MIKOLOGI PERTANIAN
JAMUR PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN
Disusun oleh:
Nama : Siti Nurul Hidayah
NIM : A42210844
Golongan :B
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal media biakan yang sering digunakan dalam
penumbuhan bakteri serta mampu mengetahui cara membuat suatu media biakan semi sintetik
berupa media PDA (Potato Dextrose Agar).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.4 Dokumentasi
NO GAMBAR KETERANGAN
1.
2.
5.
6.
8.
9.
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pembuatan Media PDA
No Gambar Keterangan
1.
4.2 Pembahasan
Media yang dibuat dalam praktikum ini adalah Potato dextrose Agar (PDA). Potato
Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu
mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup.
Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan
mikroorganisme. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose
(gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi
biakan,sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena
mengandung cukup air. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya,
pertama-tama harus dapat memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu
medium yang memberikan hasil yang terbaik. Yang dimaksud dengan medium disini adalah
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya.
Dari beberapa media yang sudah dimasukkan ke dalam erlenmeyer, tidak ada media yang
terkena kontaminasi. Hal ini menunjukkan bahwa sterilisasi media telah berhasil. Namun, pada
saat media sudah di plating ke cawan petri ternyata ada beberapa media yang terkontaminasi,
kemungkinan pada saat penuangan di dalam laminar air flow terjadi kontaminasi oleh mikroba
yang belum diketahui secara pasti.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Media yang digunakan pada praktikum adalah media Potato Dextrose Agar. Karena
ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu
monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan , sedangkan agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.
Dari hasil pembuatan media PDA, tampak bahwa tidak ada media yang terkontaminasi
mikroba pada saat disimpan. Namun, pada saat media di-plating (diletakkan pada cawan petri)
beberapa media terkontaminasi mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah :
• Untuk mengetahui pengertian isolasi patogen tanaman.
• Untuk mengetahui teknik isolasi yang tepat.
• Untuk dapat mengidentifikasi gejala mikroskopis beberapa patogen tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Deskripsi Gejala Makroskopis Rhizoctonia solani (Penyakit Hawar Pelepah) + Gambar
Biakan murni yang ditumbuhkan berwarna Pada gambar literatur Biakan murni yang
putih kecoklatan dan ada sedikit warna ditumbuhkan berwarna putih dominan.
kuning. Jamurnya tidak melebar. Jamurnya melebar.
4.2 Pembahasan
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses
isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan
serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut jika dilakukan di alam terbuka sangat mustahill
untuk dilakukan. Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yaitu dengan menginokulasikan
sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat mendukung kehidupan bakteria.
Dari praktikum diatas isolasi patogen penyebab penyakit hawar pelepah padi berbeda
dengan literatur gambar sebab warna isolasi yang di tumbukan dari praktikum berwarna putih
kecoklatan namun pada literature gambar warna isolasi putih. Pada hasil praktikum isolasi yang
ditumbuhkan jamurnya tidak terlalu lebar sedangkan pada literatur gambar lebih lebar dan
jamurnya meluas. Mungkin isolasi pathogen dari praktikum mengalami sedikit kontaminasi
disebabkan karena kurang sempurnanya sterilisasi pada saat proses penanaman eksplan dalam
laminator. Penyebab lain adalah pemotongan jaringan yang kurang hati hati sehingga bagian
embrio kabiul rusak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Isolasi patogen tanaman adalah proses pengambilan patogen dari medium atau
lingkungan aslinya dan menumbuhkannya patogen tersebut pada medium buatan secara aseptik
agar tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain sehingga diperoleh biakan yang murni.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba sehingga akan membentuk suatu koloni
sel yang tetap pada tempatnya.
Identifikasi secara mikroskopis belum dilakukan sehingga belum dapat dipastikan apakah
gejala tersebut adalah Rhizoctonia solani atau bukan. Sedangkan cendawan lain yang juga
ditemukan pada media tersebut, belum diketahui jenisnya secara pasti karena belum
diidentifikasi secara mikroskopis.
