SIMBIOSIS RHIZOBIUM-LEGUM
A. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan morfologi beberapa tanaman legum
2. Mengetahui manfaat legum bagi lingkungan dan pertanian
3. Mengetahui peran rhizobium dalam simbiosis dengan legum
4. Mengetahui proses terbentuknya bintil akar
B. Tinjauan Pustaka
Leguminosa merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang me
mpunyai kemampuan mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tida
k melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada a
kar atau batangnya. Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi
dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah bakteri
bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan kegiatan fiksasi n
itrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya leguminosa merupakan sumber p
rotein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbai
ki kesuburan tanah (Susetyo, 1983).
Leguminosa merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan un
tuk menghasilkan bahan organik tinggi dan dapat membantu meningkatka
n kesuburan tanah. Mengikat nitrogen dari udara oleh leguminosa dapat m
embantu meningkatkan ketersediaan hara terutama nitrogen bagi tanaman
disampingnya. Leguminosa dapat ditanam sebagai tanaman penutup lahan
yang mempunyai fungsi untuk konservasi tanah air. Pencampuran legumin
osa dan tanaman pangan mempunyai potensi untuk menghasilkan bahan k
ering yang lebih tinggi. Selain itu, pertanaman campuran dengan tanaman
dapat menekan gulma dan meningkatkan kesuburan tanah (Mansyur et al.,
2005).
Pertumbuhan dan produktivitas leguminosa dipengaruhi oleh beber
apa faktor diantaranya adalah tingkat kesuburan tanah, kondisi iklim dan k
etersediaan air. Pengaruh ketersediaan air terhadap tanaman pertumbuhan
sangat besar. Ketersediaan air dalam tanah mempengaruhi transportasi uns
ur hara tanah oleh akar tanaman. Jika ketersediaan air dalam tanah menuru
n maka akan terjadi cekaman kekeringan (Wulandari, 2011).
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar
1,5% bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein.
Kurang lebih 80% dari udara di atmosfer adalah gas nitrogen (N). Namun
N tidak dapat digunakan secara langsung oleh sebagian besar organisme.
Akan tetapi tanaman dapat memanfaatkan nitrogen dari udara bila
bersimbiosis dengan bakteri tanah rhizobium dan membentuk bintil akar.
Nitrogen diambil dalam bentuk N2 dan di ubah menjadi amonium (N H 4 +¿¿
) sehingga dapat digunakan oleh tanaman (Everes, 2004).
Bakteri penambat N2 akan mengkonversi N2 menjadi ammonia
(NH3). Ammonia selanjutnya dimetabolisme oleh mikroba dan tanaman
menjadi protein sebagai salah satu penyusun tubuhnya. Nitrogen organik
yang terikat dalam tubuh mahluk hidup yang sudah mati akan dirombak
oleh detritivora. Perombakan serasah organik dilanjutkan dengan
pelapukan oleh mikroba sehingga terjadi perubahan N-organik menjadi N-
anorganik melalui proses ammonifikasi dan mineralisasi N oleh bakteri
nitrifikasi membentuk senyawa nitrat. Nitrat kemudian diabsobsi oleh
mikroba maupun tanaman dan diubah menjadi N-organik, atau nitrat juga
dapat mengalami denitrifikasi pada suasana reduktif menjadi gas N2.
Rhizobium merupakan bakteri yang mampu bersimbiosis dengan
tanaman leguminosa. Akar tanaman akan mengeluarkan suatu zat yang
merangsang aktifitas bakteri rhizobium. Apabila bakteri sudah
bersinggungan dengan akar rambut, akar rambut akan mengeriting. Setelah
memasuki akar, bakteri berkembang biak ditandai dengan pembengkakan
akar. Pembengkakan akar akan semakin besar dan akhirnya terbentuklah
bintil akar (Hidayat et al., 2006).
Menurut Rao (2010), kemampuan rhizobium dalam menambat
nitrogen dari udara dipengaruhi oleh besarnya bintil akar dan jumlah bintil
akar. Semakin besar bintil akar atau semakin banyak bintil akar yang
terbentuk, semakin besar nitrogen yang ditambat. Semakin aktif
nitrogenase semakin banyak pasokan nitrogen bagi tanaman, sehingga
dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. Menurut Yuwono (2006),
jumlah N yang dapat difiksasi oleh tanaman legum sangat bervariasi,
tergantung pada jenis tanaman legum, kultivar, jenis bakteri dan tempat
tumbuh bakteri tersebut dan terutama pH tanah. Kekurangan unsur
nitrogen ditandai dengan daun menguning dan mengeringnya jaringan
tanaman. Akar tanaman tidak langsung menyerap sumber nitrogen maka
harus dibentuk lagi hingga menjadi sederhana yaitu nitrat (NO3 −) dan
amonium (N H 4 +¿¿) (Fitria dkk, 2008).
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu
memfiksasi nitrogen 100-300 kg/hektar dalam suatu musim tanam dan
meninggalkan sejumlah nitrogen untuk tanaman berikutnya. Rhizobium
mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan
meningkatkan produksi antara 10-25%. Tanggapan tanaman untuk
memfiksasi nitrogen dari udara tergantung pada kondisi medium tumbuh
dan efektivitas populasi asli (Rahmawati, 2006).
Reksohadiprodjo (1985) menjelaskan apabila dilihat dari
bentuknya, tanaman leguminosa dibagi menjadi tiga yakni pohon, perdu
dan semak. Pohon adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan
mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter, contohnya Leucaena leucocephala,
Sesbania glandiflora, Glyricidia sepium, Bauhinia sp., kemudian perdu
adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi kurang
dari 1,5 meter, contohnya Desmanthus vergatus, Desmodium gyroides,
Flemingia congesta, Indigofera arrecta, dan semak adalah tanaman
leguminosa yang tidak berkayu, sifat tumbuhnya memanjat dan merambat,
contohnya Centrosema pubescens, Pueraria phaseoloides, C alopogonium
mucunoides.
C. Hasil Pengamatan
D. Pembahasan
Ada dua cara infeksi rhizobium untuk membentuk bintil pada akar
kacang yaitu infeksi melalui rambut akar (root hair entry) dan melalui
celah (crack entry). Infeksi melalui celah hanya terjadi pada beberapa
kacang termasuk kacang tanah. Pada tanaman kacang tanah infeksinya
dalam bentuk menyerupai jumbai dan ditemukan di bagian sambungan axil
akar. Pada axil akar tersebut akan terbentuk akar lateral, dan pada akar
lateral terjadi bintil. Bakteri rhizobium masuk ke dalam akar melalui
pangkal akar lateral, karena terjadi patahan di epidermis dan korteks
sehingga membentuk celah yang dapat dimasuki oleh bakteri rhizobium.
Oleh karena itu bintil akar pada kacang tanah hanya berkembang pada
tempat munculnya akar lateral.
E. Kesimpulan