7777777
SENTRA PENANAMAN
Jika dilihat data pada tahun 1971 lalu, luas tanaman
pala di Indonesia sekitar 22.809 hektar dengan
daerah penyebaran yang terpusat di Sulawesi, Irian
Jaya. Aceh dan Maluku.
. JENIS TANAMAN
777777777777777777
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain:
Myristica fragrans Houtt,
Myristica argentea Ware,
Myristica fattua Houtt,
Myristica specioga Ware,
Myristica Sucedona BL,
Myristica malabarica Lam.
7777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777
Selain sebagai rempah-rempah pala juga
7777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777
berfungsi untuk menghasilkan minyak
7777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777
777777777777777777777777777777777777
astiri
yang banyak digunakan untuk industri
pengalengan, makanan dan kosmetik
dimana
semua bagiannya dapat di manfaatkan dan
mempunyai harga ekonomis.
• MANFAAT TANAMAN PALA
• Tanaman pala dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil
minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik. Berikut manfaat
pala berdasarkan tiap jenis tanamannya :
• Kulit batang dan daun
• Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kulit batang
dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri
• Fuli
• Fuli atau salut biji pala adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman
pala, disebut “bunga pala”. Dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae
arillus atau macis. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual di dalam negeri.
• Biji pala
• Biji pala sebagai rempah-rempah, mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap
untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar. Minyaknya juga dipakai sebagai
campuran parfum atau sabun. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri
yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat baik untuk
obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-muntah dan lain-lainya.
• Daging buah pala
Diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, kristal
daging buah pala.
• Hampir semua bagian tanaman pala dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
penanganan dan pengembangan tanaman pala pada skala agrobisnis merupakan peluang usaha yang
sangat menjanjikan untuk digeluti
Sebagian besar pala di Indonesia diusahakan oleh
perkebunan rakyat (98,84 %), budidayanya
ekstensif atau jarang dipelihara, dan umur
tanaman rata- rata sudah tua (>30 tahun).
Sentra produksi pala di Indonesia antara lain
Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, dan Aceh.
Komoditas pala yang diperdagangkan di pasaran
dunia adalah biji, fuli (kulit biji pala), dan minyak
atsiri.
777777777777777777777777777777777777
77777777777
1. Batang dan daun digunakan untuk minyak astiri
2. Fuli digunakan untuk bahan 7makanan dengan harga pasar
saat ini Rp.160.000,-/kg, (harga bln Juli 2011)
3. Biji pala digunakan untuk rempah-rempah dengan nilai
perdagangan Rp. 60.000,-/kg di Tolitoli dan Rp.90.000/kg di
Menado. (harga bulan Juli 2011)
4. Daging buah pala digunakan untuk makanan manisan
dengan harga Rp.10.000,-/kg dan 20.000,-/kg di menado
Tanaman pala dapat diperbanyak dengan stek tua dan muda yang
dengan 0,5% larutan hormaon IBA.
Penyetekan menggunakan hormon IBA 0,5%, biasanya pada umur 4
bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar akar-akarnya.
Kemudian tiga bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran yang cukup
banyak.
Percobaan lain adalah dengan menggunakan IBA 0,6% . Penyetekan
dengan menggunakan IBA 0,6%, biasanya setelah 8 minggu sudah
terbentuk kalus di bagian bawah stek. Kemudian jika diperlukan untuk
kedua kalinya dengan larutan IBA 0,5%, maka setelah 9 bulan
kemudian sudah tampak perakaran.
2. Penanaman
• Jarak tanam pala yang diperbanyak secara generatif 9 x
10 m atau 10 x 10 m, jarak tanam pala yang diperbanyak
secara vegetatif (grafting) adalah 5 x 5 m atau 6 x 6 m.
• Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm pada tanah
gembur, pada tanah yang berliat tinggi ukuran lubang
tanam lebih besar yaitu 100 x 100 x 100 cm.
• Pada saat pemindahan bibit ke lapangan, untuk menjaga
tanaman muda dari sengatan matahari langsung perlu
dibuatkan naungan dari tiang bambu atau kayu dengan
atap daun kelapa atau alang-alang, sampai tanaman
berumur 1 - 1,5 tahun setelah tanam.
Bibit yang baru di
pindahkan ke lapangan
Komposisi dan posisi penanaman tanaman pala
jantan dan betina di lapangan dari
bibit hasil sambung pucuk
3. Pemeliharaan
Penyulaman → dilakukan sejak umur 1 bulan di
lapangan
Penyiangan gulma
Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang kambing,
sapi atau kompos yang sudah matang)
diberikan setahun sekali yaitu, pada awal
musim hujan sebanyak 2,5-5 kg/pohon.
Pupuk anorganik → konsep 4 T
Pengendalian HPT
4. Panen
Tanaman pala mulai berbuah pada umur 7 - 8
tahun dan baru pada umur 10 tahun dapat
berproduksi secara menguntungkan.
Tanaman pala hasil sambungan/grafting sudah
berbuah umur 2,5 - 3 tahun.
Produksi tanaman pala terus meningkat dan
pada umur 25 tahun mencapai produksi
tertinggi dan dapat terus berproduksi sampai
umur 60 - 70 tahun.
Produksi buah 1000 - 7500 butir/pohon/tahun.
• PANEN
Ciri dan Umur Panen
Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun
telah berproduksi secara menguntungkan.
• Produksi pada akan terus meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi
tertinggi.
