Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

Di Susun Oleh:
KELOMPOK 2
WIDYASTUTI 151040700021
ACHMAD ARDY SEPTIAN 151040700009
AHMAD BASORI 151040700011
ABDILLA YUSUF 151040700015
SANDI GUNAWAN 151040700016

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN 2017-2018
Bab 1. Pendahuluan
a. Judul Praktikum
Sterilisasi alat dan ruangan kultur jaringan
b. Tujuan
Untuk menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme yang adandi peralatan
maupun ruangan.
Bab 2. Tinjauan Pustaka
Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme,
termasuk spora bakteri, yang sangat resisten. Perlu dilakukan sterilisasi dalam
melakukan kegiatan kultur jaringan. Menurut Moeso Suryowinoto (2000) Berhasil
tidaknya kultur jaringan sangat bergantung pada keadaan aseptic atau sterilnya
komponen-komponen kultur jaringan yang meliputi eksplan (bagian tanaman yang
akan dikultur), peralatan yang digunakan, pekerja yang melakukan kultur maupun
ruangan yang digunakan untuk kultur jaringan.
Sterilisasi peralatan yang terbuat dari gelas seperti erlenmeyer, test tube,
petridish disterilkan dengan oven.
Widarto (2000) mengatakan bahwa banyak peralatan yang digunakan dalam
sistem kultur jaringan, tetapi pada dasarnya dikelompokan menjadi dua golongan
yaitu:
1. Peralatan ringan, meliputi pinset, pisau, gelas ukur, gelas piala, erlemeyer, botol
media, petridish, pipet, gunting, corong, panic, kompor gas, dll
2. Peralatan berat, meliputi mesin penggojok, LAF (Laminar Air Flow), timbangan
listrik atau analitik, mesin distilator, oven, mikroskop, pH meter, pendingin ruangan,
autoclave dan entkas.
Sterilisasi alat harus dilakukan dalam percobaan kultur jaringan untuk
mencegah terjadinya kontaminasi yang dapat merusak kelangsungan percobaan yang
dilakukan dilaboratorium. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,
cara tersebut meliputi sterilisasi secara mekanik, kimia, maupun sterilisasi secara
fisik.
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian tanaman
seperti sel, jaringan dan organ serta menumbuhkannya menjadi tanaman utuh dalam
kondisi lingkungan yang aseptik (in vitro).
Bab 3. Metodologi
a. Alat
- Air
- Deterjen
- Desinfektan
- Formalin
b. Bahan
- Oven
- Panci
- Kompor
- Botol
- Alat kultur jaringan
c. Prosedur Kerja dan Diagram Alir
Sterilisasi ruangan
- Pertama bersihkan ruangan kultur jaringan dan dinding ruangan
- Bersihkan dengan larutan desinfektan lisol atau yang lain
- Kemudian Semprot ruangan dengan larutan formalin 20% kemudian tutup
rapat selama 12 jam. Selama 12 jam tersebut dilarang memasuki ruangan
karena berbahaya bagi pernafasan. Dan AC dalam keadaan hidup.
Sterilisasi alat
- Pertama cuci semua alat yang akan digunakan untuk kultur jaringan bilas lalu
keringkan
- Kemudian alat di sterilkan dengan oven selama 30 menit- 1jam dengan suhu
120°
- Selama sterilisasi oven ditutup rapat
- Kemudian oven dibuka lalu diambil alatnya dan diletakkan ke tempat bersih.
Diagram alir

Sterilisasi alat Sterilisasi ruangan

cuci semua alat bersihkan ruangan dan


dinding

alat di sterilkan dengan oven


selama 30 menit- 1jam 120°C Semprot ruangan

Buka oven dan simpan


Tutup kembali ruangan dan
ditempat bersih
nyalakan AC
Bab 4. Hasil dan Pembahasan
Syarat utama dalam kegiatan kultur jaringan adalah kondisi yang aseptis atau
steril untuk semua komponen dalam kultur jaringan. Kegiatan kultur diawali dengan
sterilisasi alat dan ruangan. Sterilisasi alat dan ruangan adalah perlakuan untuk
menjadikan suatu alat atau bahan yang bebas dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan seperti jamur dan bakteri. Alat- alat yang digunakan yaitu botol kultur,
cawan petri, erlenmeyer, batang pengaduk, gelas piala, pipet serta peralatan glass
ware lainnya harus bersih dan steril. Sterilisasi alat yang dilakukan pada praktikum
ini adalah menggunakan oven. Alat-alat yang di sterilisasi yaitu peralatan yang
berupa glass ware dan dissecting kit. glass ware dan dissecting kit ini di sterilisasi
dengan menggunakan oven pada suhu 120˚ C selama 30 menit karena pada tekanan
ini bakteri dan jamur yang terdapat dalam peralatan akan mati.
Bab 5. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Sterilisasi Peralatan dan ruangan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Telah dapat dilakukan tahapan sterilisasi peralatan menggunakan oven dan
sterilisasi ruangan.
2. Alat- alat yang disterilkan dengan oven adalah botol kultur, erlenmayer,
petridish, gelas piala, pipet tetes serta batang pengaduk.

