Disusun Oleh:
praktikum yang lama (disusun oleh Dosen dan asisten Mata Kuliah Biologi Perairan, 2018)
yang dirasakan perlu untuk diperbaiki dan dilengkapi isinya. Penuntun Praktikum Biologi
Perairan yang baru ini mengalami revisi, pembetulan, perubahan dan penambahan isinya.
Materi praktikum yang penyusun sajikan tidak hanya mengenai Biologi Perairan saja,
melainkan mengenai aspek fisika dan kimianya juga, dimaksudkan untuk memberikan bahan
yang relevan dengan studi Ekologi Perairan. Walaupun demikian, metode-metode yang
disajikan masih terbatas, hal ini disesuaikan dengan fasilitas laboratorium yang ada.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
5. Produktivitas Primer 15
DASAR TEORI
TUJUAN
METODE KERJA
N = Oi x Vr x 1 x n
Op Vo Vs p
Keterangan :
N = jumlah total individu/liter
Oi = luas gelas penutup (mm2) yaitu 22 x 22 = 484 mm2
Op = luas satu lapangan pandang (mm2) = 11 x 11 = 121 mm2
Vo = volume satu tetes air contoh (ml) yaitu 0,04 ml
Vr = volume air yang tersaring dengan jaring dalam bucket (ml) yaitu 20 ml
Vs = volume air yang tersaring oleh jaring plankton (l) yaitu 20 liter
n = jumlah plankton pada seluruh lapangan pandang
p = jumlah lapangan pandang yaitu 10
H’ = - ∑ ni x log 2
N log ni
N
Keterangan :
ni = jumlah individu ke i
N = Total individu seluruh jenis (= ∑ ni)
H = indeks keanekaragaman Shannon
Indeks Kemerataan
E = H’ ; H max = log s
H max log 2
Keterangan :
E = indeks kemerataan (berkisar antara 0 sampai dengan 1)
H’ = indeks keanekaragaman Shannon
S = jumlah genus
Indeks Dominansi
C = ∑ ( ni ) 2
N
Keterangan :
C = indeks dominansi Simpson(berkisar antara 0 sampai dengan 1)
ni = jumlah individu ke i
N = Total individu seluruh jenis (= ∑ ni)
HASIL PENGAMATAN
PERTANYAAN
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. Suryadiputra, I.N.N., Zairion, Sulistiono,. 1997. Metode dan Teknik Analisis
Biota Air. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian IPB. Bogor.
LEMBAR KERJA
Tujuan : …………….…………………………………………………..……….
Paraf Dosen/Asisten
……………………
Peran bentos di dalam ekosistem perairan sangat besar, diantaranya sebagai pengurai
bahan-bahan organik yang terdapat di dasar atau dalam dasar perairan, pentransfer energi dari
produsen primer ke organisme pada trophic level yang lebih tinggi. Selain itu, beberapa
diantaranya bernilai ekonomis penting, seperti: oyster, lobster, golongan kepiting dan udang.
Akhir-akhir ini telah berkembang teknik pendugaan kualitas air dengan menggunakan bentos
sebagai bioindikator (Dahuri et al. 1997).
TUJUAN
1. Melihat komposisi bentos pada berbagai kondisi ekosistem perairan
2. Mengamati kehadiran bentos dan faktor pembatasnya
3. Mengamati peran bentos bagi ekosistem perairan
4. Mengevaluasi kemungkinan bentos sebagai bioindikator ekosistem perairan
METODE KERJA
n
Σ Xi
X= i=1
N
Keterangan :
X = rata-rata jumlah individu pada pengambilan contoh sebanyak n kali
Xi = jumlah individu pada pengambilan contoh ke-i
n = jumlah pengambilan contoh
HASIL PENGAMATAN
PERTANYAAN
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. Suryadiputra, I.N.N., Zairion, Sulistiono,. 1997. Metode dan Teknik Analisis
Biota Air. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian IPB. Bogor.
LEMBAR KERJA
Tujuan : …………….…………………………………………………..……….
