Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya Laporan ini sebagai

salah satu tugas Praktikum kesuburan tanah. Tidak lupa pula penulis

mengucapkan terima kasih kepada asisten dosen kesuburan tanah yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan membimbing baik pada saat kuliah maupun

pada saat praktikum serta memberikan kesempatan kepada penulis ntuk menyusun

Laporan ini, dan juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan

Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih terdapat banyak

kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik agar dapat

lebih baik kedepannya.

Medan, 24 Maret 2016

Penulis.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika) tumbuh-
tumbuhan diklarifikasikan ke dalam :
Diviso : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Family : Convolvulaceae
Genus :Ipomeae
Spesies : Ipomeae aquatic Forsk (kangkung air), I. reptans Poir
(kangkung darat).
Sumber daya dan ekosistem diwilayah Indonesia sangat bervariasi, terutama
kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan berkisar
antara 500-5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh
ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperature udara
turun 1oc. di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28oc, dan didataran tinggi
(pegunungan) +2000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar 18oc,
Persyaratan tanah yang paling ideal untuk tanaman kangkung sangat
tergantung pada jenis atau varietasnya, yakni kangkung darat menghendaki tanah
yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, dan tidak mudah
menggenang (becek). Pada tanah ang becek, akar-akar dan batang tanaman
kangkung darat akan mudah membusuk atau mati.
Tanaman kangkung yang biasanya jadi salah satu resep masakan yang
menggiurkan dengan masakan cah kangkung, tanaman kangkung dan tumis
kangkung, ternyata memiliki manfaat khasiat dan kandungan yang baik bagi
Kesehatan.
Daun dan akar tanaman yang biasa ditemukan di rawa-rawa ini memiliki
khasiat ampuh. Ia mampu mengurangi menstruasi, sakit bisul dan wasir. Bahkan
bisa juga untuk keramas!

2
Kangkung termasuk jenis sayur yang sangat populer. Rasanya yang renyah
membuat penikmat sayur ini sangat banyak. Dari restoran China, restoran sari
laut, hingga warung-warung masakan rumahan sering kali tak pernah absen
menyajikan tumis kangkung.
Kangkung (Ipomoea reptans) ini memiliki segudang manfaat. Tak hanya enak
dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya cukup tinggi. Kangkung juga
kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit.
Sayuran memiliki manfaat yang efektif pada tubuh apabila teknik
pengolahannya tepat. Untuk kangkung, perlakuannya khusus sebab ia mudah
berubah warna dan vitaminnya mudah rusak ketika berada terlalu lama di dalam
air ujar Eny Sayuningsih SKM MKes, Kepala Poliklinik Gizi RSU Haji
Surabaya.Kangkung yang juga dikenal water convovulus atau water spinach atau
swamp-cabbage, punya khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia.
Ada dua varietas kangkung, yakni kangkung darat (Ipomea reptans) yang
sering disebut kangkung cina, dan kangkung air (Ipomea aquatica) yang tumbuh
secara alami di sawah, rawa, atau parit. Yang lazim diolah dalam masakan
umumnya kangkung darat karena citarasanya lebih nikmat dan daunnya lebih
lembut kata Eny.
Kangkung darat berbunga putih bersih dengan batang putih kehijauan,
sementara daun dan batangnya lebih kecil dibandingkan kangkung air. Kangkung
air berbunga putih kemerahan dengan batang berwarna hijau.
Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion,
memasukkan kangkung dalam kelompok Tanaman Penyembuh Ajaib. Selain
menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi
terutama pada bagian batang, kangkung juga bermanfaat mengatasi masalah
seperti sulit tidur, mimisan, dan keracunan makanan.
Hampir dapat dipastikan masarakat Indonesia sudah mengenal sayuran
kangkung. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis, terutama dikawasan
afrika dan asia. Daerah penyebaran tanaman kangkung pada mulanya terpusat
(terkonsentrasi) dibeberapa tempat atau Negara. Antara lain Malaysia, dan
sebagian kecil di Australia. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman ini meluas
cukup pesat didaerah asia tenggara.

