Anda di halaman 1dari 9

[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8

1
LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIS
Leukemia berasal dari bahasa Yunani yaitu leukos yang berarti putih, dan haima
yang berarti darah. Leukemia mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai
darah putih, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel
induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transportasi, yang menyebabkan penekanan
dan penggantian unsur sumsum yang normal (Greer dkk, 1999).
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah
putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini
dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi
sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen
kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa
diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak
normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh
memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan
tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal
yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari
sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah
putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang
dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti : mudah
terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.




[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


2
Penyakit Leukemia Akut dan Kronis.
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat
menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis
memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup
yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel.
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau
sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi
sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.
Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan :
1. Leukemia limfositik akut (LLA).
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat
pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia mielositik akut (LMA).
Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut
leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK).
Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-
kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK).
Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat
sedikit.





[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


3
Penyebab Penyakit Leukemia
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.

1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani
kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita
dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban
hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi
frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri
seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar
dari orang normal.
4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus
leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian
secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah
merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita
bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena
didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan
kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama
melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk
adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si
penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan
menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


4
4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang
(bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel
leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan
pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat
berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami
pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan
lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini
dan menyebabkan pembengkakan.
7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan
bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan
pertolongan medis.

Leukemia Limfositik Kronik
Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK) merupakan suatu keganasan hematologik yang
ditandai oleh proliferasi klonal dan penumpukan limfosit B neoplastik dalam darah, sumsum
tulang, limfonodi, limpa, hati dan organ-organ lain. LLK ini masuk dalam kelainan
limfoproliferatif. LLK dimanifestasikan oleh proliferasi dan akumulasi 30% limfosit matang
abnormal kecil dengan kadar yang mencapai 100.000+/mm
3
atau lebih. Masuknya limfosit
ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia
dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit didalam darah. Kadar dan aktifitas
antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang. Sistem kekebalan yang biasanya
melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, seringkalis menjadi salah arah dan
menghancurkan jaringan tubuh yang normal.
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah satu
jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesarankelenjar getah bening. Lebih dari
3/4 penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih seringmenyerang pria. Pada awalnya
penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. Kemudian menyebar
ke hati dan limpa, dan keduanya mulaimembesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang
akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih
[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


5
dan trombosit di dalam darah. Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga
berkurang.
Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, seringkali
menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.
Hal ini bisa menyebabkan:
penghancuran sel darah merah dan trombosit.
peradangan pembuluh darah
peradangan sendi (artritis rematoid).
peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis).
Beberapa jenis leukemia limfositik kronik dikelompokkan berdasarkan jenis limfosit
yang terkena. Leukemia sel B (leukemia limfosit B) merupakan jenis yang paling sering
ditemukan, hampir mencapai 3/4 kasus LLK. Leukemia sel T (leukemia limfosit T) lebih
jarang ditemukan.
Jenis yang lainnya adalah:
Sindroma S. Zary (fase leukemik dari mikosis fungoides)
Leukemia sel berambut adalah jenis leukemia yang jarang, yang menghasilkan sejumlah
besar sel darah putih yang memiliki tonjolan khas (dapat dilihat dibawah mikroskop).
Pada stadium awal, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala selain pembesaran kelenjar
getah bening. Gejala yang timbul kemudian bisa berupa :
Lelah
Hilang nafsu makan
Penurunan berat badan
Sesak nafas pada saat melakukan aktivitas
Perut terasa penuh karena pembesaran limpa.
Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak penderita yang
tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai jumlah limfosit sangat banyak,
kelenjar getah bening membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit.
Anemia diatasi dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang
pembentukan sel-sel darah merah). Jika jumlah trombosit sangat menurun, diberikan
[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


