Anda di halaman 1dari 24

”MAKALAH LEUKIMIA”

NAMA :

MUHAMMAD SABRI HASAN

ROSFINAWATI

Dosen Pembimbing :
Ns. AWALUDDIN M.KEP
STIKes TENGKU MAHARATU
Pekanbaru
Tp. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahamatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikaan kami kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Salawat beserta salam semog
terlimpah curahkan kepada bagind tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya diakhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal fikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas keperawatan medikal bedah dengan judul “ makalah
leuleukimia “. Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini jauh darin kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalaha dan kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk mkalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menulis makalah ini. Akhirkata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih.

Waalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah
putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini
dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi
sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen
kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan
darah).Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang
tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang
tidaknormal atau abnormal.
Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada
tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur
kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.Pada kasusLeukemia(kanker darah), sel
darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang
berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan
dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia)
akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan
perdarahan. Penyakit Leukemia Akut dan Kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan,
dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam
hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang
tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa
leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebutleukemia limfositik. Sedangkan
leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil,
disebutleukemia mielositik.Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type:
1.Leukemia limfositik akut(LLA).
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.Penyakit ini juga terdapat
pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2.Leukemia mielositik akut(LMA).
Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut
leukemia nonlimfositik akut.
3.Leukemia limfositik kronis(LLK).
Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-
kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
4.Leukemia mielositik kronis(LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada
anak-anak, namun sangat sedikit.
Penyebab Penyakit Leukemia
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.

1. Radiasi.

Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus
Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan
radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian
bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

2. Leukemogenik.

Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi


leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida,
obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

3. Herediter.

Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang
normal
.
4. Virus.
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia
feline, HTLV-1 pada dewasa.
Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun
demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia.
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah
dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat
sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
2. Perdarahan.
pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka
penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil
dijaringan kulit).
3. Terserang Infeksi.
Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan
penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal
(abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena
infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam,
keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
4. Nyeri Tulang dan Persendian.
Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesakpadat
oleh sel darah putih.
5. Nyeri Perut.
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia
dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran
pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu
makan penderita leukemia.
6. Pembengkakan Kelenjar Lympa.
Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu
yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel
leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
7. KesulitanBernafas (Dyspnea).
Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila
terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)
Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ;
Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic
resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture. Penanganan dan
Pengobatan Leukemia Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang
muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besarpenanganan dan pengobatan
Leukemiabisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah
ini:
1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. TherapyRadiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4.Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.Sistem Therapi yang sering digunakan dalam
menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan
pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang
abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan
tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan leukemia?
2. Apa saja manifestasi klinis dan etiologi dari leukemia?
3. Apa patofisiologi dari leukemia?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan bagi pasien leukemia?
BAB II
PRMBAHASAN

A. Definisi
Leukimia adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastik yang disertai gangguan
diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan selinduk hemopoetik sehingga terjadi
ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian
leukimia beredar secara sistemik (Bakta, 2006).
Leukimia adalah poliferasi sel luekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit
yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,
trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian. (Soeparman dan Sarwono W,2001)
Secara sederhana leukimia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan tipe sel asal yaitu:
1. Leukimia akut
Leukimia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen
darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-
organ lain. Leukimia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita
akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
a) Leukimia limfositik (LLA); LLA merupakan jenis leukimia dengan karakteristik adanya
poliferasi danau kumulasi sel-sel patologis dari system limfopoetik yang mengakibatkan
organomegali (pembesaran organ dalam) dan kegagalan organ, LLA lebih sering ditemukan pada
anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari
sum sum tulang.
b) Leukimia mielositik akut (LMA); LMA merupakan leukimia yang mengenai sel stem
hematopoetik yang akan berdiferensiasi kesemua sel myeloid. LMA merupakan leukimia
nonlimfositik yang paling sering terjadi. Lebih sering di temukan pada orang dewasa (85%)
dibandingkan anak-anak (15%). Permulaannya mendadak dan progresif dalam masa 1 sampai 3
bulan dengan durasi gejala yang singkat. Jika tidak diobati, LNLA fatal dalam 3 sampai 6 bulan.

