Anda di halaman 1dari 49

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK GEL

HANDSANITIZER

DEVI UMI PUSPASAFITRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN


SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan


Bisnis Produk Gel Handsanitizer adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 28 Agustus 2014

Devi Umi Puspasafitri


NIM F34100153
ii

ABSTRAK

DEVI UMI PUSPASAFITRI. Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel


Handsanitizer. Dibimbing oleh HARTRISARI HARDJOMIJOJO dan DWI
SETYANINGSIH.

Handsanitizer umum digunakan masyarakat untuk membersihkan tangan


di era modern. Berkembangnya peluang pasar produk handsanitizer mendorong
terbukanya peluang bisnis produk tersebut. Tujuan dari kajian ini adalah
mempersiapkan strategi peluncuran produk ini ke pasar. Terdapat dua tahap dalam
kajian ini yakni desain produk dan perencanaan strategi. Desain produk mencakup
identifikasi pasar, desain prototipe penentua harga pokok dan penerimaan
pelanggan. Perancangan strategi dikembangkan dengan menggunakan evaluasi
internal faktor dan eksternal faktor (matriks IFE-EFE) yang diikuti dengan
matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSP). Hasil yang diperoleh menunjukan
bauran pasar produk sebesar 1.23 juta dan desain produk yang dipilih adalah
kemasan sekali pakai. Harga pokok produk adalah Rp 4 032. Hasil juga
menunjukkan penerimaan pelanggan yang tinggi terhadap produk. Terdapat 20
faktor yang mempengaruhi peluncuran produk (secara internal dan eksternal).
Total skor bobot pada faktor internal adalah 2.568 dan 2.620 untuk faktor
eksternal. Dengan analisis kartesius, dapat dilihat bahwa posisi bisnis terdapat
pada kuadran kelima. Berdasarkan posisi tersebut, strategi-strategi yang
disarankan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Kata Kunci : handsanitizer, peluncuran produk, matriks IFE-EFE, matriks QSP

ABSTRACT

DEVI UMI PUSPASAFITRI. Bussiness Development Strategy on Gel


Handsanitizer Product. Supervised by HARTRISARI HARDJOMIDJOJO and
DWI SETYANINGSIH

Handsanitizer is commonly used for cleaning peoples` hands in the modern


era. The development of hand sanitizer market opportunity could enhance the
opportunity of business development of the product. The objective of this study is
preparing the launch strategy of the product on the market. Two steps have been
conducted in this study, product design and strategic planning. The product design
step consists of market identification, prototype design, basic selling cost
determination and customer acceptance. The strategy was developed using
internal factor and external factor evaluation matrix (IFE-EFE matrix) followed
by Quantitative Strategy Planning (QSP) matrix. The result showed that market
share for the product is 1.23 millions and the design chosen is disposable product.
The cost of good is Rp 4 032. The result showed also high acceptance from
iii

customers. There were 20 factors could affect the launch of the product
(internally and externally). Total weight score of internal factor is 2.568 and 2.620
for the external factors. Using Cartesian analysis, we could see that the business
position is located at fifth quadrant. Based on this location, the strategies
suggested are market penetration and product development.

Keywords : business launch, handsanitizer, IFE-EFE matrix, QSP matrix.


iv

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK GEL


HANDSANITIZER

DEVI UMI PUSPASAFITRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
v
vi

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer


Nama : Devi Umi Puspasafitri
NIM : F34100153

Disetujui oleh

Dr.Ir. Hartrisari Hardjomijojo, DEA Dr. Dwi Setyaningsih, S.Tp, MSi


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof.Dr.Ir. Nastiti Siswi indrasti


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
vii

PRAKATA

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas


rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penelitian mengenai pengembangan bisnis pada produk handsanitizer ini
dilaksanakan mulai bulan Februari 2014 sampai Mei 2014 dengan judul Strategi
Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
1. Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB yang telah
mempercayakan dana penelitian kepada penulis sehingga penelitian ini
berjalan lancar dari segi finansial.
2. Ibu Hartrisari Hardjomijojo dan Ibu Dwi Setyaningsih selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam
penyelesaian penelitian ini.
3. Bapak Syamsul Ma’arif selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis terhadap hasil penelitian dan
penulisan karya ilmiah ini.
4. Bapak Aji Hermawan selaku pimpinan Recognition and Mentoring
Program (RAMP) IPB beserta jajarannya yang telah memberi
bimbingan dan masukan dalam keberhasilan penelitian ini.
5. Bapak Tri selaku manager rumah makan x beserta jajarannya yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk mewawancarai pelanggan
rumah makan.
6. Nirwan H, Ryan A, Annalisa PF, Giovanni NP, Bapak Sugi, Fatkhia F,
Fitriana DP dan Elok P yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan
bisnis handsanitizer serta Alzara Z yang membantu penelitian
pengembangan produk.
7. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
8. Keluarga besar TIN 47 seperjuangan serta Annisha, Kardina dan
Hadiwijoyo rekan bimbingan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 28 Agustus 2014

Devi Umi Puspasafitri


viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODOLOGI 2
Instrumen Penelitian 2
Waktu dan Tempat Penelitian 3
Kerangka Penelitian 3
Metode Penelitian 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Penelitian Tahap I 7
Identifikasi Pasar 7
Desain prototipe 9
Riset dan Pengembangan 11
Penerimaan Pelanggan 12
Penelitian Tahap II 13
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 13
Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) 16
Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) 17
Pengambilan Keputusan dengan Matriks Quantitative Strategy Planning (QSP)
19
SIMPULAN DAN SARAN 20
Simpulan 20
Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 22
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identifikasi faktor internal .................................................................. 15


Tabel 2 Identifikasi faktor eksternal ................................................................. 16
Tabel 3 Evaluasi Faktor Internal ..................................................................... 16
Tabel 4 Evaluasi faktor eksternal .................................................................... 17
Tabel 5 Strategi Deskriptif .............................................................................. 18
Tabel 6 Hasil QSPM......................................................................................... 19

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka pemikiran tahap I ............................................................. 3
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian tahap II ........................................... 3
Gambar 3 Cara membersihkan tangan .............................................................. 8
Gambar 4 Alasan memilih handsanitizer .......................................................... 9
Gambar 5 Desain grafis logo prototipe (a) kemasan primer (b) kemasan
sekunder (c)...................................................................................... 10
Gambar 6 Prototipe produk ............................................................................. 10
Gambar 7 Persen penerimaan masyarakat ....................................................... 12
Gambar 8 Total penerimaan masyarakat ......................................................... 12
Gambar 9 Matriks internal-eksternal ............................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Form kuisioner cara membersihkan tangan dan data yang
diperoleh .......................................................................................... 22
Lampiran 2 Form kuisioner alasan masyarakat memilih handsanitizer
dan data yang diperoleh ................................................................... 23
Lampiran 3 Perhitungan harga pokok penjualan ............................................. 23
Lampiran 4 Hasil uji kelembaban tangan ........................................................ 26
Lampiran 5 Form penerimaan terhadap prototipe ........................................... 26
Lampiran 6 Form evaluasi faktor internal dan eksternal ................................. 27
Lampiran 7 Perhitungan IFE & EFE ................................................................ 31
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai penyakit seperti penyakit pernafasan dan penyakit pencernaan


disebabkan oleh sistem imun tubuh yang terganggu oleh virus. Widyastuti (2013)
menyebutkan virus penyebab infeksi saluran pencernaan seperti bakteri
Staphylococcus dan Streptococcus dengan mudah mampu menyerang sistem
pencernaan manusia melalui tangan dan udara. Kondisi sosial masyarakat yang
semakin modern di era global ini, menjadikan mencuci tangan dengan sabun yang
dialiri air tidak dapat diaplikasikan pada setiap aktivitas masyarakat.
Handsanitizer atau pembersih tangan antiseptik merupakan temuan ilmiah yang
akhirnya dimanfaatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan.
Peluang bisnis produk handsanitizer terus meningkat dibuktikan
meningkatnya jumlah merek produk tersebut di pasar. Dwianto (2007) mencatat
sedikitnya ada tujuh merek handsanitizer yang dijual di pasar yakni Antis, Handy
Clean, Nuvo, Number 1, Eskulin, Instance dan Laxmay pada tahun 2001 hingga
2007. Merek-merek yang kini beredar di pasar selain yang disebutkan sebelumnya
mengalami penambahan diantaranya Carrex, Dettol, Purrel, Calmic (Pengamatan
di Alfamart, Alfamidi, Carrefour, Giant pada tahun 2014) serta handsanitizer
tanpa merek yang diimpor dari China dan Korea (pengamatan Online shop 2014).
Mengingat besarnya peluang bisnis tersebut, invensi Widyastuti tahun 2013
berupa produk handsanitizer alami perlu dikomersialisasikan. Dalam
mengomersialkan produk, peninjauan mendalam mengenai produk yang akan
ditawarkan serta strategi bisnis perlu dilakukan. Peninjauan produk mencakup
identifikasi pasar, desain prototipe, riset dan pengembangan serta analisis
penerimaan masyarakat. Peninjauan yang diperlukan setelah itu adalah perumusan
rencana strategi yang sesuai untuk peluncuran produk.
Perumusan strategi bisnis diperlukan guna mengetahui langkah
melaksanakan aktivitas bisnis melalui tahapan identifikasi faktor, evaluasi faktor,
positioning dan penentuan skenario. Melalui identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang ada di lingkungan bisnis, manajemen akan peka
terhadap faktor keberhasilan peluncuran produk . Evaluasi lanjutan terhadap
faktor peluncuran produk akan menghasilkan positioning bisnis dalam
menentukan skenario strategi. Rangkaian kegiatan ini perlu dilakukan untuk
memperoleh gambaran nyata pengembangan bisnis produk gel handsanitizer.
Penelitian ini akan menghasilkan sistem pengembangan bisnis pada produk
handsanitizer. Output yang diharapkan dari penelitian ini adalah desain prototipe
dan penerimaan masyarakat terhadap prototipe serta skenario strategi peluncuran
produk. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti yang
akan melanjutkan riset terhadap handsanitizer, bagi calon pelaku bisnis
handsanitizer serta bagi para pembaca karya ini.

