PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-
alat ini dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus
diberikan pelatihan tentang penggunaan alat-alat tersebut.
Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu
kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Ada beberapa macam alat gelas yang dipakai di laboratorium, antara
lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer, gelas ukur, botol, pipet, corong, tabung
reaksi, gelas objek dan gelas penutup, cawan petri dan kamar hitung.
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa
kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur,
pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur,
erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya baik analisa maupun sintesa, sesorang
yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akan selalu dihadapkan pada
hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna,
kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan
ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir
(Riadi, 1990).
Gelas Kultur
Corong
Gelas beaker
Pinset
Spatula
Skalpel
Lampu Bunsen
Kulkas
Botol semprot
Pipet
Autoclave
Oven
Magnetic Stiter
Ruang asam
Spektrofotometer
pH meter
PCR
(Polimerase Chain Reaction)
Kalum dihidrogen
4 NaNO4
fosfat
No Nama Fungsi
sebagai pelarut, antiseptik
1 Alkohol
dan bahan bakar
2 Betadin sebagai antiseptik
sebagai bahan pembersih alat
3 Sabun Cuci
praktium
Hasil pengamatan praktikum pengenalan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
Laboratorium Bioteknologi yang telah dilakukan, diadapati beberapa alat dan bahan serta
komposisi media kultur. Terdapat 27 alat, 12 bahan dan beberapa unsur hara makro mikro dan
komposisi media kultur.
Alat yang berfungsi salah satunya untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakaran bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi
dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk
sterilisasi bagian yang digunakan adalah api yang berwarna biru dengan menggunakan bahan
bakar metanol.
Autoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap panas dengan
tekanan tinggi. Suhu didalamnya dapat mencapai 115 0C hingga 125 0C dan tekanan uapnya
mencapai 2 - 4 atm. Alat tersebut merupakan ruang uap berdinding rangkap yang diisi dengan
uap jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu serta tekanan yang ditentukan selama
periode waktu yang dikehendaki. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat
bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Kondisi yang baik digunakan untuk
sterilisasi adalah pada 15 Psi dan temperatur 121 0C selama 15 menit. (Adji, Dhirgo dkk, 2007).
Oven berfungsi untuk mensterilkeringkan alat dari kaca antara lain cawan petri, tabung reaksi
dan lain lain. Sterilisasi kering dengan oven dilakukan dengan suhu 180 oC selama 1 jam. Hal
yang harus diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi menggunakan autoclave adalah harus
ditunggu selama bekerja, hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoclave. (Putranto, 2014)
Hot plate dan stirer berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Pengadukan dengan bantuan batang magnetic stirer yang mampu menghomogenkan hingga 10L
dengan kecepatan 1600 rpm dan dipanaskan sampai 425oC.
Laminar air flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC
( bachelor of science) mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Cawan petri digunakan untuk medium eksplan. Cawan petri tersedia dalam berbagai
macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media 15-20
ml, sedangkan cawan 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
5.1 Kesimpulan
2. Media kultur jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan.
3. Alat dan bahan serta komposisi media kultur. Terdapat 27 alat, 12 bahan dan beberapa
unsur hara makro mikro dan komposisi media kultur.
5.2 Saran
1. Praktikan harus hati-hati agar tidak terjjadi kecelakaan pada saat pengenalan alat
2. Praktikan di harapkan mengerti dan memahami fungsi tiap alat, bahan dan media yang ada padda
Laboratoriun Bioteknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Daisy dan Ami. 1994. Nama fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi.Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.
Fatiqin, Awalul dan F. Aini., 2013. Panduan praktikum mikrobiologi umum. IAIN Raden Fatah.
Palembang.
Imam, K., 2006. Biokimia,nutrisi dan metabolisme. UI Press. Jakarta.
Mandal, B.B., R.K. Tyagi, R. Pandey, N. Sharma and A. Agrawal. 2011. In vitro In vitro
conservation of germplasm at agri-horticultural crops at NBPGR: an overview, p. 279-
304.In: M.K. Razdan and E.C. Cocking ( Eds). Conservation of Plant Genetic Resources.
Science Publishers Inc. Ply mouth, UK.315p.
Mariska I dan Purnamaningsih 2011. Perbanyakan Vegetative Tanaman Tahunan melalui Kultur
in vitro. Jurnal Litbang Pertanian 20 (1) : 1-7
Sukirno, M.S. 1999. Mekanisasi Pertanian. Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian dan
Pengelolaannya. Diktat Kuliah. GM, Yogyakarta.