3
Kapan tanaman kangkung masuk ke wilaah nusantara Indonesia ? belum
diketemukan perincian data atau informasi yang pasti, namun penanamannya telah
meluas diberbagai daerah diseluruh wilayah nusantara. Pada tahun 1985 terdapat
luas areal pertanaman kangkung nasional 41.953 hektar, namun tahun-tahun
berikutnya cenderung menurun, yaitu hanya 32.448 ha (1988), dan 20.578 ha
(1990). Hasil rata-rata kangkung nasional masih rendah, yaitu baru mencapai
2,389 ton/ha (1985), 4.616 ton/ha (1988), dan 7.660 ton/ha (1990)
Pada prinsipnya setiap orang boleh mengonsumsi kangkung namun dalam
porsi yang wajar. Untuk setiap kali makan sekitar 100 gram katanya.Nilai nutrisi
setiap 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam mengandung air 91,2 gr,
energi 28 kkal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan
ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya vitamin A, B, C, mineral, asam amino,
kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.
Karena berbagai kandungan itu kangkung memiliki sifat antiracun, peluruh,
perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat
tidur). Sebab itu, tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak
dengan menu kangkung.
Sifat-sifatnya inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain
mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing
darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri),
menghilangkan ketombe, dan wasir berdarah.Sebagai obat luar, kangkung bisa
digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah.

1.2. Tujuan praktikum


Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk ZA( N ) terhadap hasil kangkung.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kangkung


Kangkung ( Ipomoea reptans ) tergolong sayur yang sangat populer,
karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water
convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke
Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.

Sentra Penanaman
Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di
Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan
lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga
maupun untuk dijual ke pasar.

Jenis Tanaman
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-
kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-
tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil


dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama
Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang
disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah,
rawa atau parit-parit.

5
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:Warna bunga :
Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat
bunga putih bersih.

Bentuk daun dan batang : Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari
pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau,
sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.

Kebiasaan berbiji.
Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya
kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek
pucuk batang
.Manfaat Tanaman : Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang
muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya
enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan
vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi
pertumbuhan badan dan kesehatan.Disamping itu hewan juga menyukai kangkung
bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.

Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion


memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab
berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang
"diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"

6
2.2. Botani
a. Sistematika Tanaman Kangkung.
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), Kangkung diklasifasikan sebagai
berikut:
a) Divisio : Spermatophyta
b) Sub-divisio : Angiospermae
c) Kelas : Dicotyledonae
d) Famili : Convolvulaceae
e) Genus : Ipomoea
f) Species : Ipomoea reptans
b. Morfologi Tanaman Kangkung.
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-
cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai
kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm
atau lebih, terutama pada jenis kangkung air
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.
Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan
merayap (menjalar).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di
ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.
Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan
berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya
berbentuk terompet dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
lembayung .
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10
mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau

7
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generative.

2.3. Syarat Tumbuh


a.Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat
dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara
500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya
sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar.
Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar,
sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak
rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat
sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat
kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di
tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga
disukai konsumen.
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi
tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di
tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras,
sehingga tidak disukai konsumen.
b.Media Tanam
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan
mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu
tergenang air.
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah
yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air
secara baik.

8
c.Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan) 2000 meter dpl. Baik kangkung darat
maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan
dicampur aduk.

2.4. Pengaruh Nitrogen dan Zat Lainnya Terhadap Tanaman Kangkung

a. Nitrogen
1. Unsur Hara (Makro) : Nitrogen (N)
2. Nama pupuk : Urea, ZA, Amonium Sulfat
3. Fungsi Nitrogen :

Meningkatkan pertumbuhan tanaman


Meningkatkan kadar protein dalam tanah
Meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan
rerumputan ternak
Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah

4. Sumber-sumber nitrogen :
a. Nitrogen antara lain bersumber dari pupuk buatan pabrik seperti urea, ZA, dan
Amonium Sulfat.
b. Udara merupakan sumber nitrogen paling besar yang dalam proses
pemanfaatannya oleh tanaman melalui perubahan terlebih dahulu, dalam bentuk
amonia dan nitrat yang sampai ketanah melalui air hujan, atau yang di ikat oleh
bakteri pengikat nitrogen.
c. Sumber nitrogen lainnya adalah pupuk kandang dan bahan2 organis lainnya.
5. Gejala kekurangan nitrogen :
Tanaman tumbuh kurus kerempeng, daun tua berwarna hijau muda, lalu berubah
menjadi kekuning-kuningan, jaringatanaman mengering dan mati, buah kerdil,
kecil dan cepat masak lalu rontok.
6. Kelebihan nitrogen berakibat :

9
Menghasilkan tunas muda yang lembek / lemah dan vegetatif
Kurang menghasilkan biji dan biji-bijian
Menperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian
Mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan
tanaman, sebab akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan sulit diserap
tanaman.
Pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien.

