Anda di halaman 1dari 10

BAB V

SIMBIOSIS RHIZOBIUM-LEGUM

A. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan morfologi beberapa tanaman legum
2. Mengetahui manfaat legum bagi lingkungan dan pertanian
3. Mengetahui peran rhizobium dalam simbiosis dengan legum
4. Mengetahui proses terbentuknya bintil akar
B. Tinjauan Pustaka
Leguminosa merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang me
mpunyai kemampuan mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tida
k melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada a
kar atau batangnya. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi
dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri
bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi n
itrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya leguminosa merupakan sumber p
rotein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbai
ki kesuburan tanah (Susetyo, 1983).
Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan un
tuk menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatka
n kesuburan tanah. Mengikat nitrogen dari udara oleh leguminosa dapat m
embantu meningkatkan ketersediaan hara terutama nitrogen bagi tanaman
disampingnya. Leguminosa dapat ditanam sebagai tanaman penutup lahan
yang mempunyai fungsi untuk konservasi tanah air. Pencampuran legumin
osa dan tanaman pangan mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan k
ering yang lebih tinggi. Selain itu, pertanaman campuran dengan tanaman
dapat menekan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah (Mansyur et al.,
2005).
Pertumbuhan dan produktivitas leguminosa dipengaruhi oleh beber
apa faktor diantaranya adalah tingkat kesuburan tanah, kondisi iklim dan k
etersediaan air. Pengaruh ketersediaan air terhadap tanaman pertumbuhan
sangat besar. Ketersediaan air dalam tanah mempengaruhi transportasi uns
ur hara tanah oleh akar tanaman. Jika ketersediaan air dalam tanah menuru
n maka akan terjadi cekaman kekeringan (Wulandari, 2011).
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar
1,5% bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein.
Kurang lebih 80% dari udara di atmosfer adalah gas nitrogen (N). Namun
N tidak dapat digunakan secara langsung oleh sebagian besar organisme.
Akan tetapi tanaman dapat memanfaatkan nitrogen dari udara bila
bersimbiosis dengan bakteri tanah rhizobium dan membentuk bintil akar.
Nitrogen diambil dalam bentuk N2 dan di ubah menjadi amonium (N H 4 +¿¿
) sehingga dapat digunakan oleh tanaman (Everes, 2004).
Bakteri penambat N2 akan mengkonversi N2 menjadi ammonia
(NH3). Ammonia selanjutnya dimetabolisme oleh mikroba dan tanaman
menjadi protein sebagai salah satu penyusun tubuhnya. Nitrogen organik
yang terikat dalam tubuh mahluk hidup yang sudah mati akan dirombak
oleh detritivora. Perombakan serasah organik dilanjutkan dengan
pelapukan oleh mikroba sehingga terjadi perubahan N-organik menjadi N-
anorganik melalui proses ammonifikasi dan mineralisasi N oleh bakteri
nitrifikasi membentuk senyawa nitrat. Nitrat kemudian diabsobsi oleh
mikroba maupun tanaman dan diubah menjadi N-organik, atau nitrat juga
dapat mengalami denitrifikasi pada suasana reduktif menjadi gas N2.
Rhizobium merupakan bakteri yang mampu bersimbiosis dengan
tanaman leguminosa. Akar tanaman akan mengeluarkan suatu zat yang
merangsang aktifitas bakteri rhizobium. Apabila bakteri sudah
bersinggungan dengan akar rambut, akar rambut akan mengeriting. Setelah
memasuki akar, bakteri berkembang biak ditandai dengan pembengkakan
akar. Pembengkakan akar akan semakin besar dan akhirnya terbentuklah
bintil akar (Hidayat et al., 2006).
Menurut Rao (2010), kemampuan rhizobium dalam menambat
nitrogen dari udara dipengaruhi oleh besarnya bintil akar dan jumlah bintil
akar. Semakin besar bintil akar atau semakin banyak bintil akar yang
terbentuk, semakin besar nitrogen yang ditambat. Semakin aktif
nitrogenase semakin banyak pasokan nitrogen bagi tanaman, sehingga
dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. Menurut Yuwono (2006),
jumlah N yang dapat difiksasi oleh tanaman legum sangat bervariasi,
tergantung pada jenis tanaman legum, kultivar, jenis bakteri dan tempat
tumbuh bakteri tersebut dan terutama pH tanah. Kekurangan unsur
nitrogen ditandai dengan daun menguning dan mengeringnya jaringan
tanaman. Akar tanaman tidak langsung menyerap sumber nitrogen maka
harus dibentuk lagi hingga menjadi sederhana yaitu nitrat (NO3 −) dan
amonium (N H 4 +¿¿) (Fitria dkk, 2008).
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu
memfiksasi nitrogen 100-300 kg/hektar dalam suatu musim tanam dan
meninggalkan sejumlah nitrogen untuk tanaman berikutnya. Rhizobium
mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan
meningkatkan produksi antara 10-25%. Tanggapan tanaman untuk
memfiksasi nitrogen dari udara tergantung pada kondisi medium tumbuh
dan efektivitas populasi asli (Rahmawati, 2006).
Reksohadiprodjo (1985) menjelaskan apabila dilihat dari
bentuknya, tanaman leguminosa dibagi menjadi tiga yakni pohon, perdu
dan semak. Pohon adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan
mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter, contohnya Leucaena leucocephala,
Sesbania glandiflora, Glyricidia sepium, Bauhinia sp., kemudian perdu
adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi kurang
dari 1,5 meter, contohnya Desmanthus vergatus, Desmodium gyroides,
Flemingia congesta, Indigofera arrecta, dan semak adalah tanaman
leguminosa yang tidak berkayu, sifat tumbuhnya memanjat dan merambat,
contohnya Centrosema pubescens, Pueraria phaseoloides, C alopogonium
mucunoides.
C. Hasil Pengamatan

