Laporan Pendahuluan
Leukimia
Clinical Teacher :
Oleh :
4. Patofisiologi
Populasi sel leukemik LLA dan banyak LMA mungkin diakibatkan proliferasi
klonal dengan pembelahan berturut-turut dari sel blas tunggal yang abnormal. Sel-
sel ini gagal berdiferensiasi normal tetapi sanggup membelah lebih lanjut.
Penimbunannya mengakibatkan pertukaran sel prekursor hemopoietik normal
pada sumsum tulang, dan akhirnya mengakibatkan kegagalan sumsum tulang.
Keadaan klinis pasien dapat berkaitan dengan jumlah total sel leukemik abnormal
di dalam tubuh. Gambaran klinis dan mortalitas pada leukemia akut berasal
terutama dari neutropenia, trombositopenia, dan anemia karena kegagalan
sumsum tulang (Hoffbrand and Petit, dalam Simajorang, 2012)
LLA dicirikan oleh proliferasi limfoblas imatur. Pada tipe leukemia akut,
kerusakan mungkin pada tingkat sel punca limfopoetik atau prekursor limfoid
yang lebih muda. Sel leukemia berkembang lebih cepat daripada sel normal,
sehingga menjadi crowding out phenomenon di sumsum tulang. Perkembangan
yang cepat ini bukan disebabkan oleh proliferasi yang lebih cepat daripada sel
normal, tetapi sel- sel leukemia menghasilkan faktor-faktor yang selain
menghambat proliferasi dan diferensiasi sel darah normal, juga mengurangi
apoptosis dibandingkan sel darah normal. Perubahan genetik yang mengarah ke
leukimia dapat mencakup:
- Aktivasi gen yang ditekan (protogen) untuk membuat onkogen yang
menghasilkan suatu produk protein yang mengisyaratkan peningkatan
proliferasi.
- Hilangnya sinyal bagi sel darah untuk berdiferensiasi,
- Hilangnya gen penekan tumor yang mengontrol proliferasi normal.
- Hilangnya sinyal apoptosis.(Yenni, 2014)
5. Klasifikasi
- Leukemia Akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal
(blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. Leukemia
akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita akan
meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
a. Leukimia Limfositik Akut (LLA) LLA merupakan jenis leukemia
dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis
dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali
(pembesaran organ dalam) dan kegagalan organ. LLA lebih sering
ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa (18%).
Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun. Tanpa
pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2- 3 bulan setelah
terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang.
b. Leukemia Mielositik Akut (LMA); LMA merupakan leukemia yang
mengenai sel sistem hematopoetik yang akan berdiferensiasi ke semua
sel myeloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik yang paling
sering terjadi. Lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85%)
dibandingkan anak-anak (15%). Permulaannya mendadak dan
progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan durasi gejala yang
singkat. Jika tidak diobati, LNLA fatal dalam 3 sampai 6 bulan.
- Leukimia Kronik
Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.
a. Leukemia Limfositik Kronis (LLK); LLK adalah suatu keganasan
klonal limfosit B (jarang pada limfosit T). Perjalanan penyakit ini
biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjalan lambat
dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal
sebagai kelainan ringan yang menyerang individu yang berusia 50
sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.
b. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK); LGK/LMK
adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang. LGK/LMK
mencakup 20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang
dewasa usia pertengahan (40-50 tahun). Abnormalitas genetik yang
dinamakan kromosom Philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita
LGK/LMK. Sebagian besar penderita LGK/LMK akan meninggal
setelah memasuki fase akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu
produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa
mieloblas/promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit dan sel
darah merah yang amat kurang
6. Gejala Klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai
berikut:
a. Leukemia Limfositik Akut
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan
kegagalan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia
(mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan.