Perumusan Masalah

Permasalahan persiapan peluncuran produk dapat dievaluasi dengan dua


tahap peninjauan produk dan peninjauan strategi sehingga diperoleh rumusan
2

strategi yang sesuai untuk suatu produk. Dua tahap peninjauan produk dan
peninjauan strategi dapat diterapkan untuk mengevaluasi persiapan peluncuran
produk handsanitizer untuk menghasilkan rancangan nyata pengembangan bisnis
produk tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menghasilkan sistem pengembangan bisnis


handsanitizer pada produk yang akan diluncurkan.

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti terdahulu


Sebagai upaya mewujudkan hasil penelitian agar layak dikomersialisasikan.

Bagi peniliti lain


Memberikan informasi dan gambaran nyata untuk peneliti lanjutan mengenai
pengembangan bisnis gel handsanitizer.

Bagi pelaku bisnis


Menghasilkan evaluasi perencanaan bisnis sebagai gambaran pengembangan
bisnis produk gel handsanitizer yang layak diluncurkan di tengah masyarakat

Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup dari penelitian terdiri dari dua bahasan utama yakni tahap I dan
tahap II. Tahap I meliputi identifikasi pasar, desain prototipe, riset &
pengembangan serta analisis penerimaan produk. Tahap II meliputi identifikasi
faktor internal eksternal, evaluasi faktor internal eksternal, positioning bisnisdan
perumusan startegi deskriptif serta analisa quantitative stratetgy planning (QSP).

METODOLOGI

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri produk gel handsanitizer yang dihasilkan


dari penelitian mengenai formulasi cairan pembersih tangan sebagai aplikasi
produk turunan minyak atsiri. Instrumen penelitian lainnya adalah kuisioner dan
responden pada analisa kebiasaan masyarakat, penerimaan terhadap produk dan
evaluasi faktor dalam lingkungan bisnis.
3

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Februari 2014 sampai April


2014. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahap yakni penelitian I yang
dilakukan di wilayah Jakarta, Bekasi dan Bogor, sementara penelitian tahap II
dilakukan di Bogor.

Kerangka Penelitian

Mulai
Studi literatur, survey teknik
wawancara
Identifikasi pasar

Design graphis, HPP


Desain prototipe

Riset dan Studi literatur, uji


pengembangan kelembaban, pendugaan
umur simpan
Analisa penerimaan
pasar Survey teknik wawancara
(skala likert)

Selesai

Gambar 1 Kerangka pemikiran tahap I


Gambar 1 dan 2 merupakan kerangka pemikiran penulis untuk
menjalankan penelitian tahap I dan II.

Mulai
Daftar faktor internal
eksternal, studi literatur
Identifikasi faktor

Matriks IFE dan EFE


Evaluasi faktor

Positioning bisnis
dan perumusan Matriks IE, analisis
strategi deskriptif

Matriks QSP (analisis


Analisa QSP deskriptif)

Selesai

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian tahap II


4

Metode Penelitian

Penelitian tahap I
Tahap I dilakukan untuk memperoleh desain produk yang akan diluncurkan
ke pasar. Kegiatan ini meliputi identifikasi pasar, desain prototipe, research and
development, serta analisis penerimaan pelanggan terhadap produk yang akan
ditawarkan.

Identifikasi pasar
Identifikasi pasar dilakukan untuk menentukan segmen pasar dan besarnya
pasar yang dituju melalui studi literatur dan observasi calon pelanggan. Observasi
pelanggan dilakukan dengan metode kuisioner teknik wawancara (Singrimbun
dan Sofyan 1987) kepada 50 responden. Jumlah 50 responden untuk mengurangi
besarnya standar error dari hasil penghitungan, di mana syarat minimal jumlah
responden untuk memenuhi statistik adalah 30 responden.

Desain prototipe
Desain prototipe dilakukan dengan brainstorming ide-ide mengenai desain
logo dan tag line, desain kemasan, dan desain harga pokok penjualan. Desain logo
dan kemasan dilakukan dengan graphis design menggunakan corel draw x6.
Penentuan harga pokok penjualan dilakukan secara sederhana menggunakan
ekonomi teknik total biaya produksi untuk unit produk yang dihasilkan.

Research and development


Riset dan pengembangan dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas
produk yang akan diluncurkan. Kegiatan riset yang dilakukan adalah studi
literatur mengenai karakteristik produk, uji sensori kelembaban produk saat
penggunaan dengan rataan nilai baca alat skin analyzer serta pendugaan umur
simpan prototipe yang dilaksanakan dalam penelitian Zetiara tahun 2014.

Analisis penerimaan pelanggan


Analisis penerimaan pelanggan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
rangkaian identifikasi pasar hingga kegiatan riset terhadap penerimaan calon
pelanggan. Kegiatan analisis penerimaan ini dilakukan dengan teknik wawancara
langsung terhadap 50 responden supaya nilai error minimal. Responden tersebut
merupakan masyarakat yang termasuk dalam katagori segmen pelanggan produk.
Aspek yang ditinjau dalam analisis penerimaan adalah aspek kepedulian, harga,
kemasan, tekstur, kelembaban, kecukupan isi dan aroma produk. Pengolahan data
dilakukan dengan skala likert dengan pembagian tiga interval penerimaan yakni
rendah (1-7) sedang (8-14) dan tinggi (15-21). Alasan pembagian tiga interval
karena skala likert yang digunakan terdapat tiga buah yakni; tidak setuju (1), ragu
(2), dan setuju (3) sehingga dengan jumlah aspek penilaian tujuh buah akan
menghasilkan interval penerimaan seperti yang sebelumnya disebutkan.
Hasil yang diharapkan dari penelitian tahap satu adalah mengetahui
pengaruh pelaksanaan sistem dalam tahap I terhadap penerimaan produk oleh
calon pelanggan.
5

Penelitian tahap II
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan skenario strategi pengembangan
bisnis dari produk yang di desain pada kegiatan sebelumnya. Hasil dari tahap II
ini adalah skenario rangkaian strategi bisnis sesuai lingkungan bisnis.

Identifikasi faktor
Identifikasi faktor dilakukan dengan mengidentifikasi kemungkinan faktor-
faktor yang mempengaruhi berdasarkan literatur yang terkait untuk masing-
masing aspek dan fakta yang ada di lapang. Identifikasi dilakukan dengan sistem
listing dan checking untuk setiap faktor yang memberi pengaruh. Metode yang
digunakan ini mengacu pada Chatarine (2012) dan David (2010) dalam
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan.

Evaluasi faktor internal dan eksternal bisnis


Evaluasi faktor-faktor dilakukan untuk menilai besar kecilnya pengaruh
faktor tertentu terkait tujuan peluncuran produk. Nilai yang dihasilkan dari evaluai
faktor ini menggambarkan kondisi bisnis secara internal maupun eksternal (David
2010). Kegiatan evaluasi ini dikenal dengan istilah internal factor evaluation
(IFE) dan external factor evaluation (EFE). Evaluasi faktor internal dan eksternal
dilakukan oleh enam responden yang terkait dalam berjalannya proses bisnis
produk. Evaluator merupakan orang yang terkait secara langsung (internal) dan
tidak langsung (eksternal) dalam proses bisnis produk handsanitizer.
Tahapan dalam pengisian matriks IFE (David 2010) dan (Chatarine 2012)
adalah:
1. Membuat daftar faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
2. Memberi bobot berkisar dari 0-1 (tidak penting-sangat penting) untuk
setiap faktor. Bobot yang diberikan merupakan signifikansi faktor
terhadap keberhasilan tujuan (jumlah total bobot harus 1). Penentuan
bobot dilakukan dengan paired comparison dengan skala; 1=faktor
horizontal kurang penting dibanding vertikal; 2= faktor horizontal sama
penting dengan faktor vertical; 3=faktor horizontal lebih penting dari
faktor vertical.
3. Bobot setiap variabel faktor diperoleh dengan rumus:
keterangan :
αi = αi = bobot variabel ke-I n = jumlah data
Xi = nilai variabel ke-i i = 1,2,3,…,n
4. Peringkat 1 sampai 4 pada diberikan pada setiap faktor (1=sangat lemah,
2=lemah, 3=kuat, 4=sangat kuat). Peringkat pada data individual
ditentukan menggunakan sebaran frekuensi (Walpole 1993). Data setiap
individual selanjutnya dikelompokkan menjadi data kelompok yang
peringkat utamanya ditentukan dengan modus.
5. Masing-masing bobot faktor dikalikan dengan peringkat untuk
menentukan skor bobot masing-masing variabel.Total skor bobot
organisasi adalah jumlah bobot keseluruhan faktor. Nilai bobot untuk
organisasi 2,5 (total skor bobot >2,5=organisasi lemah; total skor bobot
<2,5=organisasi kuat).
Langkah evaluasi faktor eksternal sama dengan tahapan dalam evaluasi
faktor internal, perbedaannya pada tahap akhir total skor bobot 4,0 menunjukkan
6

strategi bisnis memiliki respon baik terhadap peluang dan ancaman. Total skor
bobot 1,0 menunjukkan strategi perusahaan kurang memanfaatkan peluang atau
tidak menghindari ancaman.

Analisis matriks internal-eksternal (IE) dan perumusan strategi


Tahapan ini merupakan positioning bisnis dengan sebuah matriks yang
bernama matriks IE. Pengisian matriks ini dilakukan dengan plot hasil evaluasi
internal dan eksternal (Sutrisno et al 2013). Total rata-rata tertimbang IFE
merupakan sumbu x dan total skor EFE merupakan sumbu y (Chatarine 2012).
Hasil evaluasi ditarik garis kearah dalam matriks sampai keduanya bertemu pada
satu titik koordinat. Titik potong dari kedua faktor tersebut merupakan posisi
strategi perusahaan. Perumusan strategi dilakukan secara deskriptif sesuai hasil
identifikasi faktor, evaluasi faktor dan positioning bisnis. Strategi dirumuskan
berdasarkan posisi bisnis dan strategi yang diperlukan untuk mencapainya.