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Tanaman Legum (Pohon)

No Pohon L Diskripsi tempat pen Jumlah Peran tanaman


egum gambilan sampel populasi
1. Lamtoro Pengambilan sampel 22 Bahan baku pakan
dilakukan di kebun- ternak, , sumber
kebun dan dekat unsur nitrogen bagi
dengan kandang tanaman lain,
ternak para petani sumber kayu bakar,
serta banyak tanaman penaung
terdapat pohon dan pencegah erosi
pisang
2. Turi Pengambilan sampel 4 Pakan ternak,
dilakukan di kebun- tanaman penaung,
kebun dan dekat tanaman obat,
dengan kandang pecegah erosi,
ternak para petani. sumber nitrogen
di sekitar sampel tersedia bagi
terdapat beberapa tanaman dan
ketela pohon sebagainya.
3. Kelor Pengambilan sampel 6 Sebagai tanaman
dilakukan di kebun- pagar, bahan pakan
kebun dan dekat ternak, pupuk hijau,
dengan kandang pecegah erosi,
ternak para petani sumber nitrogen
serta banyak tersedia bagi
terdapat pohon tanaman dan
pisang sebagainya.
Sumber : Praktikum Biologi Tanah 2021
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Tanaman Legum (kacang panjang atau yang l
ainnya)

No Tanaman yang Penyebaran bint Jumlah bint Pengamatan efe


diamati il di akar il pertanam ktivitas bintil
an
1. Tanaman Menyeluruh di 20 Warna dari
kacang tanah permukaan akar bintil akar hijau
ke cokelatan
Sumber : Praktikum Biologi Tanah 2021

D. Pembahasan

Leguminosa merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang me


mpunyai kemampuan mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tida
k melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada ak
ar atau batangnya. Pada praktikum ini melakukan pengamatan terhadap tan
aman legum (pohon) dan tanaman legum. Berdasarkan pengamatan pada
tanaman legum (pohon) terdapat 3 jenis tanaman yaitu lamtoro, turi dan
kelor.

