Anda di halaman 1dari 7

Struktur dan komposisi udara tanah

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

Pembentukan tanah (pedogenesis)


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pedologi

Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief

permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

Karakteristik
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi. Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum. Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam). Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1]. Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki

agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Peran Tanah Tanah sangat penting peranannya bagi kahidupan di bumi salah satunya tumbuhan, tanah juga mempunyai struktur yang berongga yang berguna untuk akar tumbuhan untuk bernapas dan tumbuh, tanah juga mempunyai fungsi penting untuk menyimpan air dan menekan erosi. Beberapa Fungsi tanah yaitu : 1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran. 2. Penyedia kebutuhan primer tanaman. 3. Penyedia kebutuhan skunder tanaman. 4. Sebagai tempat hidup biota tanah. Tanah juga berfungsi melindungi tanaman dari serangan hama & penyakit dan damapak negatif dari pestisida maupun limba imdustri yang berbahaya yang terdapat di sekitar tanaman. Tanah tersusun atas beberapa komponen yaitu bahan anorganik(mineral),bahan organik,air dan udara.Berikut presentase kandungen tanah diatas : -bahan anorganik:40% -biota :5% -bahan organik :10% Deforestasi Deforestasi yang dilakukan manusia umumnya untuk kebutuhan kayu atau untuk menyediakan lahan pemukiman/perkotaan,pertambangan,dan pertanian.Hilangnya vegetasi akibat deforestasi menyebabkan lapisan tanah mudah terbawa air ketika turun hujan,karena tidak ada akar pohon ataupun bahan organik yang mengikat partikel tanah.Selain itu,hujan juga dapat mempercepat pengikisan dan pemindahan unsur hara serta bahan organik,sementara tidak ada cukup vegetasi yang dapat mengalami pembusukan untuk menggantikan unsur hara dan bahan organik yang hilang.Hilangnya vegetasi juga menyebabkan tingkat kelembapan tanah menurun sehingga tanah menjadi kering.

KOMPOSISI UDARA Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.Komposis campuran gas tersebut tidak selalu konsistan. Komponen yang

konsentrasinya selalu bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon dioksida (CO2). Jumlah uap air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Konsentrasi CO2 di udara selalu rendah, yaitu sekitar 0.03%. konsentrasi CO2 mungkin naik, tetapi masih dalam kisaran beberapa per seratus persen, misalnya di sekitar proses-proses yang menghasilkan CO2 seperti pembusukan sampah tanaman, pembakaran, atau di sekitar kumpulan massa manusia di dalam ruangan terbatas yaitu karena pernafasan. Konsentrasi CO2 yang relatif rendah dijumpai di atas kebun atau ladang tanaman yang sedang tumbuh atau di udara yang baru melalui lautan. Kosentrasi yang relatif rendah ini disebabkan oleh obsorbsi CO2 oleh tanaman selama fotosintesis dan karena kelarutan CO2 di dalam air. Tetapi pengaruh proses-proses tersebut terhadap konsentrasi total CO2 di udara sangat kecil karena rendahnya konsentrasi CO2. Komposisi udara kering di mana semua uap air telah dihilangkan relatif konstan. Komposisi udara kering yang besih yang dikumpulkan di sekitar laut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1: Komposisi udara kering dan bersih
Komponen Nirogen Formula N2 Persen volume 78,08 Ppm 780. 800

Oksigen Argon Karbon diokside Neon Helium Metana Kripton

O2 Ar CO2 Ne He CH4 Kr

20,95 0,934 0,0314 0,00182 0,000524 0,0002 0,000114

209. 500 9. 340 314 18 5 2 1

6.2. POLUTAN UDARA Polutan udara primer, yaitu polutan yang mencakup 90% dari jumlah polutan udara seluruhnya, dapat dibedakan menjadi lima kelompok sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. Karbon monokside (CO) Nitrogen (NOx) Hidrokarbon (HC) Sulfur diokside (SOx)

