Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pertanian Program Studi Budidaya Pertanian
Oleh:
ENDANG ASIH LESTARI
07.010036
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MERDEKA PONOROGO
2011
HALAMAN PERSETUJUAN
INTERVAL
PEMUPUKAN
PUPUK
NIM
: 07 .010036
Jurusan
: Agroteknologi
Fakultas
: Pertanian
Dosen Pembimbing 1
Dosen Pembimbing 2
Ir.Suryanto MMA
Dekan
Ir.Agus Suryanto MP
Tanggal Persetujuan :
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha kuasa yang
telah melimpahkan rahmat,taufik dan hidayahNya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul Pengaruh Interval Pemupukan
Dan Dosis Pupuk Phonska Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman cabai
Besar (Capsicum annum L) varietas Prabu dapat terselesaikan dengan baik.
Proposal skripsi ini merupakan tugas akhir perkuliahan yang di susun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pendidikan pada
program studi Agroteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Merdeka
Ponorogo.
Penulis sangat berterima kasih atas kesempatan untuk beliau-beliau yang
sangat berjasa bagi penulis yang selalu mendampingi dan membimbing serta
memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama mengerjakan
proposal ini :
1. Bapak Ir.Agus suryanto,MP sebagai dekan Fakultas Pertanian Universitas
Merdeka Ponorogo.
2. Bapak Ir.Muhammad Hermanto,MMA selaku dosen pembimbing 1.
3. Bapak Ir.Suryanto MMA Selaku dosen pembimbing II.
4. Seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Ponorogo.
Kedua orang tua tersayang dan teman-teman yang telah memberikan
bantuan,baik dalam bentuk dorongan,semangat maupun bentuk materil sehingga
peneliti dapat menyelesaikan dengan baik.
Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika penulisan ini
jauh dari sempurna,oleh karena itu saran-saran dan kritik untuk perbaikan sangat
di harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAKSI ...................................................................................................
ii
iii
MOTTO ...........................................................................................................
iv
vi
viii
xi
xii
xiii
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1.2. Tujuan..................................................................................................
10
10
11
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
15
16
16
17
17
18
3.4.5.4. Pemupukan.....................................................................
18
3.4.5.5. Pewiwilan.......................................................................
19
19
20
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
4.2.1. Pertumbuhan...............................................................................
25
25
26
26
27
27
I. PENDAHULUAN
Potensi pasar cabai juga dapat di lihat dari segi harga yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat,sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap
serangan pasar.Peningkatan jumlah penduduk dan kecukupan pangan bergizi di
masa depan juga akan meningkatkan kebutuhan cabai,meningkatnya kemajuan di
bidang industri pengolahan pangan juga akan berperan terhadap besarnya serapan
pasar cabai dan meningkatnya kemajuan di bidang transportasi akan lebih
menunjang pemasarannya.
Pertumbuhan tanaman hampir seluruhnya terjadi karena fotosintesis maka
produktifitas merupakan suatu ukuran fotosintesa netto,faktor pembatas
produktifitas adalah faktor faktor pembatas berguna untuk menentukan
produktifitas
tanaman
faktor
pembatas
itu
di
antarannya
tergantung
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan
pemberian pupuk phonska yang tepat baik jenis ,dosis, waktu /interval dan cara
pemupukan serta cara penanaman maupun pengolahan yang benar sehingga dapat
meningkatkan hasil tanaman cabai baik dari segi kwalitas maupun kwantitasnya.
Produksi cabai kalau tanaman tersebut sehat dan subur, maka setiap pohon
dapat menghasilkan rata-rata 2 kg, rata-rata hasil setiap hektar bisa mencapai 15 20 ton (Pracaya, 1994).Sedangkan di ponorogo rata-rata hasil setiap panen per
hektar mencapai 9 ton per tahun.(Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo).
Bertolak dari hal di atas ,maka perlu kirannya di lakukan penelitian untuk
mengetahui berapa dosis pupuk yang sesuai dengan interval pemupukan sehingga
akan di peroleh pertumbuhan dan produksi yang tinggi.(Sarief ,1988).
Pemupukan yang efektif paling tidak harus meliputi 4 hal yaitu;
1) Unsur yang di gunakan dalam pemupukan relevan dengan masalah
nutrisi yang ada.
2) Waktu pemupukan dan penempatan pupuk harus tepat
3) Unsur hara yang berada pada waktu dan tempat yang tepat
Unsur hara yang di gunakan tanaman untuk meningkatkan produksi dan
kualitasnya.(Indranada ,1996).