Pada tanaman lamtoro, berada di lingkungan kebun dan dekat


dengan kandang ternak para petani serta banyak terdapat pohon pisang
dengan populasi 22, dan berfungsi sebagai bahan baku pakan ternak, ,
sumber unsur nitrogen bagi tanaman lain, sumber kayu bakar, tanaman
penaung dan pencegah erosi. Selanjutnya terdapat tanaman turi yang
berada di kebun dan dekat dengan kandang ternak para petani. Di sekitar
sampel terdapat beberapa ketela pohon dengan jumlah populasi 4 serta
berfungsi untuk pakan ternak, tanaman penaung, tanaman obat dan
bunganya untuk sayur. Selanjutnya terhadap tanaman kelor yang berada di
kebun dan dekat dengan kandang ternak para petani serta banyak terdapat
pohon pisang dengan populasi 6 dan berfungsi sebagai tanaman pagar,
bahan pakan ternak, pupuk hijau, daunnya dimanfaatkan untuk sayur.
Berdasarkan morfologi, tanaman lamtoro merupakan pohon perdu
dengan kemampuan tingginya 20 meter serta percabangan rendah, batang
yang membulat serta banyak berwarna kecoklatan atau keabu-abuan,
berbintil-bintil dan berlentisel. Selain itu, memiliki ranting bulat torak
dengan ujung yang berambut rapat serta daun majemuk menyirip rangkap
dengan permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai. Bunga
majemuk berupa bongkol (perbungaan capitulum) bertangkai panjang yang
berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol, buah polong bentuk pita lurus,
pipih tipis dengan sekat-sekat diantara biji, berwarna hijau saat muda dan
coklat kering jika telah masak.

Selanjutnya morfologi pada tanaman turi yang merupakan tanaman


memiliki ketinggian pohon mencapai 10 meter dan bercabang. Tanaman ini
memiliki akar tunggang dengan daun majemuk serta warna daun masih
muda adalah hijau dan setelah menua putih kekuningan serta memiliki
batang yang membulat. Tanaman turi memiliki bunga yang bertangkai
sekitar 2-4 bunga besar yang berada dalam sebuah tandan ketiak daunnya
serta memiliki kuncup dengan bentuk seperti sabit. Buah dari tanaman turi
memiliki bentuk pita dengan panjang 20-55 cm dan bentuk polong
menggantung.

Berdasarkan morfologi, tanaman kelor termasuk jenis tumbuhan


perdu berumur panjang berupa semak atau pohon dengan ketinggian 7-12
meter. Kelor berakar tunggang, berwarna putih, berbentuk seperti lobak.
Batangnya berkayu (lignosus), tegak dan membulat, berwarna putih kotor,
berkulit tipis dan mudah patah serta memiliki cabang jarang dengan arah
percabangan tegak atau miring serta cenderung tumbuh lurus dan
memanjang. Daun kelor berbentuk bulat telur, tersusun majemuk dalam
satu tangkai, dan hanya sebesar ujung jari. Helaian daun kelor berwarna
hijau, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata, susunan
pertulangan menyirip serta memiliki ukuran 1-2 cm. Bunga kelor muncul
di ketiak daun, beraroma khas dan berwarna putih kekuning-kuningan.
Buah kelor berbentuk segitiga, dengan panjang sekitar 20-60 cm dan
berwarna hijau. Dari ketiga morfologi dapat diketahui ketiga tanaman
memiliki persamaan pada bagian akar yang tunggang, daun yang majemuk
berwarna hijau, batang yang membulat dengan banyak percabangan serta
memiliki buah yang berukuran kecil.