Daftar Pustaka

Sterilisasi. http://id.wikipedia.org diakses pada 4 januari 2018 pada pukul 14.30 WIB

Widarto, L. 2000. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan
Kultur Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.
KULTUR JARINGAN
TUNAS PISANG
BAB 1. PENDAHULUAN
c. Judul
Kultur Jaringan Tanaman Pisang
d. Tujuan
perbanyakan masal tanaman yang biasanya sangat lambat dengan metoda
konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, selain itu
diperoleh tanaman yang bebas virus

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


a. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari
tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan
kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri
tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Suatu teknik untuk mengisolasi,
sel, protoplasma, jaringan, dan organ menumbuhkan bagian tersebut pada
nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,
sehingga bagian – bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman sempurna kembali
Kultur tunas pisang merupakan suatu kultur jaringan dengan
memperbanyak tanaman dengan menggunakan bagian tanaman yang berupa
tunas yang berasal dari bongko, yang masih muda, dan memiliki ukuran yang
kicil, dan merupakan salah satu bagian dari kultur pucuk. Teknik kultur tunas
tersebut dapat dipakai pada semua jenis tanaman karena memiliki resiko
terjadi perubahan genetik sama dengan induknya sangat rendah. Perbanyakan
tanaman pisang dengan kultur jaringan memiliki tujuan untuk memperoleh
bibit yang unggul dan bermutu yang terbebas dari penyakit dan virus yang
berasal dari genetic induknya dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang
singkat dapat memperoleh bibit tersebut. Dilihat dari tujuan ini maka adanya
bibit kultur jaringan akan memperoleh dan mendukung pengembangan kebun
agribisnis dalam skala yang luas. Bibit pisang kultur jaringan merupakan bibit
yang dapat dihasilkan melalui perkembangbiakan jaringan (sel meristem)
pada media buatan dalam laboratorium (in vitro).
b. Media
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair.
Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air.
Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak,
tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur
jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat
mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang
ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering
digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin
untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme,
dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit
untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT)
oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). Penambahan hormon
tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat
mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang
menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi
yang tidak semestinya.
c. Exsplan
Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan
awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah
genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina).
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda,
batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda,
anther, embrio, dll.
BAB 3. METODEOLOGI
d. Bahan
NH4NO3 MnSO4H2O
KNO3 ZnSO47H2O
CaCl2 2H20 H3BO3
MgSO4 7H2O KL
KH2PO4 Na2MoO42H2O
FeSO4 7H2O CuSO45H2O
Na2 ETDA Bongkol pisang
Aquades
Alat
Beaker glass - aluminium foil
Sendok tanduk - timbangan
Corong - gelas arloji
Botol - spatula
Botol jar - oven
Plastic wrap

e. Prosedur Kerja dan Diagram Alir


Membuat larutan stok :

1) Membuat stok A sebanyak 100ml (50 x konsentrasi)


 Timbang 8,25g NH4NO3
 Larutkan dalam beaker glass yang berisi 70ml aquades dan aduk rata
 Tambah aquades sampai volume mencapai 100ml
2) Membuat stok B sebanyak 100ml (50 x konsentrasi)
 Timbang 9,5g KNO3
 Larutkan dalam beaker glass yang berisi 70ml aquades dan aduk rata
 Tambah aquades sampai volume mencapai 100ml
3) Membuat stok C sebanyak 100ml (100 x konsentrasi)
 Timbang 4,4g CaCl.H2O
 Larutkan dalam beaker glass berisi 70ml aquades dan aduk rata
 Dinginkan larutan sampai suhu aman
 Tambahkan aquades sampai volume 100ml
4) Membuat stok D sebanyak 100ml (100 x konsentrasi)
 Timbang 37g MgSO4.H2O dan 1,7g KH2PO4
 Larutkan secara terpisah masing-masing dalam 35ml aquades
 Campur kedua larutan
 Tambahkan aquades sampai volume 100ml
5) Membuat stok E sebanyak 100ml (200 x konsentrasi)
 Timbang 0,557g Fe2SO4.7H2O dan 0,745g Na2EDTA
 Larutkan secara terpisah dalam 35ml aquades
 Larutan Na2EDTA dipanaskan hingga 40 – 60o Cbeberapa menit
 Tambahkan larutan Fe2SO4.7H2O
 Biarkan dingin, masukkan dalam botol stok
 Tutup permukaan botol dengan aluminium foil
6) Membuat stok F sebanyak 100ml (200 x konsentrasi)
 Timbang 338mg MnSO4.H2O, 172mg ZnSO4.7H2O, 124mg H3BO3,
166mg Kl, 5mg Na2M6O4.2H2O, 0,5mg CoCl.6H2O, 0,5mg
CuSO4.5H2O
Membuat media Murashige Skoog (MS) untuk 1 liter :
1) Ambil 20ml stok A
2) Ambil 20ml stok B
3) Ambil 10ml stok C
4) Ambil 10ml stok D
5) Ambil 5ml stok E
6) Ambil 5ml stok F
7) Ambil 10ml stok Myo- inositol dan 1ml stok Vitamin
8) Masukkan dalam beaker glass bervolume 1000ml
9) Tambahkan sukrosa sebanyak 30g
10) Tambahkan aquades sebanyak 350ml dan aduk rata
11) Tambahkan aquades s/d volume 900ml
12) Ukur pH antara 5-6
13) Tambahkan agar sebanyak 7gr dan aduk
14) Tambahkan aquades s/d volume 1000ml
15) Masak media sampai larut
16) Angkat dan tuangkan media dalam botol kultur
17) Setelah agak dingin tutup botol, tapi tidak terlalu rapat
18) Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC selama 20 menit
19) Tempatkan media dalam ruang inkubasi
Membuat stok BAP 10ml :
 Timbang 10mg BAP
 Larutkan dalam HCl IN
 Tambahkan aquades s/d volume 10ml

Pemindahan exsplan ke media

- Pertama bersihkan exsplan tanaman pisang Anakan ( eksplan ) pisang dikupas


hingga diameter ± 5 cm selanjutnya di cuci.
- Eksplan direndam dalam larutan fungisida (benlate) dengan dosis 1 gr/l
selama 10 menit. Kemudian eksplan direndam dalam larutan 70% Natrium
hypoclorit selama 10 menit.
- Didalam laminar eksplan dikupas pelepahnya sampai diameter 1 cm kemudian
dicelupkan dalam larutan Natrium hypoklorit 8%. Selanjutnya eksplan
dicelup dalam aquades steril.
- Kemudian di potong- potong menjadi 4-5 bagian
- Masing-masing bagian di taruh ke media yang sudah disiapkan saat
memasukkan itu dengan ada api di sampingnya
- Kemudian tutup dengan aluminium foil.

Diagram alir
Kultur tunas pisang: media MS:

bersihkan exsplan tanaman pisang Ambil stok A,B,C,D,E,F, mytosol dan


vitamin

Eksplan direndam larutan fungisida


Masukkan dalam beaker glass volume
1000ml, + sukrosa sebanyak 30g

dikupas pelepahnya
Tambahkan aquades s/d volume 900ml

potong menjadi 4-5 bagian


Tambahkan agar sebanyak 7gr

taruh ke media yang sudah disiapkan


tuangkan media dalam botol
kultur,Setelah itu tutup botol
tutup dengan aluminium foil.

Taruh media dalam ruang inkubasi


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pada minggu pertama kondisi tunas pisang baik, namun beberapa minggu kemudian
terjadi kontaminan dan terdapat jamur diarea media explant.

Pembahasan
Kultur tunas pisang merupakan suatu kultur jaringan yang pemperbanyak
tanaman dengan bagian tanaman yang berupatunas yang berasal dari bongko, yang
masih muda, dan memiliki ukuran yang kecil, dan merupakan salah satu bagian dari kultur
pucuk. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman
seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik,
sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman
lengkap kembali. Ada media padat dan media cair. Media padat pada umumnya
berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair
adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam
kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Eksplan,adalah bagian tanaman yang
dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Exsplan yang
digunakan yaitu tanaman pisang.
BAB 5. KESIMPULAN
Kultur jaringan merupakan suatu teknik mengembangbiakan sel jaringan
dalam media kultur dengan adanya kultur jaringan ini dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman dan terbebas dari virus atau penyakit.
Daftar Pustaka

Kultur jaringan .http://id.wikipedia.org diakses pada 1 januari 2018 pada pukul 20.00
WIB

Media kuljar.http://id.wikipedia.org diakses pada 2 januari 2018 pada pukul 18.30


WIB

Tahapan kultur jaringan . http://www.modulbiologi.com diakses 2 januari 2018 pukul


19.00 wib
Lampiran

Gambar 1 : penimbangan bahan gambar 2: bahan pembuatan media

Gambar 3: penuangan bahan, gambar 4: menuang ke botol, gambar 5: hasil stok f

Gambar 6: pembuatan media MS


Proses pemotongan tunas pisang

Proses memasukkan tunas pisang ke media

Hasil stelah pemindahan hasil setelah 1 minggu


PEMINDAHAN KALUS DAN
AKLIMATISASI
Bab 1. Pendahuluan
e. Judul Praktikum
Pembuatan Media MS 2 dan Pemindahan Kalus Wortel + Aklimatisasi
f. Tujuan
kultur kalus adalah untuk memperoleh kalus dari eksplan yang diisolasi dan
ditumbuhkan dalam lingkungan terkendali.
Aklimatisasi adalah untuk mengkondisikan tanaman agar tidak terjadi stress
pada waktu ditanam di lapangan.

Bab 2. Tinjauan Pustaka


Kalus
Kalus adalah sekumpulan sel amorphous (tidak berbentuk atau belum
terdiferensiasi) yang terbentuk dari sel-sel yang membelah terus menerus secara in
vitro atau di dalam tabung. Kalus dapat diperoleh dari bagian tanaman seperti akar,
batang dan daun. Secara histologi, kalus berasal dari pembelahan berkali-kali sel-sel
parenkim di sekitar berkas pengangkut dan beberapa elemen penyusun berkas
pengangkut kecuali xilem. Dalam teknik kultur jaringan (in vitro), kalus dapat
diinduksi dengan menambahkan zat pengatur tumbuh yang sesuai pada media kultur,
misalnya auksin dan sitokinin yang disesuaikan. Jika konsentrasi auksin lebih besar
daripada sitokinin maka kalus akan terbentuk, sedangkan jika konsentrasi sitokinin
yang lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi auksin maka yang terbentuk
bukanlah kalus, melainkan tunas. Selain zat pengatur tumbuh atau hormon
pertumbuhan, penambahan vitamin dan protein juga diperlukan untuk pertumbuhan
kalus.
Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari
suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Hal ini
didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur morfologi, perilaku,
dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk menyesuaikannya dengan
lingkungan. Beberapa kondisi yang pada umumnya disesuaikan adalah suhu
lingkungan, derajat keasaman (pH), dan kadar oksigen. Proses penyesuaian ini
berlangsung dalam waktu yang cukup bervariasi tergantung dari jauhnya perbedaan
kondisi antara lingkungan baru yang akan dihadapi, dapat berlangsung selama
beberapa hari hingga beberapa minggu.
Proses aklimatisasi dilakukan dengan cara bertahap supaya tanaman hasil
kultur jaringan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Saat pemindahan
tanaman ke kondisi normal atau dalam media pakis, tanah, atau compost, harus
dilakukan secara bertahap dan menghindari infeksi dari fungi serta bakteri karena
tanaman hasil kultur jaringan belum mampu beradaptasi dengan pathogen-patogen
yang biasa ditemukan di lingkungan luar. Pemberian fungisida diperlukan untuk
mencegah serangan jamur, pembersihan media secara benar juga mengurangi resiko
serangan. Pemindahan pertama dilakukan ke dalam ‘community pot’ yang bisa
menampung jumlah bibit yang cukup banyak. Pada tahap awal kelembaban sangat
perlu dijaga dan pemberian nutria tambahan bisa dilakukan dengan penyemprotan
pupuk daun. Selanjutnya bibit bisa dipindah ke pot-pot individu saat daun dan akar
siap untuk mendukung pertumbuhannya. Plantlet-plantlet yang akan diaklimatisasi
dikeluarkan dari botol kultur. Agar-agar yang masih menempel dicuci bersih untuk
membuang sumber kontaminasi, Selanjutnya, planlet tersebut ditanam pada medium
tanah steril (pasteurisasi) di dalam pot kecil atau pada medium siap pakai pot.
Bab 3. Metodologi
f. Alat
 Laminar flow - timbangan
 Gelas jar/ botol kaca - gelas arloji
 Baki - spatula
 Pinset - oven
 Aluminum foil - corong
 Plastic warp -sendok tanduk
 Beaker glass
Bahan
 Planlet - kalus
 Akar pakis - media MS 2
 Air - Aquades
 Fungisida

