau keringat malam


 Infeksi yang sering terjadi
 Merasa lemah atau letih
 Sakit kepala
 Mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak keunguan di kulit,
atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
 Nyeri di tulang atau persendian
 Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat pembesaran
limpa)
 Pembengkakan, terutama di leher atau ketiak
 Kehilangan berat badan

5. PENATALAKSANAAN

Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang


muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar
penanganan dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single
ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:

1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.

Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita


leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan
pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi
sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah) Penyakit Leukemia dapat
dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy,
Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan,
magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar
puncture.

Menurut Doengoes dkk  (1999) menyatakan bahwa pemeriksaan


penunjang mengenai leukemia adalah :

 Hitung darah lengkap menunjukkan normositik, anemia normositik.


 Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/100 ml
 Retikulosit : jumlah biasanya rendah
 Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
 SDP : mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP yang
imatur (mungkin menyimpang ke kiri). Mungkin ada sel blast leukemia.
 PT/PTT : memanjang
 LDH : mungkin meningkat
 Asam urat serum/urine : mungkin meningkat
 Muramidase serum (lisozim) : penigkatabn pada leukimia monositik akut
dan mielomonositik.
 Copper serum : meningkat
 Zinc serum : meningkat
 Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50 % atau
lebih dari SDP pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari blast, dengan
prekusor eritroid, sel matur, dan megakariositis menurun.
 Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat
keterlibatan
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan
dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien
serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994)

Pengkajian pada leukemia meliputi :

2. Riwayat penyakit
3. Kaji adanya tanda-tanda anemia :
i. Pucat
ii. Kelemahan
iii. Sesak
iv. Nafas cepat
4. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia
i. Demam
ii. Infeksi
5. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia :
1).Ptechiae
2).Purpura
3).Perdarahan membran mukosa

6. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola :


1).Limfadenopati
2).Hepatomegali
3).Splenomegali

7. Kaji adanya pembesaran testis


8. Kaji adanya :
i. Hematuria
ii. Hipertensi
iii. Gagal ginjal
iv. Inflamasi disekitar rectal
v. Nyeri
(Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang
respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses
kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan
dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan dimana
perawat bertanggung jawab (Wong,D.L, 2004 :331).

Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610) , diagnosa pada anak dengan
leukemia adalah:

a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh


b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan
efek samping agen kemoterapi
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis
g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia
h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat
pada penampilan.
j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita leukemia.
k. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan
anak.

3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk
mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan
adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada
maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004):
4. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
Intervensi :
1) Pantau suhu dengan teliti
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2) Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi
3) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
4) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi
seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
5) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan
organisme
6) Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi
seluler

7) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia


Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
8) Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Intervensi :
a)Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk
berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
b)Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau
penyambungan jaringan
c)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau
dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu
pemilihan intervensi
d)Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
6. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Intervensi :
a)Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada
daerah ekimosis
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya
anemia
b) Cegah ulserasi oral dan rectal
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
c) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah perdarahan
d) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional : untuk mencegah perdarahan
e) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun,
denyut nadi cepat, dan pucat)
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan
f) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol
perdarahan hidung
Rasional : untuk mencegah perdarahan
7. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
Tujuan :
- Tidak terjadi kekurangan volume cairan
- Pasien tidak mengalami mual dan muntah
Intervensi :
a)Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional : untuk mencegah mual dan muntah
b)Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
Rasional : untuk mencegah episode berulang
c)Kaji respon anak terhadap anti emetic
Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil
d)Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
e)Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
f)Berikan cairan intravena sesuai ketentuan
g)Rasional : untuk mempertahankan hidrasi
8. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan
efek samping agen kemoterapi
Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
Intervensi :
a)Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera
b)Hindari mengukur suhu oral
Rasional : untuk mencegah trauma
c)Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari
yang
dibalut kasa
Rasional : untuk menghindari trauma
d)Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau
tanpa larutan bikarbonat
Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan
e)Gunakan pelembab bibir
Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-
pecah (fisura)

