Disusun Oleh:
Nama
: Frelyta A. Z.
NIM
: 115040201111290
Kelompok
: Selasa, 06.00
Asisten
: Dita Pahlevi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persilangan buatan lebih berhasil apabila dilakukan
antartanaman yang masih berkerabat dekat. Proses
penyerbukan dan pembuahan dapat berhasil namun setelah
persilangan buatan dijumpai permasalahan yaitu buah yang
gugur saat embrio belum matang, sehingga terbentuk buah
dengan endoserm yang kecil atau embrio yang kecil. Embrio
tersebut sering kalitidak dapt berkecambah secara normal pada
kondisi normal.
Untuk mengatasi hal tersebut maka embrio dapat
diselamatkan dan ditanam dengan teknik secara aseptis dalam
media buatan sehingga dapat berkecambah dan menghasilkan
tanaman utuh. Teknk tersebut dikenal sebagi embrio rescue.
1.2 Tujuan
untuk mengetahui morfologi morfologi biji kacang
tanah dan biji anggrek
untuk mengetahu kondisi optimum untuk tumbuh pada
kedua biji tersebut
untuk mengetahui teknik klutur embrio pada biji
kacang hijau dan embrio rescue pada biji anggrek
untuk mengetahui contoh aplikasi kultur embrio
untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pada
keberhasilan kultur embrio dan embrio rescue
1.3 Manfaat
mahasiswa mampu melaksanakan teknik aplikasi kultur
embrio dan embrio rescue.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Kacang Tanah dan Anggrek
2.1.1 Morfologi Kacang tanah
a. Akar
Perakaran tanaman kacang tanah terdiri atas akar
lembaga (radicula), akar tunggang (radix primaria), dan akar
cabang (rudix lateralis). Pertumbuhan akar menyebar ke
semua arah sedalam lebih kurang 30 cm dari permukaan tanah.
Akar berfungsi sebagai organ pengisap unsur hara dan air
untuk pertumbuhan tanaman. Namun, fungsi tersebut dapat
terganggu bila tanah beraerasi jelek, kadar airnya kurang,
kandungan senyawa Al dan Mn tinggi, serta derajat keasaman
(pH) tanah tinggi.
Akar tanaman kacang tanah bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium radicicola. Bakteri ini terdapat pada bintil bintil akar tanaman kacang tanah dan hidup bersimbiosis
saling menguntungkan. Tanaman kacang tanah tidak dapat
menambat nitrogen bebas dari udara tanpa bakteri rhizobium.
Sebaliknya, bakteri rhizobium tidak dapat mengikat nitrogen
tanpa bantuan tanaman kacang tanah. Pada bintil-bintil akar
terdapat unsur nitrogen yang berguna untuk pertumbuhan
tanaman dan ketersediaan unsur N dalam tanah.
b. Batang
Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek,
berbuku-buku, dengan tipe pertumbuhan tegak atau mendatar.
Pada mulanya batang tumbuh tunggal. Namun, lambat laun
bercabang banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang
berkisar antara 30 cm 50 cm atau lebih, tergantung jenis
atau varietas kacang tanah dan kesuburan tanah.
Karbohidrat
Nitrogen
Mineral
Penyinaran
Suhu
pH
c. Komposisi Media
Perbedaan
komposisi
media
biasanya
mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi biji
sagat
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Kultur Embrio dan Embrio Resque
Alat:
Pengamatan 2 minggu
hasil
3.3 Analisa Perlakuan
Mula-mula biji disterilkan dengan tiga bahan pensteril
yaitu, detergen untuk membersihkan kotoran makro seperti
tanah atau noda lainnya, kemudian itu dengan menggunakan
fungisida untuk membersihkan kemungkinan jamur yang
hinggap dan terakhir dengan bayclean untuk membersihkan
adanya kemungkinan bakteri yang hinggap dengan masingmasing jeda pensteril menggunakan air untuk menghilangkan
jejak bahan pensteril sebelumnya. Setelah itu biji di rendam
aquades steril dan didinginkan ke dalam kulkas selama 24 jam.
Setelah itu biji direndam alcohol. Untuk mengambil
menggunakan pinset, bakar sebentar taruh pada cawan petri
dan potong sesuai garis biji dengan menggunakan scalpel,
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tanggal 20 November 2012
Botol ke
Kondisi
Ekslan
1.
