Anda di halaman 1dari 7

3

BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perusahaan


PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills merupakan perusahaan tekstil yang
didirikan pada tanggal 01 Mei 1994, berbentuk perseroan terbatas dan berdasarkan
akte notaries Winanto Wiryomartani, SH No. 133 dengan status Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN). Sebelumnya perusahaan ini bernama PT. Dharma Kalimas
yang merupakan grup Daya Manunggal.
Secara singkat, sejarah berdirinya PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills
adalah sebagai berikut :
1. Pada bulan Mei 1983 PT. Dharma Kalimas didirikan dan mulai berproduksi
secara komersial tahun 1985, tetapi baru diresmikan pada tanggal 4 Juli 1987
oleh Menteri Perindustrian Hartanto dan Menteri Tenaga Kerja Sudomo. Pada
awal produksi, perusahaan ini hanya memproduksi benang Open End yang
dihasilkan dari 1368 buah rotor.
2. Seiring dengan penurunan permintaan benang Open End dan peningkatan
benang Ring, maka pada tahun 1988 PT. Dharma Kalimas melakukan perluasan
pabrik, yaitu Unit Pemintalan II dengan jumlah mata pintal sebanyak 31.200
buah yang digunakan untuk memproduksi benang combed, carded dan
campuran kapas – poliester (TC).
3. Pada tahun 1989 PT. Dharma Kalimas melakukan perluasan, yaitu mendirikan
Unit Pemintalan III dengan jumlah mata pintal sebanyak 49.920 buah yang
digunakan untuk memproduksi benang combed, carded dan campuran kapas –
rayon (RCcd).
4. Pada tahun 1992 perusahaan mengalami kesulitan permodalan dan melakukan
persetujuan kerjasama dengan menjual sebagian asetnya kepada PT. Argo
Manunggal Internasional.
5. Pada Tanggal 1 Mei 1994 seluruh asset PT. Dharma Kalimas resmi dimiliki
oleh PT. Argo Manunggal Internasional dan berganti nama menjadi PT. LAWE
ADYAPRIMA SPINNING MILLS.
4

3.2. Badan Hukum Instansi


Badan hukum yang mandiri berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) menentukan bahwa
pertanggungjawaban pemegang saham PT hanya terbatas pada nilai saham yang
dimiliki dalam PT. Secara ekonomis, unsur pertanggungjawaban terbatas dari
pemegang saham PT tersebut merupakan faktor yang penting sebagai umpan
pendorong bagi kesediaan para calon penanam modal untuk menanamkan
modalnya dalam PT.

2.3. Visi dan Misi


a) Visi
PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills Bandung untuk mendapatkan wawasan
kedepan atau visi yang jelas agar arah dapat tergambar jelas pula. Oleh karena itu
visi perusahaan ditetapkan sebagai berikut :
“ Menjadi perusahaan benang dengan cara meningkatkan produksi yang
efisien dan kompetitif dan dengan daya jual yang tinggi di pasar global”.
b) Misi
PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills Bandung, mengembangkan misi tertentu yang
telah ditetapkan yaitu :
1. Mengurangi tingkat pengangguran dengan cara menyediakan lapangan
kerja yang ada di PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills Bandung.
2. Menciptakan sumber daya manusia yang handal dan penyerapan tekhnologi
yang ada dilingkungan demi kelangsungan perusahaan dengan
melaksanakan bisnis secara konsisten.

2.4. Alamat
PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills berlokasi di Jalan Rumah sakit No. 112
Ujungberung, Kecamatan Ujungberung, Kotamadya Bandung. Sedangkan kantor
pusatnya berada di Wisma Argo Manunggal lantai 12 Jl. Gatot Subroto kav. 22
Jakarta 12930 Indonesia.
Batas-batas lokasi pabrik PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills adalah
sebagai berikut:
5

1. sebelah Utara : PT. Tanabe Abadi


2. Sebelah Timur : Jl. Rumah Sakit
3. Sebelah Selatan : PT. Bintang Agung
4. Sebelah Barat : Pabrik Garmen dan pemukiman penduduk.

Secara Geografis Penentuan lokasi pabrik tersebut sebagai berikut:


1. Terletak didaerah yang tidak jauh dari pemukiman penduduk
2. Berada dikawasan industri yang dekat dengan terminal peti kemas Gede Bage
Kabupaten Bandung
3. Lokasi pabrik tidak terlalu jauh dari pusat kota Bandung, Jalan Raya
Ujungberung, dan Jalan Soekarno Hatta
4. Terletak di daerah yang memiliki fasilitas umum berupa Rumah Sakit
Ujungberung
5. Terletak di daerah yang cukup mampu dalam penyediaan air dan listrik yang
digunakan untuk proses produksi dan kebutuhan lainnya.

2.5. Struktur Organisasi


Didalam organisasi perusahaan, masing-masing pelaku memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing :
1. Dewan Komisaris
Sebagai pemegang perusahaan, sehingga tidak aktif dalam kegiatan operasional
perusahaan. Bertanggung jawab penuh kepada para pemilik saham dan
melaporkan semua hasil laporan posisi keuangan dan operasi perusahaan.
2. Direktur Utama
Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas seluruh pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan.
3. Direktur Produksi
Bertanggung jawab atas kegiatan produksi perusahaan, membuat rencana kerja
tahunan, menentukan jumlah dan jenis produksi sesuai dengan rencana kerja
tahunan yang telah dibuat.
4. Direktur Keuangan.
6

Bertanggung jawab atas semua kegiatan akuntansi dan keuangan perusahaan,


menyusun laporan keuangan perusahaan untuk dipertanggungjawabkan kepada
pihak intern maupun ekstern perusahaan.
5. Direktur Pemasaran
Bertangung jawab atas pemasaran hasil produksi perusahaan, mengadakan
hubungan dengan Departemen Perdagangan dan Direktorat Jendral Bea dan
Cukai.
6. Mill Manager (Manajer Pabrik)
Sebagai pimpinan tertinggi dalam kegiatan operasional sehari-hari di pabrik,
Mill Manager mempunyai tanggung jawab penuh atas kelancaran produksi,
pemasaran, ketertiban keuangan dan kondusivitas hubungan antara personal
dalam perusahaan sehingga produktivitas dan efisiensi sebagai target perusahaan
dapat tercapai. Tangung jawab produksi ini ditransformasikan kepada bagian
yang lebih spesifik sehingga secara teknis dapat diselesaikan.
7. Kepala Bagian (Kabag)
Bertanggung jawab terhadap ketertiban administrasi bagian yang
dibawahinya,menjalankan intruksi dari Mill Manager, memeriksa kedisiplinan
kerja bawahannya dan memeriksa segala sesuatu yang berhubungan dengan
bagian yang dipegangnya.
8. Kepala Seksi (Kasie)
Bertanggung jawab memriksa absensi karyawan, menerima intruksi dari kepala
bagian, memriksa kondisi lingkungan kerjanya masing-masing dan mengawasi
kerja Kepala Urusan.
9. Kepala Urusan (Kaur)
Bertanggung jawab menerima intruksi dari Kepala Seksi, menangani segala
sesuatu yang berhubungan dengan bagian yang dipegangnya dan mengawasi
kerja Kepala Regu.
10. Kepala Regu (Karu)
Bertanggung jawab menerima intruksi dari kepala urusan dan melaporkan
apabila terjadi kesalahan produksi, mengadakan koordinasi dengan Kepala Regu
lainnya, serta mengawasi kerja para operator.
7

11. Operator
Bertanggung jawab dalam menjalankan intruksi yang diberikan kepadanya,
melakukan kebersihan di ruang produksi dan lingkunagn mesin, mengawasi
kelancaran mesin yang menjadi tanggung jawabnya dan segera melaporkan kepada
Kepala Regu jika ada mesin yang rusak.

2.6 Permodalan Perusahaan


Pt. Lawe Adyaprima Spinning Mills adalah perusahaan nasional dengan status
permodalan berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan merupakan anak
perusahaan PT. Argo Manunggal Internasional yang dirintis sejak tahun 1960-an
oleh The Ning King dan H. Musa.

2.7 Jenis dan Jumlah Produksi


Jenis produksi yang dihasilkan PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills berupa benang
mentah dengan bahan baku kapas, rayon, dan polyester.
Adapun pembagian produksi sebagai berikut :
1. Unit Pemintalan I memproduksi benang Open End
2. Unit Pemintalan II memproduksi benang garu (carded yarn), benang sisir
(combed yarn) dan benang campurab kapas – pliester (TC)
3. Unit Pemintalan III memproduksi benang garu (carded yarn), benang rayon,
benang campuran kapas – rayon (RCcd).

Sampai akhir bulan Mei 2003, PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills memiliki mesin
dengan jumlah mata pintal sebanyak 1.368 rotor dan 81.120 spindel. Jumlah
produk yang dihasilkan adalah sebesar 8.706,46 bal per bulan, terdiri dari 2.022,24
bal benang OE dan 6.684,22 bal benang ring.

2.8. Pemasaran
Pemasaran hasil produksi PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills dilakukan
berdasarkan pesanan yang ditangani langsung oleh kantor pusat Jakarta. Hasil
produksi PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills yang berupa benang merupakan
pesanan dari perusahaan local (dalam negeri) maupun luar negeri. Pada tahun 2002
8

ekspor produk PT. Lawe Adyaprima Spinning Mills mencapai 60 % dengan tujuan
Jepang, Korea, Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, Vietnam dan sekitar 40
% produk dipesan oleh perusahaan lokal yang ada di Jakarta, Tangerang, Bandung,
Semarang, Solo, dan Surabaya.

2.8 Dokumentasi
Berikut merupakan hasil dokumentasi di PT Lawe Adyaprima
9

Anda mungkin juga menyukai