10
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Tempat dan Waktu


Tempat dilaksanakan praktikum ini Di Kebun Percobaan Universitas Uslam
Sumatera Utara pada tanggal 24 Maret 2016

3.2. Bahan dan Alat


Bahan:
- Bibit kangkung
- Pupuk kandang
- Urea
- Air

Alat:
- Cangkul
- Gembor

3.3. Rancangan percobaan


Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan
yaitu pemberian beberapa konsentrasi PUPUK UREA dengan konsentrasi sebagai
berikut :
A0 : tanpa pemberian UREA
A1 : pemberian UREA 50 kg/ha
A2 : pemberian UREA 100 kg/ha
A3 : pemberian UREA 150 kg/ha

Rancangan lingkungan yang dipakai adalah RAK ( Rancangan Acak


Kelompok) ,diulang sebanyak 4 kali setiap ulangan terdapat 4 tanaman, sehingga
terdapat 4 petakan tiap kelompok dan seluruh petak ada 28 petak .

11
3.4 Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dimulai dengan mengolah dan membentuk tanah menjadi
bedengan. Pertama lahan dibersihkan, bedengan kiri dan kanan dikeruk untuk
menutupi parit sehingga terbentuk bedengan baru diatas parit. Bedengan dibuat
dengan panjang 1,6 m dan lebar 1,2 m, sedangkan jarak antara bedengan 0,5
m.dan terdapat 28 petak tanaman.

2. Penanaman
Sebelum benih kangkung di tanam ,mula mula dilakukan penandaan jarak
tanam dengan jarak antar tanaman kangkung yaitu 20 cm x 20 cm dengan bantuan
tali raffia agar dalam penentuan lubang tanam lebih mudah dan efisien setelah itu
dilakukan penugalag dengan tugal . penugalan dilakukandengan dalam lubang
tanam sekitar 3 5 cm .setiap lubang nya terdapat 5 benih kangkung agar setiap
lubang tanam dapat dilakukan penjarangan karena nantinya aka nada bibit yang
mati atau lama tumbuh .

3. Pemeliharaan
a. Penyiangan dan pembumbunan, dilakukan bila terdapat gulma disekitar
tanaman hal ini dilakukan agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya.
b. Penyiraman, dilakukan setiap hari atau bila tidak turun hujan. Kangkung
membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
c. Pemupukan, dilakukan 2 kali yang pertama dilakukan saat pengolahan tanah
dengan menggunakan pupuk kandang dan yang kedua dilakukan 2 minggu setelah
benih ditanam dengan menggunakan pupuk urea . Pemberian pupuk dilakukan
dengan melarutkan pupuk dalam air telebih dahulu baru kemudian disiramkan
secara merata di bedengan.
d.penjarangan,dilakukan dengan cara membuang tanaman kangkung yag
berlebih karena pada setiap lubang tanam dianjurkan agar setiap lubang terdapat
3 tanaman kangkung . dan penjarangan dipilih tanaman yang seragan dari segi
besar tinggi dan besar tanaman kangkung.

12
4. Panen Pemanenan pada tanaman kangkung darat biasanya dilakukan
dengan mencabut seluruh tanaman beserta akarnya. Untuk memudahkan
pencabutan tanaman saat panen lahan tanam disiram terlebih dahulu. Kangkung
darat dipanen pada umur 30 hari setelah benih ditanam.dan tanaman yang dipanen
yaitu 3 lobang tanam pada setiap petaknya , dan seluruh panen ada 78 lubang
tanam.