Sehat
Jenis
Kontaminasi
Tidak ada
Keterangan
ertumbuhan
Tumbuh
tunas & akar
2.
Sehat
Tidak ada
Belum
tumbuh
3.
Sehat
Tidak ada
Tumbuh
tunas
4.
Sehat
Tidak ada
Belum
tumbuh
5.
Sehat
Tidak ada
Tumbuh
tunas & akar
Jenis
Kontaminasi
Tidak ada
Keterangan
Pertumbuhan
Tumbuh
daun, akar &
batang
semakin
memanjang
(tinggi)
Tidak ada
Belum
tumbuh
2.
Sehat
3.
Sehat
Tidak ada
Tumbuh
tunas & akar,
ekslan
semakin
membesar
4.
Kontaminasi
Jamur
Mati
5.
Sehat
Tidak ada
Tumbuh
daun, akar &
batang
semakin
memanjang
(tinggi)
Jenis
Kontaminasi
Tidak ada
Keterangan
Pertumbuhan
Tumbuh
daun, daun,
akar &
batang
semakin
terlihat jelas,
semakin
memanjang
dan
membesar
Belum
tumbuh
2.
Sehat
Tidak ada
3.
Sehat
Tidak ada
Tumbuh daun
& akar,
ekPslan
semakin
membesar
4.
5.
Kontaminasi
Jamur
Sehat
Tidak ada
Mati (Sudah
dibuang)
Tumbuh
daun, daun,
akar &
batang
semakin
terlihat jelas,
dan semakin
memanjang
4.2 Pembahasan
Terllihat bahwa pada pengamatan kedua dan ketiga botol
kulut ke4 (botol 4) mengalami kontaminasi jamur yang
menyebabkan eksplan mati. Hal ini jelas mengindikasikan
bahwa faktor manusia dalam pengerjaan kultur mempengaruhi
hasil tumbuh eksplan. Menurut Wetter (1991), tangan dan alat
yang steril jelas mutlak diperlukan dalam pengerjaan kultur
demi menghindari kontaminasi baik jamur maupun bakteri.
Dan hal itu terlihat pada botol 4, karena jika faktor alat yang
menjadi pemicunya kemungkinan botol lainnyapun akan
terkontaminasi berhubung alat yang digunakan setiap
kelompok sama.
4.3 Pembahasan Kultur Embrio dan Embrio Rescue
Hasil praktikum diatas menyatakan bahwa kultur
embrio dominan berhasil ketimbang embrio rescue. Hal ini
dimungkinkan persentase tingkat keberhasilan lebih memilih
kultur embrio. Analisisnya disamping kultur embrio yang
mudah dalam mengambil embrio kacang tanah mudah terelihat
dalam artian bahwa embrio dari kacang tanah lebih besar dari
biji anggrek. Kemudahan dalam memotong lintang biji dari
biji kacang tanah memungkinkan tingkat keberhasilan dalam
menanam eksplan. Kesukaran dalam memotong lintang biji
anggrek memungkinkan lebih banyak perlakuan sehingga
sesuatu yang tidak diinginkan terjadi seperti kontaminasi
eksplan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari 3 botol kultur embrio dan 2 botol embrio rescue
hanya 1 botol embrio rescue yang gagal tumbuh atau
terkontaminasi.
5.2 Saran
Semangat terus!!!
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa. 2012. Orchidaceae. http: //id. wikipedia. org/
wiki/ wikipedia.
Anonymousb. 2012. Anggrek. http: //Indonesia orchids.
Wordpress.com/20/10/00/23/anggrek_budidaya
tanaman.
Anonymousc. 2012. Faktor-faktor penentu keberhasilan. http:
//kulturjaringan.blogspot.com/2009/08/.
Wetter, L.R dan F. Constabel. 1991. Metode Kultur Jaringan
Tanaman Edisi Kedua. Bandung: ITB Press.
Rukmana, Rahmat. 1998. Kacang Tanah. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Sugito, H dan A. Nugroho. 2004. Teknik Kultur Jaringan.
Penebar Swadaya: Yogyakarta.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara:
Jakarta.