Pengambilan keputusan strategi dengan matriks Quantitative Planning


Strategy (QSP)
Langkah untuk menghasilkan prioritas strategi dalam QSPM adalah (David
2010) dan (Chatarine 2012):
1. Menulis daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kolom
paling kiri matriks.
2. Menulis bobot setiap faktor sesuai hasil IFE dan EFE pada kolom sebelah
kanan faktor.
3. Menulis hasil evaluasi alternatif strategi yang diperoleh dari tahap
penyesuaian (analisis I-E dan analisa deskriptif) pada baris atas matriks.
4. Menentukan Attractiveness score (AS), yakni nilai daya tarik dari suatu
alternatif strategi. Interval penilaian untuk AS berkisar dari 1 sampai 4
(1=tidak menarik, 2=agak menarik, 3=cukup menarik dan 4=sangat
menarik). Menentukan Total attractiveness score (TAS), yakni nilai
total yang diperoleh dari hasil kali bobot faktor dengan nilai AS
(gambaran daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi).
5. Langkah terakhir menjumlahkan seluruh nilai TAS dalam satu strategi
yang mempertimbangkan keseluruhan faktor internal maupun eksternal.
Nilai total ini merupakan faktor relevan untuk mengambil keputusan
strategi pengembangan bisnis handsanitizer.
Hasil dari tahap II ini adalah skenario strategi berdasarkan faktor-faktor
yang berpengaruh pada peluncuran produk sebagai suatu sistem pengembangan
bisnis.
7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tahap I

Penelitian tahap I merupakan kegiatan mendesain produk sebagai sarana


menentukan segmen dan ukuran pasar, potensi pengembangan pelanggan, kebiasaan
masyarakat, desain logo dan kemasan, harga pokok penjualan, uji kelembaban,
pendugaan umur simpan, penerimaan pelanggan dan interval penerimaan pelanggan.

Identifikasi Pasar

Segmen dan ukuran pasar


Data statistik Indonesia menyebutkan jumlah penduduk usia 15-65 tahun
(segmen pelanggan) pada tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 176 juta penduduk
(BPS 2013 dan Data Statistik Indonesia 2014). Jumlah masyarakat menengah ke atas
(asumsi peduli kebersihan tangan) dari total penduduk sebanyak 50% adalah 88 juta
merupakan total available market (TAM). PT Harlina Indah (Antis) pada tahun 2006
dalam Dwianto 2007 menganalisis market share produk handsanitizer dikuasai oleh
empat (4) merek yakni antis, handy clean, dettol dan nuvo. Perkembangan dari 2006
hingga 2013 memunculkan asumsi penulis mengenai merek-merek handsanitizer lain
yang beredar di masing-masing bisnis retail dan berpacu pada data yang diperoleh
Dwianto (2007). Proyeksi market share pada tahun 2013 : antis (28%), dettol (30%),
handy clean (25%), nuvo (10%) dan lain-lain (7%). Served available market (SAM)
sebesar 7% atau 6,16 juta penduduk (Dwianto 2007).
Target market (TM) merupakan sasaran pasar yang dituju sebagai pasar.
Berdasarkan data SAM (6,16 juta penduduk), asumsi target pasar sebesar 20% dari
pasar merek lain-lain yang beredar di pasar. Angka target pasar sebesar 20% dipilih
karna persaingan produk handsanitizer yang semakin ketat sehingga peluang bersaing
dalam merek others kecil. Target 20% tersebut setara dengan 1,23 juta penduduk
yang tersebar di Indonesia. Ukuran pasar yang berpotensi dikembangkan untuk skala
nasional sejumlah 1,23 juta penduduk.
Ukuran pasar untuk daerah Jabotabek ditentukan dengan langkah yang sama
untuk pasar nasional. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemerintah Jakarta (2014)
jumlah penduduk kota metropolitan Jakarta mencapai 9,6 juta jiwa penduduk dan
mencapai 23,6 juta penduduk wilayah Jabotabek. Bila asumsi angkatan kerja (15-65
tahun) sejumlah 75% maka besarnya sekitar 17,7 juta penduduk di Jabotabek. 50%
warga merupakan ekonomi menengah ke atas, maka TAM di Jabotabek setara dengan
8,85 juta penduduk. Market share produk lain-lain adalah 7% sehingga ukuran pasar
SAM sebesar 0,619 juta penduduk, dengan demikian besarnya ukuran pasar di
Jabotabek adalah 20% dari 0,619 juta penduduk atau sebesar 0,123 juta penduduk
sebagai pasar lokal. Langkah awal pengembangan bisnis ini dilakukan dengan pasar
lokal dengan asumsi pembelian dua kali dalam satu tahun.
8

Potensi pengembangan pelanggan


Bersamaan dengan survey yang dilakukan di salah satu rumah makan di
kawasan Jakarta Selatan diperoleh peluang pasar yang mungkin dikembangkan untuk
perluasan pasar produk handsanitizer. Bisnis ini mampu menjadi salah satu rekan
bisnis dalam penyedia produk preventif kesehatan mengingat rumah makan ini
tergolong restoran tradisional yang memiliki lebih dari 15 outlet penjualan di seluruh
Indonesia dengan omset outlet minimal per hari Rp 60.000.000.

Kebiasaan masyarakat
Data kebiasaan masyarakat berikut diperoleh berdasarkan survey tertanggal 28
Februari – 2 Maret 2014 yang berlokasi di Galeri ATM BNI Dramaga, Restoran Ny.
Suharti Jaksel, Sekolah Dasar Insan Kamil, CV. Abyan Bogor, Perumahan Galaxy
Bekasi, dan Perwira Dramaga. Tanggal 28 Februari hingga 2 Maret 2014 bertepatan
dengan hari Jum’at hingga Minggu. Weekend dipilih karena kesediaan responden
untuk mengisi kuisioner sehingga hasil penilaian diharapkan objektif. Rumah makan
dan SD Insan Kamil dipilih untuk alasan sampel di kedua tempat tersebut memiliki
perekonomian relatif menengah ke atas. Untuk lokasi-lokasi lainnya merupakan
tempat umum dengan karakter responden beragam, sehingga diharapkan mampu
mewakili sampel segmen pelanggan. Jumlah total responden yang bersedia menjadi
responden sebanyak 50 masyarakat yang berasal dari golongan usia 15-65 tahun
dengan perekonomian menengah ke atas. Form kuisioner dan data survey terdapat
pada Lampiran 1 dan 2. Data yang diperoleh dalam survey tersebut selanjutnya
disajikan pada gambar 3 dan 4.

mencuci
tanpa mencuci
kombina sabun dengan
si 10% sabun
46% 40%

tisu
hand
basah
sanitizer
0%
4%

Gambar 3 Cara membersihkan tangan


Gambar 3 adalah hasil pengolahan data mengenai persentase cara umum yang
dilakukan masyarakat untuk membersihkan tangan. Cara umum tersebut adalah
mencuci tangan (dengan dan tanpa sabun) serta menggunakan tisu basah dan
handsanitizer. Hasil yang diperoleh menunjukan cara konvensional mencuci tangan
dengan sabun memiliki persen tinggi yakni 40%. Mencuci dengan sabun merupakan
cara utama masyarakat untuk membersihkan tangan. Gambar 3 dapat diartikan bahwa
masyarakat umumnya telah peduli dengan kebersihat tangan. Kepedulian masyarakat
dibuktikan dengan rendahnya persen mencuci tangan tanpa sabun (10%)
dibandingkan mencuci tangan dengan sabun.
9

Pembersihan tangan yang paling sering digunakan masyarakat selain dengan


sabun adalah kombinasi satu cara dengan cara lainnya (46%). Untuk penggunaan tisu
basah tidak dilakukan sehari-hari, melainkan termasuk dalam cara kombinasi.
Penggunaan handsanitizer dilakukan oleh 4% masyarakat hampir di setiap waktu.
Fakta yang diperoleh dari survey ini menunjukan bahwa masyarakat peduli dengan
kebersihan tangan dan penggunaan handsanitizer menjadi salah satu bentuk
kepedulian. Fakta lainnya adalah peluang bisnis handsanitizer terbuka karena mampu
mensubstitusi mencuci tangan pada kalangan tertentu.
Wawancara juga dilakukan terhadap 50 responden tentang alasan masyarakat
dalam memilih handsanitizer. Gambar 4 adalah hasil survey mengenai kebiasaan
masyarakat dalam memilih produk handsanitizer. Sebagian besar masyarakat
memilih produk handsanitizer berdasarkan aroma (45%) dan kepraktisan (35%).
Masyarakat berpendapat bahwa handsanitizer yang memiliki aroma menyenangkan
dan kemasan yang praktis akan memberi dorongan tertentu untuk meningkatkan daya
beli. Alasan harga (6%) dan kemasan (8%) tidak menjadi alasan utama masyarakat
untuk menentukan daya beli dan keinginan masyarakat dalam pemilihan
handsanitizer. Hal yang harus dilakukan untuk memasuki pasar pada produk
handsanitizer adalah meningkatkan kepraktisan dalam penggunaan produk dan aroma
produk yang menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka hal yang
dapat dikembangkan adalah riset mengenai varian aroma sehingga diperoleh
keunggulan produk dari segi aroma. Hal lain yang dapat dikembangkan adalah
mengembangkan desain kemasan yang praktis dan disukai masyarakat.

lainnya harga kemasan


6% 6% 8%
praktis
35%

aroma
45%

Gambar 4 Alasan memilih handsanitizer

Desain prototipe

Brand desain suatu prototipe perlu dilakukan untuk memberi gambaran good
yang akan ditawarkan kepada pelanggan dengan relasi saling menguntungkan (Kotler
dan Amstrong 1997). Desain prototipe dilakukan melalui desaian logo, desain
kemasan dan desain harga pokok penjualan. Desain logo dan desain kemasan
dilakukan dengan graphical design menggunakan software corel draw x6. Dasar-
dasar penentuan bentuk dan warna dalam melakukan desain logo dan kemasan
berdasarkan filosofi dari bentuk yang akan dihasilkan. Desain harga pokok penjualan
10

dilakukan dengann penghitungan ekonomi teknik menggunakan software Ms. excel


dari Microsoft office.

