Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi


memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai
makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan
sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik. Oleh karena itu,
proses perubahan akan terus berjalan (Sukirno, 1999).

Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium,kita


sebagai praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi
peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia.Pengenalan alat-
alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran
percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja
dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu,
pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai
oleh praktikan sebelum melakukan praktikum

1.2 Tujuan

Praktikum Pengenalan alat bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal dan


mengetahui fungsi alat-alat yang ada di laboratorium serta mengetahui cara
penggunaannya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium


bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat
laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung
ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
“graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008).

Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-
alat ini dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus
diberikan pelatihan tentang penggunaan alat-alat tersebut.
Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu
kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Ada beberapa macam alat gelas yang dipakai di laboratorium, antara
lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer, gelas ukur, botol, pipet, corong, tabung
reaksi, gelas objek dan gelas penutup, cawan petri dan kamar hitung.
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa
kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur,
pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur,
erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya baik analisa maupun sintesa, sesorang
yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akan selalu dihadapkan pada
hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna,
kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan
ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir
(Riadi, 1990).

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya


diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain
memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja dan
sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat, karena dengan
mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan membuat
praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada
alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.
( Braddy, James E. 1994)
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang
dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Ramli.2002)
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan
tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu
laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,
pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat
berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas
yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Subroto, J. 2000).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan
cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan
dilakukan berjalan dengan baik Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh
terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan
yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan
lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang
tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada
yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan
bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mardani, 2007).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan–
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan
kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Syukri, S. 1999)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Bioteknologi materi tentang Membuat Media Tanam MS
dilakukan pada hari Rabu pukul 12.50-14.40 di Laboratorium Bioteknologi I
Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Hot plate
2. Gelas Kultur
3. Corong
4. Cawan petri
5. Gelas breaker
6. Pinset
7. Spatula
8. Gunting
9. Skalpel
10. Lampu Bunsen
11. Kulkas
12. Penjepit Kayu
13. Botol semprot
14. Pipet
15. Autoclaf
16. Timbangan Analitik
17. Rak bahan kimia
18. Oven
19. Laminar Air Flow
20. Shaker
21. Magnetic Stiter
22. Ruang asam
23. Spektrofotometer
24. Oven
25. Ph meter
26. PCR
3.2.2 Bahan
1. Unsur makro 100 ml/L (10 x / L)
2. Unsur mikro 10 ml/L (100 x / L)
3. Unsur vitamin 10 ml/L (100 x / L)
4. Unsur besi 10 ml/L (100 x / L)
5. Myo-inositol 10 ml/L (100 x / L)
6. ZPT = NAA = 20 ml/L
a. BAP = 30 ml/L
7. Agar-agar 7 gr/L
8. Sukrosa / gula pasir 30 gr/L
9. Aquadest steril 1000 ml
10. Plastik penutup
11. Karet gelang

3.3 Cara Kerja


a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mencatat alat dan bahan yang akan digunakan selama praktikum dalam
Laboratorium Bioteknologi meliputi nama, fungsi, dan cara kerja
c. Mencatat bahan kimia dan bahan sterilan yang digunakan di Laboratorium
Bioteknologi meliputi nama dan kegunaan
d. Mendokumentasikan setiap alat dan bahan yang akan digunakan selama
praktikum berlangsung
BAB IY
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Alat Praktikum


No Nama Keterangan
Hot plate

Untuk menghomogenkan dan juga untuk


1
memanaskan suatu larutan

Gelas Kultur

2 Untuk penanaman eksplan

Corong

Untuk memindahkan suatu larutan ke


3
wadah lain
Cawan petri

4 Untuk melakukan penanaman eksplan

Gelas beaker

Untuk menampung bahan cairan dalam


5
jumlah kurang dari 500ml

Pinset

6 Untuk mengambil koloni yang kecil

Spatula

7 Untuk mengambil bahan kimia


Gunting

8 Untuk memotong eksplan

Skalpel

9 Untuk memotong eksplan

Lampu Bunsen

10 Untuk mesterilkan alat

Kulkas

11 Untuk menyimpan eksplan


Penjepit Kayu

Untuk membantu mengambil tabung reaksi


12
saat panas

Botol semprot

Untuk tempat alkohol untuk mensterilkan


13
tangan saat didalam LAF

Pipet

Untuk memindahkan cairan dari wadah


14 yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah
yang sangat kecil tetes demi tetes

Autoclave

15 Untuk mensterilkan benda dengan uap


Timbangan Analitik

Untuk menimbang berat sampel dan berat


16
bahan kimia

Rak bahan kimia

17 Untuk menyimpan bahan kimia

Oven

Untuk mensterilkan alat alat yang terbuat


18 dari kaca seperti cawan petri, gelas beker
dan corong

Laminar Air Flow

Tempat untuk penanaman media yang


19
didukung dengan kondisi steril
Shaker

Untuk menghomogenkan larutan zat


20
menjadi larutan yang homogen

Magnetic Stiter

Untuk menghomogenkan larutan media


21
yang akan dibuat nantinya.

Ruang asam

Untuk menyimpan zat kimia yang


22 bersifat asam atau basa kuat yang mudah
menguap

Spektrofotometer

23 Untuk mengukur absorbansi


Lemari steril

Untuk tempat menyimpan alat – alat yang


24
telah disterilkan

pH meter

Untuk mengukur dan mengetahui nilai


25
atau tingkat keasaman suatu jenis bahan

PCR
(Polimerase Chain Reaction)

Untuk memperbanyak segmen DNA


26
melalui Polimerase Chain Reaction
Tabel 4.2 Bahan Praktikum
No. Nama Rumus Kimia Keterangan
1 Na EDTA Na EDTA Unsur besi

2 Kalsium harida CaCl2 unsur makro

3 Cobalt (II) klorida CaCl2 unsur mikro

Kalum dihidrogen
4 NaNO4
fosfat

5 Besi (II) sulfat FeSO4 unsur besi

6 Kalium iodida KI unsur mikro

7 Seng (II) sulfat ZnSO4 unsur mikro

8 Tembaga (II) sulfat CuSO4 unsur mikro

9 Kalium nitrat KNO3 unsur makro

10 Amonium nitrat NH4NO3 unsur makro

11 Magnesium sulfat MgSO4 unsur makro

12 Mangan (II) sulfat MnSO4 unsur mikro

Tabel 4.3 Bahan Tambahan

No Nama Fungsi
sebagai pelarut, antiseptik
1 Alkohol
dan bahan bakar
2 Betadin sebagai antiseptik
sebagai bahan pembersih alat
3 Sabun Cuci
praktium

Tabel 4.4 Komposisi Media Kultur (Media MS) (1962)


Komponen Kimia Dosis (mg/L)
Unsur Makro
NH4NO3 1650
KNO3 1900
KH2PO4 170
CaCl2 2H2O 440
MgSO4 7H2O 370
Unsur Mikro
MnSO4 4H2O 22,3
ZnSO4 7H2O 8,6
H3BO3 6,2
KI 0,83
CuSO4 5H2O 0,025
NaMoO4 2H2O 0,25
CaCl 6H2O 0,025
Unsur Besi
Na2EDTA 2H2O 37
FeSO4 7H2O 27
Unsur Vitamin / Organik
Thiamine –HCl 0,1
Nicotinoc Acid 0,5
Pyrodoxine-HCL 0,5
Glycin 2000
My-Inositol 100
Sucrosse 30
Agar 7
4.2 Pembahasan

Hasil pengamatan praktikum pengenalan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum
Laboratorium Bioteknologi yang telah dilakukan, diadapati beberapa alat dan bahan serta
komposisi media kultur. Terdapat 27 alat, 12 bahan dan beberapa unsur hara makro mikro dan
komposisi media kultur.

Alat yang digunakan pada praktikum di Laboratorium Bioteknologi diantarannya hotplate,


gelas kultur, corong, cawan petri, gelas breaker, pinset, spatula, gunting, skalpel, lampu bunsen,
kulkas, penjepit kayu, botol semprot, pipet, autoclave, timbangan analitik, laminar air flow, rak
bahan kimia, shaker, magnetic shaker, ruang asam, spektofomeren, oven, pH meter, PCR,
microwave, dan water bath.

Alat yang berfungsi salah satunya untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakaran bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi
dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk
sterilisasi bagian yang digunakan adalah api yang berwarna biru dengan menggunakan bahan
bakar metanol.

Autoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap panas dengan
tekanan tinggi. Suhu didalamnya dapat mencapai 115 0C hingga 125 0C dan tekanan uapnya
mencapai 2 - 4 atm. Alat tersebut merupakan ruang uap berdinding rangkap yang diisi dengan
uap jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu serta tekanan yang ditentukan selama
periode waktu yang dikehendaki. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat
bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Kondisi yang baik digunakan untuk
sterilisasi adalah pada 15 Psi dan temperatur 121 0C selama 15 menit. (Adji, Dhirgo dkk, 2007).
Oven berfungsi untuk mensterilkeringkan alat dari kaca antara lain cawan petri, tabung reaksi
dan lain lain. Sterilisasi kering dengan oven dilakukan dengan suhu 180 oC selama 1 jam. Hal
yang harus diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi menggunakan autoclave adalah harus
ditunggu selama bekerja, hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoclave. (Putranto, 2014)

Hot plate dan stirer berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Pengadukan dengan bantuan batang magnetic stirer yang mampu menghomogenkan hingga 10L
dengan kecepatan 1600 rpm dan dipanaskan sampai 425oC.
Laminar air flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC
( bachelor of science) mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.

Cawan petri digunakan untuk medium eksplan. Cawan petri tersedia dalam berbagai
macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media 15-20
ml, sedangkan cawan 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

Peralatan laboratorium digolongkan menjadi 4 yaitu peralatan glass ware, peralatan


sterilisasi, peralatan diseksi dan peralatan penunjang. Umunya media kultur jaringan dibedakan
menjadi media dasar dan media perlakuan. Resep medis dasar adalah resep kombinasi yang
mengandung hara esensial (makro dan mikro) sumber energi dan vitamin. Dalam kultur teknik
jaringan dikenal puluhan macam media dasar . Penamaan resep media dasar umunya diambil dari
nama penemunya atau peneliti yang pertama kali dalam kultur yang khusus dan memperoleh
suatu hal yang penting. Sedangkan media perlakuan adalah media dasar yang sudah mengalami
penambahan zat pengatur tumbuh sesuai dengan tanaman yang di kultur.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Peralatan laboratorium digolongkan menjadi 4 yaitu peralatan glass ware, peralatan


sterilisasi, peralatan diseksi dan peralatan penunjang.

2. Media kultur jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan.

3. Alat dan bahan serta komposisi media kultur. Terdapat 27 alat, 12 bahan dan beberapa
unsur hara makro mikro dan komposisi media kultur.

5.2 Saran

1. Praktikan harus hati-hati agar tidak terjjadi kecelakaan pada saat pengenalan alat
2. Praktikan di harapkan mengerti dan memahami fungsi tiap alat, bahan dan media yang ada padda
Laboratoriun Bioteknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Choundhary, M.I., 2008. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Yudsitira:Jakarta.

Daisy dan Ami. 1994. Nama fungsi dan cara kerja alat alat laboratorium mikrobiologi.Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.

Fatiqin, Awalul dan F. Aini., 2013. Panduan praktikum mikrobiologi umum. IAIN Raden Fatah.
Palembang.
Imam, K., 2006. Biokimia,nutrisi dan metabolisme. UI Press. Jakarta.

Mandal, B.B., R.K. Tyagi, R. Pandey, N. Sharma and A. Agrawal. 2011. In vitro In vitro
conservation of germplasm at agri-horticultural crops at NBPGR: an overview, p. 279-
304.In: M.K. Razdan and E.C. Cocking ( Eds). Conservation of Plant Genetic Resources.
Science Publishers Inc. Ply mouth, UK.315p.

Mariska I dan Purnamaningsih 2011. Perbanyakan Vegetative Tanaman Tahunan melalui Kultur
in vitro. Jurnal Litbang Pertanian 20 (1) : 1-7

Marlin, dkk.2012.Penuntun Praktikum Kultur Jaringan.Fakultas Pertanian

Millati, Tanwirul, 2010. Penuntun praktikum mikrobiologi industri. Fakultas Pertanian


Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Moningka, 2008. Prinsip Kerja Praktikum. PT. Gramedia: Jakarta

Setiawati, 2006.Keamanan kerja labolatorium.Cahaya Pustaka. Semarang.

Sudarmadji, 2007. Penuntun dasar-dasar kimia. Lepdikbud. Jakarta.

Sukirno, M.S. 1999. Mekanisasi Pertanian. Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian dan
Pengelolaannya. Diktat Kuliah. GM, Yogyakarta.

Yuwono, T. P. 2008. Bioteknologi Pertanian. Yogyakarta : UGM Press

Anda mungkin juga menyukai