Pemupukan merupakan faktor penting dalam usaha memperoleh hasil yang
meningkat pada tanaman cabai,pupuk phonska mengandung bahan kimia tertentu
yang sangat di perlukan untuk pertumbuhan tanaman sebagai unsur hara.Sebagian
besar tanah tidak cukup mengandung unsur hara untuk menciptakan pertumbuhan
tanaman yang baik ,sehingga unsur hara tersebut harus di tambahkan.( Novianti,
1977).
Suatu tanaman telah di ketahui memerlukan 16 unsur penting /essentials
untuk pertumbuhan yang normal dan sehat.Tiga unsur hara di ambil dari udara
dan air sedangkan 13 unsur lainnya di ambil dari tanah,unsur hara essentials
tersebut adalah Karbon (c),hidrogen (H),oksigen (0), nitrogen (N), Fosfor (P),
kalium (K), magnesium (Mg),sulfur (S), chlur(Ch) ,mangan (Mn), tembaga (Cu)
,seng (Zn), borium (br), molibden (Mo).(Subagyo, 1970).
Dari semua unsur di atas unsur yang mutlak dan harus ada pada tanaman
adalah nitrogen (N), Kalium (K), Fosfor (P).oleh karena itu pupuk phonska
mengandung unsur hara N,P,K dan S sekaligus yang sangat di perlukan cabai
karena kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata , larut dalam air dan
mudah di serap tanaman cabai.
1.3 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga dengan pemberian dosis pupuk phonska yang tepat dapat terjadi
interaksi tanaman cabai varietas prabu.
1.4 Manfaat
Dengan selesainya penelitian dapat di ketahui pertumbuhan dan hasil
tanaman cabai,bermanfaat sebagai bahan masukan inovasi teknologi agribisnis
tanaman cabai selain itu juga di harapkan kita mampu untuk menguasai teknologi
tentang dosis maupun interval pemupukan yang tepat terhadap tanaman cabai dan
sebagai
pengabdian
kepada
masyarakat
petani
tentang
budidaya
dan
kali
petik
dan
setelah
itu
mati.Tanaman
cabai
berbunga
hidup
tumbuhan
seperti
penyerapan
karena
transpirasi menyebabkan aliran air dan mineral dari akar batang dan tangkai daun
terjadi secara terus menerus.
Bunga cabai terletak pada ketiak daun merupakan bunga tunggal berbentuk
kurang sempurna agak kehijauan,kelopak bunga 5 bah dan saling berdekatan
mahkota
bunga
5buah
saling
berdekatan
dan
berbentuk
Lemak :0,6 %
Protein : 3%
Karbohidrat :6%
Serat :7%
Faktor fisik tanah: tekstur, struktur, konsistensi tanah, drainase, tata udara
temperatur dan warna tanah.
akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi,sifat fisik tanah lebih sukar di
perbaiki daripada sifat kimia tanah untuk itu cara untuk memperbaikinya adalah
dengan pemupukan dengan pupuk phonska.
Dari hasil penelitian ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya
unsur hara yang di perlukan tanaman cabai: a)kesuburan tanah pertanian itu
sendiri b)kemasaman tanah c)kelembaban tanah d)tinggi rendahnya bahan
organisme dalam tanah e) kemampuan penyerapan terhadap pupuk f) faktor iklim
g) nilai ekonomi tanaman yang di budidayakan.(hendro sunarjono ,1992).
2.5.2. Iklim.
Iklim merupakan faktor terpenting dalam bertanam cabai, faktor tersebut
antara lain
1. Curah hujan dan kelembaban
Tanaman cabai merupakan tanaman yang tidak begitu tahan terhadap
banyak hujan terutama pada waktu berbunga dan berbuah dalam hal curah hujan
cabai kecil sedikit lebih tahan daripada cabai besar,pada musimhujan tanaman
cabai mudah mengalami stress sehingga bunganya sedikit dan banyak bunga yang
tidak mampu menjadi buah.
Sedangkan buah yang jadi mudah berguguran karena terkena tekanan air
hujan yang lebat,dan banyak serangga penyerbuknya tidak berani keluar sehingga
tidak dapat melakukan penyerbukan selain itu pada sore hari banyak lalat buah
menyerang buah muda(pentil) dan buah berguguran akibat kehilangan hormon
pelekat pada tangkainya.
