Anda di halaman 1dari 16

SLIDE CULTURE (KULTUR SLIDE)

LAPORAN

OLEH:

RIZKY AULIA PRATAMA


210301176
AGROTEKNOLOGI- 3B

LABORATORIUM MIKRO BIOLOGI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
SLIDE CULTURE

LAPORAN

OLEH:

RIZKY AULIA PRATAMA


210301176
AGROTEKNOLOGI-3B
Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di
Laboraturium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa oleh:
Asisten Korektor

(MUHAMMAD WAHYU DARMAWAN)


NIM. 190301036

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTASPERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “SLIDE CULTURE (KULTUR
SLIDE)” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponenpen
penilaian di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penulis berterima kasih kepada Ameilia Zuliyanti Siregar S.Si., M.Sc.,
Ph.D., selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi serta abang dan kakak asisten
laboratorium yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan
demi perbaikan penulisan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.

Medan, September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

RANGKUMAN VIDEO ......................................................................................3

PENDAHULUAN

Latar Belakang .....................................................................................................4

Tujuan Praktikum ................................................................................................5

Kegunaan Penulisan.............................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum .............................................................................7

Alat dan Bahan Praktikum ...................................................................................7

Prosedur Praktikum..............................................................................................7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil .....................................................................................................................9

Pembahasan .......................................................................................................10

KESIMPULAN .....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

2
RANGKUMAN VIDEO
Slide culture merupakan salah satu judul praktikum yang berkaitan dengan
materi mikologi. Dalam mengidentifikasi jamur, sangat bergantung kepada ciri
makroskopis jamur tersebut, yang terdiri atas ciri koloni, atau biakan jamur, laju
pertumbuhan jamur serta waktu pertumbuhan jamur. Untuk identifikasi jamur juga
harus dilakukan dengan cara mikroskopis. Mikroskopis merupakan bagian-bagian
jamur yang tidak dapat terlihat oleh mata secara langsung melainkan harus dengan
menggunakan alat berupa mikroskop. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil
identifikasi jamur secara akurat.
Identifikasi jamur dapat dilakukan secara akurat menggunakan metode slide
culture. Slide culture adalah metode cepat untuk mempersiapkan koloni jamur yang
digunakan dalam pemeriksaan serta identifikasi jamur. Dalam slide culture jamur
akan langsung ditumbuhakan pada slide yang sudah diberi media tipis. Metode slide
culture banyak digunakan dalam metode untuk identifikasi jamur dengan
modifikasi beberapa metode di dalamnya.

3
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Definisi mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang


berukuran kecil atau organisme bersel tunggal yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop.Kelompok mikroba antara lain protozoa, alga, jamur,
bakteri dan virus.Dunia mikroorganisme sangat luas sehingga perlu
dikelompokkan atau pengklasifikasian untuk mempermudah
menggolongkannya (Chylen, Jamiliatur, 2020).

Secara alami, mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran.


Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan
pengenceran bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba
satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk
dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat mikroba lainnya.
(Waluyo, 2008).

Mikroba yang sudah dimurnikan diidentifikasi dengan mengamati


beberapa karakteristik penting, seperti morfologi makroskopis dan mikroskopis.
Isolat jamur diidentifikasi secara makroskopis dengan melihat warna dan bentuk
miselia, permukaan koloni, serta mengukur diameter koloni. Pengamatan
mikroskopisnya meliputi bentuk dan ukuran konidia, vesikel, konidiofor, hifa,
serta ada tidaknya septa. Hasil yang diperoleh dicocokkan dengan karakteristik
yang tertera pada buku kunci identifikasi Barnett and Hunter (1972) dan Pitt and
Hocking (2009).

Pemeliharaan mikroba untuk keperluan tahap jangka pendek maupun


panjang merupakan tahapan penting untuk mempelajari bidang mikrobiologi
dalam rangka menjaga aktiitas metaboliknya tidak berubah. Pemeliharaan
(preservasi) bertujuan untuk menahan laju aktivitas mikroba, sehingga daya
tumbuh (viabilitas) dapat dipertahankan dan untuk memelihara isolat agar daya
tumbuh (recovery) dan kelangsungan hidupnya tidak mengalami perubahan
yang signifikan. Metode preservasi ditentukan oleh sifat mikroba, antara lain
adalah ciri morfologi, ciri fisiologis, biokimia, dan kemampuan untuk tumbuh
di lingkungan alami maupun buatan (Susilawati & Purnomo, 2016).

4
Jamur adalah organisme kecil, umunya mikroskopis, eukariotik, berupa
filament (bening), bercabang, menghasilkan spora, tidak mempunyai klorofil,
dan mempunyai dinding sel yang mengandung kitin, selulosa atau keduannya.
Sebagian besar dari 100.000 spesies jamur yang telah diketahui sangat saprofit,
hidup pada bahan organic mati, yaitu membantu pelapukan. Beberapa
diantaranya lebih kurang 50 spesies, menyebabkan penyakit pada manusia, dan
lebih kurang sebanyak itu menyebabkan penyakit pada hewan, sebagian besar
dari pada itu berupa penyakit yang tidak berarti pada kulit atau anggota tubuh.
Akan tetapi, lebih dari 8.000 spesies jamur dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman. Semua tumbuhan diserang oleh beberapa jenis jamur, dan setiap jenis
parasit dapat menyerang satu atau banyak jenis tumbuhan (Agrios, 2015).

Beberapa jenis jamur dapat tumbuh dan memperbanyak diri hanya


apabila tetap hubungan dengan tumbuhan inangnya selama hidupnya, jamur
yang demikian dikenal dengan parasit obligat atau biotrof. Jenis yang lain
membutuhkan tumbuhan inang untuk sebagian daur hidupnya tetap dapat
menyelesaikan daurnya pada bahan organik mati maupun pada tumbuhan hidup,
jamur yang demikian disebut parasit nonobligat (Agrios, 1996).

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan
memahami cara menumbuhkan jamur dengan menggunakan metode kultur slide
dan mengamati bentuk spora dibawah mikroskop.

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi komponen
penilaian di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak
yang membutuhkan.

5
TINJAUAN PUSTAKA
Slide Culture (Kultur Slide) merupakan teknik yang sangat penting dalam
identifikasi fungi. Slide culture adalah teknik menumbuhkan fungi pada slide
dengan perlakuan tertentu. Perlakuan yang dimaksud diantaranya adalah fungi
ditumbuhkan pada sepotong agar dan di letakkan di atas kaca benda, peletakan
tusuk gigi atau batang U (U-shaped glass rod) agar kaca benda tidak bersentuhan
langsung dengan kertas tisu, dan pemberian aquades pada kertas tisu untuk menjaga
kelembapan udara di dalam cawan petri slide culture.
Pengamatan mikroskopis isolat jamur selulolitik dilakukan dengan metode
slide culture. Pembuatan slide culture dilakukan dengan cara cawan petri steril yang
berisi kertas saring yang di atasnya telah diletakkan object glass datar dan batang
penahan object glass. Media PDA diteteskan secara aseptis di atas object glass datar
kemudian isolat jamur diambil menggunakan jarum ose dan dikultur pada media
PDA. Kaca penutup digunakan untuk menutup media kultur jamur pada object
glass. Akuades steril diteteskan secukupnya pada kertas saring untuk menjaga
kelembaban. Cawan petri diinkubasi pada suhu ruang selama 3-5 hari. Biakan jamur
yang telah tumbuh pada slide culture kemudian diamati dengan mikroskop dengan
cara cover glass pada slide culture diambil dan diletakkan di atas object glass datar
yang sebelumnya telah ditetesi larutan lactophenol cotton blue. Isolat jamur
selulolitik secara makroskopis (morfologi koloni) dan mikroskopis (pertumbuhan
miselium dan spora) yang diperoleh dideskripsikan untuk memperoleh hasil
karakterisasi berupa nama isolat jamur pada tingkat genus
(Valencia dan Meitiniarti, 2017).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan
membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau metode untuk
memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang
paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang
didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies
individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel
yang dapat diamati (Shabbatini et al., 2017).
Jamur terdiri dari struktur somatik atau vegetatif yaitu thallus yang
merupakan filament atau benang hifa, miselium merupakan jalinan hifa. Jamur
terdiri dari dua golongan yaitu yang bersifat unuseluler dikenal sebagai khamir atau
ragi dan yang bersifat multiseluler dikenal sebagai kapang. Sel khamir lebih besar
dari pada kebanyakan bakteri dengan ukuran beragam, biasanya berbentuk telur,
memanjang atau bola. Setiap spesies memiliki bentuk yang khas.

6
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun Praktikum kali ini dilakukan di JL B KATAMSO GG


KELUARGA NO.14,Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara
yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 September 2022 pukul 09.50 WIB sampai
dengan selesai secara virtual melalui Google Meet.
Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah piring petri
yang bersih sebagai wadah untuk slide culture, kertas filter sebagai alas untuk
slide culture,penjepit untuk memegang dan membawa alat agar tetap steril, U
shaped glass rod sebagai penyangga agar kaca slide tidak basah oleh air, kaca
slide sebagai alas media, scalpel sebagai pemotong media kultur, media kultur
sebagai tempat berkembangnya jamur, jarum inokulasi sebagai alat pemindah
kultur, kaca penutup sebagai penutup media kultur,pipet tetes sebagai alat untuk
meneteskan alcohol dan mikroskop untuk mengamat.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jamur yang
akan dikulturkan, ethanol sebagai pensteril, air steril sebagai pelembab kertas
filter, dan pewarna biru penoptaline nlue sebagai pewarna.

Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini yakni:

1. Diambil kertas saring menggunakan penjepit


2. Ditaruh kertas saring pada bagian dalam cawan petri
3. Diambil cawan petri satu lagi
4. Dimasukkan larutan 95% ethanol pada cawan petri
5. Dimasukkan gelas berbentuk U kedalam cawan yang telah berisi larutan
95% ethanol
6. Dibakar diatas api gelas berbentuk U, agar menjadi steril
7. Diletakkan gelas berbentuk U pada cawan petri yang sudah diberikan
kertas saring

7
8. Dimasukkan air untuk melembabkan kertas saring
9. Diambil kaca slide sejumlah dua buah, dan kemudian kaca slide
disterilkan dengan cara di rendam pada cawan petri berisi 95% ethanol
10. Dibakar di atas api kaca slide untuk menghilangkan sisa ethanol yang
menempel
11. Diambil scalpel, kemudian dibakar untuk membuatnya menjadi steril
12. Diambil media penanaman jamur (agar-agar) menggunakan scalpel
sebesar 5mm
13. Diletakkan agar-agarnya diatas kaca slide yang sudah steril,kemudian
cawan petri ditutup
14. Diambil jarum inokulasi,lalu di panaskan agar steril, dan diambil kultur
jamur menggunakan jarum inokulasi yang sudah steril
15. Diletakkan kultur tersebut pada media penanaman jamur (agar-agar) pada
bagian sampingnya
16. Diambil penutup slide kaca dengan menggunakan penjepit,lalu dicelupkan
kedalam larutan ethanol, dan dibakar agar menjadi steril
17. Kemudian penutup slide kaca diletakkan pada bagian atas media tempat
penanaman jamur, lalu cawan petri ditutup dan di inkubasi selama 48 jam
dalam suhu ruangan
18. Diambil slide kaca sebanyak dua buah, lalu di teteskan satu buah slide
kaca sengan tinta biru dan dengan menggunakan pipet tetes
19. Diambil penutup slide kaca yang sudah ditumbuhi oleh jamur tersebut,
lalu diletakkan pada slide kaca, dan kemudian diteteskan dengan alcohol
95%, lalu dikeringkan
20. Setelah itu, diletakkan penutup kaca slide pada slide kaca yang sudah
diberi tetesan tinta biru
21. Diamati jamur yang sudah menempel pada penutup slide kaca dengan
menggunakan mikroskop

8
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No. Gambar Keterangan


1. Gambar jamur pada
roti

Rhizopus stolonifer

2. Gambat jamur pada


oncom

Neurospora sitophila

9
Pembahasan

Jamur pada umumnya adalah organisme yang berbentuk benang,


multiselluler, seta tidak berklorofil. Jamur berkembang biak secara vegetative dan
generative dengan berbagai macam spora. Macam spora terjadi dengan tiada
perkawinan ialah (Natsir dkk, 2003):
1. Spora biasa yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu
berkelompok kecil-kecil, masing-masing mempunyai membrane inti sendiri.
2. Konidiospora, yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah
seperti tasbih
3. Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat memebesar serta
berdinding tebal; bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut
klamidiospora
4. Jika bagian miselium-miselium itu tidak menjadi besar daripada aslinya, maka
bagian-bagian itu di sebut artospora.
Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan atas
tipe selnya yaitu (Pelczar, 2001) :
1. Fungi bersifat uniselluler (khamir)
2. Fungi yang bersifat multiselluler (kapang)
Kapang atau mold adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi
jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.
Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang
bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari
hifa disebut miselium (tunggal = mycelium, jamak = mycelia) (Pelczar, 2001).
Khamir atau yeast adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa
generasi ada yang membentuk miselium dengan percabangan. Khamir hidupnya
sebagian ada yang saprofit dan ada beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai
ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5 μm sampai 20-50 μm, dan lebar
1-10 μm. (Pelczar, 2001). Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang
karena bentuknya yang bersifat uniseluler. Reproduksi khamir tertutama dengan
cara pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih
cepat jika dibandingkan dengan kapang karena mempunyai perbandingan luas
permukaan dengan volume yang lebih besar. Khamir pada umumnya
diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat fisiologinya dan tidak atas perbedaan
morfologinya seperti pada kapang. Beberapa kapang tidak membentuk spora dan
digolongkan ke dalam fungi imperaktif dan yang lain membentuk spora seksual
sehingga digolongkan ke dalam Ascomycota dan Basidiomycota (Natsir dkk,
2003).

10
Identifikasi isolat fungi dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu,
pengamatan fungi secara makroskopis yang meliputi pengamatan terhadap warna
dan bentuk koloni. Tahap kedua yaitu, pengamatan secara mikroskopis yang
dilakukan dengan membuat slide kutur yang meliputi pengamatan terhadap
bentuk hifa dan ukuran konidia.

11
KESIMPULAN
1. Jamur adalah organisme yang berbentuk benang, multiselluler dan jamur
tidak berklorofil.

2. Secara umum fungi terbagi menjadi dua yaitu: uniselluler dan multiselluler

3. Kapang adalah fungi multiselluler yang berbentuk seperti kapas dan


memiliki filamen.

4. Khamir adalah fungi uniselluler yang berkembang biak dengan cepat, dia
berkembang biak secara pertunasan.

5. Identifikasi isolat fungi dapar dilakukan melalui dua tahap yaitu:


pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan et al, 2021. Isolasi dan Karakterisasi Jamur Pelapuk Putih


Pendegradasi Lignin dari Limbah Cair Pulp dan Kayu Lapuk
Eukaliptus (Eucalyptus sp). Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri. Vol. 9 (1).

Hidayati, Hidayat, R.M., & Asmawati. (2015). Pemanfaatan Serat Tandan


Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Tiram
Putih. BIOPROPAL INDUSTRI, 6(2), 73-80.

Natrsir, dkk. 2003. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar: Universitas


Hasanudin.

Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Pelczar. 2001. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Shabbatini et al, 2017 Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas


Dari Daun Padi (Oryza sativa) Di Area Persawahan Cibinong,
Jurna Biologi. Vol. 6 (1).

Sundari. (2012) SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK
PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG
PADA MATA KULIAH MYCOLOGI. Jurnal Bloedukasi, 1(1),
25-31.

Suryani, Yani et al, 2020. Mikologi. PT Freeline Cipta Granesia Padang

Susilawati, L & E S. Purnomo. 2016. Viabilitas Sel Bakteri dengan


Cryoprotectans Agents Berbeda (Sebagai Acuan dalam
Preservasi Culture Collection di Laboratorium Mikrobiologi).
Biogenesis. 4(1) 34-40

13
Waluyo, L. 2011. Mikrobiologi Umum, Malang, UMM press. Malang.

Wipradnyadewi et al., 2010. Isolasi dan Identifikasi Rhizopus Oligosporus Pada


Beberapa Inokulum Tempe. Fakultas Pertanian UGM.
Yogyakarta

Valencia, Meiriniati. 2017, Isolasi dan Karakterisasi Jamur Ligninolistik Serta


Perbandingan Kemampuannya Dalam Biodelignifikasi Jurnal
Scripta Biologica. Vol. 4(3), 171-175.

14

Anda mungkin juga menyukai