Oleh :
ZAIN NARMOKO
(513 0611 009)
PROGAM STUDI
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2015
1. JUDUL
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PEMOTONG KACA
DENGAN MUNGGANKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE
DI PT.X
2. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan industri khususnya industri manufaktur sangat memperhatikan
sistem perawatan yang ada saat ini. Perawatan pabrik serta peralatan dalam tatanan kerja
yang baik sangat penting untuk mencapai kualitas dan keandalan (reliability) tertentu
serta kerja efektif dan efisien. Sistem yang baik tidak akan bekerja secara memuaskan
kecuali dipelihara dengan baik pula. Sistem perawatan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menjamin agar sistem selalu dalam keadaan siap pakai (Serviceable)
atau memulihkan kembali kondisi sistem ke dalam kondisi siap pakai.
PT. X adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang produksi kaca yang
sering mengalami permasalahan breakdown mesin yang tinggi. Hal tersebut menghambat
jalannya proses produksi yang berdampak pada penurunan kapasitas produksi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk mengusulkan
sistem perawatan mesin dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance
(RCM). Metode RCM diharapkan dapat menetapkan jadwal perawatan dan dapat
mengetahui secara pasti tindakan yang di lakukan pada setiap komponen mesin tanpa
menghambat kegiatan produksi .
3. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah: Bagaimana menentukan tindakan perawatan yang optimal agar mesin berjalan
dengan baik sesuai dengan standar performansinya menggunakan metode Reliability
Centered Maintenance (RCM)?
4. BATASAN MASALAH
Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki batasan-batasan agar focus dalam menjawab
permasalahan penelitian. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mesin produksi yang akan menjadi obyek penelitian adalah mesin pemotong kaca di
PT. X Unit Kab. Seleman Yogyakarta .
2. Kegiatan perawatan berupa cara perbaikan, pembongkaran, penggantian, dan
pemasangan peralatan tidak dibahas dalam penelitian ini.
3. Data kerusakan yang diamati dan dianalisis adalah data tahun 2015.
4. Penelitian yang dilakukan untuk menentukan selang waktu pergantian yang optimal
berdasarkan pendekatan Total Minimum Downtime.
5. Suku cadang mesin diasumsikan tersedia saat diperlukan baik dalam keadaan operasi
normal maupun darurat.
6. Penelitian ini tidak memperhitungkan aspek biaya.
5. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi komponen kritis pada stasiun pemotongan kaca.
2. Menentukan interval waktu penggantian untuk komponen kritis yang sering
mengalami kerusakan.
3. Rekomendasi jenis tindakan/aktivitas perawatan (maintenance task) yang dilakukan
pada setiap komponen yang diteliti.
6. DASAR TEORI
1. Pengertian Reliability Centered Maintenance (RCM)
Maintenance berasal dari kata to maintain yang memiliki arti merawat. Dan memiliki
pandangan
kata
yaitu to
repair yang
berarti
memperbaiki.
dan koreksi pada kerusakan yang kecil untuk mencegah terjadinya kerusakan
yang lebih besar. Beberapa tujuan utama dari preventive maintenance adalah
untuk
meningkatkan
umur
produktif
komponen,
mengurangi
maintenance.
perawatan, equipment
perawatan
apabila
Ketika
ini
terjadi
juga
dikenal
kerusakan, run-to-
menggunakan
pendekatan
pada
saat item menghasilkan kegagalan fungsi. Pada jenis perawatan ini diasumsikan
sama dengan kesempatan terjadinya kegagalan pada berbagai part, komponen
atau
sistem.
Ketika reactive
maintenance jarang
diterapkan,
tingkat
digaransi oleh kondisi equipment yang termonitor. Data PTI yang diambil secara
periodik
dapat
digunakan
untuk
menentukan
trend
kondisi equipment,
perbandingan data antar equipment, proses analisis statistik, dsb. PTI tidak dapat
digunakan sebagai satu-satunya metode maintenance, karena PTI tidak dapat
mengatasi semua potensi kegagalan. Namun pengalaman menunjukkan bahwa
PTI sangat berguna untuk menentukan kondisi suatu komponen terhadap
umurnya.
d. Proactive Maintenance
Proactive Maintenance Jenis perawatan ini membantu meningkatkan perawatan
melalui tindakan seperti desain yang lebih baik, workmanship, pemasangan,
penjadwalan,
dan
prosedur
maintenance termasuk
perawatan.
menerapkan
sebuah
Karakteristik
proses
dari proactive
pengembangan
yang
keseluruhan,
dengan
tujuan
akhir
mengoptimalisasikan
dan
Hal
tersebut
termasuk
dalam
melaksanakan root-cause
failure
perawatan,
mempengaruhi evaluasi secara periodik dari kandungan teknis dan performa jarak
yang terjadi antara maintenance task yang satu dengan yang lain, meningkatkan
fungsi dengan mendukung perawatan dalam perencanaan program perawatan, dan
menggunakan tampilan dari perawatan berdasarkan life-cycle dan fungsi fungsi
yang mendukung.
3. Perbedaan antara Preventive maintenance dan corrective
a. Preventive Maintenance (Pemeliharaan untuk Pencegahan) merupakan suatu sistem
perawatan yang terjadwal dari suatu peralatan/komponen yang didesain untuk
meningkatkan keandalan suatu mesin serta untuk mengantisipasi segala kegiatan
perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya
b. Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang tidak terjadwal yaitu
dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan, artinya Corrective
dari desain item. Failure fungsi didefinisikan sebagai kegagalan dari suatu system
untuk melaksanakan system function.
3. Failure Mode (Penyebab Kegagalan)
Apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi tersebut (failure mode)?Setelah
setiap functional
failure teridentifikasi,
mengidentifikasi failure
mode yang
langkah
menyebabkan loss
berikutnya
of
adalah
function. Failure
pengaruh
secara
langsung,
tapi
lama
kelamaan
dapat
seseorang.
3. Operational consequences
Suatu failure berdampak operasional jika memengaruhi produksi (output, kualitas
produk, customer service atau biaya operasi di samping biaya perbaikan secara
langsung).
4. Non-Operational consequences
Failure tidak menyebabkan pengaruh tehadap safety maupun produksi, jadi hanya
memiliki direct cost of repair.
6. Pemilihan Kegiatan Preventive & Interval Pelaksanaan
Apakah yang dapat dilakukan untuk memprediksi atau mencegah masing masing
kegagalan tersebut (proactive task and task interval)?
Dalam SCM Tindakan preventive yang digunakan dikelompokan menjadi tiga
kategori besar yaitu :
a. Scheduled On-Condition
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan dengan mengamati/mengukur
performansi/kondisi komponen pada saat mesin sedang beroperasi, bilamana
Tindakan Default
Apakah yang harus dilakukan apabila kegiatan proaktif yang sesuai tidak berhasil
ditemukan?
Tindakan ini dilakukan ketika sudah berada dalam failed state, dan dipilih ketika
tindakan proactive
task yang
efektif
tidak
mungkin
dilakukan. Default
Action meliputi :
a. Schedulled failure finding, meliputi tindakan pemeriksaan secara periodic
terhadap fungsi fungsi yang tersembunyi untuk mengetahui apakah item
tersebut telah rusak.
b. Re-design, membuat suatu perubahan untuk membangun kembali
kemampuan suatu item. Hal ini mencakup modifikasi terhadap perangkat
c.
financial
tindakan
pencegahan
yang
dilakukan
tidak
menguntungkan
Reliability Centered Maintenace (RCM) lebih menitikberatkan pada penggunaan analisa
kualitatif untuk komponen yang dapat menyebabkan kegagalan pada suatu system.
Ketujuh pertanyaan diatas dituangkan dalam bentuk Failure Mode and Effect
Analysis(FMEA) dan RCM II Decision Diagram yang tergabung dalam RCM Worksheet.
7. RELEVANSI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang terkait. Adapun manfaat yang diharapkan yaitu :
1. Perusahaan mendapatkan informasi mengenai metode Reliability Centered
Maintenance (RCM) sebagai metode pendekatan manajemen perawatan mesin-mesin
produksi.
9. JADWAL PENELITIAN
No
Kegiatan
2
3
4
Pelaksanaan
Analisa data
Laporan
sep
okt
nov
des
jan
feb
mar