Selain itu juga ditemukan anoreksia, nyeri tulang dan sendi,
hipermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum,
tibia, dan femur.
b. Leukemia Mielositik Akut
Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang
disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. Pendarahan biasanya
terjadi dalam bentuk purpura atau petekie. Penderita LMA dengan leukosit
yang sangat tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami
gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri dada dan priapismus. Selain itu
juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia dan
hipoglikemia.
c. Leukemia Limfositik Kronik
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK
yang mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata,
penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu
makan dan penurunan kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat
malam dan infeksi semakin parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.
d. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis
blast. Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat
kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi
setelah penyakit berlangsung lama. Pada fase akselerasi ditemukan
keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis, dan demam yang
disertai infeksi (Nurarif and Kusuma, 2015).
Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang dilakukan. Berikut
ini beberapa komplikasi akibat pengobatan leukemia :
- Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum tulang
- Anemia hemolitik
- Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor)
- Gangguan fungsi ginjal
- Infertilitas
- Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani pengobatan
2. Diagnosa Keperawatan
- Resiko jatuh dibuktikan dengan riwayat jatuh dan lingkungan tidak aman
- Resiko perdarahan dibuktikan dengan proses keganasan (kanker darah)
DO : Pasien sementara
menjalani kemoterapi karena
kanker darah. Hasil lab
trombosit pasien 301.000
Diagnosa Keperawatan.
- Resiko jatuh dibuktikan dengan riwayat jatuh dan lingkungan tidak aman
- Resiko perdarahan dibuktikan dengan proses keganasan (kanker darah)
P : Intervensi
pencegahan
jatuh
dihentikan,
pasien pulang
2 13.05 - Monitor efek samping dan 16.00 S : Keluarga
efek toksik pengobatan pasien
Hasil : Keluarga mengatakan mengatakan
tidak ada efek samping dari tidak ada efek
kemoterapi kemarin samping dari
13.05 - Monitor mual dan muntah kemoterapi dan
akibat kemoterapi sudah akan
Hasil : Keluarga mengatakan pulang.
pasien tidak ada mual dan
muntah O : Pasien
13.07 - Mengingatkan untuk tetap nampak senang
mempertahankan upaya untuk pulang
pencegahan infeksi (mis. dan sudah
membatasi kunjungan, cuci menunggu
tangan) jemputan.
Hasil : Keluarga menerima Tidak didapati
anjuran perawat adanya keluhan
13.00 - Mengobservasi pemberian dari pasien
obat untuk mengendalikan
efek samping A : Tingkat
Hasil : Pasien mengonsumsi kepatuhan
obat dexamethasone tablet meningkat
P : Intervensi
menajemen
kemoterapi
dihentikan,
pasien pulang.
Daftar Pustaka
dr. Debby Deriyanthi. 2020. “Leukimia Pada Anak: Ketahui Penyebab, Gejala, Dan
Penanganannya.” good doctor.
Fernandes, Andrye. 2020. “Kelelahan Pada Anak Dengan Leukemia Limfoblastik Akut
Dalam Menjalani Kemoterapi Fase Induksi.” JURNAL KESEHATAN PERINTIS
(Perintis’s Health Journal) 7(1): 69–74.
Handayani, Wiwik. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
Hematologi. Penerbit Salemba.
Hidayati, Putri. 2013. “Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Leukimia Limfoblastik
Akut Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.”
Ii, B A B, and Tinjauan Pustaka. 2007. “BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia
Sekolah.”
Lubis, Fatahillah Sang. 2013. “Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Akut Myeloid
Leukimia Di Ruang Melati II Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.”
Ns. Yuliastati, S.Kep, M.Kep, and M.Nurs Amelia Arnis. 2016. KEPERAWATAN ANAK.
JAKARTA SELATAN.
Nurarif, Amin Huda, and Hardhi Kusuma. 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWAN
BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC.
JOGJAKARTA.“Oleh : Farid Muhammad Dzaki Nim : 1514401004.” 2018.
P2PTM Kemenkes RI. 2018. “Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak.” KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-
p2ptm/pusat-/kenali-gejala-dinikanker-pada-anak (June 9, 2021).
Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, Sp.A(K). 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia.
Cetakan 1. eds. Sp.A(K) Prof. I.G.N. Gde Ranuh dr. et al. JAKARTA.
Yenni, . 2014. “Rehabilitasi Medik Pada Anak Dengan Leukemia Limfoblastik Akut.” Jurnal
Biomedik (Jbm) 6(1): 1–7.