Curah hujan yang cukup pada 750 -1.250 mm pertahun atau merata
sepanjang tahun cabai dapat tumbuh di daerah dengan kelembaban tinggi
Tanaman cabai memerlukan penyiraman air yang tinggi.
2. Penyinaran matahari
Cabai lebih senang di tanam di daerah terbuka,persyaratan iklim lain yang
di kehendaki cabai adalah memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari,
walaupun demikian tanaman cabai tidak tahan sinar matahari.
2.6. Peranan unsur hara yang terkandung dalam pupuk majemuk NPK Phonska.
2.6.1. Nitrogen
Merupakan unsur hara yang utama bagi pertumbuhan tanaman,yang pada
umumnya sangat di perlukan untuk pembentukan/pertumbuhan bagian vegetatif
tanaman seperti daun,batang,dan akar.tetapi kalau terlalu banyak dapat
menghambat pembungaan dan pembuahan pada cabai.( sarief,1985).
nitrogen selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut :
Fungsi
Pada kondisi buruk dapat mengakibatkan jaringan daun menjadi kering dan
mati
Warna daun hijau tua dan permukaanya terlihat mengkilap kemerah- merahan
serta daun berbentuk pendek- pendek
ini
dapat
menyebabkan
warna
daun
muda
berubah
menjadi
berperan
dalam
membentuk
klorofil,kekurangan
fe
dapat
menyebabkan warna kuning pada daun,tulang daun yang berwarna hijau berubah
menjadi kuning kemudian putih,pertumbuhan tanaman terhenti daun gugur dan
mati (setyamidjaja,1986)
Boron (Bo) berperan untuk menghisap unsur kalium dan perkembangan
bagian
tanaman
yang
aktif,meskipun
di
butuhkan
dalam
jumlah
Unsur hara makro primer adalah N , P, K yang di ambil dari tanah dengan
cara pemupukan dengan pupuk phonska dan C, H, dan O yang di ambil dari
udara
Unsur hara mikro mikro sekunder yaitu S,Ca, dan Mg, peranan kalsium
adalah merangsang pembentukan bulu akar ,dan merangsang pembentukan biji.
Gejala kekurangan adalah daun muda dan ujung titik buah keriput serta tanaman
menjadi lemah.
Magnesium untuk membentuk klorofil, dan gejala kekurangannya
adalah adanya klorosis pada daun ,warna daun berubah dari hijau muda ke ungu
kemerah-merahan
dan hasil
tanaman cabai
Bila pemberian dosis pupuk phonska dengan konsentrasi rendah maka
akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman menjadi rendah,karena kurang
tersediannya unsur hara yang di butuhkan tanaman kurang dan akan menyebabkan
defisiensi unsur hara mikro dan makro.
Kekurangan unsur hara makro akan sulit di sembuhkan tetapi kekurangan
unsur hara mikro bisa di sembuhkan dengan unsur lain,sedangkan bila pemberian
perlakuan pada tanaman dengan interval tinggi maka akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi yang rendah.
Ini di sebakan karena ketidak seimbangan antara zat yang di butuhkan
sebagai ketersediaan unsur hara yang optimal justru akan menyebabkan kelebihan
unsur
hara
yang
bisa
menimbulkan
keracunan
pada
tanaman.(final
prajnanta,2009)
Bila pemberian perlakuan dengan interval optimum akan memberikan
pertumbuhan yang baik dan produksi . Hal ini terjadi karena ketersediaan unsure
hara yang dibutuhkan tanaman menjadi seimbang sehingga proses metabolism
pada tanaman berjalan dengan baik dan menyebabkan pertumbuhan dan produksi
akan tinggi (Setyamidjaja, 1986).
hingga juni 2011 dengan suhu rata rata 26*c lahan penelitian
ulangan.Faktor pertama adalah interval pemupukan yang terdiri dari tiga level
yaitu:
di bawah ini:
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan
Interval Pemberian
P2
P3
W1
P1W1
P2W1
P3W1
W2
P1W2
P2W2
P3W2
W3
P1W3
P2W3
P3W3
W4
P1W4
P2W4
P2W4
matang di pohon buah cabai yang akan di ambil bijinya harus memenuhi beberapa
persyaratan :
I
Buah berasal dari tanaman yang sehat dan normal/ pertumbuhan subur
3.4.2 Persemaian
Sebelum di semaikan benih di rendam terlebih dahulu dalam air hangat
kuku selama kurang lebih 8 jam,setelah di rendam benih di tiriskan dan di peram
selama 12 jam menggunakan koran tebal dan di masukkan dalam kantong
plastik.Sedangkan media persemaian yang di gunakan berupa tanah , pasir, dan
pupuk kandang dengan perbandingan 2: 1:1 kemudian media tanam tersebut di
aduk sampai rata,tanah yang di gunakan merupakan tanah yang kering.