DAFTAR PUSTAKA
Krisno, Agus..2011. Isolasi Mikroorganisme Dalam Proses Pembuatan Enzim Sebagai Hasil
Produk Di Bidang Industri. http://aguskrisno.wordpress.com/2011/04/11/bakteri diunduh
01 April 2023.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mendeskripsikan gejala-
gejala penyakit tumbuhan dan tipe gejala penyakit tumbuhan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai
akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktor lingkungan dan
berkembangnya gejala dan Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup
kuantitas maupun kualitasnya. Konsep penyakit tumbuhan dikenal dengan konsep segitiga
penyakit yang merupakan konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi oleh tanaman inang,
patogen, dan faktor lingkungan.1)Tanaman inang adalah tanaman yang berpengaruh terhadap
timbulnya suatu penyakit tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk
dan tingkat pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi,kesehatan tanaman dan ketahanan
inang dan tanaman inang terbagi atas tujuh golongan yaitu tanaman inang rentan, tanaman
inang resisten, tanaman inang toleran, tanaman inang sekunder, tanaman inang
primer,tanaman inang alternative, dan tanaman inang perantara;2)Pathogen adalah organisme
hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit
tumbuhan antara lain yaitu cendawan,virus,bakteri,nematode,spiroplasma dan riketsia; 3)
Faktor lingkungan merupakan faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya
suatu penyakit dapat berupa suhu udara,intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama
embun, suhu tanah, kandungan airtanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organik, angin,
api dan pencemaran air(Adinugroho, 2008)
Penyebab munculnya penyakit tanaman secara garis besar dibagi menjadi 3 golongan
pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, dan virus. Jamur (cendawan) merupakan
salah satu yang berpotensi menyebabkan tanaman sakit yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu
Phycomycetes,Ascomycetes,Basidiomycetes,dan Deuteromycetes. Penyakit yang disebabkan
oleh jamur (cendawan) antara lain penyakit rebah kecambah oleh Phythium sp, penyakit
embun tepung oleh Paranospora parasitica,busuk lunak buah dan sayuran oleh Rhizopus
sp,busuk lunak timun suri oleh Choanephora cucurbitarum ,embun bulu pada jagung oleh
Peronosclerospora maydis dan lain-lain (Wikipedia, 2012).
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil (panjang
0,6µ - 3,5 µ), yang mempunyai bentuk bulat (kokus),silindris/batang (bacillus),spiral
(spirilia/spirilum), koma (vibrion) dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan
perbesaran tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain penyakit busuk lunak
sayuran oleh Erwinia carotovora,penyakit hawar api pada apel oleh Erwiniaamylovora,
penyakit kanker pada tomat oleh Corynebacterium michiganense, penyakit kudis pada tomat
oleh Streptomyces scabies dan lain-lain (Wikipedia, 2012)
Virus adalah partikel hidup yang ultra mikroskopik, parasit obligat, yang terdiri dari asam
nukleat (RNA) dan selubung protein. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
penyakit kerdil rumput (Grassy stunt) pada tanaman padi, penyakit mosaic tembakau oleh
virus TMV (tobacco mosaic virus), penyakit tungro oleh virus Tungropada tanaman padi dan
lain-lain (Wikipedia, 2012).
Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat
adanya serangan suatu penyebab penyakit. Berdasarkan peruubahan yang terjadi pada sel
tumbuhan, gejala penyakit tumbuhan dapat dibagi 3 (tiga) yaitu nekrotik,hipoplastis, dan
hiperplastis. a) Nekrotik merupakan gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel
atau bagian sel bahkan kematian sel. Nekrotik terbagi atas hidrosis,klorosis, nekrosis,
perforasi,busuk, eksudasi, layu, mati ujung (die back), dan terbakar. b)Hipoplastis merupakan
gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinyapertumbuhan sel. Hipoplastis
terbagi atas etiolasi, kerdil, klorosis, perubahan simetri, danroset. c) Hiperplastis merupakan
gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya
(overdevelopment). Hiperplastis terbagi atas fasiasi,intumesensia, erinose, kudis (Scab),
menggulung atau mengeriting, prolepsis, sapu, erinos,dan sesidium (Fahmi, 2012). Morfologi
penyebab penyakit tumbuhan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu yang bersifat biotik dan
abiotik.Penyakit biotik merupakan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit
infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain
dengan patogen penyakit biotik meliputi jamur, bakteri, virus,nematode, tumbuhan tingkat
tinggi parasitik, dan mikoplasma. Sedangkan penyakit abiotik merupakan penyakit yang
disebabkan oleh penyakit noninfeksi atau penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan
satu ke tumbuhan yang lain dengan pathogen penyakit abiotik meliputi suhu tinggi, suhu
rendah, kadar oksigen yang tak sesuai,kelembaban udara yang tak sesuai, keracunan mineral,
kekurangan mineral, senyawakimia alamiah beracun, senyawa kimia pestisida, polutan udara
beracun, dan hujan es danangin (Hasna, 2012)
BAB III
METODOLOGI
Bengkakan gosong
berwarna putih
kehijauan dan berubah
Jamur Ustilago menjadi hitam saat
2. maydis matang. Tampilannya
sangat khas di tongkol,
di mana pada setiap biji
Gosong Bengkak (Buah dapat tumbuh
Jagung bengkakan tersendiri.
Ketika bengkakan
pecah, terlihat isi yang
berupa tepung hitam.
5.
Spora patogennya
disebarkan oleh angin
dan air hujan, dan
Jamur tular masuk ke bonggol
tanah jagung melalui luka.
(Gibberella Tanaman terdampak
fujikuroi) sejak perkecambahan
biji hingga munculnya
rumbai tetapi gejalanya
terlihat pada tahap
lanjut.
Tongkol Hampa (Buah
Jagung)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada bagian ubi yang
terserang penyakit busuk permukaan, gejala yang tampak. Munculnya bercak bulat
berwarna gelap dipermukaan umbi.Penyakit busuk permukaan pada bagian permukaan
umbi termasuk tipe gejala Nekrotik, yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum.
Pengendalian penyakit busuk permukaan yang disebabkan oleh jamur Fusarium
oxysporum dapat dikendalikan dengan menanam varietas tanaman ubi jalar yang tahan
terhadap penyakit, melakukan pergiliran tanaman dan melakukan perbanyakan bibit,
menanam ubi jalar dengan stek yang terbebas dari penyakit, serta memotong tanaman
yang sakit dan membakarnya.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari buah Jagung yang terserang
penyakit gosong bengkak,gejala yang tampak adalah terdapat pada setiap biji dapat
tumbuh bengkakan tersendiri. Ketika bengkakan pecah, terlihat isi yang berupa tepung
hitam. Hampir semua permukaan buah yang disebabkan oleh jamur Ustilago maydis yang
menyebar melalui udara. Pengendalian penyakit gosong bengkak ini adalah dengan
Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat. Tanaman jagung yang terlalu subur akan
mengakibatkan kelembaban yang tinggi. Biasanya tanaman seperti itu mudah terserang
penyakit jamur hitam dan Penerapan rotasi tanaman atau jangan terus menerus menanam
jagung pada satu tempat.
Pada daun singkong Gejalanya yaitu tanaman terkulai seperti disiram air
panas,bila dipotong tanpa noda coklat pada bagian permbuluh. Penyakit ini disebabkan
oleh Bakteri Xanthomonas solanacearum.Pengendaliannya yaitu dengan Menanam
varietas singkong yang tahan terhadap penyakit layu bakteri dan juga bisa dengan agens
hayati BIO SPF dengan bahan aktif Pseudomonas fluorescent dan Bacius polymixa.
Pada pengamatan pada tanaman kedelai yang terserang penyakit kerdil pada daun
terdapat gejala terdapat pada bagian pinggir daun mulai menggumpal atau mengkeriting
dan terdapat bercak-bercak coklat. Infeksi terjadi karena akibat virus mozaik yang
menyebar
Pada jagung yang terserang jamur, penyakit tongkol hampa terjadi karena Spora
patogennya disebarkan oleh angin dan air hujan, dan masuk ke bonggol jagung melalui
luka. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Gibberella fujikuroi. Pengendaliannya dengan
melakukan sanitasi dan menanam tanaman yang rentang terhadap penyakit tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu
Penyebab penyakit pada tanaman berupa patogen, yakni jamur, bakteri, nematoda,dan
virus.Setiap tanaman memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda, karena diesebabkan oleh
jamur atau bakteri yang berbeda pula.Gejala bercak dan karat pada daun rata-rata ditimbulkan
oleh jamur.Gejala busuk pada tanaman disebabkan oleh bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
• Untuk mengetahui teknik – teknik pemurnian (purifikasi) patogen tanaman.
• Untuk mendapatkan biakan murni dari patogen tanaman yang sudah diisolasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.4 Dokumentasi
Gambar /Dokumnetasi Kegiatan Prosedur Kerja / Keterangan
Proses pembukaan plastik wrap dari
sempel hasil isolasi yang telah
dilakukan.
2.
4.2 Pembahasan
Gambar diatas adalah biakan murni dari hasil purifikasi terhadap isolat patogen yang
terdapat pada pelepah padi. Dugaan sementara, gejala tersebut merupakan penyakit hawar
pelepah pada padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani. Biakan tersebut memiliki
kenampakan morfologis yaitu berwarna coklat kekuningan setelah tua. Apabila
dibandingkan dengan perkembangan cendawan yang lain, perkembangan Jamur Rhizoctonia
solani terbilang cukup cepat tergantung kondisi yang medukung.
Menurut Angrios (2011) Rhizoctonia solani dapat hidup pada tanaman hidup atau
sebagai saprofit. Warna miselium pucat sampai coklat tua dan diameter relative besar.
Secara umum hasil purifikasi dapat dikatakan berhasil sebab tidak terjadi kontaminasi dari
cendawan yang lain.
Pada pengamatan yang dilakukan belum dapat ditentukan koloni jamur Rhizoctonia
solani sehingga belum dapat dibuktikan apakah koloni jamur yang tumbuh pada media PDA
adalah benar koloni dari jamur tersebut.
Untuk dapat mengetahui apakah benar koloni yang tumbuh pada media PDA adalah
Rhizoctonia solani. Perlu dilakukan identifikasi dengan bantuan mikroskop. Jamur
membentuk aservulus di bawah epidermis tumbuhan inang. Aservulus membentuk
konidium, yang setelah masak akan bebas dengan menembus epidermis (Semangun, 2007).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Purifikasi adalah proses pemurnian atau pemisahan sejumlah koloni patogen yang
ditumbuhkan bersama koloni lain pada media tertentu. Biakan murni terdiri dari suatu
populasi sel yang berasal dari satu sel induk. Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah
dari koloni campurannya akan lebih mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk
memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa
jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Purifikasi dapat
dikatakan berhasil karena tidak terjadi kontaminasi dari patogen yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengadakan determinasi terhadap jenis patogen
yang menyerang tanaman melalui identifikasi secara langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kode X2 u1
Kode X1 u1 (bersepta)
(tidak bersepta)
Kode X2 u2 Kode X3 u1
(bersepta) (masih belum diketahui)
B). Tabel pengamatan
Diameter Miselium
No Kode Isolat 3 HSI
1 HSI 2 HSI
1. X1 2,5 cm 4,7 cm 5 cm
2. X2 2,2 cm 3 cm 4 cm
4.2 Pembahasan
Jamur terdiri atas struktur tambahan yaiitu thallus yang merupakan hifa ,hifa terbagi
menjadi 2 yaitu bersepta dan non bersepta sesuai dengan prosedur identifikasi koloni yang yag
telah diamati. Dari hasil pengamtan yang telah dilakukan terdapat 4 sempel yang diambil dengan
hasil pengamtan menggunakan miskroskop pada kode X1u1 di peroleh tipe hifa tidak besepta
atau bersekat. Pada sempel X2 u1 dan X2 u2 diperoleh tipe hifa bersepta dan pada kode isolat
X3 belum di ketahui hal ini dapat terjadi karena pada proses pengambilan bakteri terlalu banyak
tetesan aquadest yang diberikan pada bakteri yang akan diamati sehingga yang terliahat pada
miskropsop hanya pecahan-pecahan cairan yang berbentuk agak lancip.
Dari hasil pengamatan diameter miselium pada setiap sampel mengalami peningkatan
diameter miselium,ini menunjukkan bahwa jamur Rhizoctonia solani pertumbuhannya sangat
cepat dibanding jamur lainnya,ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang sangat
mendukung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bawa Jamur yang
menyerang tanaman padi adalah Rhizoctonia solani. Rhizoctonia solani merupakan salah satu
patogen penting pada tanaman padi yang dapat menyebabkan hawar pada benih, daun, dan
pelepah daun. Isolasi patogen dilakukan dengan menginkubasi batang/pelepah tanaman padi
pada cawan petri yang telah di sterilisasi.
Pengamatannya dilakukan secara mikroskopis dan makroskopis .Pengamatan secara
makroskopis yaitu pengamatan secara langsung melihat ciri khas koloni berupa bentuk, warna
dan tepi koloni. Pengamatan makroskopis dilakukan dengan mata langsung ataupun bantuan
kaca pembesar untuk melihat bagian terkecil yang dapat dilihat dengan mata. Pengamatan
makroskopis dan mikroskopis pada suatu tananman dilakukan untuk mengetahui identitas suatu
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Lee et al. 2011. Biological Characterization of Marssonina coronaria Associated with Apple
Blotch Disease. Mycobiology. 39 (3) : 200-205