(c)
(a)

(b)

Gambar 5 Desain grafis logo prototipe (a) kemasan primer (b) kemasan sekunder (c)
Desain logo dan kemasan pada gambar 5 diperoleh dari mengumpulkan ide-ide
dan mengeliminasi sesuai kebutuhan dan tujuan yang diinginkan. Logo produk yang
akhirnya dipilih adalah tiga pilar daun berwarna hijau. Tiga pilar daun berwarna hijau
dalam logo prototipe memiliki filosofi kealamian produk yang akan ditawarkan.
Merek produk “Flair” merupakan adopsi kata Bahasa Inggris yang berarti kecerdasan
dalam memilih. Tag line produk “kecerdasan memilih kebersihan tangan” bertujuan
sebagai kalimat ajakan memilih produk tersebut karena sifat produk yang aman dan
alami. Desain kemasan primer dan sekunder dilakukan dengan proses pemasangan
dan pencocokan ikon-ikon yang sesuai dengan produk yang akan ditawarkan.

Gambar 6 Prototipe produk


Visual produk (gambar 6) ditawarkan dengan kemasan sekali pakai dengan
pengemas primer alumunium foil untuk alasan barrier alumunium foil yang baik (dua
lapis yakni plastik dan alumunium tipis). Kemasan sekunder produk adalah kertas
dupleks dengan printing loose plastic agar pelanggan mampu melihat isi dan jumlah
produk terkemas. Kertas dupleks dipilih karena kekuatan sobek dan tarik yang yang
baik untuk proses loading dan distribusi.
11

Penentuan harga pokok penjulan dilakukan dengan menentukan biaya investasi,


biaya produksi dan biaya non produksi. Harga pokok penjualan merupakan kalkulasi
biaya produksi dan biaya nonproduksi per unit produk yang dihasilkan. Harga pokok
penjualan prototipe kemasan inner box (isi 20 sachet) adalah Rp 4.032,-. Perhitungan
harga pokok produksi ini dilakukan dengan sederhana dengan parameter-parameter
yang disesuaikan dengan kapasitas produksi (Lampiran 3). Harga yang ditawarkan
berdasarkan perhitungan tersebut adalah Rp 10.000.

Riset dan Pengembangan

Karakteristik produk
Produk handsanitizer yang dikembangkan merupakan hasil invensi Widyastuti
pada tahun 2013. Produk yang dihasilkan tersebut merupakan produk berbahan baku
alami yakni bioetanol hasil fermentasi singkong dengan aroma alami yang berasal
dari minyak atsiri. Karakteristik produk memiliki pH 5,01-5,71; densitas 0,87-0,88
g/ml; viskositas 5700 cP-8500 cP; serta efektifitas mikroba sekitar 16,55 CFU/cm2
(Widyastuti 2013). Produk yang dihasilkan tersebut selanjutnya dikembangkan dalam
riset bisnis dalam penelitian ini.

Pengujian kelembaban penggunaan produk


Uji kelembaban tangan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
produk terhadap penigkatan kelembaban tangan. Uji ini dilakukan kepada tujuh orang
sebagai sampel menggunakan alat pembaca kelembaban skin analyzer. Pengujian
kelembaban tangan ini dilakukan sebelum menggunakan handsanitizer dan setelah
menggunakan handsanitizer. Selisih kelembaban tangan responden meningkat rata-
rata 2,143% setelah menggunakan handsanitizer (lihat Lampiran 4). Peningkatan
kelembaban tangan ini merupakan hasil yang baik karena produk yang ditawarkan
terbukti mampu meningkatkan nutrisi kulit pemakainya dengan meningkatnya
kelembaban. Hasil uji ini merupakan inputan untuk kegiatan riset dan pengembangan
produk dari aspek kelembaban.

Pendugaan umur simpan


Umur simpan merupakan salah satu kriteria mutu produk terkait ketahanan
simpan produk. Menurut aturan UU nomor 18 Label tahun 2012 dan PP nomor 69
tahun 1999 dalam publikasi penelitian saudara Arif (2014) terdapat keterangan
minimum label yang perlu dicantumkan salah satunya adalah tanggal kadaluarsa.
Maka pendugaan umur simpan produk ini perlu dilakukan untuk memenuhi ketentuan
tersebut. Penelitian mengenai pendugaan umur simpan dilakukan oleh Zetiara
terhadap produk handsanitizer menggunakan metode Arrhenius. Hasil pendugaan
umur simpan yakni penyimpanan pada suhu ruang selama 268,8 hari. Lama
penyimpanan umur simpan ini relatif lama mengingat bahan baku produk merupakan
bahan-bahan nabati seperti minyak atsiri dan etanol nabati.
12

Penerimaan Pelanggan

Analisa penerimaan pelanggan dilakukan untuk mengetahui pengaruh


identifikiasi pasar, desain prototipe dan kegiatan riset pengembangan terhadap
penerimaan masyarakat. Prototipe hasil desain diujicoba kepada 50 masyarakat
sebagai responden sesuai hasil identifikasi segmen pasar. Responden yang berusia
10-65 tahun diminta memberikan penerimaan terhadap produk yang ditawarkan
(Lihat form pada Lampiran 5). Penilaian yang diberikan terhadap produk adalah skala
likert berupa tiga skala yakni (1)setuju, (2)ragu-ragu dan (3)tidak setuju terhadap
pernyataan.

harga 86%
Kriteria penerimaan

tekstur 96.33%
kelembaban 86%
kecukupan isi 91.33%
aroma 88.67%
kemasan 90%
kepedulian 98%
80% 85% 90% 95% 100%
Persen penerimaan

Gambar 7 Persen penerimaan masyarakat


Gambar 7 menunjukan penerimaan masyarakat pada prototipe yang dihasilkan
mampu diterima baik oleh responden dengan persentase yang cukup tinggi.
Penerimaan masyarakat disajikan dalam persen penerimaan masyarakat. Persen
penerimaan diperoleh dari perbandingan total nilai aspek terhadap total nilai penuh
(apabila penerimaan setuju dengan pernyataan). Hasil yang diperoleh untuk
keseluruahan aspek mencapai 86% sampai dengan 98% pada masing-masing aspek.
Input dari hasil survey ini adalah harga yang ditawarkan untuk prototipe perlu
diperbaiki, kelembaban produk perlu dikembangkan dan desain kemasan sekali pakai
perlu dikaji ulang. Proses identifikasi produk, desain prototipe dan kegiatan riset
terbukti mampu dijadikan model aplikasi untuk menghasilkan prototipe yang sesuai
keinginan calon pelanggan.

25
20
total nilai

15
10 Keterangan :
5 (Responden*)
0 A hingga T2
O2

W2
A

C2

K2
E
I
M

U
Y

G2

S2

menjelaskan
responden* nama-nama
responden
Gambar 8 Total penerimaan masyarakat
13

Gambar 8 merupakan hasil lanjutan pengolahan data dari survey penerimaan


masyarakat. Penyajian total penerimaan masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui
interval penerimaan responden terhadap prototipe yang ditawarkan. Pengelompokan
interval ini didasarkan skala likert menjadi tiga sesuai jumlah skala yakni 1-7=
penerimaan rendah, 8-14= penerimaan sedang, dan 15-21= penerimaan tinggi.
Interval-interval tersebut diperoleh berdasarkan hasil bagi dari total selang nilai 21 (3
skala dikalikan 7 aspek). Keseluruhan nilai penerimaan responden selanjutnya diolah
sedemikian sehingga diperoleh 100% responden pada interval penerimaan yang tinggi
(lihat gambar 8).
Dari keselururan rangkaian tahap I pada penelitian ini diperoleh kesimpulan
bahwa rangkaian proses pada tahap ini mampu menjadi evaluasi persiapan produk.
Evaluasi ini mampu diaplikasikan sebagai salah satu langkah pengembangan bisnis
untuk tujuan mengetahui penerimaan calon pelanggan terhadap produk yang akan
ditawarkan. Rangkaian proses pada tahap I ini terbukti mampu memberikan hasil
penerimaan yang tinggi oleh calon pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.

Penelitian Tahap II

Penelitian tahap II merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh


rancangan strategi guna peluncuran produk. Hasil rumusan strategi ini berupa
skenario strategi yang dilakukan. Menurut Angkasa et al (2012) langkah perumusan
alternatif strategi dikembangkan melalui rangkaian analisis internal factor evaluation
(IFE) & external factor evaluation (EFE), positioning bisnis dan perumusan strategi
serta quantitative strategy planning matrix (QSPM).

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal
Identifikasi faktor internal dilakukan terhadap lima (5) aspek yakni pasar dan
pemasaran, sumber daya, produksi dan pengembangan produk, finansial dan sistem
informasi manajemen (David 2010) dan Chatarine (2012). Penentuan faktor
ditentukan dari pemikiran penulis atas acuan pustaka Chatarine (2012), Angkasa et al
(2012), Nasir et al (2012) dan Sutrisno et al (2013) mengenai penentuan faktor-faktor
untuk menghasilkan strategi pengembangan usaha bidang pertanian dan usaha kecil
menengah (UKM). Penentuan faktor juga ditentukan berdasarkan pengamatan lapang
yang terkait dengan masing-masing aspek tersebut.
Penulis menentukan faktor spesifik pada faktor internal ini dengan acuan
pustaka sesuai masing-masing aspek untuk mengetahui dasar teoritis yang
dikemukakan oleh para ahli pada aspek yang akan diidentifikasi. Pengamatan lapang
dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi sesuai keadaan lapang.
Kedua cara tersebut selanjutnya dikorelasikan sehingga diperoleh faktor-faktor yang
mempengaruhi peluncuran produk. Faktor juga ditentukan berdasar inputan pada
tahap I sebagai kondisi yang terjadi di lapang. Faktor juga ditentukan dengan kegiatan
14

wawancara terhadap inventor atas kekurangan dan kelebihan produk yang ditawarkan.
Keseluruhan cara tersebut selanjutnya di daftar dan eliminasi terkait pengaruhya
dalam peluncuran produk.