3.5. Variabel yang diamati


Variabel yang diamati adalah berat basah tanam ( berat tanaman segar )
kankung , yang mana diperoleh dengan mencabut tanaman kankung beserta
akarnya. Kemudian tanama tersebut ditimbang untuk mengetahui beratnya.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dosis Kelompok Rata-


pupuk 1 2 3 4 5 6 rata
ZA (kg/ha)
A0 (0) 1,170 0,954 0,993 0,472 0,688 0,319 0,766
A1( 50 ) 1,264 1,078 0,821 0,490 0,562 0,296 0,752
A2 ( 100 ) 0,918 0,953 1,122 0,677 0,874 0,359 0,817
A3 ( 150 ) 0,934 1,029 0,925 0,669 0,839 0,396 0,803
Rata-rata

4.2. Pembahasan

Dalam hasil panen kangkung terdapat perbedaan antar kelompok maupun


antar tanaman ini menyebabkan eror data dalam hasil penelitian ini , ada banyak
hal yang menyebabkan eror data ini misalnya dari segi kemiringan lahan dan
pembagian pupuk yang tidak merata .
Ruang tumbuh yang ada dan nutrisi masih memberikan keleluasaan untuk
berlangsungnya pertumbuhan tanaman yang optimal. Harjadi (1989) menyatakan
bahwa adanya ruang tumbuh yang optimal menyebabkan faktor-faktor pokok dari
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seperti
pembagian sinar, penyerapan unsur hara, kebutuhan air dan CO2 terpenuhi secara
optimal.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Mursito dan Kawiji (2006) pada hasil
penelitiannya yang menyatakan perbedaan jumlah daun menunjukkan bahwa pada
perlakuan jarak tanam tersebut sudah terjadi persaingan antar individu dalam hal
cahaya, unsur hara dan air sehingga pertumbuhan perakaran terganggu,
mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terganggu, khususnya pembentukan daun.

14
Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Kramer (1969) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan bagian
tanaman diatas permukaan tanah tergantung oleh pertumbuhan sistem
perakaranya.Lebih lanjut dapat diterangkan bahwa pembentukan daun dapat
ditentukan oleh faktor lingkungan antara lain iklim dan tanah, pada saat
memasuki fase pembentukan daun, tanaman lebih banyak menyerap unsur hara
dari dalam tanah dan banyak membutuhkan cahaya matahari.
Harjadi (1980) menambahkan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup
memungkinkan proses fotosintesis optimum dan asimilat yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Karena cadangan makanan dalam jaringan lebih banyak maka akan
memungkinkan terbentuknya daun yang lebih banyak pula.Kerapatan tanam akan
menyebabkan terjadinya kompetisi diantara tanaman. Masing-masing tanaman
akan saling memperebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti cahaya, air,
udara dan hara tanah. Terjadinya kompetisi tergantung dari sifat komunitas
tanaman dan ketersedian faktor pertumbuhan. Tanaman yang memiliki sifat
agresifitas dan habitus yang tingggi akan mempunyai daya saing yang kuat
(Moenandir,1988).
Harjadi (1980) menambahkan bahwa ketersedian unsur hara yang cukup
memungkinkan proses fotosintesis optimum dan asimilat yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhanya dan perkembangan
tanaman. Karena cadangan makan dalam jaringan lebih banyak maka akan
memungkinkan terbentuknya daun yang lebih banyak pula.
Adanya kompetisi yang di akibatkan oleh kepadatan tanam menyebabkan
berat segar yang dihasilkan tidak optimal namun karena populasi tanaman yang
lebih besar maka hasilnya akan berbanding terbalik pada pengamatan berat segar
konsumsi per petak.
Hal ini disampaikan pula pada penelitian yang dilakukan oleh
Prasetiyowati (2005) yang menyatakan bahwa pada tingkat kepadatan yang sama,
setiap kultivar

15
DAFTAR PUSTAKA

Allard. R.W., 1992. Pemuliaan Tanaman, Terjemahan Manna. Rineka Cipta,

Jakarta.

Anonim., 1960. Principles of Plants Breeding. University of California, USA.

Ashari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.

Decoteau., 2000. Vegetable Crops. Prentice Hill, USA.

Hadie. W., Subandriyo., L.H. Emmawati., dan R.N. Rachman., 2008. Analisis

Kemampuam Daya Gabung Pada Genotipe Udang Galah Untuk Mendukung

Program Seleksi Dan Hibridisasi. Diakses dari Http://www.dkp.go.id Pada

Tanggal 21/04/2008.

Hartmann. H.T and D.E. Kester., 1985. Plant Propogation Principles and

Practices. Prentice Hall.INC, New Jersy.

Hasym. H., 2008. Pemuliaan Tanaman. USU-Press, Medan.

16

Anda mungkin juga menyukai