Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMUPUKAN TANAH SAWAH


Oleh :
Golongan K/Kelompok 3
1. Faninda Ayu Febiyanti (161510601019)
2. Riska Kurniawati (161510601016)
3. Muhammad Fahmy (161510601017)
4. Elfira Indah S (161510601018)
5. Hevi Virdianti (161510601020)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting meningkatkan
kesejahteraan sebagian masyarakat Indonesia karena sebagian besar masyarakat
Indonesia hidup di desa dan bekerja sebagai petani. Pertanian merupakan salah
satu sumber penghasilan negara Indonesia yang utama. Kondisi pertanian di
Indonesia sudah dalam keadaan yang baik, hal ini terlihat dari banyaknya hasil
pertanian yang diekspor.
Padi (Oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi
rakyat Indonesia. Menanam padi merupakan hal yang tidak bisa dari sebagian
besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.
Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah banyak yang
melakukan kegiatan menanam padi di sawah. Padi memiliki kandungan yang
diantaranya 8 g protein dan 73 g karbohidrat pada setiap 100 g padi.
Pembudidayaan padi dalam lahan sawah memerlukan suatu usaha yang
baik dalam pengelolaannya. Kesalahan dalam melakukan kegiatan budidaya
tanaman padi pada lahan sawah dapat mempengaruhi hasil produksi pada waktu
panen. Selain mempengaruhi hasil produksi, kesalahan dalam pengolahan lahan
juga dapat mempengaruhi kondisi lingkungan fisik, kimia, dan biologis pada
lahan tersebut. Ketidakseimbangan kondisi fisik, kimis dan biologis menyebabkan
penggarap harus melakukan perbaikan untuk menanggulangi kesalahan yang
dilakukan, sehingga diperlukan suatu usaha yang lebih dan perbaikan kondisi
lahan.
Perbaikan kondisi lahan dapat berupa perbaikan kesuburan tanah. Masalah
kesuburan tanah merupakan masalah yang sangat penting dalam budidaya
tanaman padi sawah karena tanah merupakan media tumbuh tanaman. Kesuburan
tanah adalah kemampuan tanah mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik.
Tanah yang selalu dipakai bercocok tanam akan berkurang kesuburannya seiring
berjalannya waktu jika tanpa diberi masukan.
Teknik dan acara pemupukan yang baik harus diperhatikan dalam kegiatan
budidaya tanaman padi sawah. Penerapan teknik dan cara pemupukan yang salah
dapat menurunkan produktifitas dan kualitas padi yang dibudidayakan. Beberapa
teknik pemupukan yang sering dilakukan petani dalam budidaya padi diantaranya
ditebar, disemprot, dan sebagainya. Namun hal yang harus diperhatkan ialah
bagaimana menerapkan 5 tepat cara pemupukan dalam melakukan budidaya
tanaman padi agar memperoleh kualitas dan produktifitas padi yang lebih tinggi.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara pemupukan tanah sawah.
2. Menerapkan 5 tepat pemupukan di sawah dengan rekomendasi pemupukan yang
telah diuraikan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Sawah yang airnya berasal dari irigasi disebut sawah irigasi sedang yang
menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan. Di daerah pasang
surut ditemukan sawah surut sedangkan yang dikembangkan daerah rawa-rawa
lebak disebut sawah lebak (Palembang, 2013). Tanah yang baik adalah tanah yang
mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Jika kekurangan unsur
hara, tanah tersebut dikatakan tidak subur. Begitu pula tanaman di atasnya akan
sulit tumbuh dengan baik. Pada dasarnya, kesuburan tanaman dipengaruhi banyak
faktor. Salah satunya adalah kondisi tanah yang menjadi tempat tumbuhnya
tanaman (D.R. Purwo, 2007).
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang
telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia salah satunya
Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar
menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh
karena itu, kebijakan ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam pembangunan
pertanian (Anggraini, 2013). Tanaman memerlukan unsur hara untuk membangun
tubuh dan melangsunkan proses metabolisme dalam siklus hidupnya dan untuk
menghasilkan barang bernilai ekonomi yang berguna bagi manusia. Kekurangan
salah satu unsur hara bisa menjadi faktor pembatas petumbuhan dan produksi
tanaman. Untuk mencukupi kebutuhan tanaman terhadap hara, tanah diberi pupuk
Nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) (Jufri, 2012).
Pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan residu yang
berasal dari zat pembawa (carier) pupuk nitrogen tertinggal dalam tanah sehingga
akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Selain itu, pemakaian
pupuk kimia yang terus menerus menyebabkan ekosistem biologi tanah menjadi
tidak seimbang, sehingga tujuan pemupukan untuk mencukupkan unsur hara di
dalam tanah tidak tercapai (Supartha, 2012). Pemupukan dimaksudkan untuk
menambah penyediaan hara sehingga mencukupi kebutuhan tanaman untuk
tumbuh dan berproduksi dengan baik. Agar efisien, takaran pupuk hendaknya
disesuaikan dengan kondisi lahan setempat. Untuk pupuk SP36 dan KCI,
takarannya disesuaikan dengan ketersediaan P dan K dalam tanah. Sedangkan
untuk pupuk urea, takaran dan waktu pemberiannya disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dengan menggunakan teknologi Bagan Warna Daun (BWD)
(Ishaq, 2009). Pupuk majemuk (NPK) merupakan salah satu pupuk anorganik
yang dapat digunakan sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara
makro (N, P, dan K), menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl
yang kadang-kadang susah diperoleh di pasaran dan sangat mahal. (Kaya, 2012).
Efisiensi penggunaan hara pupuk adalah bagian yang sangat penting dalam
sistem usahatani padi sawah intensif untuk menghasilkan efisiensi agronomi,
peningkatan efisiensi ekonomis dan dampak positif bagi kelestarian fungsi
lingkungan. Pupuk NPK Phonska (15:15:15) merupakan salah satu produk pupuk
NPK yang telah beredar di pasaran dengan kandungan nitrogen (N) 15%, Fosfor
(P2O5) 15%, Kalium (K2O) 15%, Sulfur (S) 10%, dan kadar air maksimal 2%.
Pupuk majemuk ini hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang
dikandungnya dpat segra diserap dan digunakan oleh tanaman dengan efektif
(Kaya, 2012).
Pupuk N memegang peranan penting dalam peningkatan produksi padi
sawah, sedangkan sumber pupuk N yang utama adalah urea. Namun, tanaman
menyerap hanya 30% dari pupuk N yang diberikan (Siregar, 2011). Rata-rata
dosis pupuk nitrogen yang digunakan dalam bercocok tanam padi berkisar antara
100 - 350 kg Nitrogen (urea) ha-1, bergantung dari varietas, kondisi tanah dan
iklim setempat. Rekomendasi dosis pupuk urea untuk padi adalah 100 - 200 kg
ha-1, namun saat ini mencapai 200 - 400 kg ha-1 Nitrogen (urea), bahkan
dilaporkan di Jawa, dan Sulawesi Selatan tingkat penggunaan pupuk anorganik
urea telah melampaui dosis rekomendasi sebesar 189 % (Syaiful, 2012). Dosis
pupuk yang dianjurkan untuk tanaman padi ialah 200 kg urea/ha, 75-100 kg SP-
36/ha, dan 75-100 kg KCL/ha. Urea diberikan 2-3 kali yaitu 14 HST, 30 HST, dan
saat menjelang primordia bunga. Pupuk SP-36 dan KCL diberikan saat tanam atau
pada 14 H. Jika digunakan pupuk majemuk dengan perbandingan 15-15-15,
dosisnya 300 kg/ha. (Purwono, 2007).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian dengan acara Pemupukan
Tanah Sawah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017 pukul 07.00
WIB sampai dengan selesai di Agrotechnopark Jubung, Fakultas Pertanian
Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat


3.2.1 Bahan
1. Pupuk Urea.
2. Pupuk SP36.
3. Pupuk Phonska

3.3 Cara Kerja


a. Menyiapkan masing-masing pupuk yang akan digunakan sesuai dengan jenis dan
dosisnya.
b. Melakukan pemupukan ke areal pertanaman / sawah dengan cara ditebar secara
merata.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F., Agus, S., dan Nurul, A. 2013. Sistem Tanam dan Umur Bibit Pada
Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. Produksi
Tanaman, 1 (2) : 52-60.

Ishaq, I. 2009. Petunjuk Teknis Penangkaran Benih padi. Jawa Barat: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian.

Kaya, E. 2013. Pengaruh Kompos Jerami dan Pupuk NPK terhadap N Tersedia
Tanah, Serapan N, Pertumbuhan, dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.).
Agrologia, 2 (1) : 43-50.

Jufri, A. Mochamad, R. 2012. Pengaruh Zeolit dalam Pupuk terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Badung Provinsi
Bali. Sains dan Teknologi Indonesia, 14 (3) : 161-166.

Palembang, J.N. Jamilah., dan Syarifuddin. 2013. Kajian Sifat Kimia Tanah
Sawah dengan Pola Pertanian Padi Semangka di Desa Air Hitam
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Agroteknologi, 1 (4) : 1154-
116.

D., R., Purwa. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Purwono, dan Heni, P. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta
: Penebar Swadaya.

Siregar, A., dan I. Marzuki. 2011. Efisiensi Pemupukan Urea terhadap Serapan
dan Peningkatan produksi Padi Sawah. Budidaya Pertanian, 7 (2) : 107-
112.

Supartha, I.N.Y., G. Wijana, dan G.M. Adnyana. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk
Organik pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. Agroekoteknologi
Tropika, 1(2): 98-106.

Syaiful, S.A., N.S. Sennang, dan M. Yasin. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Padi
Hibrida pada Pemberian Pupuk Hayati dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam.
Agrivigor, 11(2): 202-213.

Anda mungkin juga menyukai