Aspek pasar dan pemasaran


Aspek pasar ditentukan dengan mencari teori terkait pemasaran yang
diperlukan untuk memenuhi pasar dan mencocokan teori yang ada dengan fakta di
lapang. Faktor yang mempengaruhi terpenuhinya pasar menurut Umar (2000) adalah
keinginan, daya beli dan tingkah laku. Pemasaran adalah suatu upaya untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Kotler 1997). Berdasarkan hasil
lapang kegiatan kontrol terhadap pasar, kegiatan promosi dan pengembangan desain
produk merupakan hal yang mampu meningkatkan daya beli dan tingkah laku
pelanggan. Faktor-faktor ini diperoleh diantaranya dari inputan pada tahap I di mana
masyarakat menyukai produk yang praktis dan aroma menyenangkan sebagai ide
pengembangan desain produk yang perlu diimbangi dengan kegiatan promosi. Faktor
juga diperoleh berdasarkan kegiatan survey pada tahap I yang menghasilkan potensi
pengembangan pasar sebagai kegiatan kontrol pasar. Faktor-faktor selanjutnya di
daftar dalam tabel 1.

Aspek sumber daya


Aspek sumber daya ditentukan berdasarkan acuan Ostewalder (2010) yang
menyebutkan komponen sumber daya adalah manusia, bahan baku, alat mesin dan
komponen yang mendukung kelanjutan proses produksi. Hasil lapang terhadap
pelaksaan bisnis ini adalah memerlukan peran karyawan bidang produksi dan
pengemasan, tim survey dan peneliti pengembangan produk untuk menjalankan
bisnis. Inputan dari tahap I menunjukan bahwa pelanggan menginginkan produk yang
aman terbukti dengan penerimaan produk. Dari kedua keadaan lapang tersebut maka
keamanan produk serta prinsip bisnis kekeluargaan merupakan faktor internal bisnis.
Faktor-faktor yang ditetapkan tersebut akan memberikan pengaruh kuat terhadap
keberhasilan kualitas goods yang ditawarkan. Faktor-faktor selanjutnya di list dalam
tabel 1.

Aspek produksi dan pengembangan produk


Produksi merupakan suatu rangkaian proses dan aktivitas yang dilaksanakan
untuk menghasilkan suatu barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis. Assauri
(1999) menambahkan, produksi merupakan rangkaian proses yang dilakukan untuk
mentransformasikan input menjadi output (barang/jasa). Untuk menentukan faktor
internal dari aspek ini, penulis mengevaluasi keadaan yang terjadi di lapang terkait
kegiatan produksi. Kondisi bisnis ini memiliki kendala produktivitas produk yang
minimal dan relatif tidak stabil. Faktor lainnya yang memberikan pengaruh adalah
umur simpan produk. Inputan umur simpan produk sebagai faktor diperoleh dari
penelitian tahap I pendugaan umur simpan 268,8 hari serta publikasi Arif (2014)
tentang syarat minimum label. Faktor-faktor selanjutnya di list dalam tabel 1.
15

Aspek finansial
Faktor pada aspek ini juga ditentukan dengan langkah utama studi literatur dan
pencocokan lapang. Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) berbeda-beda,
tergantung pemilihan alternatif yang ada untuk sebagian besar usaha baru
(Moerdiyanto 2008). Harga yang terjangkau merupakan keinginan masyarakat yang
dibuktikan dalam penelitian tahap satu (lihat gambar 4) sebagai salah satu alasan
masyarakat membeli produk. Ketika harga yang ditawarkan mampu bersaing positif
dengan produk sejenis lain, maka kontinuitas permintaan akan terwujud. Faktor harga
produk ini mampu dijadikan salah satu variabel penentu tingkat penjualan produk.
Faktor selanjutnya di list dalam tabel 1.

Aspek sistem informasi manajemen


Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan suatu alat yang biasa digunakan
oleh suatu manajemen untuk pengambilan keputusan (decision making) untuk
meningkatkan kualitas keputusan dan kebijakan perusahaan (David 2010). Faktor ini
ditentukan berdasarkan pendapat Nasir et al (2012) bahwa pengembangan usaha
dapat dilakukan dengan peningkatan mutu, maka sistem jaminan mutu merupakan
faktor yang berpengaruh dalam kelangsungan bisnis. Pengalaman penulis saat
melakukan praktek di lapang menunjukan bahwa kegiatan administrasi manajemen
perlu diterapkan untuk kepentingan file. Faktor-faktor selanjutnya di list dalam tabel
1.
Tabel 1 Identifikasi faktor internal
Aspek Faktor Kekuatan Kelemahan
Pasar dan Pemasaran Kontrol pasar secara rutin 
Kurang promosi 
Desain kemasan kurang menarik 
Sumber daya Produk yang aman dan alami 
Prinsip bisnis kekeluargaan dan loyal 
Produksi dan pengembangan Produktivitas rendah 
produk
Penyimpanan produk mudah dan awet 
Finansial Harga yang terjangkau 
Sistem informasi manajemen Sistem jaminan mutu rendah 
Administrasi masih sederhana 

Faktor eksternal
Aspek-aspek yang ditinjau dalam faktor eksternal diantaranya adalah ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan,perkembangan teknologi dan
persaingan (David 2010) dan Chatarine (2012). Acuan yang penulis gunakan untuk
menentukan faktor eksternal diantaranya adalah Chatarine (2012), Angkasa et al
(2012), Nasir et al (2012) Nainggolan et al (2010) dan Sutrisno et al (2013) yang
melakukan perancangan strategi untuk pengembangan usaha melalui identifikasi
faktor-faktor. Kajian pustaka tersebut selanjutnya ditelaah dengan keadaan lapang
sehingga diperoleh faktor-faktor pada tabel 2 yang berpengaruh terhadap peluncuran
produk.
16

Tabel 2 Identifikasi faktor eksternal

Aspek Faktor Peluang ancaman


Ekonomi Permintaan pasar 
Ketersediaan SDM Indonesia 
Sosial Inovasi baru disukai masyarakat 
Budaya Edukasi masyarakat rendah 
Lingkungan Produk handsanitizer alami langka 
Politik Birokrasi legalisasi dan pendaftaran nama 
dagang
Pemerintah Kebijakan pemerintah terhadap perizinan 
Teknologi Desain produk sekali pakai jarang 
ditawarkan
Produk meningkatkan selera makan 
Persaingan produsen Ancaman produsen handsanitizer raksasa 
sejenis

Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

Evaluasi faktor-faktor yang terdapat pada tabel 3 dan 4 dianalisis dengan


metode pembobotan kuisioner yang dilakukan oleh enam (6) orang responden.
Kualifikasi responden yang berhak mengisi kuisioner adalah orang yang terkait
langsung dalam penelitian, mengetahui tujuan penelitian serta memiliki peran aktif
dalam berlangsungnya penelitian. Responden tersebut yakni Nirwan, Annalisa,
Giovanni dan Ryan yang merupakan karyawan bagian produksi dan pengemasan,
Alzara yang merupakan peneliti lain untuk produk handsanitizer serta Elok yang
merupakan tim survey pasar (Form evaluasi dan perhitungan lihat Lampiran 6 dan 7).
Tabel 3 menunjukan hasil rekapitulasi evaluasi faktor internal
Tabel 3 Evaluasi Faktor Internal
Faktor internal bobot peringkat skor bobot Total
Kekuatan
A 0,104 3 0,311
B 0,092 1 0,092
C 0,087 1 0,087
D 0,106 2 0,211
E 0,104 4 0,418 1,118
Kelemahan
F 0,104 3 0,311
G 0,104 3 0,311
H 0,099 3 0,297
I 0,110 4 0,440
J 0,092 1 0,092 1,450
total skor 2,568
17

Keterangan :
A. Kontrol pasar secara rutin F. Produktivitas rendah
B. Produk yang aman dan alami G. Desain kemasan kurang menarik
C. Harga yang terjangkau H. Kurang promosi
D. Penyimpanan produk mudah dan awet I. Administrasi masih sederhana
E. Prinsip bisnis kekeluargaan dan loyal J. Sistem jaminan mutu rendah

Hasil rekapitulasi faktor internal bisnis handsanitizer (tabel 3) menunjukan total skor bobot
sebanyak 2,568 yang terdiri dari kekuatan sebesar 1,118 dan kelemahan sebesar 1,450.
Tabel 4 Evaluasi faktor eksternal
Faktor Bobot Peringkat skor bobot Total
eksternal

peluang
A 0,102 2 0,204
B 0,115 4 0,459
C 0,120 4 0,481
D 0,110 4 0,441
E 0,095 2 0,191 1,776
ancaman
F 0,085 2 0,170
G 0,096 2 0,193
H 0,091 1 0,091
I 0,103 3 0,308
J 0,082 1 0,082 0,844
total skor 2,620

Keterangan
A. Inovasi baru disukai masyarakat F. Ancaman produsen handsanitizer raksasa
B. Produk handsanitizer alami langka G. Kebijakan pemrintah terhadap perizinan
C. Desain produk sekali pakai jarang H. Permintaan pasar
ditawarkan I. Birokrasi legalisasi dan pendaftaran nama
D. Ketersediaan SDM Indonesia melimpah dagang
E. Produk meningkatkan selera makan J. Edukasi masyarakat rendah

Hasil rekapitulasi faktor eksternal bisnis handsanitizer (tabel 4) menunjukan total skor
bobot 2,620 yang terdiri dari total peluang dan ancaman.

Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks internal-ekternal (IE) merupakan hasil komparasi bobot antara total skor
bobot IFE dengan EFE yang menggambarkan posisi suatu bisnis atau usaha, apakah itu
sedang berkembang, perlu dijaga atau tahap harvesting (Sutrisno et al 2013). Posisi bisnis
gel handsanitizer pada matriks Internal-Eksternal terletak dalam sel kelima (gambar 9).
Rangkuti (2008) menyebutkan, sel kelima (pertahankan dan pelihara) dalam matriks IE
18

merupakan posisi dengan solusi strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Bisnis
handsanitizer sebagai bisnis yang baru perlu memperkuat manajemen secara internal
(pengembangan produk) sebelum melakukan penetrasi ke lingkungan luar. Prinsip tersebut
selanjutnya diterapkan untuk merumuskan strategi bisnis (tabel 5).
Pengembangan produk dan penetrasi pasar akan menyebabkan pergeseran grafik
(gambar 9) ke arah kiri menuju sel I, II dan IV yakni grow & build yang mana pada posisi
ini bisnis akan mampu tumbuh dan berkembang.

2568

2,620

Gambar 9 Matriks internal-eksternal

Perumusan strategi secara deskriptif


Strategi bisnis produk ini ditentukan secara deskriptif berdasarkan posisi strategis
yang terletak dalam sel V (gambar 9) . Posisi strategis sel V dilaksanakan dengan
pengembangan produk dan penetrasi pasar. Delapan hasil rumusan strategi pengembangan
bisnis merupakan upaya realisasi strategi pengembangan produk dan strategi penetrasi
pasar (tabel 5).
Tabel 5 Strategi Deskriptif
Strategi pengembangan produk Strategi penetrasi pasar

1. Melakukan pengembangan riset 2. Melakukan pendekatan langsung dengan


mengenai varian aroma produk yang pelanggan melalui event promo
meningkatkan selera makan 3. Mengembangkan desain kemasan praktis
4. Menggunakan sistem agen sebagai dan unik
sarana pemasaran efektif baik
langsung maupun online

5. Mengembangkan umur simpan 6. Menjaga ketersediaan produk di channel


produk yang lebih tahan lama penjualan
8. Ikut berperan aktif dalam 7. Meningkatkan mutu dan keamanan produk
kehidupan masyarakat melalui melalui pengembangan efektifitas produk
sosialisasi dan kegiatan pembinaan

Strategi yang dirumuskan dalam tabel 5 tersebut ditentukan berdasarkan arahan dari
pakar.
19

Pengambilan Keputusan dengan Matriks Quantitative Strategy Planning (QSP)

Pengambilan keputusan untuk menentukan atractiveness score (AS) dan prioritas


strategi dihasilkan menggunakan evaluasi deskriptif. Penilaian terhadap masing-masing
strategi dilakukan dengan memberi nilai daya tarik antara strategi dengan setiap faktor yang
mempengaruhi bisnis. Nilai yang diberikan adalah 1 untuk ketertarikan rendah dan 4 untuk
ketertarikan tinggi, sementara nilai 2 dan tiga 3 merupakan nilai antara keduanya.
Hasil analisis pengambilan keputusan strategi pengembangan bisnis produk gel
handsanitizer dengan Quantitative Strategy Planning Matrix adalah rangking/prioritas
strategi. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 6 yang berisi total nilai daya tarik dan
rangking/prioritas strategi.
Tabel 6 Hasil QSPM

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4


Bobot
AS* TAS** AS TAS AS TAS AS TAS
Total 4,729 4,739 4,671 4,467
Prioritas
4 3 5 7
strategi

Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8


AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Total 4,820 4,541 4,823 4,370
Prioritas
2 6 1 8
strategi

* Attractiveness score| nilai daya tarik masing-masing strategi terhadap masing-masing faktor
** Total attractiveness score| total daya tarik strategi

Analisis QSPM menghasilkan skenario strategi sebagai upaya pengembangan bisnis


produk handsanitizer. Skenario strategi mampu dijadikan sebagai evaluasi pelaksanaan
pengembangan bisnis produk melalui tahapan-tahapan yang dihasilkan berdasarkan
prioritas. Rangkaian proses dari pemodelan ini adalah meningkan mutu dan kualitas produk
melalui penerapan sistem jaminan mutu. Meningkatkan mutu dan keamanan produk
melaluikegiatan riset pengembangan efektifitas produk. Melakukan pendekatan langsung
kepada pelanggan melalui promosi seperti kegiatan pemasaran below the line. Melakukan
riset dan pengembangan varian produk yang memiliki aroma peningkat selera makan.
Melakukan desain kemasan praktis dan unik yang disukai pelanggan sehingga mampu
mempengaruhi daya beli dan tingkah laku. Menjaga ketersediaan produk di pasar untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Memperluas agen pemasaran untuk
membangun bisnis yang berkembang dan berkelanjutan. Tahapan terakhir adalah berperan
aktif dalam kehidupan bermasyarakat melalui sosialisasi dan kegiatan pembinaan
masyarakat. Tahapan pelaksanaan strategi perlu dilaksakan sesuai prosedur skenario yang
dihasilkan, mengingat setiap strategi memiliki prioritas yang berbeda-beda dalam tujuan
peluncuran produk.
20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini menghasilkan strategi pengembangan bisnis produk handsanitizer


untuk tujuan peluncuran produk. Sistem yang dihasilkan adalah dua tahapan utama, tahap
pertama dilakukan dengan identifikasi pasar, desain prototipe, riset & pengembangan serta
upaya validasi penerimaan calon pelanggan. Tahapan kedua dilakukan melalui tahapan
identifikasi faktor-faktor, evaluasi faktor-faktor, positioning bisnis dan perumusan strategi
serta analisis quantitative strategy planning matrix (QSPM). Dengan evaluasi
pengembangan ini, dihasilkan desain prototipe yang mampu diterima oleh calon pelanggan
dengan perimaan tinggi. Hasil yang diperoleh pada tahap dua adalah mengetahui faktor-
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peluncuran produk, hasil evaluasi faktor-
faktor, posisi bisnis, alternatif strategi dan skenario strategi untuk peluncuruan produk.

Saran

Melakukan strategi pengembangan pasar terlebih dahulu sebelum melakukan


penetrasi pasar untuk mempersiapkan produk sebelum dilempar ke pasar. Penelitian lebih
lanjut perlu dilakukan pada penerapan strategi pengembangan bisnis handsanitizer dengan
marketing mix.

DAFTAR PUSTAKA

Angkasa WI, Hubeis M, dan Pandjaitan NK. 2012. Strategi dan Kelayakan
Pengembangan Lembaga Intermediasi untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha
Kecil dan Menengah di Indonesia. Jurnal Manajemen IKM, September 2012 Vol.
7 no. 2 hal 95-101.
Arif W. 2014. Label untuk Produk Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) untuk
Pengusaha Industri Rumah Tangga (PIRT) di Kabupaten Bogor. Seminar hasil
penelitian Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, siap terbit.
Assauri Sofyan. 1999. Manajemen Produksi. Edisi Revisi. Jakarta (ID). UI Press.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Penduduk Usia 15-65 Tahun. (Desember
2013) [Internet].(Diakses pada Desember 2013).Tersedia pada
http://www.bps.go.id . Jakarta (ID).
Chatarine VA. 2012. Strategi Pengembangan Bisnis Buah Semangka pada CV Salim
Abadi, Kabupaten Lampung Tengah, provinsi Lampung.[Skripsi]. Program
Sarjana Ekonomi Manajemen, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Bogor (ID) : IPB
21

Data Statistik Indonesia. 2014. Proyeksi Penduduk Indonesia menurut kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2010-2015). [Internet]. (Diakses pada Januari 2014).
Tersedia pada: http://www.datastatistik-Indonesia.com. Jakarta (ID).
David FR. 2010. Strategic Management – Manajemen Strategis Konsep. Edisi
Keduabelas. Jakarta (ID) : Salemba Empat.
Dwianto AW. 2007. Analisis Ekuitas Merek Produk Handsanitizer Antis. [Tesis].
Program Studi Magister Bisnis, Pascasarjana. Bogor (ID): IPB
Kotler P,Amstrong G. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta
(ID) : Erlangga.
Moerdiyanto. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta (ID) : UNY Press.
Nasir, Bintoro MH, Limbong WH. 2012. Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha
Beras Cimanuk Melalui Peningkatan Mutu oleh PD Jaya Saputra Kecamatan
Cimanuk Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Jurnal Manajemen IKM,
September 2012 Vol. 7 no. 2 hal 102-110.
Nainggolan TY, Sumantadinata K, Suryani A. 2010. Strategi Pengembangan Usaha “Nilla
Puff “ dalam Meningkatkan Pendapatan IKM Pengolahan Hasil Perikanan pada
CV “X” di Cibinong Bogor. Jurnal Manajemen IKM, September 2010 Vol.5 no.2
hal 132-144
Ostewalder A, Pigneur, Yves. 2010. Business Model Generation. United States of
America (US) : John Willey & sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
Pemerintah Jakarta. 2012. Penduduk DKI Capai 9,6 Juta jiwa. [Internet]. Tersedia pada:
http:/www.Jakarta.go.id/v2/news/2012/II/penduduk-dki-capai-9,6-juta-jiwa.
Rangkuti, Fredy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID) : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Singrimbun, Masri dan Efendi, Sofyan. 1987. Metode Penelitian Survai. Jogjakarta (ID) :
LP3S.
Sutrisno A, Basith A, dan Wijaya NH. 2013. Analisis Strategi Penerapan Sistem
Manajemen Keamanan Pangan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control
Points) di PT Sierad Produced Tbk. Parung. Jurnal Manajemen dan Organisasi.
Vol IV (2) : 73-90.
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta (ID) : PT
Gramedia Pustaka.
Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta (ID) : PT Gramaedia Pustaka
Utama.
Widyastuti, AS. 2013. Aplikasi Minyak Atsiri pada Pembuatan Produk pembersih Tangan
(Handsanitizer). [Skripsi]. Program Sarjana Teknologi Pertanian, Departemen
Teknologi Industri Pertanian. Bogor (ID) : IPB
Zetiara, Alzara. 2014. Aplikasi Gel Aloevera dan Gliserin sebagai pelembab pada Produk
Pembersih Tangan (Handsanitizer). [Skripsi]. Program Sarjana Teknologi
Pertanian, Departemen Teknologi Industri Pertanian. Bogor (ID) : IPB.
22

LAMPIRAN

Lampiran 1 Form kuisioner cara membersihkan tangan dan data yang diperoleh

INTERVIEW PROTOCOL CARA MEMBERSIHKAN TANGAN


MASYARAKAT
Wawancara ini merupakan salah satu alat yang digunakan Devi Umi
Puspasafitri (F34100153) Mahasiswi Teknologi Industri Pertanian (TIN) Institut
Pertanian Bogor (IPB) dalam mengumpulkan data primer. Data yang diperoleh
dari wawancara ini merupakan cara apa saja yang umum digunakan masyarakat
dalam membersihkan tangan.