1. Partikel

Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, di mana hampir 60% dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monokside dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon. Sumber-

sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lainlain. Polutan yang utama adalah karbon monokside yang mencapai hampir setengah dari seluruh polutan udara yang ada. Toksisitasi kelima kelompok polutan tersebut berbeda-beda, dan Tabel 2 menyajikan toksisitasi relatif masing-masing kelompok polutan tersebut. Ternyata polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan adalah partikel-partikel, diikuti berturut-turut dengan NOx, SOx, hidrokarbon, dan yang paling rendah toksitasnya adalah karbon monokside. Tabel.2 Toksitas relatif polutan
Polutan Level toleransi Toksisitas

ppm
CO 32.0

ug/m
40.000

relatif
1.00

HC SOx NOx Partikel 0.50 0.25

19.300 1.430 514 375

2.07 28.0 77.8 106.7

A. Karbon Monokside
Karbon monokside (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas -192 C,. komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari berat air dan tidak larut di dalam air. Karbon monokside yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut:
1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon. 2. Reaksi antara karbon diokside dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. 3. Pada suhu tinggi, karbon diokside terurai menjadi karbon monokside dan O.

Oksidasi tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna di mana dihasilkan karbon diokside. Pembentukan karbon monokside hanya terjadi jika reaktan yang ada terdiri dari karbon dan oksigen murni. Jika yang terjadi adalah pambakaran komponen yang mengandung karbon di udara, prosesnya lebih kompleks dan terdiri dari beberapa ahap reaksi. Beberapa reaksi tersebut telah dipelajari dan diketahui. Secara sederhana pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi melalui beberapa tahap sebagai berikut: 2C + O2 2CO

2CO CO2

+ +

O2 C

2CO2 2CO

A.1. Penyebaran Karbon Monoksida di Udara Jika dilihat dari sumber-sumber yang memproduksi CO, maka seharusnya pencemaran CO di udara cukup tinggi. Tetapi teryata hal ini tidak terjadi, dengan kata lain jumlah pencemaran CO di udara jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dilepaskan di atmosfer. Mekanisme alami di mana karbon monoksida hilang dari udara telah banyak diteliti, dan pembersihan CO dari udara kemungkinan terjadi karena beberapa proses sebagai berikut:
1. Reaksi atmosfer yang berjalan sangat lambat sehingga jumlah CO yang hilang sangat sedikit. 2. Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat menghilangkan CO dengan kecepatan relatif tinggi dari udara.

A.2. Pengaruh Karbon Monoksida Terhadap Lingkungan Pengaruh CO Terhadap Tanaman Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian CO selama 1 sampai 3 minggu pada konsentrasi sampai 100 ppm tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanam-tanaman tingkat tinggi. Akan tetapi kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas akan terhambat dengan pemberian CO selama 35 jam pada konsentrasi 2000 ppm. Demikian pula kemampuan untuk fiksasi nitrogen oleh bakteri yang terdapat pada akar tanam-tanaman juga terhambat dengan pemberian CO sebesar 100 ppm selama satu bulan. Karena konsentrasi CO di udara jarang mencapai 100 ppm, meskipun dalam waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tanam-tanaman biasanya tidak terlihat secara nyata. Pengaruh CO Terhadap Manusia Telah lama diketahui bahwa kontak antara manusia dengan CO pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Tetapi ternyata kontak dengan CO pada konsentrasi yang relatif rendah (100 ppm atau kurang) juga dapat menggangu kesehatan. Hal ini penting untuk diketahui terutama dalam hubungannya dengan masalah lingkungan karena konsentrasi CO di udara pada umumnya memang kurang dari 100 ppm. Pengaruh beracun CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah. Hemoglobin di dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa oksigen dalam bentuk oksihemoglobin (O2Hb) dari paruparu ke sel-sel tubuh, dan membawa CO2 dalam bentuk CO2Hb dari sel-sel tubuh ke paruparu. Dengan adanya CO, hemoglobin dapat membetuk karboksihemoglobin. Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk mentranspor oksigen menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi daripada afinitas oksigen teradap hemoglobin, akibatnya jika CO dan O2 terhadap bersama-sama di udara akan terbentuk COHb dalam jumlah jauh lebih banyak dari pada O2Hb.

Anda mungkin juga menyukai