6
transfusi trombosit. Infeksi diatasi dengan antibiotik. Terapi penyinaran digunakan untuk
memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati atau limpa. Obat antikanker saja atau
ditambah kortikosteroid diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak. Prednison dan
kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada penderita leukemia yang sudah
menyebar. Tetapi respon ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian jangka
panjang, kortikosteroid menyebabkan beberapa efek samping. Leukemia sel B diobati dengan
alkylating agent, yang membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya. Leukemia sel
berambut diobati dengan interferon alfa dan pentostatin.
Sebagian besar LLK berkembang secara perlahan. Prognosisnya ditentukan oleh stadium
penyakit. Penentuan stadium berdasarkan kepada beberapa faktor, seperti:
Jumlah limfosit di dalam darah dan sumsum tulang
Ukuran hati dan limpa
Ada atau tidak adanya anemia
Jumlah trombosit
Penderita leukemia sel B seringkali bertahan sampai 10-20 tahun setelah penyakitnya
terdiagnosis dan biasanya pada stadium awal tidak memerlukan pengobatan. Penderita yang
sangat anemis dan memiliki trombosit kurang dari 100.000/mikroL darah, akan meninggal
dalam beberapa tahun. Biasanya kematian terjadi karena sumsum tulang tidak bisa lagi
menghasilkan sel normal dalam jumlah yang cukup untuk mengangkut oksigen, melawan
infeksi dan mencegah perdarahan. Prognosis leukemia sel T adalah lebih buruk.
Terapi yang digunakan untuk melawan leukemia meliputi:
1. Kemoterapi.
Kemoterapi adalah bentuk utama pengobatan untuk leukemia. Perawatan ini menggunakan
senyawa kimia untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia yang anda
miliki, anda mungkin akan menerima satu jenis obat atau kombinasi dari satu atau lebih obat-
obatan. Obat ini dapat dalam bentuk pil, atau mereka mungkin disuntikkan langsung ke pembuluh
darah.
2. Biological terapi.
Juga dikenal sebagai immunotherapy, terapi biologi menggunakan zat-zat yang meningkatkan
sistem kekebalan tubuh terhadap kanker.
[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


7
3. Kinase inhibitor.
Bagi kebanyakan orang dengan CML, obat imatinib mesylate (Gleevec) adalah baris pertama dari
terapi. Imatinib mesylate adalah jenis obat kanker yang disebut kinase inhibitor. Obat ini secara
khusus dikembangkan untuk menghambat protein BCR-ABL, dan telah terbukti efektif dalam
mengobati tahap-tahap awal leukimia myelogenous kronis. Food and Drug Administration telah
menyetujui dua inhibitor kinase lainnya, dasatinib (Sprycel) dan nilotinib (Tasigna), yang dapat
membantu orang-orang yang tidak dapat mengambil atau yang telah menjadi resisten terhadap
imatinib.
4. Terapi obat lain.
Arsenik trioksida dan semua-trans retinoic acid (ATRA) adalah obat anti kanker yang dokter
dapat gunakan sendiri - atau dalam kombinasi dengan kemoterapi - untuk mengobati subtipe
tertentu dari AML disebut promyelocytic leukemia. Obat ini menyebabkan sel-sel leukemia
dengan mutasi gen spesifik menjadi dewasa dan mati.
5. Terapi radiasi.
Terapi radiasi menggunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel leukemia
dan menghentikan pertumbuhan mereka. Anda mungkin menerima radiasi di satu wilayah
tertentu dari tubuh Anda di mana terdapat kumpulan sel-sel leukemia, atau Anda mungkin
menerima radiasi yang diarahkan pada seluruh tubuh Anda.
6. Transplantasi sumsum tulang.
Proses ini menggantikan sumsum tulang leukemia Anda dengan sumsum bebas leukemia. Dalam
perawatan ini, Anda menerima kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi, yang menghancurkan
sumsum tulang menghasilkan leukemia Anda. Sumsum ini kemudian digantikan oleh sumsum
tulang dari donor yang kompatibel. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin juga dapat
menggunakan sumsum tulang Anda sendiri untuk transplantasi (autologous transplantasi). Hal ini
mungkin jika Anda menyimpan sumsum tulang sehat untuk masa depan transplantasi, dalam
kasus kambuhnya leukemia.
7. Transplantasi sel induk
Transplantasi sel induk serupa dengan transplantasi sumsum tulang kecuali sel dikumpulkan dari
sel-sel batang yang beredar dalam aliran darah (darah perifer). Sel yang digunakan untuk
transplantasi dapat dari sel sehat Anda sendiri (autologous transplantasi), atau mereka dapat
dikumpulkan dari donor yang kompatibel (allogeneic transplantasi). Dokter menggunakan
prosedur ini lebih sering daripada transplantasi sumsum tulang karena memperpendek pemulihan
dan kemungkinan penurunan risiko infeksi.
8. Uji klinis.
[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


8
Beberapa orang dengan leukemia memilih untuk mendaftar dalam uji klinis untuk mencoba
pengobatan eksperimental atau terapi kombinasi baru yang dikenal.
9. Terapi pendukung.
Tidak peduli apa pun jenis terapi kanker yang Anda pilih, Anda mungkin perlu obat untuk
mengontrol rasa sakit dan efek samping.




























[LEUKIMIA LIMFOBLASTIK KRONIK] Kelompok 8


9

Daftar Pustaka
file:/Ilmu Kedokteran/Leukemia-Limfositik-Kronik.htm
http://medicastore.com/penyakit/45/Leukemia.html
W. Sudoyo, Aru dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. internaPublishing.
Kumar, Vinay. Ramzi S. Cotran. Stanley L. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta. EGC.
Price, Sylvia A., Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai