Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Tata Letak
Fasilitas

Pendahuluan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Industri W161700027 Alfa FIrdaus, MT

Abstract Kompetensi
Tata letak pabrik merupakan salah Agar mahasiswa mengetahui pengertian
satu faktor terpenting dalam dasar tentang perancangan tata letak
menentukan tingkat keefisienan dank e dan fasilitaspabrik dan arti pentingnya
optimalan suatu prusahaan beroperasi, perancangan tata letak dan fasilitas
karena didalamnya perlu mengatur pabrik.
mengenai manusia, mesin, material
dan bagaiamana aliran proses serta
bahan baku didalam debuah
perusahaan.
Pendahuluan

Perencanaan fasilitas merupakan bagian yang penting untuk menentukan efesiensi


sebuah aktivitas usaha jangka panjang. Perencanaan fasilitas memiliki banyak dampak
strategis karena perencanaan fasilitas menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, hubungan dengan
pelanggan, dan citra perusahaan. Perencanaan fasilitas yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau
respon cepat. Lebih jelas lagi bahwa perencanaan fasilitas merupakan penentuan
bagaimana asset tetap (tangible) dapat mendukung pencapaian tujuan aktivitas atau tujuan
organisasi. Tata letak penting disebabkan oleh:
 Memerlukan investasi uang dan usaha yang besar
 Melibatkan komitmen jangka panjang
 Memiliki dampak signifikan pada biaya dan efisiensi operasi jangka pendek
Ada filsafat yang menarik tentang perencanaan fasilitas, yaitu perencanaan adalah
kosong, tetapi desain adalah segalanya. Pentingnya perencanaan fasilitas dapat dilihat dari
proses merencanakan yang terdiri dari atas perencanaan (planning), desain (designing),
pembangunan (building), pemasangan (installing), dan uji coba (lihat gambar 1.3.). Biaya
yang terjadi pada setiap bagian meningkat secara eksponensial. Tahap perencanaan dan
desain menjadi sangat penting karena kualitas hasil kerja ditentukan pada tahap ini. Bila kita
lihat dari segi biaya, maka memang kebutuhan kedua tahap masih cukup kecil, namun akan
memberikan dampak yang sangat besar. Keterlibatan banyak disiplin ilmu atau keahlian
terdapat pula pada kedua tahap ini. Artinya, kedua tahap harus mendapat perhatian yang
lebih besar dari pimpinan proyek.
Pabrik adalah tempat di mana factor-faktor produksi seperti manusia, mesin, alat,
material, energi, uang, informasi dan sumber daya alam (tanah, air, mineral, dan lain-lain)
dikelola bersama-sama dalam suatu system produksi guna menghasilkan suatu produk atau
jasa secara efektif, efisien dan aman.
Perencanaan tata letak (layout) secara umum banyak dibahas dalam beberapa
literatur antara lain pada facilities planning (perencanaan fasilitas). Facilities planning
adalah berkaitan dengan desain, tata letak (layout), lokasi, dan akomodasi orang, mesin,
dan kegiatan dari sistem atau manufaktur/jasa yang menyangkut lingkungan atau tempat
yang bersifat fisik. (concerned with the design, layout, location, and accommodation of

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


2 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
people, machines, and activities of a system or manufacturing or service within a physical
spatial environment).

Gambar 1 Peningkatan Biaya Selama Proyek Perencanaan Fasilitas


Desain fasilitas adalah menganalisis, membentuk konsep, medesain dan
mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Desain ini umumnya digambarkan
sebagai rencana lantai, yaitu suatu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan,
dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan antar aktivitas, aliran material, aliran
informasi, dan tatacara yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif,
ekonomis, dan aman.
Desain fasilitas juga dikenal dengan kegiatan menghasilkan fasilitas yang terdiri dari
penataan unsur fisik, pengaturan aliran material, dan jaminan keamanan para pekerja.
Apabila kita melihatnya secara kasat mata, maka keluaran desain fasilitas hanya berupa
luas ruangan. Luas ruangan dihasilkan dari pengaturan berbagai komponen- komponen
yang terlibat dalam proses bisnis internal perusahaan. Kegiatan desain fasilitas adalah
menganalisis, membentuk konsep, medesain dan mewujudkan sistem untuk desain barang
atau jasa. Dasar pengaturan komponen-komponen fasilitas adalah aliran material, aliran
informasi, tata cara kerja; dan tenaga kerja yang akan dioptimumkan, baik dari sisi ekonomis
maupun teknis.
Tata letak fasilitas adalah susunan mesin, proses, departemen, tempat
kerja, area penyimpanan, gang dan fasilitas umum yang ada. Sedangkan tata letak
adalah susunan departemen, tempat kerja, dan peralatan, dengan perhatian utama
pada gerakan kerja (pelanggan atau material) melalui sistem: tata letak tetap (fixed-position
layouts), tata letak proses (process layouts), tata letak produk (product layouts), atau tata
letak kombinasi (combination layouts).

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


3 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja memproduksi
benda atau mengawasi proses mesin dari satu produk menjadi produk lain, sehingga
mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas
serupa yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuk lini assembling.
Pabrik yang dalam istilah asingnya dikenal sebagai factory atau plant adalah setiap
tempat sumber daya: manusia, material, modal, mesin, peralatan, energi, informasi dan
sumber daya alam(tanah, air, mineral, dan lain-lain). Sumber daya ini dikelola bersama-
sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara
produktif.
Jadi tata letak pabrik (plant Layout) adalah pengaturan fasilitas fisik perusahaan
yang terdiri dari susunan departemen, pusat kerja, dan peralatan, untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan peralatan, bahan, orang dan energi.

Klasifikasi dan Jenis Industri


Industri memiliki beberapa klasifikasi yang akan menentukan model dari tata letak dan
proses bahkan metode pengerjaannya. Adapun klasifikasi industry yang banyak dikenal
adalah:
1. Industri Penghasil Bahan Baku [extractive/primary industry]
Industri dengan aktivitas produksi mengolah sumber daya alam guna menghasilkan
bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri
penghasil produk atau jasa.
Contoh : industri perminyakan, industri pengolahan bijih besi, dan lain-lain.
2. Industri Manufaktur [The Manufacturing Industries]
Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam
bentuk/model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi [semi finished
good] ataupun produk jadi [finished goods product]. Di sini akan terjadi transformasi
proses – baik secara fisik maupun kimiawi – terhadap input material dan akan
memberi nilai tambah terhadap material tersebut.
Contoh : industri permesinan, industri mobil, dan lain-lain.
3. Industri Penyalur [Distribution Industries]
Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk
bahan baku maupun finished goods product. Di sini bahan baku ataupun bahan
setengah jadi akan didistribusikan dari produsen yang lain dan dari produsen ke
konsumen. Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas pembelian dan penjualan,
penyimpanan, sorting, grading, packaging dan moving goods [transportasi].

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


4 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Industri Pelayanan/ Jasa [Service Industries]
Industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan
menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan/jsa
kepada konsumen.
Contoh : Bank, jasa angkutan, asuransi, rumah sakit, hotel, dan lain-lain.

Sedangkan jika melihat industry dari bagaimana mereka memproses produk dari
bahan bakunya maka akan dapat dibagi menjadi :
1. Industri Yang Proses Produksinya Berlangsung Terus Menerus (Continous
Process Industry)
Pada continuous process industry, proses produksi berlangsung selama 24 jam terus
menerus. Begitu proses produksi mulai dijalankan, maka tidaklah mungkin untuk
menghentikannya dalam beberapa saat dan/atau setiap saat tanpa mengakibatkan
kerugian yang besar, akibat terhentinya proses produksi yang ada, beberapa
kerugian akan terjadi seperti halnya :
a. Kehilangan material yang tidak terpakai lagi (produk setengah
matang/jadi)
b. Kerusakan-kerusakan dalam system dan peralatan produksi
c. Biaya yang besar untuk reparasi/perawatan peralatan produksi yang rusak
(overhead cost).

2. Industri Yang Proses Produksinya Berlangsung Secara Berulang Kembali


(Repetitive-Process Industry)
Dalam repetitive process industry, produk dihasilkan dalam jumlah yang banyak dan
proses biasanya berlangsung dan serupa. Untuk industri macam ini, proses produksi
dapat dihentikan sewaktu-waktu tanpa menimbulkan banyak kerugian seperti halnya
yang terjadi pada continous process industry.

3. Industri Proses Produksinya Berlangsung Terputus-putus (Intermittent-


Process Industry)
Intermittent process industry adalah suatu industri yang proses produksinya
berlangsung sesuai dengan order yang diterima. Proses produksi berdasarkan order
pesanan yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu dan kadang-kadang proses ini
disebut juga dengan job lot in industry. Proses industri semacam ini biasanya

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


5 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berkaitan dengan produksi dalam volume yang kecil, sedangkan pengaturan tata
letak fasilitas produksinya berdasarkan aliran proses.

Pada umumnya macam proses produksi juga akan mempengaruhi aktivitas


perencanaan suatu pabrik. Pada continuous process industry suatu studi kelayakan harus
dilaksanakan secara mendalam dan matang. Di sini factor teknis dan ekonomis harus
dipertimbangkan sebaik-baiknya dalam langkah-langkah pemilihan ataupun penentuan
mesin dan fasilitas peralatan penunjang produksi lainnya. Demikian juga tata letak pabrik
harus pula direncanakan dengan teliti, karena tidaklah mungkin untuk merubahnya setelah
proses produksi berjalan tanpa mengakibatkan kerugian yang besar.

Unsur Utama Desain Fasilitas

Unsur-unsur utama desain fasilitas adalah jenis masukan (input), kegiatan


transformasi atau proses produksi,dan keluaran (output) yang dihasilkan. Lebih lanjut seperti
contoh adalah tabel berikut ini:
Tabel 1.1 Unsur-unsur Utama dalam Desain Fasilitas

Tipe Fasilitas Masukan Proses Produksi Keluaran

Pabrik Bahan baku dan penunjang Proses pengolahan Produk dan sisa

Swalayan Barang, Pembelian Pelayanan dan penyimpanan Barang terjual

Bahan makanan dan makanan


Restoran Pengolahan bahan makanan Makanan yang dihidangkan
jadi
Pelayanan, penyimpanan obat
Rumah sakit Pasien dan obat Pasien dirawat
dan dokumen
Penumpang barang, pesawat Penumpang dan pesawat
Bandar Udara Pelayanan
udara terbang

Untuk mengetahui lebih jauh fasilitas industri manufaktur dapat juga menggunakan Value
Chain. Value chain adalah rantai nilai yang yang digunakan untuk mengetahui kondisi
internal perusahaan (Hitt, et. al., 2005; Eisner dan Ketchen,2009) (gambar 2).
Value Chain terdiri dari dua aktivitas dengan sembilan dimensi. Pertama, lima dimensi
primary activity (aktivitas utama) dalam pembuatan produk secara fisik yang terdiri dari
aktivitas: inbound logistic, operations, outbound logistics, marketing atau sales dan service.
Kedua, empat dimensi support activity (aktivitas pendukung), yang terdiri dari aktivitas:

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


6 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
procurement, technological development, human resources management dan firm
infrastructure atau general admistration.

Gambar 2 Value Chain

Dalam mendesain fasilitas, pendesain perlu memperhatikan ketiga unsur diatas.


Pendesain minimal harus memahami apa saja yang menjadi masukan, bagaimana proses
setiap masukan, dan apa saja yang ingin dihasilkan. Berkaitan dengan proses transformasi,
desain perlu mengenal secara mendalam teknologinya. Misalnya, pada desain fasilitas
manufaktur, pendesain perlu memahami teknologi produksi yang akan digunakan. Dengan
kata lain, proses desain sangat membutukan wawasan yang luas terhadap objek yang akan
didesain

Tujuan Perancangan Tata Letak


Fasilitas

Tujuan dasar tata letak fasiltas adalah untuk menjamin kelancaran aliran kerja,
bahan, orang, dan informasi melalui sistem. Tujuan desain fasilitas adalah untuk mencapai:
1. Pemanfaatan ruang, peralatan, dan orang yang lebih
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


7 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Moral karyawan yang lebih baik dan kondisi lingkungan kerja yang lebih
aman
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik
5. Fleksibilitas

Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang bisa didapatkan


dari tata letak pabrik yang direncanakan dengan baik, terdiri dari enam prinsip dasar dalam
tata letak pabrik, yaitu sebagai berikut;

1. Prinsip integrasi secara total


Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara
total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.
2. Prinsip jarak pemindahan material yang paling minimal
Hampir dari setiap proses yang terjadi di industri mencakup beberapa gerakan
pemindahan dari material, yang mana kita tidak bisa menghindarinya
secara keseluruhan. Dalam proses pemindahan material dari suatu operasi ke
operasi yang lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan.
Hal ini bisa dilaksanakan dengan cara mencoba menempatkan operasi berikutnya
sedekat mungkin dengan operasi sebelumnya.
3. Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik (tracking), gerakan
memotong (cross movement), kemacetan (congestion), dan sedapat mungkin
material dapat bergerak terus tanpa ada interupsi. Perlu diingat bahwa proses yang
baik tidaklah berarti harus selalu dalam lintasan garis lurus. Banyak layout pabrik
yang baik mengguanakan bentuk aliran zig-zag ataupun melingkar. Ide dasar dari
aliran kerja seperti ini adalah aliran konstan: minimum interupsi,kesimpang-siuran
dan kemacetan.
4. Prinsip pemanfaatan ruangan
Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan
ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin dan peralatan proses
produksi lainnya. Dalam perencanaan tata letak pabrik juga seharusnya
memperhatikan faktor dimensi ruang, disamping itu gerakan-gerakan dari orang,
material atau mesin juga terjadi dalam salah satu arah dari tiga sumbu yaitu sumbu
x, y dan z.
5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


8 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keselamatan kerja adalah merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam
perencanaan tata letak pabrik, suatu layout tidak dapat dikatakan baik apabila
akhirnya justru membahayakan keselamatan orang yang bekerja.
6. Prinsip fleksibilitas
Prinsip ini sangat berarti dalam abad ini dimana riset ilmiah, komunikasi dan
transportasi bergerak dengan cepat yang mana hal ini akan mengakibatkan dunia
industri harus ikut berpacu untuk mengimbanginya. Kondisi tersebut menyebabkan
beberapa perubahan terjadi pada desain produk,peralatan produksi, waktu
pengiriman barang dan sebagainya. Kondisi ekonomis akan dicapai jika tata letak
yang direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian atau pengaturan
kembali layout yang baru dapat dibuat dengan mudah, cepat dan murah. Lebih lanjut
tujuan perencanaan tata letak prinsif

Fleksibilitas perlu dipandang sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini berarti
mempertimbangkan peralatan yang kecil, mudah dipindahkan, dan fleksibel. Agar dapat
mengatasi perubahan model produk secara cepat dan mudah. Dalam beberapa hal,
peralatan yang menggunakan roda sangat tepat digunakan, untuk mengatasi perubahan
yang akan terjadi pada produk, proses, atau volume produksi.

Ruang Lingkup

A. Ruang Lingkup Perencanaan Tata Letak Pabrik dalam Perencanaan Fasilitas


Perencanaan fasilitas pabrik (manufacturing facilities planning) terdiri dari
perencanaan lokasi tata letak (plant location) dan desain pabrik (plant design). Selanjutnya
desain pabrik hendaknya memperhatikan sistem tata letak pabrik (plant facility system), tata
letak pabrik (plant layout), dan pemindahan material (material handling).
Komponen perencanaan tata letak terdiri dari:
1. Struktur (bangunan dan jasa): jasa misalnya gas, air, listrik, pemanas,
pencahayaan cahaya, udara, dan limbah)
2. Layout (alat, mesin, perlengkapan): Dalam layout terjadi interaksi satu sama
lain melalui aliran material, personil, dan informasi.
3. Sistem pemindahan (mekanisme interaksi dalam layout): Menentukan proses,
peralatan, dan sistem pemindahan materi antar aktivitas.

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


9 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jadi gambaran umum perencanaan fasilitas pabrik adalah perencanaan lokasi pabrik
(facility location) yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus
ditempatkan, desain fasilitas produksi (facilities design), dan pemeliharaan tata letak (facility
utilization). Desain fasilitas produksi meliputi desain struktur bangunan, desain tata letak
fasilitas produksi dan desain sistem pemindahan material. Secara skematis hirarki dari
perencanaan fasilitas pabrik tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 Hirarki Perencanaan Fasilitas


Desain fasilitas akan menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dari fasilitas- fasilitas
produksi dari pabrik akan bisa diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya
pencapaian tujuan pokok secara efektif dan efisien. Untuk industri manufaktur perencanaan
aktivitas akan meliputi penetapan cara yang sebaik-baiknya agar fasilitas-fasilitas yang ada
mampu menunjang kelancaraan proses produksi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
 Pertama perencanaan fasilitas ini akan dimulai dengan penetapan lokasi pabrik yang
mana fasilitas-fasilitas produksi akan ditempatkan. Penetapan lokasi pabrik ini akan
memperhatikan produksinya dengan pelanggan, pemasok maupun fasilitas-fasilitas
pabrik lain yang berkaitan.
 Kedua perencanaan fasilitas yang berkaitan dengan desain fasilitas yang meliputi
desain struktur bangunan pabrik, tata letak dan sistem pemindahan material. Dalam
industri manufaktur, struktur desain bangunan meliputi desain dan pendirian
bangunan pabrik serta fasilitas penunjangnya seperti jaringan listrik, air, gas,
penerangan dan lain-lain. Untuk tata letak pabrik meliputi pengaturan letak mesin,
peralatan, dan fasilitas produksi lainnya yang berada dalam suatu area. Dalam
pengaturan tata letak fasilitas produksi akan didesain pula pengaturan sistem
pemindahan material, pergerakan personil, penyebaran informasi dalam pabrik dan
sebagainya.
 Ketiga perencanaan fasilitas pemeliharaan tata letak pabrik yang merupakan
landasan atau fondasi yang kuat dalam meningkatkan produktivitas terpadu.
20 Perancangan Tata Letak Fasilitas
10 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Ruang Lingkup Fasilitas Tata Letak Pabrik dalam Sistem Manufacturing
Konsep sistem manufaktur terdiri dari:
 Product Design (Desain Produk)
 Process Planning (Proses Perencanaan)
 Management of Operations (Manajemen Pelaksanaan)
 Material Handling (Perpindahan Material)
 Facilities Layout (Perencanaan Fasilitas)
 Production Planning/Control (Rencana/Kontrol Produksi)

Gambar 4 Fasilitas layout dalam Sistem manufaktur

Tipe Tata Letak Pabrik

A. Tata letak posisi tetap (fixed position layout)


Tipe ini, material atau komponen/produk utamanya tinggal tetap pada posisinya
sedangkan sarana produksi (mesin/peralatan, manusia,dsb) bergerak menuju lokasi
material dengan jenis volume produksi rendah. Tata letak tipe ini sering digunakan untuk
membuat produk dengan ukuran besar seperti: perakitan pesawat terbang, kapal laut
dsb.

B. Tata letak proses (process layout)

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


11 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengaturan tata letak dengan cara menempatkan segala mesin/peralatan yang memiliki
tipe/ jenis sama kedalam satu departemen. Tipe tata letak proses sangat cocok untuk
industri yang sifatnya menerima job order dengan jenis produk dapat bervariasi/jenis
produk banyak dan volume produksi sangat rendah. Pada umumnya industri kecil lebih
cocok menggunakan jenis tata letak seperti ini.

C. Tata letak produk (product layout)


Tata letak berdasarkan produk umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi
satu macam produk atau kelompok produk (variasi rendah) dengan jumlah yang banyak
(volume tinggi) secara terus menerus dalam waktu produksi yang lama. Digunakan
untuk industri/perusahaan yang membuat produk secara massal dalam waktu relatif
panjang (terus menerus) dan tidak tergantung pesanan,

Selanjutnya diketahui bahwa tipe tata letak proses dan produk memiliki kelebihan
dan kekurangan untuk mengeksploitasi kelebihan dan mengurangi kekurangannya, maka
perlu dilakukan kombinasi. Tata letak kombinasi merupakan kombinasi tipe tata letak produk
dan proses dengan cara mengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat
berdasarkan kesamaan dalam proses, bentuk, mesin, atau peralatan yang dipakai. Tata
letak kombinasi (Combination) dalam beberapa literatur disebut dengan istilah Hybrid
Layouts atau group technology atau group layout.
Aplikasi dari tata letak kombinasi adalah tata letak seluler (cellular layout).
Tata letak Seluler adalah mengkombinasikan fleksibilitas tata letak proses dengan
efisiensi tata letak produk atau dengan kata lain menjawab keterbatasan tata letak proses
dan mengeksplotasi kelebihan tata letak produk.
Pembedaan antara tipe tata letak dapat dilihat berdasarkan karakteristik seperti
variasi produk (product variety) dan volume produksi (production volume) (Gambar 1.4.) dan
(Gambar 1.5).

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


12 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5 Karakteristik Variasi - Volume Produk

Gambar 6 (a) Variasi- Volume Produk dan (b) Biaya-Volume Analisis Balik Modal

Daftar Pustaka
Apple, James M. (1990) Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Bandung: ITB.
Meyers, Fred E. (2005). Manufacturing Facilities Design and Material Handling, 3rd Editon, USA:
Prentice Hall.
Diaz A.G. and Smith J.M. (2008). Facilities Planning and Design, USA: Prentice Hall.
Heizer J. and Render B. (2010). Operations Management,10th Edition, Pearson Education, Inc.
publishing as Prentice Hall
Heragu, Sunderesh (2006). Facilities Design 2nd, USA
Hiregoudar C. & Reddy B. R. (2007). Facility Planning & Layout Design, India, Technical Publication
Pune.
Hadi (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Yokyakarta: Graha Ilmu
Tompkins, White and Bozer (2010). Facilities Planning, 4thEdition, New York: John Wiley & Sons.

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


13 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wignjosoebroto, Sritomo, 2009.Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi 3, Penerbit Guna
Wijaya, Surabaya.

20 Perancangan Tata Letak Fasilitas


14 Alfa Firdaus,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai