Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENYAKIT TANAMAN

MIKOLOGI PERTANIAN
JAMUR PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN

Disusun oleh:
Nama : Siti Nurul Hidayah
NIM : A42210844
Golongan :B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
ACARA 1
PEMBUATAN MEDIA PDA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam terdapat banyak bakteri dimana bakteri tersebut memiliki kemampuan untuk
berkembang dan memperbanyak diri. Selain di alam,bakteri juga dapat kita kembangbiakkan
dengan menggunakan media buatan agar tetap hidup sebagai koloni tunggal. Bakteri yang
berperan sebagai koloni tunggal tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih dibandingkan bakteri
yang terdapat di alam.
Pengembangbiakan bakteri dilakukan dengan menanamkannya pada suatu media tertentu.
Media tersebut dapat berupa semi alami (semi sintetik) maupun sintetik tergantung karakteristik
bakterinya. Secara umum, bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada suatu media yang
memiliki kandungan nutrisi cukup sesuai kebutuhannya dengan kisaran pH antara 5-6. Setiap
media yang telah dibuat tidak selalu dapat menumbuhkan bakteri meskipun media tersebut
mengandung nutrisi yang cukup dan memiliki pH antara 5-6 karena tiap bakteri membutuhkan
nutrisi yang berbeda-beda. Selain itu, ada juga bakteri yang tidak dapat tumbuh dalam media
buatan.
Populasi bakteri di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Untuk menelaah
bakteritersebut, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkannya. Media diperlukan
untukmenumbuhkan dan mengembangkan suatu mikroorganisme.
Media biakan adalah bahan atau campuran yang dapat digunakan untuk membiakkan
mikroorganisme,karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakannya.
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa. Adanya pembiakan
bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan didalam
laboratorium, sehingga jika sewaktu waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu
percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakan bakteri dan jamur tersebut
dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.
Potato Dexrtose Agar ( PDA) merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa bakteri/fungi, maupun sel makhluk hidup.
Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena
ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik
itumonosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,sedangkan agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal media biakan yang sering digunakan dalam
penumbuhan bakteri serta mampu mengetahui cara membuat suatu media biakan semi sintetik
berupa media PDA (Potato Dextrose Agar).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Medium


Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
membutuhkan bakteri. Selain untuk menumbuhkan bakteri,medium dapat digunakan pula untuk
isolasi,memperbanyak,pengujian sifat sifat fisiologi,dan perhitungan mikroba. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi medium berupa molekul molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra,2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang
sangatsederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,
danWheeler,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan
substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi
dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan
dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label,2008).

2.2 Jenis jenis Medium


Adapun macam-macam media Pertumbuhan antara lain (Indra, 2008) :1.
1. Medium berdasarkan sifat fisik
• Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat.
• Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehinggamenjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Medium semi
solid dibuatdengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke
seluruh medium tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang.
• Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah
NB(Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
• Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
• Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara
pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa
dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui
secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
• Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya,misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
• Medium untuk isolasi., Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
• Medium selektif/penghambat, Media yang selain mengandung nutrisi juga
ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan
mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya
adalah Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.
• Medium diperkaya (enrichment), Media diperkaya adalah media yang
mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah
komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga
bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media
ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar,Serum Agar, dll.
• Medium untuk peremajaan kultur, Media umum atau spesifik yang digunakan
untuk peremajaan kultur.
• Medium diferensial, Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari
campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial,misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih
Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna
media disekeliling koloni.
Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidak
adasatupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di
laboratorium.Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa
berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki
persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga
bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan media PDA dilaksanakan pada hari Senin, 27 Februari
2023 pada pukul 11.00 – selesai yang bertempat di Labrotaorium Perlintan 2,
Politekniknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


• Media PDA instan • Hotplate
• Aquadest • Autoclave
• Plastic wrap • Laminar air flow cabinet
• Benang woll • Cawan petri
• Plastic tahan uap panas • Timbangan
• Aluminium foil • Pinset
• Erlenmeyer • Gunting
• Gelas literan

3.3 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang kebutuhan PDA ( 39 g/liter).
3. Masukkan aquadest dalam Erlenmeyer sesuai kebutuhan.
4. Tambahkan PDA kedalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest.
5. Masukkan magnetic stirrer dan homogenkan media diatas hotplate.
6. Setelah homogeny Erlenmeyer diangkat dan siap disterilkan.
7. Lakukan sterilisasi pada autoclave selama 30 menit dengan tekanan 15 psi dan suhu
121◦c.
8. Setelah selesai disterilisasi media siap diplatting pada cawan petri.

3.4 Dokumentasi
NO GAMBAR KETERANGAN
1.

Penimbangan PDA 39 gram

2.

Menuangkan air 1000 ml


3.

Memanaskan atau menghangatkan sekaligus


mencampurkan atau menghomogenkan larutan
PDA dengan Hotplate

4. Menuangkan larutan PDA Kedalam erlenmyer

5.

Menutup erlenmyer menggunakan almunium


foil

6.

Merapatkan alamunium foil menggunakan


plasitik wrap pada erlenmyer
7.

Memasukan erlenmeyer yang berisi larutan


PDA ke dalam plastik tahan uap panas

8.

Mengikat plastik menggunakan benang woll

9.

Hasil dari pembuatan media PDA


BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pembuatan Media PDA

No Gambar Keterangan
1.

Media PDA yang telah diplatting


pada cawan petri.

4.2 Pembahasan
Media yang dibuat dalam praktikum ini adalah Potato dextrose Agar (PDA). Potato
Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu
mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup.
Potato Dextrose Agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan
mikroorganisme. Karena ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose
(gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi
biakan,sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena
mengandung cukup air. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya,
pertama-tama harus dapat memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu
medium yang memberikan hasil yang terbaik. Yang dimaksud dengan medium disini adalah
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya.
Dari beberapa media yang sudah dimasukkan ke dalam erlenmeyer, tidak ada media yang
terkena kontaminasi. Hal ini menunjukkan bahwa sterilisasi media telah berhasil. Namun, pada
saat media sudah di plating ke cawan petri ternyata ada beberapa media yang terkontaminasi,
kemungkinan pada saat penuangan di dalam laminar air flow terjadi kontaminasi oleh mikroba
yang belum diketahui secara pasti.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Media yang digunakan pada praktikum adalah media Potato Dextrose Agar. Karena
ekstrak potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu
monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan , sedangkan agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air.
Dari hasil pembuatan media PDA, tampak bahwa tidak ada media yang terkontaminasi
mikroba pada saat disimpan. Namun, pada saat media di-plating (diletakkan pada cawan petri)
beberapa media terkontaminasi mikroba.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Macam – macam media tumbuh mikroba.


http://www.serigala-buru.blogspot.com/ diunduh tanggal 12 April 2012

Anonymous. 2012. Media Potato Dextrose Agar.


http://manajemensumberdayaperairanusu.blogspot.com diunduh 12 April 2012

Widyawati, Rini. 2010. Laporan Praktikum Mikrobiologi. Program Studi Teknik


Lingkungan Fakultas Teknik Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Arif Hermanto.2012. LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENYAKIT TUMBUHAN


“Pembuatan Media PDA dan Plating”
https://ahahermanto.wordpress.com/2012/04/29/laporan-praktikum-ipt/ diunduh 31
Maret 2023
ACARA 2
ISOLASI PATOGEN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum melakukan pengamatan terhadap patogen baik berupa bakteri maupun jamur di
laboratorium, terlebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan patogen tersebut.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan
paling baik untuk pertumbuhan patogen atau mikroorganisme.
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium (Sarles,
1956).Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji
morfologi, fisiologi, dan serologi (Soetarto, 2010).
Perkembangan suatu penyakit pada tumbuhan inang didukung oleh tiga faktor,yaitu inang
yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan yang mendukung.Patogen terbukti
memiliki daya virulensi yaitu keberhasilan untuk menyebabkan suatu penyakit sebagai
ekspresi dari patogenisitas. Gejala layu dan rontok pada daun seiring dengan perkembangan
bercak dapat diduga sebagai akibat dari substansi yang disekresikan oleh patogen dalam
mekanisme penyerangannya untuk melumpuhkan inang. Kelompok utama substansi yang
disekresikan patogen ke dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan timbulnya penyakit, baik
langsung atau tidak langsung adalah enzim, toksin, zat pengatur tumbuh, dan polisakarida
(Semangun, 1996).
Prinsip kerja isolasi patogen cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah
kecil patogen pada suatu medium tertentu yang dapat menyusun kehidupan patogen.
Sejumlah kecil patogen ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan
inokulasi. Untuk itu, dalam praktikum “Ilmu Penyakit Tanaman” ini akan dilakukan isolasi
terhadap beberapa patogen tanaman.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah :
• Untuk mengetahui pengertian isolasi patogen tanaman.
• Untuk mengetahui teknik isolasi yang tepat.
• Untuk dapat mengidentifikasi gejala mikroskopis beberapa patogen tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Isolasi Patogen Tanaman


Isolasi mikroorganisme ialah proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya
untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi
penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia,uji morfologi,fisiologi, dan serologi. Sedangkan
pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan (Pelczar,1986).
Isolasi merupakan tindakan karantina bagi tanaman yang terserang penyakit baik
cendawan, virus maupun jamur agar dapat diteliti dan praktikum isolasi patogen ini dilakukan
untuk mengetahui patogen penyebab penyakit pada tanaman dari golongan bakteri (Anonymous,
2012).
Isolasi patogen adalah proses mengambil patogen dari medium atau lingkungan asalnya
dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Patogen
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik
berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain (Singleton
dan Sainsbury, 2006).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya
dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo dalam krisno, 2011).
Isolasi secara definitif adalah memisahkan suatu mikroba dari lingkungannya di alam.
Kemudian ditumbuhkan sebagai bahan murni dalam media buatan dengan metode aseptis
(Nursyam, 1985).

2.2 Deskripsi Gejala Makroskopis Rhizoctonia solani (Penyakit Hawar Pelepah) + Gambar

Hawar pelepah merupakan salah satu penyakit utama


pada tanaman padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia
solani.Gejala penyakit umumnya timbul saat tanaman
memasuki fase anakan maksimum, terlihat pada bagian pelepah
daun berupa bercak-bercak besar, berbentuk oval dengan
bagian tepi tidak teratur. Bercak pada awalnya timbul pada pelepah daun bagian bawah, dan
selanjutnya menjalar ke pelepah daun bagian atasnya. Pusat bercak berwarna coklat
kemerahan.Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman
dengan kacang kacangan, dan juga melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum isolasi patogen tanaman dilaksanakan pada hari Senin, 06 Maret 2023 pada
pukul 11.00- selesai yang bertempat di Laboratorium Perlintan 2, Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


1. Lampu Bunsen 7. Pinset
2. Alcohol 70% 8. Tisu
3. Aquadest steril 9. Media PDA
4. Busen + Spirtus 10. Sampel Tan.Sakit
5. Nacl 11. Gunting
6. Beaker Glass 12. Laminar Air Flow Cabinet

3.3 Prosedur Kerja


• Siapkan alat dan bahan
• Potong sampel tanaman ukuran 2cm x 2cm (potong dadu ) dengan mengambil sampel ½
sampel tanaman sehat dan ½ sampel tanaman sakit.
• Kemudian sterilisasi pinset dan siapkan larutan Nacl 1% (pemutih pakaian)
• Kemudian rendam sampel dalam larutan Nacl selama 1 menit
• Selanjutnya sampel dipindahkan kedalam alcohol 70% dan direndam selama 1 menit
• Kemudian sampel selanjutnya dipindahkan kedalam aquadest steril selama 1 menit
(perendaman Aquadest dilakukan selama 2 kali)
• Kemudian tiriskan sampel diatas tisu / kertas saring
• Dan sampel siap diisolasi kedalam media PDA
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.Hasil Isolasi Patogen pada tanaman padi
No Gambar Gambar Literatur

Biakan murni yang ditumbuhkan berwarna Pada gambar literatur Biakan murni yang
putih kecoklatan dan ada sedikit warna ditumbuhkan berwarna putih dominan.
kuning. Jamurnya tidak melebar. Jamurnya melebar.

4.2 Pembahasan
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses
isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan
serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut jika dilakukan di alam terbuka sangat mustahill
untuk dilakukan. Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yaitu dengan menginokulasikan
sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat mendukung kehidupan bakteria.
Dari praktikum diatas isolasi patogen penyebab penyakit hawar pelepah padi berbeda
dengan literatur gambar sebab warna isolasi yang di tumbukan dari praktikum berwarna putih
kecoklatan namun pada literature gambar warna isolasi putih. Pada hasil praktikum isolasi yang
ditumbuhkan jamurnya tidak terlalu lebar sedangkan pada literatur gambar lebih lebar dan
jamurnya meluas. Mungkin isolasi pathogen dari praktikum mengalami sedikit kontaminasi
disebabkan karena kurang sempurnanya sterilisasi pada saat proses penanaman eksplan dalam
laminator. Penyebab lain adalah pemotongan jaringan yang kurang hati hati sehingga bagian
embrio kabiul rusak.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Isolasi patogen tanaman adalah proses pengambilan patogen dari medium atau
lingkungan aslinya dan menumbuhkannya patogen tersebut pada medium buatan secara aseptik
agar tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain sehingga diperoleh biakan yang murni.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba sehingga akan membentuk suatu koloni
sel yang tetap pada tempatnya.
Identifikasi secara mikroskopis belum dilakukan sehingga belum dapat dipastikan apakah
gejala tersebut adalah Rhizoctonia solani atau bukan. Sedangkan cendawan lain yang juga
ditemukan pada media tersebut, belum diketahui jenisnya secara pasti karena belum
diidentifikasi secara mikroskopis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous,2012.Isolasi pathogen http://monroetiboti.blogspot.com/2011/10/isolasi-


patogen.html diunduh tanggal 01 April 2023.

Krisno, Agus..2011. Isolasi Mikroorganisme Dalam Proses Pembuatan Enzim Sebagai Hasil
Produk Di Bidang Industri. http://aguskrisno.wordpress.com/2011/04/11/bakteri diunduh
01 April 2023.

Arif Hermanto,2012. Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan.


https://ahahermanto.wordpress.com/2012/04/29/laporan-penyakit tanaman tanaman/
diakses 01 April 2023
ACARA 3
PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman yang
menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari.Secara singkat penyakit tanaman
adalah penyimpangan dari keadaan normal.Penyebab sakit bermacam-macam antara lain
cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara. Berbagai
penyakit yang umumnya timbul misalnya bercak daun, kudis, penyakit gosong, penyakit
layu, penyakit karat dan penyakit embun tepung.Penyebabnya berbeda-beda, misal penyakit
layu dapat disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan,
Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasite dan
abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya menular atau
infeksius,misalnya jamur,bakteri,nematoda,mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik.Abiotik
yaitu penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular atau non infeksius.Penyakit-penyakit
karena penyebab abiotik sering disebut penyakit fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya
disebut fisiopath. Fisiopath tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidakmenguntungkan,
kondisi tanah yang kurang baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat-zat kimia.
Utamanya yang menyerang tanaman adalah pathogen.Pada waktu sekarang telah dikenal
banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti
ekonomi penting. Patogen adalah organisme penyebab penyakit tanaman. Patogen (pathos =
menderita + gen = asal-usul) merupakan agen yang menyebabkan penderitaan (sakit).Setiap
macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen tumbuhan,begitu pula satu
macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh tanaman.Sering
pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ tanaman
atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mendeskripsikan gejala-
gejala penyakit tumbuhan dan tipe gejala penyakit tumbuhan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai
akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktor lingkungan dan
berkembangnya gejala dan Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup
kuantitas maupun kualitasnya. Konsep penyakit tumbuhan dikenal dengan konsep segitiga
penyakit yang merupakan konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi oleh tanaman inang,
patogen, dan faktor lingkungan.1)Tanaman inang adalah tanaman yang berpengaruh terhadap
timbulnya suatu penyakit tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk
dan tingkat pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi,kesehatan tanaman dan ketahanan
inang dan tanaman inang terbagi atas tujuh golongan yaitu tanaman inang rentan, tanaman
inang resisten, tanaman inang toleran, tanaman inang sekunder, tanaman inang
primer,tanaman inang alternative, dan tanaman inang perantara;2)Pathogen adalah organisme
hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit
tumbuhan antara lain yaitu cendawan,virus,bakteri,nematode,spiroplasma dan riketsia; 3)
Faktor lingkungan merupakan faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya
suatu penyakit dapat berupa suhu udara,intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama
embun, suhu tanah, kandungan airtanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organik, angin,
api dan pencemaran air(Adinugroho, 2008)
Penyebab munculnya penyakit tanaman secara garis besar dibagi menjadi 3 golongan
pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, dan virus. Jamur (cendawan) merupakan
salah satu yang berpotensi menyebabkan tanaman sakit yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu
Phycomycetes,Ascomycetes,Basidiomycetes,dan Deuteromycetes. Penyakit yang disebabkan
oleh jamur (cendawan) antara lain penyakit rebah kecambah oleh Phythium sp, penyakit
embun tepung oleh Paranospora parasitica,busuk lunak buah dan sayuran oleh Rhizopus
sp,busuk lunak timun suri oleh Choanephora cucurbitarum ,embun bulu pada jagung oleh
Peronosclerospora maydis dan lain-lain (Wikipedia, 2012).
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil (panjang
0,6µ - 3,5 µ), yang mempunyai bentuk bulat (kokus),silindris/batang (bacillus),spiral
(spirilia/spirilum), koma (vibrion) dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan
perbesaran tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain penyakit busuk lunak
sayuran oleh Erwinia carotovora,penyakit hawar api pada apel oleh Erwiniaamylovora,
penyakit kanker pada tomat oleh Corynebacterium michiganense, penyakit kudis pada tomat
oleh Streptomyces scabies dan lain-lain (Wikipedia, 2012)
Virus adalah partikel hidup yang ultra mikroskopik, parasit obligat, yang terdiri dari asam
nukleat (RNA) dan selubung protein. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
penyakit kerdil rumput (Grassy stunt) pada tanaman padi, penyakit mosaic tembakau oleh
virus TMV (tobacco mosaic virus), penyakit tungro oleh virus Tungropada tanaman padi dan
lain-lain (Wikipedia, 2012).
Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat
adanya serangan suatu penyebab penyakit. Berdasarkan peruubahan yang terjadi pada sel
tumbuhan, gejala penyakit tumbuhan dapat dibagi 3 (tiga) yaitu nekrotik,hipoplastis, dan
hiperplastis. a) Nekrotik merupakan gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel
atau bagian sel bahkan kematian sel. Nekrotik terbagi atas hidrosis,klorosis, nekrosis,
perforasi,busuk, eksudasi, layu, mati ujung (die back), dan terbakar. b)Hipoplastis merupakan
gejala yang disebabkan karena terhambat atau terhentinyapertumbuhan sel. Hipoplastis
terbagi atas etiolasi, kerdil, klorosis, perubahan simetri, danroset. c) Hiperplastis merupakan
gejala yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya
(overdevelopment). Hiperplastis terbagi atas fasiasi,intumesensia, erinose, kudis (Scab),
menggulung atau mengeriting, prolepsis, sapu, erinos,dan sesidium (Fahmi, 2012). Morfologi
penyebab penyakit tumbuhan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu yang bersifat biotik dan
abiotik.Penyakit biotik merupakan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh penyakit
infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain
dengan patogen penyakit biotik meliputi jamur, bakteri, virus,nematode, tumbuhan tingkat
tinggi parasitik, dan mikoplasma. Sedangkan penyakit abiotik merupakan penyakit yang
disebabkan oleh penyakit noninfeksi atau penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan
satu ke tumbuhan yang lain dengan pathogen penyakit abiotik meliputi suhu tinggi, suhu
rendah, kadar oksigen yang tak sesuai,kelembaban udara yang tak sesuai, keracunan mineral,
kekurangan mineral, senyawakimia alamiah beracun, senyawa kimia pestisida, polutan udara
beracun, dan hujan es danangin (Hasna, 2012)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pengenalan penyebab penyakit dilaksanakan hari Selasa, 20 Februari
2023 pada pukul 11.00-selesai yang bertempat di Laboratorium Perlintan, Politeknik
Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


• Alat tulis
• Kamera
• Tanaman yang terserang penyakit

3.3 Prosedur kerja


• Siapkan alat dan bahan
• Amati gejala gejala penyakit pada tanaman
• Gambar dan deskripsikan dari gejala yang diamati
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Penyebab penyakit tanaman
No Nama + gambar penyakit Gambar Penyebab Gejala
Literature

Jamur Munculnya bercak bulat


1. Fusarium berwarna geap
oxysporum dipermukaan umbi.

Busuk Permukaan (ubi


jalar)

Bengkakan gosong
berwarna putih
kehijauan dan berubah
Jamur Ustilago menjadi hitam saat
2. maydis matang. Tampilannya
sangat khas di tongkol,
di mana pada setiap biji
Gosong Bengkak (Buah dapat tumbuh
Jagung bengkakan tersendiri.
Ketika bengkakan
pecah, terlihat isi yang
berupa tepung hitam.

Saat matahari terik


tanaman terkulai seperti
disiram air panas,bila
dipotong tanpa noda
3. Bakteri coklat pada bagian
Xanthomonas permbuluh,bila dipijit
solanacearum keluar lender
kekuningan serta akar
Layu bakteri( Daun
tanaman membusuk.
singkong)
Tanaman kerdil, daun
mengecil, dan mosaik
4. Virus Soybean pada daun. Tanaman
stunt virus yang terinfeksi
menghasilkan polong
dengan biji yang kecil
disertai belang.

Penyakit Kerdil ( Tanaman


Kedelai)

5.
Spora patogennya
disebarkan oleh angin
dan air hujan, dan
Jamur tular masuk ke bonggol
tanah jagung melalui luka.
(Gibberella Tanaman terdampak
fujikuroi) sejak perkecambahan
biji hingga munculnya
rumbai tetapi gejalanya
terlihat pada tahap
lanjut.
Tongkol Hampa (Buah
Jagung)

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada bagian ubi yang
terserang penyakit busuk permukaan, gejala yang tampak. Munculnya bercak bulat
berwarna gelap dipermukaan umbi.Penyakit busuk permukaan pada bagian permukaan
umbi termasuk tipe gejala Nekrotik, yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum.
Pengendalian penyakit busuk permukaan yang disebabkan oleh jamur Fusarium
oxysporum dapat dikendalikan dengan menanam varietas tanaman ubi jalar yang tahan
terhadap penyakit, melakukan pergiliran tanaman dan melakukan perbanyakan bibit,
menanam ubi jalar dengan stek yang terbebas dari penyakit, serta memotong tanaman
yang sakit dan membakarnya.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari buah Jagung yang terserang
penyakit gosong bengkak,gejala yang tampak adalah terdapat pada setiap biji dapat
tumbuh bengkakan tersendiri. Ketika bengkakan pecah, terlihat isi yang berupa tepung
hitam. Hampir semua permukaan buah yang disebabkan oleh jamur Ustilago maydis yang
menyebar melalui udara. Pengendalian penyakit gosong bengkak ini adalah dengan
Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat. Tanaman jagung yang terlalu subur akan
mengakibatkan kelembaban yang tinggi. Biasanya tanaman seperti itu mudah terserang
penyakit jamur hitam dan Penerapan rotasi tanaman atau jangan terus menerus menanam
jagung pada satu tempat.
Pada daun singkong Gejalanya yaitu tanaman terkulai seperti disiram air
panas,bila dipotong tanpa noda coklat pada bagian permbuluh. Penyakit ini disebabkan
oleh Bakteri Xanthomonas solanacearum.Pengendaliannya yaitu dengan Menanam
varietas singkong yang tahan terhadap penyakit layu bakteri dan juga bisa dengan agens
hayati BIO SPF dengan bahan aktif Pseudomonas fluorescent dan Bacius polymixa.
Pada pengamatan pada tanaman kedelai yang terserang penyakit kerdil pada daun
terdapat gejala terdapat pada bagian pinggir daun mulai menggumpal atau mengkeriting
dan terdapat bercak-bercak coklat. Infeksi terjadi karena akibat virus mozaik yang
menyebar
Pada jagung yang terserang jamur, penyakit tongkol hampa terjadi karena Spora
patogennya disebarkan oleh angin dan air hujan, dan masuk ke bonggol jagung melalui
luka. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Gibberella fujikuroi. Pengendaliannya dengan
melakukan sanitasi dan menanam tanaman yang rentang terhadap penyakit tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu
Penyebab penyakit pada tanaman berupa patogen, yakni jamur, bakteri, nematoda,dan
virus.Setiap tanaman memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda, karena diesebabkan oleh
jamur atau bakteri yang berbeda pula.Gejala bercak dan karat pada daun rata-rata ditimbulkan
oleh jamur.Gejala busuk pada tanaman disebabkan oleh bakteri.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, 2008. Konsep Timbulnya Penyakit(http://konsep-timbulnya-penyakit.pdf)


Diakses pada tanggal 31 Maret 2023

Hasna, qomatul. 2012. Penggolongan Penyakit Tumbuhan (http://planthospital.blogspot.com).


Diakses pada tanggal 31 Maret 2023

Wikipedia.2010. Mikrobiologi. http://www.wikipedia.com.Diakses 31 Maaret 2023

Sena Pradana,2015. PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT


TANAMAN(https://www.academia.edu/23637734/LAPORAN_LENGKAP_PENYAKI
T_TANAMAN_ACARA_1_6) Diakses pada tanggal 31 Maret 2023
ACARA 4
PURIFIKASI PATOGEN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan terhadap ciri-ciri
kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis. Berkenaan dengan kepentingan tersebut
maka suatu upaya identifikasi memerlukan suatu popolasi yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Sebelum melakukan pemurnian (purifikasi) terhadap suatu patogen
tanaman, maka patogen tanaman pertama kali harus diisolasi ke dalam media buatan dan
dibiakkan secara aseptik. Patogen selalu berasosiasi dengan bagian tanaman yang sakit
sehingga harus dilakukan isolasi. Namun demikian isolasi hanya dapat dilakukan untuk
patogen yang dapat dikulturkan. Isolasi dapat menggunakan media umum, media semi-
selektif maupun media selektif.
Proses purifikasi merupakan suatu hal yang penting dalam mempelajari patogen tanaman
untuk mengidentifikasi morfologi dan fisiologi. Prinsip kerja purifikasi cukup sederhana
yakni dengan mengambil sejumlah kecil patogen pada suatu medium tertentu dan
ditumbuhkan kembali untuk mendapat biakan murni.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
• Untuk mengetahui teknik – teknik pemurnian (purifikasi) patogen tanaman.
• Untuk mendapatkan biakan murni dari patogen tanaman yang sudah diisolasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengerrtian Purifikasi Isolat Patogen tanaman


Pada prinsipnya purifikasi isolat patogen tanaman adalah memisahkan sejumlah kecil
suatu koloni patogen(Anonymousa, 2012).Purifikasi adalah proses pemisahan yang dilakukan
pada suatu koloni patogen tanaman yang tumbuh bersama kelompok koloni lain pada medium
tertentu (Anonymousb, 2012).
Purifikasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari populasi
campuran ke media biakan (buatan ) untuk mendapatkan kultur murni. Inokulasi merupakan
perpindahan inokulum dari sumbernya ke dalam tanamaninang. Dengan dilakukan inokulasi dan
purifikasi, berarti patogen memiliki peluang yang besar untuk menyerang inangnya dan
menimbulkan penyakit (Agrios, G. N. 1988).Purifikasi Isolat Patogen adalah suatu cara untuk
memisahkan satu patogen dari patogenlainnya yang tujuannya untuk mendapatkan biakan yang
murni. Pemurnian biakan murni adalah suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan
satuspesies dalam satu tabung pemeliharaan kultur (Pracaya, 1991).
Purifikasi atau disebut juga pemurnian adalah pemisahan satu jenis mikroorganisme
patogen dari media inokulasi yang terdiri dari beberapa macam mikroorganisme dalam satu
media,purifikasi ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengidentifikasian patogen tersebut
(Semangun, H. 1996).
Syarat-syarat tumbuh mikroba adalah mengandung semua zat hara yangmudah digunakan
oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan, berada dalam kondisi steril sebelum digunakan agar
mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik (Frobisher, 1974).

2.2 Macam Macam Teknik Purifikasi Isolat


Metode-metode yang dapat digunakan untuk membuat biakan murni mikroorganisme
antara lain cawan gores (sterak plate), cawan tebar, dan cawan tuang.
• Teknik Dilusi ( Pengenceran)
Teknik dilusi sangat penting di dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua
metode perhitungan jumlah sel mikroba mempergunakan teknik ini. Tujuan dari
teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang
telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril.
• Teknik Pour Plate ( Lempeng Tuang)
Teknik PourPlate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme
dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar cair dengan stok kultur.
Teknik ini umumnya digunakan pada metode Total Plate Count (TPC).Sedangkan
teknik streak plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme
dalam media agar dengan cara menggores (streak) permukaan agar dengan jarum
yang telah diinokulasi dengan kultur mikroba. Teknik ini menjadikan
mikroorganisme tumbuh dan tampak pada goresan-goresan inokulasi bekas jarum
(Radchie, 2008).

• Teknik Streak Plate


Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores)
permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur
bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam
goresan-goresan inokulum bekas dari streak jarum ose.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum purifikasi jamur patogen dilakasnakan pada hari Senin 13 Maret 2023 pukul
11.00- selesai. Bertempat di Laboratorium Perlintan 2, Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


• Jamur ose/loop
• Lampu bunsen + spirtus
• Alkohol
• Media PDA
• Isolat jamur
• Plastik wrap

3.3 Prosedur Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyalakan LAFC
3. Memasukkan alat dan bahan yang akan di gunakan ke dalam LAFC
4. Mengamati hasil isolasi jamur pada minggu lalu
5. Kemudian pindahkan misellia tumbuh pada hasil isolat minggu kemarin ke dalam media
pda baru yang steril

3.4 Dokumentasi
Gambar /Dokumnetasi Kegiatan Prosedur Kerja / Keterangan
Proses pembukaan plastik wrap dari
sempel hasil isolasi yang telah
dilakukan.

Proses pensterilkan jarus ose/loop


pada api spirtus.
Proses pengambilan hifa atau jamur
patogen dari hasil isolasi yang telah
dilakukan.

Kemudian pemindahan hifa atau


jamur patogen kedalam media PDA
baru untuk dilihat biakan murni.

Proses peletakan hifa pada media baru


dengan isi hifa/jamur 1saja pada
cawan petri.
Dan yang terakhir dilakukan
penutupan atau perekatan pada bagian
tutup dan wadah cawan pertri dengan
menggunakan plastik wrap agar tidak
terjadi kontaminasi dari lingkungan
maupun bakteri luar.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.Hasil purifikasi pathogen penyakit Hawar Pelepah padi
No Gambar Keterangan
1.

Hasil dari purfikasi menumbuhkan 3


misellia pada cawan petri

2.

Hasil Purifikasi setelah berumur 7hari

4.2 Pembahasan
Gambar diatas adalah biakan murni dari hasil purifikasi terhadap isolat patogen yang
terdapat pada pelepah padi. Dugaan sementara, gejala tersebut merupakan penyakit hawar
pelepah pada padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani. Biakan tersebut memiliki
kenampakan morfologis yaitu berwarna coklat kekuningan setelah tua. Apabila
dibandingkan dengan perkembangan cendawan yang lain, perkembangan Jamur Rhizoctonia
solani terbilang cukup cepat tergantung kondisi yang medukung.
Menurut Angrios (2011) Rhizoctonia solani dapat hidup pada tanaman hidup atau
sebagai saprofit. Warna miselium pucat sampai coklat tua dan diameter relative besar.
Secara umum hasil purifikasi dapat dikatakan berhasil sebab tidak terjadi kontaminasi dari
cendawan yang lain.
Pada pengamatan yang dilakukan belum dapat ditentukan koloni jamur Rhizoctonia
solani sehingga belum dapat dibuktikan apakah koloni jamur yang tumbuh pada media PDA
adalah benar koloni dari jamur tersebut.
Untuk dapat mengetahui apakah benar koloni yang tumbuh pada media PDA adalah
Rhizoctonia solani. Perlu dilakukan identifikasi dengan bantuan mikroskop. Jamur
membentuk aservulus di bawah epidermis tumbuhan inang. Aservulus membentuk
konidium, yang setelah masak akan bebas dengan menembus epidermis (Semangun, 2007).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Purifikasi adalah proses pemurnian atau pemisahan sejumlah koloni patogen yang
ditumbuhkan bersama koloni lain pada media tertentu. Biakan murni terdiri dari suatu
populasi sel yang berasal dari satu sel induk. Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah
dari koloni campurannya akan lebih mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk
memisahkan dan mendapatkan koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa
jenis. Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Purifikasi dapat
dikatakan berhasil karena tidak terjadi kontaminasi dari patogen yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Praktikum Mikrobiologi Umum.


http://kutankrobek.wordpress.com/2009/10/20/pratikum-mikrobiologi-umum-
teknik-isolasi-dan-transfer-kultur/ diunduh 1 April 2023.

Lee et al. 2011. Biological Characterization of Marssonina coronaria Associated with


Apple Blotch Disease. Mycobiology. 39 (3) : 200-205

Rachdie. 2008. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba http://rachdie


blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-
mikroba/Diakses pada tanggal 30 Maret 2023

Arif Hermanto,2012. Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan.


https://ahahermanto.wordpress.com/2012/04/29/laporan-purifikasi tanaman
tanaman/ Diakses 01 April 2023
ACARA 5
IDENTIFIKASI PATOGEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tahapan yang penting dalam mendiagnosa gejala serangan penyakit tanaman
adalah identifikasi terhadap patogen tanaman. Patogen yang diidentifikasi berasal dari
pengambilan sampel tanaman yang terserang penyakit. Sampel tanaman yang terserang
penyakit kemudian diisolasi dan ditumbuhkan pada media aseptik buatan. Identifikasi
menjadi sangat penting karena pada tahapan tersebut ditekankan beberapa hal pokok seperti
untuk pengendalian khususnya untuk uji antagonis ataupun hanya sekedar untuk mengetahui
jenis patogen yang menyerang tanaman. Dari hasil identifikasi, dapat diperoleh suatu
kesimpulan mengenai jenis patogen yang menyerang tanaman kemudian lebih lanjut upaya
tersebut juga dapat diarahkan untuk mempelajari upaya – upaya pengendalian yang tepat
untuk mencegah serangan patogen tersebut. Salah satunya melalui uji antagonismu dari
jamur antagonis. Hal ini menyebabkan proses identifikasi patogen tanaman menjadi sangat
penting untuk memastikan jenis patogen yang menyerang tanaman secara akurat. Untuk itu,
perlu dilakukan praktik secara langsung untuk mengidentifikasi patogen tanaman.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengadakan determinasi terhadap jenis patogen
yang menyerang tanaman melalui identifikasi secara langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Identifikasi


Identifikasi adalah usaha pengenalan terhadap suatu hal dengan mengamati sifat – sifat
khasnya (Tim Penyusun, 2008).Pengertian identifikasi (penyakit) secara umum adalah membuat
kepastian terhadap suatu penyakit berdasarkan gejala yang tampak, atau suatu proses untuk
mengenali suatu penyakit tanaman melalui gejala dan tanda penyakit yang khas termasuk faktor-
faktor lain yang berhubungan dengan proses penyakit tersebut (Nurhayati, 2012)

2.2 Metode Identifikasi Pathogen Tanaman


• Teknik Molekuler
Identifikasi patogen penyebab penyakit dilakukan dalam rangka menentukan spesies
penyebab penyakit yang terbawa oleh media pembawa. Pengelolaan sampel kerja (Media
Pembawa) dalam identifikasi penyebab menggunakan metode molekuler akan
memudahkan Petugas Karantina melakukan tindakan pengujian di laboratorium.
Indeksing adalah istilah yang digunakan untuk suatu prosedur pengujian keberadaan
patogen yang diketahui, terutama virus, pada tanaman. Indeksing memberi peluang untuk
menerapkan secara cepat strategi pengendalian dan mengurangi kemungkinan
berkembangnya wabah penyakit (Dewianti, 2011)
• Teknik Serologi
Prinsip kerja serologi didasarkan pada reaksi spesifik antara antigen dan antibodi
(antiserum) sehingga terbentuk reaksi conjugate antibody-enzyme (Hunter D.
2001).Salah satu metode pengujian serologi adalah Enzyme Linked Immunosorbent
Assay (ELISA) Metode pengujian ini mulai berkembang sejak tahun 1971. ELISA
merupakan suatu metode pengujian serologi yang melekatkan kompleks ikatan antara
antibodi dengan antigen di dalam sumuran plate ELISA yang terbuat dari bahan plastik
(Dijkstra et al. 1998). Jika terjadi reaksi kompatibel antara antibodi dengan antigen akan
ditunjukkan dengan adanya perubahan warna yang terjadi.
• Mikroskop
Menggunakan mikroskop elektron payar Scanning Electron Microscope (SEM) untuk
menghasilkan gambar. Metode ini terbilang paling sederhana diantara metode yang lain,
prosedur kerjanya dapat dilakukan secara langsung dengan cara pengamatan terhadap
sampel patogen yang telah diisolasi dan ditumbuhkan pada media buatan. Teknik ini
lebih mudah apabila digunakan untuk mengidentifikasi patogen yang dapat dibiakkan
pada media buatan misalnya jamur.setelah diletakkan diatas preparat lakukan pengamatan
dengan mikroskop kemudian hasil identifikasi diambil gambarnya (Anonymous, 2012).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum identifikasi (makroskopis dan mikroskopis) dilakukan pada hari senin tanggal
20 Maret 2023 jam 11.00 – 13.00 WIB di Laboratorium Perlindungan Tanaman – Politeknik
Negeri Jember

3.2 Alat dan Bahan


• Jarum ose (loop)
• Alkohol
• Media PDA
• Mikroskop
• Lampu Bunsen + spirtus
• Tissue
• Pipet tetes
• Aquadest
• Kaca preparat
• Cover glass
• Laminar air flow

3.3 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan cawan petri yang sudah ditumbuhi jamur atau bakteri yang telah dibuat
3. Kemudian teteskan aquadest di atas kaca preparat sebanyak satu tetes
4. Lalu letakkan misellium cendawan tepat di aquadest pada kaca preparat dengan
menggunakan jarum ose
5. Kemudian geser rongga dan tutup dengan menggunakan cover glass
6. Setelah itu inkubasi di tempat yang steril dengan suhu ruang dan waktu 3-7 hari
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


A). Pengamatan Mikroskopis dan Makrokopis

Kode X2 u1
Kode X1 u1 (bersepta)
(tidak bersepta)

Kode X2 u2 Kode X3 u1
(bersepta) (masih belum diketahui)
B). Tabel pengamatan
Diameter Miselium
No Kode Isolat 3 HSI
1 HSI 2 HSI
1. X1 2,5 cm 4,7 cm 5 cm

2. X2 2,2 cm 3 cm 4 cm

3. X3 1,5 cm 3,3 cm 3,75 cm

4.2 Pembahasan
Jamur terdiri atas struktur tambahan yaiitu thallus yang merupakan hifa ,hifa terbagi
menjadi 2 yaitu bersepta dan non bersepta sesuai dengan prosedur identifikasi koloni yang yag
telah diamati. Dari hasil pengamtan yang telah dilakukan terdapat 4 sempel yang diambil dengan
hasil pengamtan menggunakan miskroskop pada kode X1u1 di peroleh tipe hifa tidak besepta
atau bersekat. Pada sempel X2 u1 dan X2 u2 diperoleh tipe hifa bersepta dan pada kode isolat
X3 belum di ketahui hal ini dapat terjadi karena pada proses pengambilan bakteri terlalu banyak
tetesan aquadest yang diberikan pada bakteri yang akan diamati sehingga yang terliahat pada
miskropsop hanya pecahan-pecahan cairan yang berbentuk agak lancip.
Dari hasil pengamatan diameter miselium pada setiap sampel mengalami peningkatan
diameter miselium,ini menunjukkan bahwa jamur Rhizoctonia solani pertumbuhannya sangat
cepat dibanding jamur lainnya,ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang sangat
mendukung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bawa Jamur yang
menyerang tanaman padi adalah Rhizoctonia solani. Rhizoctonia solani merupakan salah satu
patogen penting pada tanaman padi yang dapat menyebabkan hawar pada benih, daun, dan
pelepah daun. Isolasi patogen dilakukan dengan menginkubasi batang/pelepah tanaman padi
pada cawan petri yang telah di sterilisasi.
Pengamatannya dilakukan secara mikroskopis dan makroskopis .Pengamatan secara
makroskopis yaitu pengamatan secara langsung melihat ciri khas koloni berupa bentuk, warna
dan tepi koloni. Pengamatan makroskopis dilakukan dengan mata langsung ataupun bantuan
kaca pembesar untuk melihat bagian terkecil yang dapat dilihat dengan mata. Pengamatan
makroskopis dan mikroskopis pada suatu tananman dilakukan untuk mengetahui identitas suatu
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Cutputria. 2010. Postulat koch. http://cutputrias08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/postulat-koch-


part-2/diunduh 30 April 2023.

Dewianti. 2011. Identifikasi Pengganggu Tumbuhan.


http://dewiantib.blogspot.com/2011/06/makalah-identifikasi-pengganggu.html diunduh
30 April 2023.

Ghurri, Sadatin. 2011. Diagnose Virus Patogen Tanaman.


http://sadatin091089.blogspot.com/2011/04/diagnosis-virus-patogen-tanaman-tugas
Diunduh 30 April 2023.

Lee et al. 2011. Biological Characterization of Marssonina coronaria Associated with Apple
Blotch Disease. Mycobiology. 39 (3) : 200-205

Nurhayati. 2012. Diagnose Penyakit Tumbuhan


http://nurhayatisite.blogspot.com/2011/03/diagnosis-penyakit-tanaman Diunduh 30 April
2023.

Arif Hermanto,2012. Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan.


https://ahahermanto.wordpress.com/2012/04/29/laporan-identifikasi tanaman tanaman/
Diakses 01 April 2023

Anda mungkin juga menyukai