f)Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil


Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks
muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan
kejang
g)Berikan diet cair, lembut dan lunak
Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak
h)Inspeksi mulut setiap hari
Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
i)Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan
Rasional : untuk membantu melewati area nyeri
j)Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia
Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan
gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat
mengeringkan mukosa
k)Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan
Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis
l)Berikan analgetik
Rasional : untuk mengendalikan nyeri
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau
stomatitis
Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Intervensi :
a)Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan
Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung
dari mual dan muntah serta kemoterapi
b)Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi,
rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak
meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
c)Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk
atau suplemen yang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
d)Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan
e)Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
f)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan
untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan
penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat
g)Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,
khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal
10. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat
yang dapat diterima anak
Intervensi :
a)Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan atau keefektifan intervensi
b)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non
invasif, alat akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
c)Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan
sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu
pemberian atau obat
d)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
e)Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri
11. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens
kemoterapi, radioterapi, imobilitas
Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit
Intervensi :
a)Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan
daerah perianal
Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi
b)Ubah posisi dengan sering
Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
c)Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit
d)Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker
Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat
terjadi
dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi
e)Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit
f)Dorong masukan kalori protein yang adekuat
Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif
g)Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan
12. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat
pada penampilan
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif
Intervensi :
a)Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya
dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok
Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut
terhadap kerontokan rambut
b)Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar
matahari, angin atau dingin
Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut
c)Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek
dan halus
Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial
d)Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan
mungkin warna atau teksturnya agak berbeda
Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan
penampilan rambut baru
e)Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin ,
misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik
Rasional : untuk meningkatkan penampilan
13. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita leukaemia
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur
diagnostik atau terapi
Intervensi :
a)Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak
Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu
b)Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari
staff
Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan
c)Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu
anak menjalani kehidupan yang normal
Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal
d)Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai
kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup
Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa
takut secara realistis
e)Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak
tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan
kemungkinan terapi tambahan
Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur
f)Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada
Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga
14. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan
anak
Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan
kematian anak
Intervensi :
a)Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga
Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas
perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu
pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinya
b)Berikan kontak yang konsisten pada keluarga
Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong
komunikasi
c)Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap
terminal
Rasional : untuk meyakinkan bahwa harapan mereka diimplementasikan
d)Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermain
Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang
dialami

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan
pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang
diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah
ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut
Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan
leukemia adalah :

B. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi


C. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,
adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
D. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
E. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan
muntah
F. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa
tidak nyaman
G. Masukan nutrisi adekuat
H. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau
menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan
perasaan tidak nyaman.
I. Kulit tetap bersih dan utuh
J. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan
rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek
kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak
bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
K. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur,
keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan
tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta
kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.
L. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan,
keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan
dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga
mendapat dukungan yang adekuat.
C. ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
1. Kelebihan :
a. Aktivasi sistem fibrinolitik pada KID dapat diketahui dengan
adanya produk degradasi fibrin (FDP) yang dapat dideteksi dengan
teknik enzymelinked immunosorbent assay (ELISA) atau dengan
aglutinasi lateks yang dapat dilakukan sebagai bedside-test secara
cepat dalam kasus emergensi.
b. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan yang
disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis. Kekurangan
Trombositopenia pada leukemia dapat disebabkan oleh infiltrasi sel
leukemik di sumsum tulang, kerusakan sumsum tulang oleh
kemoterapi, koagulasi intravaskuler diseminata, proses imunologis
ataupun karena hipersplenismus sekunder terhadap pembesaran
limpa.
c. Fibrinolisis primer pada leukemia promielositik akut disebabkan
oleh promielosit abnormal mensintesis dan mensekresi aktivator
plasminogen serta tingginya ekspresi annexin II pada sel leukemik
tersebut yang meningkatkan produksi plasmin sehingga terjadi
degradasi fibrinogen.
d. Trombosis pada leukemia melibatkan berbagai mekanisme seperti
aktivasi koagulasi darah melalui substansi prokoagulan yang
dilepas sel leukemik, kegagalan jalur fibrinolitik dan perubahan
endotel.
2. Kekurangan:
a. Berkurangnya jumlah trombosit pada leukemia akut biasanya merupakan
akibat infiltrasi sumsum tulang atau kemoterapi, selain itu dapat juga
disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti koagulasi intravaskuler
diseminata, proses imunologis dan hipersplenisme sekunder terhadap
pembesaran limpa. Penderita leukemia akut yang sedang dalam pengobatan,
sering memerlukan transfusi trombosit berulang kali.
Beberapa peneliti menemukan bahwa leukosit pada leukemia akut memiliki
aktivitas fibrinolitik yang dapat menyebabkan fibrinolisis primer terutama
pada leukemia promielositik akut.
b. Proses infiltrasi di sumsum tulang mengakibatkan sumsum tulang dipenuhi
oleh sel leukemik sehingga terjadi penurunan jumlah megakariosit yang
berakibat menurunnya produksi trombosit.
BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan olehsel darah
putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemiaakut pada anak adalah
suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel darah putiholeh sumsum tulang anak maupun
gangguan pematangan sel-sel tersebutselanjutnya. Gangguan ini sekitar 25-30%
jumlahnya dari seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak.

Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan selkanker yaitu
Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik Kronik (LMK), Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK) (Medicastore, 2009).

B. SARAN

Diharapkan agar setelah membaca makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari hari untuk mencegah terjadinya penyakit leukimia
ini.

1
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/216923515/makalah-leukimia

https://www.academia.edu/23897329/Asuhan_Keperawatan_Leukimia

2
3

Anda mungkin juga menyukai