Paraf Dosen/Asisten
……………………
TUJUAN
1. Melihat komposisi ikan pada berbagai kondisi ekosistem perairan
2. Mengamati kehadiran ikan dan faktor pembatasnya
3. Mengamati peran ikan bagi ekosistem perairan
4. Mengevaluasi kemungkinan ikan sebagai bioindikator ekosistem perairan
METODE KERJA
1. Pilihlah berbagai perairan yang akan diamati ikannya
2. Ambillah air dari parit / sungai / situ dengan ember sebanyak 10 liter dengan pancing,
gill net atau jala.
3. Ikan berukuran kecil yang tertangkap dipindahkan ke ember, dan diawetkan dengan
formalin 4-5%, sedangkan yang berukuran besar dengan formalin 10%.
4. Sampel diperiksa, dilakukan pengidentifikasian dan penghitungan jumlahnya.
HASIL PENGAMATAN
ct = qNt
ft
NPt = No – Kt
Bila substitusi dibuat untuk Nt dalam hubungan hasil tangkapan per unit usaha maka:
CPt = qNt = q No – q Kt
Ft
Sebagai contoh, berikut ini data hasil tangkapan ikan dengan mempergunakan “electric
fishing” dengan satuan usaha waktu (dalam jam):
Dari hasil penghitungan analisis regresi antara hasil tangkapan per satuan usaha sebagai
variabel Y, dan hasil tangkapan kumulatif sebagai variabel X, diperoleh hasil b = 0,057 dan
nilai a = 84,5. Dengan penghitungan intersep didapatkan No = 1,482. Dengan demikian
diperkirakan terdapat 1.482 ekor ikan dalam ekosistem perairan tersebut.
PERTANYAAN
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. Suryadiputra, I.N.N., Zairion, Sulistiono,. 1997. Metode dan Teknik Analisis
Biota Air. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian IPB. Bogor.
LEMBAR KERJA
Judul Praktikum : …………………………………………………………………………
Tujuan : …………….…………………………………………………..……….
Paraf Dosen/Asisten
……………………
MAKROFITA AKUATIK
DAN ANALISIS DATA
DASAR TEORI
Makrofita akuatik merupakan bagian penting dalam ekosistem perairan karena
memiliki fungsi ekologis, yaitu sebagai pakan, naungan dan perlindungan bagi ikan-ikan,
sebagai tempat menempel alga dan hewan-hewan kecil yang langsung atau tidak langsung
berguna sebagai pakan alami ikan, sebagai habitat untuk meletakkan telurnya dan sebagai
penghasil oksigen yang berguna bagi kehidupan hewan air (Indiarto, 2004).
TUJUAN
1. Melihat komposisi makrofita akuatik pada berbagai kondisi ekosistem perairan
2. Mengamati kehadiran makrofita akuatik dan faktor pembatasnya
3. Mengamati peran makrofita akuatik bagi ekosistem perairan
4. Mengevaluasi kemungkinan makrofita akuatik sebagai bioindikator ekosistem perairan
METODE KERJA
1. Pilihlah berbagai perairan yang akan diamati makrofita akuatiknya
2. Ambillah data makrofita akuatik dengan memperkirakan persentase luas penutupan areal
transek 1x1m2.
3. Transek diletakkan secara acak sebanyak lima kali ulangan.
4. Sampel diperiksa, dilakukan pengidentifikasian dengan menggunakan buku Whitten et
al. (2002) dan penghitungan jumlahnya.
C = a/A x 100%
Keterangan :
C = persentase penutupan suatu jenis
a = penutupan jenis ke-i
A = luas transek (m2)
HASIL PENGAMATAN
1. Komposisi makrofita akuatik pada berbagai kondisi ekosistem perairan
2. Kehadiran makrofita akuatik dan faktor pembatasnya
PERTANYAAN
1. Apakah peran makrofita akuatik bagi ekosistem perairan?
2. Jelaskan bagaimana makrofita akuatik sebagai bioindikator ekosistem perairan!
DAFTAR PUSTAKA
Whitten, T., M. Mustafa, and G.S. Henderson. 2002. The Ecology of Sulawesi. The
Ecological of Indonesia Series, Vol. IV. Periplus. Singapore. 754p.