2. Leukimia kronik
Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi neoplastik dari salah satu
sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan hematologi.
a) Leukimia limfositik kronis (LLK); LLK adalah suatu keganasan klonallimfosit B (jarang pada
limfosit T). perjalanan lambat dari dari limfosit kecil yang menyerang individu yang berusia 50
sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.
b) Leukimia Granulositik/ mielositik kronik (LGK/LMK); LGK/LMK adalah gangguan
mieproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel leukimia dan paling sering dijumpai
pada orang dewasa usia pertengahan (40-50tahun). Abnormalitas genetik yang dinamakan
kromosom Philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita LGK/LMK. Sebagian besar penderita
LGK/LMK akan meninggal setelah memasuki fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu
produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa mieloblas/promielosit, disertai produksi
neutrophil, trombosit dan sel darah merah yang amat kurang.

B. Etiologi.
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya leukimia, yaitu (sibuea,2009)
1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcellleukimia-
lhymohoma virus/HLTV).
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diet hystilbestrol
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar mono zigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom
Leukimia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis
leukimia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu
(misalnya benzena) dan pemakaian obat anti kanker meningkatkan resiko terjadinya leukimia.
Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu.

C. Patofisiologi
ALL meningkat dari sel batang limfoid tunggal dengan kematangan lemah dan pengumpalan sel-
sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai tingkat pengembangan
limfoid yang berbeda dalam sumsum tulang, mulai dari yang premature hingga hampir menjadi
sel normal. Derajat kematangannya merupakan petunjuk untuk menentukan atau meramalkan
kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi, ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya
terdapat leukositosis, kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrophil sering kali
rendah, demikian pula kadar haemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang
biasanya menunjukkan sel-sel blast yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari stem sel
pluripoten, kemudian stem sel limfoid, pre-B, early B, SEL b intermedia, sel B matang, sel
plasmasitoid, dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari stem sel pluritopen, berkembang
menjadi stem sel limfoid, sel timosit imatur, cimmomthymosit, timosit matur, serta menjadi sel
limfosit T helper dan limfosit T supresor. Peningkatan produksi leukosit juga melibatkan tempat-
tempat ekstra medular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan
hepatosplenomegali. Sakit tulang jugasering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf
pusat, yaitu: sakit kepala, muntah-muntah, kejang, dan gangguan penglihatan.

D. Manifestasi Klinis Leukimia


1. Gejala-gejala umum dari leukimia
a) Demam-demam atau keringat waktu malam
b) Infeksi yang seringkali
c) Perasaan lemah atau lelah
d) Sakit kepala
e) Perdarahan dan mudah memar (gusi-gusi yang berdarah, tanda-tanda keunguan pada kulit,atau
titik merah yang kecil dibawah kulit.)
f) Nyeri pada tulang-tulang atau persendian.
g) Pembengkakan atau ketidakenakan pada perut (dari suatu pembesaran limpa)
h) Pembengkakan nodus-nodus getah bening, terutama pada leher atau ketiak.
2. Kehilangan berat badan
Gejala semacam ini bukanlah tanda-tanda yang pasti dari leukimia. Suatu infeksi atau persoalan
lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini. Pada tingkat-tingkat awal dari leukimia kronis,
sel-sel leukimia berfungsi hampir secara normal. Gejala-gejala mungkin tidak nampak untuk
suatu waktu yang lama. Dokter selalu temukan leukimia kronis sewaktu suatu checkup—
sebelum ada gejala apa saja. Ketika gejala-gejala nampak, umumnya ringan pada permulaan dan
memburuk secara berangsur-angsur.
3. Leukimia kronis berjalan secara pelan dengan perasaan kelelahan yang bertahap.
Gejala –gejala lain meliputi:
a) Kehilangan berat badan secara bertahap
b) Nyeri pada tulang
c) Pendarahan di hidung
d) Ereksi lama yang tidak diinginkan (priapsin) pada pria.
e) Demam, mengacur keringat
f) Demam, keringat deras dan keringat pada malam hari
g) Kelenjar getah bening yang membengkak terutama pada leher, kunci paha dan ketiak.
h) Mudah memar
i) Kekurangan energi
j) Nafas bertahan
4. Leukimia akut, berajalan secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan seseorang merasakan sakit
yang sangat hanya dalam beberapa hari atau minggu.
Gejala-gejala antara lain:
a) Kulit pucat (karena animia)
b) Infeksi yang berulang-ulang,seperti sakit tenggorokan
c) Pendarahan abnormal yang keluar dari gusi dan kulit
d) Periode yang berat pada wanita.
e) Kehilangan nafsu makan.
f) Gejala-gejala seperti flu, antara lain kecapekan dan tidak enak badan.
g) Luka ditulang sendi.
h) Perdarahan hidung
i) Lebih mudah mendapat memar dari biasanya tnapa sebab yang jelas.

E. Pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium


1. Darah tepi : adanya pensitopenia yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi
monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik utk leukimia.
2. Sum-sum tulang :dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton
yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis. Sedangkan dari pemeriksaan.
3. Pemeriksaan lain:
a) Biopsi limpa
b) Kimia darah
c) Cairan cerebrospinal
d) Sitogenik
F. Penatalaksanaan Medis
1. Kemoterapi
a) Kemoterapi pada penderita LLA : pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun
tidak semua fase yang digunakan untuk semua orang.
b) Kemoterapi pada penderia LMA
Fase induksi : fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan untuk
mengeradikasi sel-sel leukimia secar maksimal sehingga tercapai remisi komplit.
Fase konsolidasi: dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.
c) Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena mementukan strategi terapi dan progosis. Salah
satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi :
- Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sum-sum tulang.
- Stadium 1 : limfositosis dan limfadenopati
- Stadium 2 : limfositosis dan splenomegali/hepatomegali.
- Stadium 3 : limfositosis dan anemia ( Hb<11gr/dl)
- Stadium 4 : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm3 dengan/tanpa gejala pembesaran
hati, limpa, kelenjar.
d) Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
- Fase kronik : busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang mampu menahan
pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama.
- Fase akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapirespon sangat rendah.
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukimia.
3. Transplantasi sumsum tulang
Dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau
terapi radiasi.
4. Terapi suportif
Berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan penyakit leukimia dan mengatasi efek
samping obat.

G. Komplikasi Leukimia
Adapun komplikasi leukimia secara umum yaitu berupa:
1. Pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali) yaitu kompensasi dari
beban organ yang semakin berat kerjanya akibat pemindahan proses pembentukan sel darah dari
intameular (sumsum tulang) ke ekstramedular (hati dan limpa).
2. Osteonekrosis yaitu suatu keadaan yang berpotensi melumpuhkan tulang akibat dari
komplikasi kombinasi kemoterapi berupa dosis tinggi steroid.
3. Thrombosis meningkat pada pasien dengan leukimia Limfoblas Akut dan kejadian ini mungkin
komplikasi dari bagian penatalaksanaan dengan tubrukan prognostic negative.
Selain itu dari pengobatan leukimia menyebabkan beberapa komplikasi oral maupun cranifacial.
Komplikasi pada oral
1. Masalah oral yang paling umum adalah peradangan pada membrane mucucs pada
mulut,infeksi dan penekanan terhadap pembentukan leukosit, masalah dengan sensasi rasa; nyeri,
mulut kering dan lemahnya sistem imun.
2. Mucositis merupakan peradangan garis oral pada mulut berlanjut dengan kemerahan,
kehilangan epitel barier dan ulserasi.
3. Penurunan dramatis jumlah neutrofil yang melawan infeksi.sebagai hasilnya, terjadi oral
infeksi.
4. Infeksi jamur pada mukosa sering terjadi dan dapat menyebabkan sensasi terbakar, distorsi
rasa, dan masalah pengunyahan.
5. Infeksi virus terutama reaktivasi herpes simplex virus type 1 (HSV.1) sangat serius karena
dapat menyebabkan nyeri dan masalah cairan dan nutrisi.
6. Perdarahan spontan pada oral yang disebabkan oleh sitotosik, induksi obat, penurunan jumlah
platet (thrombosytopenia).
Komplikasi Leukimia Granulositik Kronik (LGK)
1. Kelelahan (fatigue)
2. Pendarahan ( Bleeding)
3. Rasa sakit (Pain)
4. Pembesaran Limpa (splenomegali)
5. Stroke atau Clotting yang berlebihan (Excess Clotting)
6. Infeksi
7. Kematian.
Komplikasi NonLimfositik Akut
Ada tiga komplikasi ANLL yang perlu disebutkan:
1. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC): dapat terjadi pada semua subtype ANLL tetapi
terutama sering pada subtype M3 dan M5.
2. Leukostasis (penggumpalan Leukosit intravaskuler) jarang terjadi kecuali jika jumlah leukosit
lebih dari 200.000/mm3 . Mieloblas berukuran lebih besar dan lebih lengket dari pada kasus
leukimia limfoblastik akut. Organ yang paling sering terkena adalah otak dan paru. Dapat terjadi
perdarahan system saraf pusat atau stroke. Terkenanya paru dapat bermanifestasi sebagai
Takipnea dan pasien memerlukan oksigen tambahan.
3. Sindrom lisis tumor.
Bab III

