Kelas : E
Nim: 220211060057
Gudang Garam didirikan oleh Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo. Sebelum mendirikan
perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Tjoa Ing-Hwie mendapat tawaran
bekerja dari pamannya, Tjoa Kok Jiang, selaku pemilik NV Tjap 93 yang merupakan salah
satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya
dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut.
Namun, kemudian muncul persengketaan antara paman dan keponakan tersebut, entah karena
perbedaan strategi atau kepemilikan saham, sehingga Tjoa Ing-Hwie memutuskan untuk
keluar dari Cap 93 pada tahun 1956. Dia memilih lokasi di jalan Semampir II/l, Kediri, di
atas tanah seluas ±1.000 m² milik Muradioso yang kemudian dibeli perusahaan, dan
selanjutnya disebut Unit I ini, ia memulai industri rumah tangga memproduksi rokok sendiri,
diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah dua tahun berjalan,
Ing-Hwie mengganti nama perusahaan dan produknya menjadi Perusahaan Rokok Tjap
Gudang Garam (disingkat Gudang Garam), terhitung sejak 26 Juni 1958. Awal PR Gudang
Garam sendiri dibantu dengan 50 karyawan eks-Cap 93.Konon, nama "Gudang Garam"
diraih Ing-Hwie dari mimpi.Menurut Dukut Imam Widodo, sejarawan Jawa Timur, nama
"gudang garam" yang disandang oleh perusahaan ini tercermin pada logo perusahaan yang
sampai saat ini masih digunakan. Logo itu didesain oleh Tjoa Ing-Hwie bersama salah satu
karyawannya yang bekerja di pabrik tersebut. Logo itu terlahir dari sebuah mimpi gudang
garam lima los yang berada dekat rel kereta api Kertosono–Bangil. Gudang garam yang
dimaksud adalah bangunan yang terletak di dekat pabrik rokok NV Tjap 93, tempat kerja
Tjoa Ing-Hwie sebelum mendirikan perusahaan sendiri. Lokasi gudang itu tidak jauh dari
Stasiun Kediri. Desain logo dengan pintu terbuka, setengah tertutup dan tertutup, dibuat
sebagai tanda bahwa Gudang Garam tidak akan pernah puas dan merasa di puncak.Tjoa Ing-
Hwie, yang kelak berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo, berusaha mengembangkan
usaha barunya ini dengan tekun. Tidak pulang sampai tengah malam, ia memfokuskan
usahanya meramu bagaimana campuran resep kretek yang baik. Tidak disangka, kemudian
pertumbuhan usaha rumahan Gudang Garam pun tumbuh dengan pesat, dengan di tahun 1966
sudah menyandang gelar sebagai produsen kretek terbesar di Indonesia, dengan ribuan
karyawan dan 50 juta batang rokok kretek. Walaupun sempat terdampak oleh krisis politik di
pertengahan 1960-an yang membuatnya kehilangan banyak karyawan, langkah cermat Surya
berhasil membangkitkan bisnisnya kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama. Di tahun
1969, Surya meningkatkan status perusahaannya menjadi sebuah firma, dan pada 30 Juni
1971 berubah menjadi perseroan terbatas (PT PR Tjap Gudang Garam). Di tahun 1973,
Gudang Garam juga mulai menancapkan pengaruhnya di luar negeri dengan mengekspor
produk rokoknya.