Indiarto, Y. dan S.H. Nasution. 2004. Makrofita Air Ottelia mesenterium dalam Kaitannya
dengan Kelimpahan ikan Rainbow Selebensis (Telmatherina celebensis) di Danau
Towuti. Limnotek, vol. XI, No. 2, p. 45-49.
LEMBAR KERJA
Tujuan : …………….…………………………………………………..……….
Paraf Dosen/Asisten
……………………
TUJUAN
1. Mengukur kadar suhu, kecerahan dan arus ekosistem perairan
2. Melihat perubahan kualitas air terkait dengan perubahan kadar suhu, kecerahan dan
arus
METODE KERJA
A. PENGUKURAN SUHU
1. Celupkan termometer ke dalam badan air pada setiap unit pengamatan per satuan
waktu
2. Ukur suhu udara dengan melihat skala yang ditunjukkan termometer yang berada di
atas permukaan air
B. PENGUKURAN KECERAHAN
1. Ambil seutas tali dan tongkat yang diberi skala
2. Ikatkan tali atau tongkat pada titik pusat secchi disk yang berdiameter 20-30cm
3. masukkan alat tersebut ke dalam perairan dan baca skala pada tongkat/tali tersebut
4. Rumus :
D = k1 + k2
----------
2
Keterangan :
C. PENGUKURAN ARUS
1. Letakkan bola plastik yang diberi tali rafia sepanjang 1 meter
2. Hitung waktu bola itu bergerak dari jarak 0 hingga 1 meter
HASIL PENGAMATAN
PERTANYAAN
Jelaskan bagaimana perubahan kualitas air terkait dengan perubahan nilai suhu, kecerahan
dan arus?
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
LEMBAR KERJA
Tujuan : …………….…………………………………………………..……….
Paraf Dosen/Asisten
……………………
TUJUAN
1. Mengukur kadar oksigen terlarut (DO) dan karbondioksida (CO2) bebas ekosistem
perairan
2. Melihat perubahan kualitas air terkait dengan perubahan kadar oksigen terlarut (DO)
dan karbondioksida (CO2) bebas
METODE KERJA
A. PENGUKURAN OKSIGEN TERLARUT (Disolved Oxygen)
1. Ambil sampel air dengan menggunakan botol coklat yang tersedia sampai penuh
2. Hindari adanya udara yang tersisa/terperangkap di dalam botol
3. Tambahkan 7 – 8 tetes DO-1 (MnSO4), goyang 10 kali agar tercampur sempurna, dan
biarkan selama 5 menit
3. Tambahkan 7 – 8 tetes DO-2 (NaOH-KJ), goyang 10 kali agar tercampur sempurna,
dan biarkan selama 5 menit
4. Tambahkan 7 – 8 tetes DO-3 (H2SO4-pekat), goyang 10 kali agar tercampur
sempurna, dan biarkan selama 5 menit
5. Ambil sebanyak 25 ml sampel air tersebut dengan menggunakan gelas ukur dan
masukkan ke dalam erlenmeyer dengan hati-hati
6. Tambahkan 3 tetes DO-4 (indikator amilum), goyang pelan-pelan
7. Titrasi dengan DO-5 (titrant Na-Thiosulfat) sampai warna biru tepat hilang
8. Catat berapa mililiter titrant yang digunakan
9. Rumus :
HASIL PENGAMATAN
Kadar oksigen terlarut (DO) dan karbondioksida (CO2) bebas ekosistem perairan
PERTANYAAN
Jelaskan bagaimana perubahan kualitas air terkait dengan perubahan kadar oksigen terlarut
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
LEMBAR KERJA
Tujuan : …………….…………………………………………………..……….
Paraf Dosen/Asisten
……………………