ASKEP

KASUS PEMICU LEUKIMIA

Tn. I usia 40 tahun, agama Islam, alamat tinggal jln. Ratu Jambi, pekerjaan buruh, masuk rumah
sakit tanggal 8/11/2011, ruang isolasi, interne. Klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak
nafas yang tidak tertahan sejak 2 hari yang lalu,klien mengatakan demam, tidak enak badan,
tidak nyaman (gerah), klien juga mengatakan tidak ada nafsu makan sejak 5 hari yang lalu, BB
sebelum sakit 60 kg. Saat pengkajian didapatkan data: klien tampak sesak, tampak menggunakan
otot bantu napas, klien tampak pucat, tampak terpasang oksigen 3 liter. Klien tampak demam,
klien tampak berkeringat, badan klien tampak kurus dan klien tampak lemah. Dari hasil
pemeriksaan fisik saat pengkajian diperoleh : TD : 80/50 mmHg, N : 80x/I, RR : 37x/I, S :
38,60C, konjungtiva anemis, sianosis, kafilarevil 4 detik, akral teraba dingin, mukosa bibir
kering, tubuh klien teraba hangat, klien terlihat gelisah, BB klien turun 3 kg sejak sakit, BB saat
pemeriksaan 57 Kg, makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi, mual (+), muntah (+). Dari hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl, leukosit: 16.500 ml3, trombosit:
340.000 ml3.

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Tn. I

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 40 Tahun

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jln. Ratu Jambi

Tanggal masuk : 8 November 2011


Unit : Rawat Inap

Ruang : Interne

Kelas : Iso

2. Alasan masuk rumah sakit

Klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak nafas yang tidak tertahan sejak 2 hari yang
lalu,klien mengatakan demam, tidak enak badan, tidak nyaman (gerah), klien juga
mengatakan tidak ada nafsu makan sejak 5 hari yang lalu, BB sebelum sakit 60 kg.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat pengkajian pada Tn. I didapatkan : klien tampak sesak, tampak menggunakan
otot bantu napas, klien tampak pucat, tampak terpasang oksigen 3 liter. Klien tampak
demam, klien tampak berkeringat, badan klien tampak kurus dan klien tampak lemah.
Dari hasil pemeriksaan fisik saat pengkajian diperoleh : TD : 80/50 mmHg, N : 80x/I, RR
: 37x/I, S : 38,60C, konjungtiva anemis, sianosis, kafilarevil 4 detik, akral teraba dingin,
mukosa bibir kering, tubuh klien teraba hangat, klien terlihat gelisah, BB klien turun 3 kg
sejak sakit, BB saat pemeriksaan 57 Kg, makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi, mual (+),
muntah (+).

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien pernah mengalami penyakit seperti ini.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengalami penyakit hipotensi.


b. Pemeriksaan Spritual
Istri dan anak klien mengatakan mereka juga berdoa untuk kesembuhan ayahnya.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : sadar/compos mentis
2. TB/BB (cm) :175 cm/ 57 kg
3. Kepala :
a. Lingkar kepala : 55 cm
b. Rambut : kebersihan.(bersih) warna. (hitam) Tekstur (kasar) distribusi rambut.(merata)
Kuat/mudah tercabut
( kuat ).
4. Mata :
a. Sklera : Normal/non ikterik
b. Konjungtiva :anemis
c. Palpebra :
d. Pupil : ukuran........2mm.........bentuk.....isokor......... reaksi cahaya........+/ normal.........
5. Telinga :
a. Simetris : iya
b. Serumen : tidak ada peningkatan sekret
c. Pendengaran : Baik
6. Hidung :