Selain itu juga harus remah ,dan gembur yang bertujuan memudahkan
pemasukan media tanam dalam plastik polybag.Campuran media tanam di
masukkan dalam kantong plastik polybag tinggi 6 cm dan diameter 3 cm,polybag
yang telah berisi media tanam dan di siram di lubangi memakai pensil bekas
sedalam 2 cm selanjutnya benih di tanam.
Kebutuhan bibit cabai sebanyak 250 -500 gr benih per hektar,penyirama n
di lakukan secara intensif setiap hari hal ini di lakukan untuk menjaga
kelembaban media semai.Untuk merangsang pertumbuhan bibit maka di gunakan
ZA dengan konsentrasi 2 gram per liter air atau dengan dosis 15 ml/ polibag
Diberikan dua kali yaitu bibit 15 hari dan 22 hari setelah semai apabila
bibit persemaian berumur kurang lebih 30 35 hari dan telah berdaun 3-4 helai
maka bibit siap di pindah dan di tanam di sawah.
Persemaian di taruh di tempat yang terlindung dari gangguan ternak
terutama ayam dan itik,selain itu persemaian perlu di naungi agar tidak terkena
sinar matahari langsung dan derasnya air hujan persemaian ini harus di jaga agar
tidak kekeringan biasanya penyiraman di lakukan waktu pagi dan sore.
Pada waktu penyapihan di pilihlah calon bibit yang benar-benar kuat saja
hanya anak semai yang tumbuh dengan sehat dan perakarannya yang kuat saja
yang di masukkan polibag,maksud penyapihan ini adalah untuk melatih tanaman
terlebih dahulu sebelum di pindahkan ke lahan pertanaman yang telah di tetapkan
tentunya hanya bibit yang benar-benar kuat saja yang tahan mengatasi
penyapihan ini.
Setiap pagi polibag penyapihan di jemur di sinar matahari tetapi kalau
sudah pukul 09.00 pagi di lindungi lagi,juga hujan tidak boleh menimpanya
setelah berada di tempat penyapihan selama kurang lebih 3 minggu maka barulah
bibit tersebut di pindahkan dan di tanam di lahan pertanaman yang tetap berupa
bedengan yang sudah di gemburkan tanahnya dan di beri pupuk kandang.
Drainase yang baik akan mencegah tanaman dari genangan air yang dapat
menyebabkan tanaman terserang penyakit bercak dan layu,pengolahan tanah di
lakukan 2 kali agar gembur.Tanah di bersihkan dari rumput /kotoran kemudian di
cangkul dengan kedalaman 20-30 cm.
Pengolahan tanah untuk yang kedua kali di bajak / cangkul kemudian
setelah tanah di biarkan selama 2-3 minggu sejak pengolahan pertama hal ini di
lakukan agar gas beracun dapat menguap,bibit penyakit akan mati di sinari
matahari.
Tanah yang sudah gembur kemudian di buatkan bedengan membujur dari
arah timur ke barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata,lebar
bedengan antara 110-120 cm dan tinggi antara 30-40 cm dan jarak antar bedengan
50-60 cm.lebar saluran air 40 cm dan panjang 4 meter hal ini di maksudkan
membuang air yang berlebihan saat musim hujan.
Pada pengolahan ketiga dengan pemberian pupuk kandang yang telah
masak.setelah bedengan siap kemudian di tutup dengan mulsa plastik hitam perak
yang bertujuan mengatur kelembaban tanah,mengurangi datangnya hama dan
menghambat pertumbuhan gulma.
Hal yang harus di perhatukan dalam pemasangan mulsa plastik adalah :
I
II Mulsa plastik di pasang saat udara panas dan plastik sedang memuai
III Warna hitam plastik merupakan bagian yang menghadap ke tanah
sedangkan yang perak ke atas.
3.4.4 Penanaman
Sebelum bibit di tanam maka terlebih dahulu memasang mulsa plastik
untuk tempat bibit cabai dengan jarak tanam 60 x 70 cm ,lubang tanaman di buat
terlebih dahulu kira- kira sedalam kantong plastik dan agak sedikit lebar agar
bibit dapat masuk.