Berdasarkan klasifikasinya, tanaman lamtoro memiliki Kingdom


Plantae, Divisi Magnoliophyta, Class Magnoliopsida, Sub classis Rosidae,
Ordo Fabales, Familia Mimosaceae, Genus Leucaena dan Spesies
Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit. Sedangkan pada tanaman turi
memiliki klasifikasi berdasarkan Kingdom Plantae, Subkingdom
Tracheobionta, Superdivisi Spermatophyta, Divisi Magnoliophyta, Kelas
Magnoliopsida, Subkelas Rosidae, Ordo Fabales, Famili Leguminosae,
Genus Sesbania dan Spesies Sesbania grandiflora L. Selanjutnya pada
tanaman kelor memiliki klasifikasi yakni berdasarkan Kingdom Plantae, D
ivisio Magnoliophyta, Class Magnoliopsida, Ordo Brassicales, Famili, Mo
ringaceae, Genus Moringa dan Spesies Moringa oleifera L. dari klasifikasi
3 tanaman tersebut, dapat diketahui bahwa dari 3 tanaman tersebut
memiliki perbedaan pada subkelas dan ordo. Meskipun demikian, 3
tanaman memiliki kesamaan pada kingdom, divisi dan kelas yang
menandakan bahwa tanaman ini berasal dari rumpun yang sama berupa
dikotil yakni tanaman legum.

Berdasarkan manfaatnya pertanian, tanaman lamtoro memiliki


fungsi terutama bagian akar yang mengandung bintil akar sehingga
memiliki potensi besar untuk memperbaiki kesuburan tanah. Sedangkan
pada tanaman turi memiliki manfaat untuk pertanian seperti pagar hidup, p
enahan angin, dan juga untuk menghijaukan lahan kritis. Bintil-bintil akar
pada turi mengikat nitrogen dalam tanah, dan dengan demikian memperbai
ki kesuburan tanah. Daun-daun, bunga, dan buah yang berjatuhan menjadi
mulsa dan pupuk hijau yang baik. Sedangkan pada tanaman kelor memiliki
manfaat pada pertanian seperti pupuk, meningkatkan kadar pH tanah dan m
empertahankan kesuburan lebih lama. Tanaman pohon kelor ini
kemampuan mencegah erosi karena akar yang kuat dan tunggang.

Berdasarkan pengamatan pada tanaman legum, didapatkan tanaman


berupa kacang tanah yang memiliki bentuk bintil akar yang membulat
dengan ukuran kecil hingga sedang serta jumlah yang relatif banyak dan
letaknya menyeluruh pada sistem perakaran dengan jumlah populasi 20.
Sedangkan pada pembelahan bintil akar memiliki warna hijau kecokelatan.
Warna ini menandakan bahwa bintil akar telah mengalami penuaan
sehingga bakteroid dan leghemoglobin akan mengalami degradasi.
Penuaan yang terjadi biasanya pada tanaman legum yang telah mengalami
masa waktu sekitar 50-60 hari sehingga bintil akar sudah tidak efektif
dalam memfiksasi N2 karena kandungan leghemoglobin telah mengalami
degredasi. Leghemoglobin adalah suatu pigmen merah yang dijumpai
dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yang
mengelilinginya.

Pada dasarnya, warna bintil kacang tanah yang baik dalam


memfiksasi N adalah warna merah cerah. Hal ini karena leghemoglobin
masih berfungsi dengan baik dalam melakukan fiksasi N dalam tanah.
Kacang tanah memiliki kemampuan membentuk bintil akar dan menambat
nitrogen udara melalui hubungan simbiosis dengan bakteri rhizobium.
Rhizobium adalah salah satu bakteri yang bermanfaat. Rhizobium
bersimbiosis dengan tanaman kacang tanah, dimana tanaman ini berfungsi
sebagai inang, menyediakan tempat bagi rhizobium dalam bintil akar, dan
energi untuk menambat nitrogen. Sebaliknya tanaman menerima nitrogen
yang ditambat dari bintil untuk nutrien dan bahan baku protein.