Nama :
Usia :
No. HP :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin : L/P
Tanggal mengisi:

Cara yang umum dilakukan responden untuk membersihkan tangan


 Mencuci tangan dengan sabun
 Mencuci tangan tanpa sabun
 Membersihkan dengan tisu basah
 Membersihkan dengan hand sanitizer
 Kombinasi

CARA MEMBERSIHKAN TANGAN


a b c d e
5 20 0 2 23 total
10 40 0 4 46 %

Keterangan
a mencuci tanpa sabun
b mencuci dengan sabun
c dengan tisu basah
d dengan hand sanitizer
e kombinasi
23

Lampiran 2 Form kuisioner alasan masyarakat memilih handsanitizer dan data yang
diperoleh

INTERVIEW PROTOCOL CARA MEMBERSIHKAN TANGAN


MASYARAKAT
Wawancara ini merupakan salah satu alat yang digunakan Devi Umi
Puspasafitri (F34100153) Mahasiswi Teknologi Industri Pertanian (TIN) Institut
Pertanian Bogor (IPB) dalam mengumpulkan data primer. Data yang diperoleh
dari wawancara ini merupakan alasan dasar masyarakat memilih hand sanitizer.

Nama :
Usia :
No. HP :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin : L/P
Tanggal mengisi:

Alasan responden saat hendak memilih hand sanitizer


 Harga
 Kemasan
 Aroma
 Praktis
 Lainnya

alasan menggunakan hand sanitizer


harga kemasan aroma praktis lainnya
3 4 23 18 3 total
0,059 0,078 0,451 0,353 0,059
5,882 7,843 45,098 35,294 5,882 %

Lampiran 3 Perhitungan harga pokok penjualan

kapasitas mesin jumlah satuan unit produk (sachet) unit produk (box)
menit 1 menit 55 2,75
hari 12 jam 39600 1980
tahun 330 hari 13068000 653400
24

rincian/armada
jumlah
kegiatan jangkauan biaya/jangkauan load total
load produk Jabotabek 10000000 12 120000000
Distribusi jumlah satuan biaya total
armada 5 buah/tahun 120000000 600000000

BIAYA INVESTASI

Total
No Jenis Pengeluaran Unit Jumlah Harga (Rp) Harga(Rp) umur Depresiasi

1 mesin pengemas buah 1 100.000.000 100.000.000 10 10.000.000

2 homomixer buah 1 80.000.000 80.000.000 10 8.000.000


sewa ruang
3 produksi buah 1 250.000.000 250.000.000

4 drum penyimpanan buah 20 300.000 6.000.000 5 1.200.000

5 mixer low speed buah 1 30.000.000 30.000.000 10 3.000.000


perlengkapan
6 produksi Unit 5 1.000.000 5.000.000 8 625.000

7 renovasi instalasi buah 1 10.000.000 10.000.000

8 leptop buah 2 4.000.000 8.000.000 3 2.666.667

Total investasi 489.000.000 depresiasi 22.825.000

BIAYA PRODUKSI
No Jenis Pengeluaran Unit Jumlah Harga (Rp) Total Harga(Rp)
1 Direct Labor

Gaji Pegawai Orang 3 2.500.000 7.500.000


2 Direct Material

bioetanol Liter 3.920 20.000 78.408.000

carbomer Kg 26 500.000 13.068.000

Gliserin Kg 26 25.000 653.400

minyak jeruk 25 ml 50 55.000 2.750.000

minyak pepermint 25 ml 50 50.000 2.500.000

minyak kemangi 25 ml 50 70.000 3.500.000

minyak lemon 25 ml 50 60.000 3.000.000


25

kemasan primer buah 13.068.000 50 653.400.000

kemasan sekunder buah 653.400 1.500 980.100.000

akuades liter 2.700 3.000 8.100.000

total 1.745.479.400
3 Overhead
Listrik bulan 12 750.000 9.000.000
ongkos lembur bulan 12 2.000.000 24.000.000
Upah tak langsung orang 12 1.500.000 18.000.000
Pemeliharaan mesin termin 4 2.000.000 8.000.000
Pemeliharaan peralatan termin 4 250.000 1.000.000
Telfon bulan 12 600.000 7.200.000
Foto copy bulan 12 300.000 3.600.000
dokumentasi bulan 12 350.000 4.200.000
ATK bulan 12 300.000 3.600.000
penyusutan 22.825.000 22.825.000
total 101.425.000

1.854.404.400
TOTAL PRODUCTION COST

BIAYA NON PRODUKSI


No Jenis Pengeluaran (Rupiah)
1 R&D 30.000.000

2 Customer Service 20.000.000

3 Distribution 600.000.000

4 Warehousing 30.000.000

5 Marketing cost 100.000.000


780.000.000
total

Harga Pokok Penjualan


(Production cost+non production cost)/total
unit 4.032
26

Lampiran 4 Hasil uji kelembaban tangan

Sebelum (%) rata2 Sesudah (%) rata2 selisih


ulangan ulangan ulangan ulangan ulangan ulangan
1 2 3 1 2 3
61,6 41,4 44,1 49,033 62,5 53,3 51,5 55,767
47,8 46 41,4 45,067 46,9 42,3 45 44,733
47,8 47,8 48,7 48,100 57,9 57 48,7 54,533
53,3 55,8 55 54,700 53 54,2 49,7 52,300
45 50,6 43,2 46,267 46 45 39,1 43,367
28,5 44,3 33 35,267 29,4 41,4 35,8 35,533
32,7 52,4 40,4 41,833 39,5 56,1 51,5 49,033

45,752 47,895 2,143

Lampiran 5 Form penerimaan terhadap prototipe

KUISIONER PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PRODUK


GEL HAND SANITIZER FLAIR

Kuisioner ini merupakan salah satu alat yang digunakan Devi Umi
Puspasafitri (F34100153) Mahasiswi Teknologi Industri Pertanian (TIN) Institut
Pertanian Bogor (IPB) dalam mengumpulkan data primer. Data yang diperoleh
dari kuisioner ini merupakan nilai penerimaan masyarakat terhadap produk uji
coba yang diberikan yakni hand sanitizer.

Nama :
Usia :
No. HP :
Pekerjaan :
Jenis Kelamin : L/P
Tanggal mengisi:

Cara pengisian : berilah tanda  pada jawaban yang sesuai dengan responden
Pernyataan Setuju (S) Ragu – Tidak
ragu (R) setuju (T)
Saya adalah orang peduli terhadap
kebersihan tangan untuk menjaga kesehatan
saya.
27

Menurut saya kemasan Flair yang


ditawarkan menarik perhatian saya

Saya menyukai aroma hand sanitizer


Flair yang ditawarkan kepada saya

Menurut saya kemasan sachet Flair


cukup untuk sekali pakai

Saya tidak merasa lengket (merasa


lembab) pada tangan saya saat mencoba
produk hand sanitizer Flair

Saya merasa tekstur produk hand


sanitizer Flair sesuai dengan keinginan saya

Harga Rp 10.000 menurut saya cukup


untuk satu kemasan inner box produk hand
sanitizer Flair yang berisi 20 kemasan
sachet

Lampiran 6 Form evaluasi faktor internal dan eksternal

KUISIONER

Analisis Lingkungan Bisnis

PENENTUAN BOBOT FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL


BISNIS GEL HAND SANITIZER

Tanggal Pengisisan :
Nama Responden :

Oleh :
28

Devi Umi Puspasafitri

PENGANTAR

Pengisian kuisioner ini ditujukan untuk mengetahui bobot faktor internal dan
eksternal dari bisnis produk gel hand sanitizer. Pengisian matriks fator internal dan
eksternal ini digunakan sebagai dasar analisis faktor internal dan eksternal yang
menenentukan strategi bisnis produk tersebut. Landasan utama pengisian matriks ini adalah
analisa Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

PETUNJUK PENGISIAN

I. UMUM
1. Isi kolom identitas yang terdapat pada halaman depan Kuisioner.
2. Berikan penilaian terhadap perbandingan faktor internal dan faktor eksternal
yang terdapat dalam masing-masing matriks evaluasi faktor internal dan
eksternal.
3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan dari masing-
masing faktor yang disediakan dalam masing-masing matriks internal dan
eksternal.
4. Pembandingan antar faktor dipertimbangkan berdasarkan kepentingan faktor
tersebut mempengaruhi keberhasilan peluncuran produk.