g. Prosedur Kerja
Membuat media Murashige Skoog (MS 2) untuk 1 liter :
20) Ambil 20ml stok A
21) Ambil 20ml stok B
22) Ambil 10ml stok C
23) Ambil 10ml stok D
24) Ambil 5ml stok E
25) Ambil 5ml stok F
26) Ambil 10ml stok Myo- inositol dan 1ml stok Vitamin
27) Masukkan dalam beaker glass bervolume 1000ml
28) Tambahkan air kelapa 300ml
29) Tambahkan sukrosa sebanyak 30g
30) Tambahkan aquades sebanyak 350ml dan aduk rata
31) Tambahkan aquades s/d volume 900ml
32) Ukur pH antara 5-6
33) Tambahkan agar sebanyak 7g dan aduk
34) Tambahkan aquades s/d volume 1000ml
35) Masak media sampai larut
36) Angkat dan tuangkan media dalam botol kultur
37) Setelah agak dingin tutup botol, tapi tidak terlalu rapat
38) Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC selama 20 menit
39) Tempatkan media dalam ruang inkubasi

Kultur kalus wortel


- Siapkan bahan dan alat dan masukkan kedalam laminar flow.
- Bahan explan wortel dipotong-potong menjadi kecil kecil.
- Panaskan botol dan dekatkan api, kemudian masukkan explant ke media
MS.
- Saat memasukkan nya harus dekat dengan api.
- Tutup kembali dengan aluminium foil.
- Beri label.
Aklimatisasi anggrek
- Keluarkan plantlet yang ada dalam botol
- Siapkan air dan fungisida kedalam baskom berisi 2 L air dan fungisida.
- Masukkan dalam air.
- Kemudian masukkan dalam fungisida dan rendam dalam waktu 10.00
menit.
- Siapkan akar pakis dan beri air, Masukkan media akar pakis ke dalam pot.
- Letakkan plantlet ke dalam pot.
- Simpan ketempat suhu yang baik.
- Beri label.
Diagram Alir
Kultur kalus : Aklimatisasi :

Siapkan bahan dan alat Keluarkan plantlet yang


ada dalam botol

explan wortel dipotong-


potong menjadi kecil kecil Masukkan dalam air

masukkan ke media masukkan dalam fungisida

Tutup kembali dengan


aluminium foil Masukkan media akar
pakis ke dalam pot

Simpan ketempat suhu


yang baik
Bab 4. Hasil dan Pembahasan
- Hasil dari pemindahan kalus ini, selama 1 minggu kondisinya masih baik, belom
terdapat jamur pada kalus tersebut.
- Hasil dari aklimatisasi planlet kondisinya masih baik.

Pembahasan

a) Persiapan alat dan bahan, Meliputi alat dan bahan yang telah disebutkan dalam
metodologi.

c) Pengeluaran plantlet dari dalam botol, plantlet-plantlet yang akan diaklimatisasi


dikeluarkan dari botol kultur. Agar-agar yang masih menempel dicuci bersih untuk
membuang sumber kontaminasi

d) Melakukan perendaman plantlet dengan menggunakan larutan fungisida dan


bakterisida, Pemberian fungisida dan bakterisida diperlukan untuk mencegah
serangan jamur dan bakteri, pembersihan media secara benar juga mengurangi resiko
serangan.

e) Memasukkan media ke dalam pot, media yang digunakan dalam praktikum ini
90% menggunakan arang dan sisanya adalah pakis
Bab 5. Kesimpulan

Pemilihan eksplan dan penentuan media untuk eksplan merupakan faktor


yang mempengaruhi keberhasilan kultur kalus.

Aklimatisasi diartikan sebagai proses adaptasi tanaman dari botol kultur


invitro ke lingkungan luar.

Dua perlakuan penting dalam proses aklimatisasi meliputi:

-Perlakuan fisik : pengaturan suhu, kelembaban serta intensitas cahaya matahari

-Perlakuan kimia :pemberian fungisida dan bakterisida

Hal ini diperlukan untuk menghadapi serangan jamur dan bakteri.

Media MS yang kaya nutrisi menjadi media yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri,
jamur, dan mempercepat

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Aklimatisasi diakses pada tanggal 7 januari 2018 pukul
21.23 wib
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalus diakses pada tanggal 6 januari 2018 pukul 21.20
wib
Lampiran

1.pembuatan media 2. kalus

3.persiapan kalus dan alat 4. Persiapan kalus wortel

5. pemotongan kalus 6. Proses memasukkan kalus


proses memasukkan kalus

hasil

Aklimatisasi

Anda mungkin juga menyukai