Sebelum terjadinya proses infeksi dan pembintilan akar, maka


masuknya sel rhizobium ke dalam akar tanaman, terjadi komunikasi
molekular antara rhizobium dengan tanaman kacang tanah. Sinyal
molekuler yang terlibat meliputi sinyal dari tanaman dan sinyal dari
bakteri. Sinyal dari tanaman meliputi flavonoid dan glikoprotein.
Sedangkan sinyal dari bakteri meliputi lipochitin oligosakarida serta poli-
dan oligosakarida. Kacang tanah menghasilkan senyawa aromatik yang
mampu menginduksi struktur gen-Nod rhizobia melalui regulator. Setelah
diinduksi flavonoid oleh tanaman, bakteri mengkatalisis lipo chitin-
oligosakarida (faktor Nod) yang menimbulkan respons pada akar, termasuk
pembentukan bintil.

Ada dua cara infeksi rhizobium untuk membentuk bintil pada akar
kacang yaitu infeksi melalui rambut akar (root hair entry) dan melalui
celah (crack entry). Infeksi melalui celah hanya terjadi pada beberapa
kacang termasuk kacang tanah. Pada tanaman kacang tanah infeksinya
dalam bentuk menyerupai jumbai dan ditemukan di bagian sambungan axil
akar. Pada axil akar tersebut akan terbentuk akar lateral, dan pada akar
lateral terjadi bintil. Bakteri rhizobium masuk ke dalam akar melalui
pangkal akar lateral, karena terjadi patahan di epidermis dan korteks
sehingga membentuk celah yang dapat dimasuki oleh bakteri rhizobium.
Oleh karena itu bintil akar pada kacang tanah hanya berkembang pada
tempat munculnya akar lateral.

Bakteri rhizobium setelah masuk ke dalam akar menempati ruang di


antara dinding rambut akar dan sambungan epidermal dengan sel-sel
korteks. Sel-sel yang berbatasan memisah di lamela tengah dan
menghasilkan ruang yang terisi oleh bakteri, membentuk zone infeksi
interseluler. Bakteri kemudian masuk ke lapisan sel yang lebih dalam, dan
di tempat tersebut infeksi intraseluler terjadi. Bakteri yang memasuki sel
diselubungi oleh membran. Setelah infeksi intraseluler terjadi, bakteri
secara cepat memperbanyak diri. Perkembangan bintil terjadi melalui
pembelahan berulang-ulang dari sel-sel tanaman inang yang terinfeksi.

E. Kesimpulan

Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan unt


uk menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatkan
kesuburan tanah. Berdasarkan praktikum pengamatan terhadap tanaman le
gum (pohon) dan tanaman legum. Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil
bahwa:

1. Berdasarkan morfologi, ketiga tanaman memiliki persamaan pada


bagian akar yang tunggang, daun yang majemuk berwarna hijau,
batang yang membulat dengan banyak percabangan serta memiliki
buah yang berukuran kecil. Berdasarkan klasifikasinya, 3 tanaman
(tanaman lamtoro, tanaman turi dan tanaman kelor) memiliki
kesamaan pada kingdom, divisi dan kelas yang menandakan bahwa
tanaman ini berasal dari rumpun yang sama berupa dikotil yakni
tanaman legum.

2. Berdasarkan manfaat, tanaman legum memiliki beberapa peran bagi


lingkungan dan pertanian seperti untuk memperbaiki kesuburan tanah,
mengikat nitrogen dalam tanah, mulsa dan pupuk hijau, meningkatkan
kadar pH tanah dan kemampuan mencegah erosi karena akar yang
kuat dan tunggang.

3. Berdasarkan peran rhizobium dalam simbiosis dengan legum yakni


Rhizobium bersimbiosis dengan tanaman kacang tanah, dimana
tanaman ini berfungsi sebagai inang, menyediakan tempat bagi
rhizobium dalam bintil akar, dan energi untuk menambat nitrogen.
Sebaliknya tanaman menerima nitrogen yang ditambat dari bintil
untuk nutrien dan bahan baku protein.

4. Berdasarkan proses terbentuknya bintil akar, proses dimulai dari


adanya sinyal komunikasi antara rhizobium dengan tanaman legum
kemudian proses infeksi yang berkembang menjadi pembentukan
bintil akar.

Anda mungkin juga menyukai