II. SKALA PENILAIAN


Definisi dari skala yang gigunakan adalah sebagai berikut :
P Bila faktor 1
E horizontal kurang
T penting dibanding
U faktor vertikal
N Bila faktor 2
J horizontal sama
U penting dengan
K faktor vertikal
Bila faktor 3
horizontal lebih
penting dibanding
faktor vertikal
PERHATIAN : konsistensi sangat penting dalam
penelitian ini
29

Contoh pengisian :
Misalkan terdapat empat (4) faktor yang mempengaruhi suatu lingkungan bisnis

Fakt
or A B C D Tota Bo
l bot
A 3(a) 2 1 0.2
5
B 1 2(b) 1 0.2
5
C 2 2 1 0.2
5
D 3 3 3 0.2
5
Total 1.0
0
Keterangan:
Nilai pada (a) : Faktor B lebih penting dari faktor A
Nilai pada (b) : Faktor C sama penting dengan faktor B

PENGISIAN KUISIONER

Tabel 1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)


Faktor A B C D E F G H I J Total Bobo
internal t
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
T
otal
30

Di mana :
A. Kontrol pasar secara rutin
B. Produk yang aman dan alami
C. Harga yang terjangkau
D. Penyimpanan produk mudah dan awet
E. Prinsip bisnis kekeluargaan dan loyal
F. Produktivitas rendah
G. Desain kemasan kurang menarik
H. Kurang promosi
I. Administrasi masih sederhana
J. Sistem jaminan mutu rendah

Keterangan: Anda diminta untuk membandingkan mana faktor yang memberikan


pengaruh penting terhadap keberhasilan peluncuran produk hand sanitizer. Faktor-faktor di
atas merupakan faktor yang mempengaruhi peluncuran produk secara internal.

Tabel 2. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Faktor A B C D E F G H I J Total Bobot


internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
T
otal

Di mana :
A. Inovasi baru disukai masyarakat
B. Produk hand sanitizer yang alami langka
C. Desain produk sekali pakai jarang ditawarkan
D. Ketersediaan SDM Indonesia melimpah
E. Produk meningkatkan selera makan
F. Ancaman produsen hand sanitizer raksasa
G. Kebijakan pemerintah terhadap perizinan
H. Permintaan pasar
I. Birokrasi legalisasi dan pendaftaran nama dagang
J. Edukasi masyarakat rendah
31

Keterangan: Anda diminta untuk membandingkan mana faktor yang memberikan


pengaruh penting terhadap keberhasilan peluncuran produk hand sanitizer berdasarkan
ancaman dan peluang yang ada. Faktor-faktor di atas merupakan faktor yang
mempengaruhi peluncuran produk pada lingkungan eksternal.

Lampiran 7 Perhitungan IFE & EFE


Perhitungan IFE Elok Perhitungan IFE Ryan Perhitungan EFE Tika
Faktor A B C D E F G H I J Total Bobot peringkat urutan frekuensi interval
32

internal kelas
A 3 3 2 2 2 3 2 1 2 20 0,111 3 0,078 0,061 0,093
B 1 2 2 1 2 2 3 1 2 16 0,089 1 0,078 0,015278 0,108
C 1 2 2 1 2 2 3 1 2 16 0,089 1 0,083 0,124
D 2 2 2 3 2 3 3 1 1 19 0,106 2 0,089 0,139
E 2 3 3 1 3 3 3 2 2 22 0,122 3 0,089
F 2 2 2 2 1 2 2 1 1 15 0,083 1 0,106
G 1 2 2 1 1 2 2 1 2 14 0,078 1 0,106
H 2 1 1 1 1 2 2 2 2 14 0,078 1 0,111
I 3 3 3 3 2 3 3 2 3 25 0,139 4 0,122
J 2 2 2 3 2 3 2 2 1 19 0,106 2 0,139
Total 180 1

Faktor A B C D E F G H I J Total Bobot peringkat urutan frekuensi interval


kelas
internal
A 2 3 2 3 3 2 1 3 1 20 0,111 3 0,067 0,072 0,085
B 2 3 3 3 2 2 2 3 2 22 0,122 4 0,067 0,018056 0,103
C 1 1 1 2 1 2 2 3 1 14 0,078 1 0,078 0,121
D 2 1 3 2 1 2 2 3 1 17 0,094 2 0,094 0,139
E 1 1 2 2 1 1 1 2 1 12 0,067 1 0,100
F 1 2 3 3 3 2 2 3 2 21 0,117 3 0,106
G 2 2 2 2 3 2 2 2 1 18 0,100 2 0,111
H 3 2 2 2 3 2 2 2 1 19 0,106 3 0,117
I 1 1 1 1 2 1 2 2 1 12 0,067 1 0,122
J 3 2 3 3 3 2 3 3 3 25 0,139 4 0,139
Total 180 1

Faktor A B C D E F G H I J Total Bobot peringkat urutan frekuensi interval


kelas
internal
A 1 1 2 1 3 3 3 3 3 20 0,111 3 0,056 0,083 0,076
B 3 2 2 2 3 3 3 3 3 24 0,133 4 0,061 0,020833 0,097
C 3 2 2 3 3 3 3 3 3 25 0,139 4 0,067 0,118
D 2 2 2 1 3 3 3 3 3 22 0,122 4 0,089 0,139
E 3 2 1 3 3 3 3 3 3 24 0,133 4 0,089
F 1 1 1 1 1 1 2 1 1 10 0,056 1 0,111
G 1 1 1 1 1 3 3 2 3 16 0,089 2 0,122
H 1 1 1 1 1 2 1 1 2 11 0,061 1 0,133
I 1 1 1 1 1 3 2 3 3 16 0,089 2 0,133
J 1 1 1 1 1 3 1 2 1 12 0,067 1 0,139
Total 180 1
33

Bobot IFE

Tika Zara Vani Nirwan Ryan Elok Rata2


0,100 0,071 0,111 0,117 0,111 0,111 0,104
0,106 0,071 0,061 0,101 0,122 0,089 0,092
0,083 0,082 0,078 0,112 0,078 0,089 0,087
0,117 0,088 0,111 0,117 0,094 0,106 0,106
0,117 0,132 0,117 0,073 0,067 0,122 0,104
0,128 0,110 0,094 0,089 0,117 0,083 0,104
0,089 0,110 0,128 0,117 0,100 0,078 0,104
0,061 0,115 0,100 0,134 0,106 0,078 0,099
0,133 0,126 0,133 0,061 0,067 0,139 0,110
0,067 0,093 0,067 0,078 0,139 0,106 0,092

Peringkat IFE
tika zara vani nirwan ryan elok Modus
3 1 3 4 3 3 3
3 1 1 3 4 1 1
2 1 1 3 1 1 1
4 2 3 4 2 2 2
4 4 4 1 1 3 4
4 3 2 2 3 1 3
2 3 4 4 2 1 3
1 3 3 4 3 1 3
4 4 4 1 1 4 4
1 2 1 1 4 2 1

Bobot EFE
tika zara vanni nirwan ryan elok rata2
0,111 0,089 0,089 0,100 0,122 0,100 0,102
0,133 0,100 0,133 0,072 0,106 0,144 0,115
0,139 0,128 0,133 0,100 0,106 0,117 0,120
0,122 0,117 0,150 0,106 0,056 0,111 0,110
0,133 0,072 0,100 0,061 0,089 0,117 0,095
0,056 0,083 0,106 0,106 0,083 0,078 0,085
0,089 0,100 0,067 0,122 0,117 0,083 0,096
0,061 0,061 0,083 0,128 0,128 0,083 0,091
0,089 0,122 0,061 0,144 0,106 0,094 0,103
0,067 0,128 0,078 0,061 0,089 0,072 0,082
34

Peringkat EFE
tika zara vanni nirwan ryan elok modus

3 2 2 2 4 2 2
4 3 4 1 3 4 4
4 4 4 2 3 3 4
4 4 4 3 1 3 4
4 1 2 1 2 3 2
1 2 2 3 2 1 2
2 2 1 3 4 1 2
1 1 1 4 4 1 1
2 4 1 4 3 2 3
1 4 1 1 2 1 1
35

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Dr. Ir. Mustadjab HK, M.S dan Dra Sri
Sumaryati. Penulis dilahirkan di kota Yogyakarta pada 20 Desember 1991. Penulis
menghabiskan masa kecil di Jogjakarta dan menuntaskan pendidikan dasar di Sekolah
Dasar Muhammadiyah Sapen (1998-2004) kemudian melanjutkan ke SMP Muhammadiyah
II Yogyakarta (2004-2007). Penulis menyelesaikan pendidikan menegah atas di SMA Negri
11 Yogyakarta (2010). Tahun 2010 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) pada Departemen
Teknologi Industri Pertanian.
Semasa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan seperti keorganisasian
mahasiswa. Penulis merupakan sekretaris Organisasi Mahasiswa Daerah Jogja (OMDA)
pada tahu 2010-2012 dan Staf Departemen Komunikasi, Informasi dan Jurnalistik
(KOMIK) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM Fateta)
Kabinet benang merah pada tahun 2011-2012. Selain aktif dalam organisasi penulis juga
aktif dalam kegiatan kepanitiaan di lingkungan IPB dan mengikuti pelatihan serta seminar.
Penulis pernah memperoleh dua kali medali perak pada cabang atletik lari estafet putri di
ajang Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2012 dan 2014.
Penulis pernah menjadi asisten pada mata kuliah Bioproses (2014). Penulis sempat
beberapa kali diundang untuk menyampaikan presentasi pada konferensi Internasional yang
diselenggarakan CBEES pada tahun 2013 di bidang lingkungan dan pertanian, dan
diselenggarakan GSTF di bidang Teknologi Komputerisasi pada tahun 2013. Penulis
memperoleh beasiswa dari PPA/BBM Dikti dan dari Bank Indonesia sderta biaya penelitian
dari RAMP IPB. Penulis melaksanakan praktek lapangan di PT Mustika Ratu Tbk di
bagian Purchasing (2013). Judul studi yang dilakukan saat melakukan praktek lapang
adalah “ Studi Pengadan bahan Baku, Seleksi Supplier dan Evaluasi supplier Kemasan
Masker Bengkoang di PT Mustika Ratu Tbk”.
36

Anda mungkin juga menyukai