a. simetris : iya
b.Sekret :tidak ada peningkatan sekret
c. Polip :tidak
d. Mulut :
Kebersihan.(kurang) .Warna (merah) Kelembaban.(kering), gusi berdarah 3 hari yang lalu.
a. Lidah : Ada sariawan ± 1 cm
b. Gigi : caries pada gigi atasnya (keropos semua gigi yang di atas)
e. Leher :
a. Kelenjer getah bening :
Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 ½ cm dan di inguinal dextra ada 3 bh diameter ½ x 1 ½ x
2 cm
b. Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
c. JVP 5-2 cm H2O
f. Dada/pernafasan :
a. Inspeksi : simetris,pernafasan (n),menggunakan otot bantu
b. Palpasi : tidak teraba masa,tidak ada benjolan dithorax dan aksila
c.perkusi : sonor
d,\.auskultasi : vesikuler,rhonci (+),whizeeng(+)
g. Jantung :
a. Inspeksi : iktus cordis di RIC V
b. Auskultasi :tidak terdengar bunyi tambahan
c. Palpasi :tidak ada pengbengkakan,tidak ada nyeri saat dipalpasi
d, perkusi : pekak
h. Paru-paru :
a. Inspeksi : simetris
b. Palpasi : fremitus kiri=kanan
c. Perkusi :-
d. Auskultasi : vesikuler
i. Perut : bentuk normal
j. Punggung : bentuk normal
k. Ekstremitas : Kekuatan dan tonus otot baik
l. Genitalia :-
m. Kulit : normal
a. Warna :sawo matang
b. Turgor :kembali dalam waktu 2 detik
c. Integritas :ada purpura di abdomen
d. Elastisitas :elastic
d. Pemeriksaan Neurologis :

1. Nervus 1 (oltautorius)

Klien dapat membau makanan,dapat membedakan aroma dan bau.

1. Nervus 2 (optikus)

Klien dapat menggerakkan bola mata,otot mata normal,penglihatan kiri dan kanan normal, jauh
jarak pandang normal

1. Nervus 3 (coculomotorus)

Klien dapat menggerakan bola mata secara bersamaan seperti mangadip,menutup,membuka


secara bersamaan.

1. Nervus 4 (troclearis)

Klien tidak mengalami kesulitan dalam menggerakkan bola mata untuk melirik bawah dan
samping.

1. Nervus 5 (trigewitis)

Untuk seluruh otot wajah dan mulut klien tidak mengalami kekakuan dan klien dapat merasakan
rangsangan

1. Nervus 6 (obdusens)

Mata kiri/kanan mampu menggerakkan bola mata ke arah tengah dan menjauhkan sumbu tubuh

1. Nervus 7 (tacialis)

Wajah klien simetris dan ketajaman pengecapan baik.


1. Nervus 8 (vortibular)

Dapat menerima rangsangan suara dan kepala mampu berorientasi

1. Nervus 9 (glesso paringeus)

Klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan..

1. Nervus 10 (vasus)

Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan

1. Nervus 11 (asesorius)

Kemampuan mobilitas leher klien baik dan mampu mengangakat bahu

1. Nervus 12 (agpug lasus)

Lidah klien simetris dan indra pngecapan tidak mengalami kelumpuhan

1. Sensasi terhadap rangsangan


1. Nyeri : baik
2. Suhu : baik
3. Raba ; baik
4. Pengecapan : baik
2. Integumen/kulit

Keadaan kulit baik, utuh, suhu dingin, tidak terdapat lesi dan edema.
Hari/Tgl NO Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
/Jam
Keperawatan
Kamis/22 1 Gangguan perfusi jaringan  Kaji yang  Mengkaji S : Klien
Okt2019/ mengatakan sesak
(perifer) berhubungan mendasari dan yang me
13.00 berkurang
dengan penurunan banyaknya ndasari dan
O : RR = 24 x/i
komponen pengangkut O2 darah yang banyaknya N : 100x/I
ditandai dengan : keluar darah yang Terpasang O2 3
liter
Ds :  Kaji TTV keluar A : Masalah belum
 Bantu klien  Mengkaji teratasi
 Klien mengatakan
untuk TTV P : Intervensi
sesak napas yang dilanjutkan
meninggikan
tidak tertahan sejak TD : 100/60
posisi kepala
2 hari yang lalu. mmHg
lebih tinggi
daripada
Do : N : 110x/I
badan
 Klien tampak sesak RR : 29x/I
Kolaborasi :
 Klien tampak
S : 37,50C
menggunakan otot
 Pemberian O2
bantu pernapasan
sesuai  Membantu
 RR : 37 x/menit
indikasi klien untuk
 TD : 80/50 mmHg
meninggika
 Wajah klien tampak
n posisi
pucat
kepala
 konjungtiva tampak
lebih tinggi
anemis
daripada
 ujung jari klien
badan
tampak sianosis
 kafilarevil 4 detik Mengkolaborasi
 akral klien teraba Memberian O2
dingin sesuai indikasi(3
liter)
 Hb : 6,7 gr %

Klien terlihat gelisah


Jumat/23 2 Hipertermi berhubungan 1. Pantau suhu tubuh 1. Memantau suhu S:Klien
Okt2019/ mengatakan nafsu
dengan proses inflamasi pasien perhatikan tubuh pasien
08.00 makan nya
penyakit ditandai dengan : adanya perhatikan adanya meningkat
Ds : mengiggil/diafores. mengiggil/diafores
O :Nafsu makan
2. Pantau suhu 2. Memantau suhu klien meningkat
 klien mengatakan Klien
lingkungan,batasi/ta lingkungan,batasi/t menghabiskan
demam porsi makan klien.
mbahkan linen ambahkan linen
 Klien mengatakan A : Masalah
tempat tidur sesuai tempat tidur sesuai teratasi
tidak enak badan P : Intervensi
indikasi. indikasi.
 Klien mengatakan dipertahankan
3. Berikan kompres 3. Memberikan
tidak nyaman
mandi hangat hindari kompres mandi
(gerah)
penggunaan alkohol. hangat hindari
Pada daerah frontalis penggunaan
danaksila. alkohol. Pada
Do :
4. Berikan selimut daerah frontalis
 klien tampak pendingin. danaksila.
demam 5. Anjurkan klien 4. Memberikan
 klien tampak memakai pakaian selimut pendingin.
berkeringat tipis dan mudah 5. Menganjurkan
 tubuh klien teraba menyerap keringat. klien memakai
hangat pakaian tipis dan
 S : 38,6 0C Kolaborasi: mudah menyerap
1. Berikan antipiretik, keringat.
3
leukosit: 16.500 ml Misalnya aspirin Hasil : klien
mengatakan nyeri
asetaminofen
dibagian
sirkumsisi dengan
skala 4.

Kolaborasi:
Berikan analgetik,
sesuai indikasi.
Aku ngak tahu kenapa dia selalo melihat ku seperti melihat setan yang begitu saja dia rasanya
mau membunuh ku disetiap marah nya ,, mau besar salah ku mau ngak sam aja ..
apa yang sebenarnya dia lihat dari aku sampe sgitu nya dimelihat ku ,… kalau pun aku salah
tidak akan seperti itu x dia akan marah pada ku ..

Apa kah hantu yang didalam tubuh dia membenci ku atw bagaimana ..??
sampe sekarang aku masih Tanda Tanya kepada keluarga ini ..
kalo missal nya dia sbegitu nya dia benci pada ku ,
apa salah ku pada dia ,, sementara dari kecil aku sama dia selalo memberikan kasih saying, tapi
kenapa sekarang dia begitu sam aku yah allah …

Semenjak saya smk suasana dia kepada saya berubah .. dia mulai lebih kayak setan kepada saya
dia lebih sering memarahi saya .,memukul saya dan membicarakan saya binatang …
kalo saya binatang terus dia apa ??

Kadang sakit menghadapi ini semua ,,


keluarga pun tak satu pun akan membela ku ,, mau kayak mana pun mama papa tetap membela
dia anak kebanggan keluarga ,,
yang selalo disanjuk2 kemana pun dia pergi..mau salah mau tidak tetap kebanggan mama papa..|
aapa yang salah sekarang yah allahh ..

ampuni aku yah allah..


aku ingin bahagia lahir batin yah allah
aku pgen jauh dari dia..
aku takut suatu saat nanti aku sudah tidak tahan lagi diperlakukan kayak gini sama dia , aku
takut aku melukai nya ,,
jika aku kilaf pasti mama papa akan marah pada ku ..
tapii kalo aku mati di tanggan dia ,, bagi ku tidak apa2 ,, aku juga mau lihat seberapa besar nya
mama papa menolong ku dan mempertahankan ku hidup ..
mama papa milih dia atau aku ..
tapii sbanrnya kalo aku lawan dia ,,sama ja akku mlwan orang gila …

tapi jujur aku benar2 takut ..


takut akan kepergian ku ditanggan dia malah membuat mama ku menderita ,,
kalo dia mau berjanji ,,akan kebahagian mama papa ku ,,disaat KU telah musna ditanggan dia
aku tidak akan ridho ..
oh tuhan
bantu aku ..
akan sa bar menghadapi setan yang ada di tubuh dia tuha

mama

Mama

Mama

Mama\

Mam

Tolong lah ngertiin adek ma …

Anda mungkin juga menyukai