• Pohon pala terus berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik
(dipanen) setelah cukup masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga
dengan tanda-tanda buah pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah
tersebut tersebut murai merekah (membelah) melalui alur belahnya dan terlihat
bijinya yang diselaputi fuli warna merah.
• Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap dipohon selama 2-3 hari, maka
pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya akan jatuh di
tanah.
• Di Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1) panen
raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit (awal musim hujan) dan
panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah pala pada permulaan musim hujan
memberikan hasil paling baik (berkualitas tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling
tebal.
Buah pala dapat dipanen setelah berumur 3 - 4
bulan untuk minyak, dan berumur 10 bulan untuk
rempah, fuli, manisan.
Tanda-tanda buah pala yang sudah cukup tua (umur
10 bulan) adalah jika sebagian buah pala dari suatu
pohon sudah merekah. Biji yang dihasilkan akan
berwarna hitam dan baik untuk dijadikan sumber
benih.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan galah
yang pada bagian ujungnya diberi keranjang, atau
dengan cara memetik langsung dengan menaiki
batang dan memilih buah-buah yang telah tua.
Dalam satu tahun pala dapat dipanen dua kali.
• Kualitas biji pala ditentukan oleh:
•
Jarak tanam: jarak tanam bukan saja mempengaruhi kuantitas, tetapi
menentukan kualitas pala yang dihasilkan. Dengan jarak tanam yang rapat
biasanya kita akan dapatkan buah-buah yang kecil.
• Cara pemetikan dan prosesing: buah yang dipetik pada waktu masih muda,
biji dan fuli yang kita dapatkan kualitasnya akan rendah. Demikian pula
dengan prosesing yang kurang baik, misalnya penjemuran yang dilakukan
secara tergesa-gesa, biji pala yang dihasilkan tentu akan banyak yang pecah.
PASCAPANEN
Pemisahan Bagian Buah
Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah
yang sudah masak dibelah dan antara daging buah,
fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala
tersebut ditaruh pada wadah yang kondisinya
bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu
disortir dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam
yaitu:
1. yang gemuk dan utuh;
2. yang kurus atau keriput; dan
3. yang cacat.
• Pemecahan Tempurung Biji
Pemecahan tempurung biji pala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
•
Dengan tenaga manusia : Cara memecah tempurung dari biji pala dilakukan
dengan cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung tersebut pecah. Cara
memecah tempurung biji pala memerlukan keterampilan khusus, sebab kalau
tidak isi biji akan banyak yang rusak (pecah) sehingga kulitasnya turun.
• Dengan mesin : Cara ini banyak digunakan petani pala. Secara sederhana dapat
diterangkan bahwa mekanisme kerja dan alat ini sama dengan yang dilakukan
oleh manusia, yakni bagian tertentu dari mesin menghancurkan kulit buah pala
sehingga yang
tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari penggunaan mesin adalah tenaga,
waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan. Disamping itu kerusakan mekanis
dari isi biji juga lebih kecil.
• Pengeringan Biji
•
Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk
menghindari serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari
pada lantai jemur/tempat lainnya.
• Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih tinggi akan
mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan terlepas
bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar airnya sebesar
8–10 %.
• Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit
buijinya pecah dan terpisah dengan isi biji.
• Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya tersebut disortir berdasarkan ukuran
besar kecilnya isi biji:
•
1.Besar: dalam 1 kg terdapat 120 butir isi biji.
2. Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji.
3. Kecil: dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.
• Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran biji pala yang
banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah, yaitu:
Kapur yang sudah disaring sampai lembut dibuat larutan kapur dalam bak besar/bejana
(seperti yang digunakan untuk mengapur atau melabur dinding/tembok).
• Isi biji pala ditaruh dalam keranjang kecil dan dicelupkan dalam larutan kapur sampai 2–
3 kali dengan digoyang-goyangkan demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua
isi biji.
• Selanjutnya isi biji itu diletakkan menjadi tumpukan dalam gudang untuk diangin-
anginkan sampai kering.
• Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru, yakni dengan
fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH 3 B 1 ) atau karbon bisulfida (CS
2).
Ciri-ciri buah pala yang sudah tua dan siap dipanen
(umur 10 bulan)
PASCA PANEN
Sirup pala Balsem
Produk Olahan Tanaman Pala
• PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
• UNTUK POHON PALA
• • Pupuk organik (pupuk kandang kambing, sapi
• atau kompos yang sudah matang) diberikan
• setahun sekali kali yaitu, pada awal musim hujan
• masing-masing sebanyak 2,5-5 kg/pohon.
• • Pupuk organik diberikan dengan cara disebar
• di daerah perakaran pala kemudian ditimbun
• dengan tanah.
• HASIL PENGAMATAN PRODUKSI BUAH PALA
• HASIL EPICOTYL GRAFTING
• • Pada umur 8 tahun menghasilkan rata-rata
• 1000 buah.
• • Pertumbuhan kuat dengan kanopi kompak.
• • Tinggi tanaman pada tahun ke-9 adalah 3,5
• m dengan lebar kanopi 3,5 m.
• • Serangan busuk buah sangat rendah. Buah
• rontok tidak ada.
• • Bobot buah rata-rata 75 gram, biji kering 9
• gram, fuli kering per buah 1,33 gram.
• Sebagai tanaman sela di kebun kelapa, buah pala menghasilkan ratarata
• 480 gram fuli kering dan 3122 kg biji kering per hektar pada umur
• 8 tahun. Fuli berwarna merah gelap dan biji hitam mengkilap dan tebal.