Bibit di tanam setelah umur 25 hari setelah semai semai sesuai dengan
jarak tanam penanaman, kantong plastik yang di gunakan sewaktu pembibitan di
lepas dengan cara polybag di genggam kemudian kantong plastik harus di sobek
dulu pelan pelan dan hati hati jangan sampai media tanah pecah.
Kemudian bibit di keluarkan dan di tanam pada lubang tanam yang telah
tersedia setelah itu di lakukan pemadatan tanah di sekitar batang, usahakan agar
batang dapat berdiri tegak karena bila bibit roboh daunny akan kering terkena
plastik dan mati dan selanjutnya di siram dengan air penyiraman di lakukan
hanya pada selokan antar bedengan.
3.4.4.1. Penyiraman
Pengairan untuk menjaga tanaman cabai tidak mengalami kekurangan air
maka pengairan di lakukan 3 hari sekali selama pertumbuhhan vegetatif dan
pada fase generatif di lakukan 2 hari sekali sehingga tanah dalam keadaan
lembab.Bila cabai di tanam musim hujan maka tidak perlu pengairan karena
kebutuhan air sudah mencukupi.
3.4.4.2. Penyulaman
Penyulaman di lakukan apabila terdapat tanaman mati yaitu dengan jalan
mencabut tanaman tersebut / tanaman yang tidak tumbuh dengan baik di lakukan
2 hari setelah tanam bibit dari penyemaian.
3.4.4.3. Penyiangan
Agar tidak ada persaingan unsur hara antara tanaman pokok dengan gulma
maka di lakukan penyiangan ini di lakukan 7 hari sekali waktu tanaman dalam
pertumbuhan vegetatif,saat tanaman dalam pertumbuhan generatif penyiangan di
lakukan dengan hati hati agar tidak gugur bunga dan kepala putik
3.4.4.4. Pemupukan
Sebelum tanam dan sesudah penolahan tanah pemupukan di lakukan dengan
cara di sebar merata pada bedengan dan sebelum pemasangan mulsa plastik
berupa pupuk phonska, pemupukan di lakukan 14 hari setelah tanam dengan dosis
dan interval pemberian.
Yang di sesuaikan dengan perlakuan yang di uji cobakan sampai tanaman
berumur 100 hari setelah tanam dengan cara mengaplikasikan pada tanaman cabai
pupuk dasar yang di gunakan adalah sp 36 dan phonska.
3.4.4.5. Pewiwilan
Perompesan merupakan pembuangan tunas baru yang tumbuh pada ketiak
daun,tunas yang di buang adalah tunas yang berada di bawah cabang utama
tanaman cabai karena bila tunas tersebut di pelihara akan membuat suhu lembab
dan rentan terhadap penyakit.
3.4.5. Panen
Tanaman cabai mulai panen umur 3-4 bulan setelah tanam yang di tandai
dengan warna merah 80 % sampai merah sempurna.panen di lakukan 3 kali
dengan interval 4 hari sekali.
3.4.6. Pengamatan
Pengamatan di lakukan mulai umur 15 hari pada tanaman sample dan
pengamatan selanjutnya di lakukan 15 hari sekali sampai panen/ petik buah
sebanyak 3 kali untuk pengamatan destruktif
a. Adapun variabel yang di amati adalah :
Bagian vegetatif :
1. Untuk pengamatan fase pertumbuhan di amati dengan interval 18hari
sekali, mulai umur 32 hari setelah tanam hingga umur 130 hari setelah
tanam peubah yang di amati :
2. Untuk pengamatan fase generatif di amati sampai 135 hari setelah tanam
dan peubah yang di amati adalah :
Jumlah buah setiap tanaman : di hitung jumlah buah yang ada di setiap
cabang dan jumlah buah yang terbentuk sampai akhir pengamatan
3. Untuk pengamatan hasil dan variabel yang di amati dengan mencari rata
rata dari panen sampai akhir pengamatan adapun variabel peubah yang di
amati adalah:
Berat segar buah : di timbang berat segar buah dari tanaman sample
kemudian di rata rata.
Denah Percobaan
P1W1
P2W1
P3W1
P1W2
P2W2
P3W2
P1W3
P2W3
P3W3
P1W4
P2W4
P3W4
P2W1
P3W1
P1W1
P2W2
P3W2
P1W2
P2W3
P3W3
P1W3
P2W4
P3W4
P1W4