Anda di halaman 1dari 22

PERANAN EVAPORASI TERHADAP KETERSEDIAAN

AIR PADA TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)

PAPER

OLEH:

MAGDALENA SETIANI LIMBONG


170301014
AGROTEKNOLOGI I-A

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PERANAN EVAPORASI TERHADAP KETERSEDIAAN
AIR PADA TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)

PAPER

OLEH:

MAGDALENA SETIANI LIMBONG


170301014
AGROTEKNOLOGI-IA

Paper merupakan salah satu syarat untuk dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroeketeknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Judul : Peranan Evaporasi Terhadap Ketersediaan Air Pada Tanaman
Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench)
Nama : Magdalena Setiani Limbong
NIM : 170301014
Program Studi : Agroteknologi

Diketahui Oleh :
Asisten Koordinator

(Muhammad Ridho Adha)


NIM : 140301186

Diperiksa Oleh : Diperiksa Oleh :


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Tri Andra Zulkadifta) (Muhammad Yudha Andhika)


NIM : 130301022 NIM : 140301215
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper tepat pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “ Peranan Evaporasi Terhadap

Ketersediaan Air Pada Tanaman Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang

merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

mata kuliah Agroklimatologi yaitu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, M.S ;

Dr. Nini Rahmawati S.P, M.Si ; Dr. Ir. Yayah Hasanah ; Ir. Irsal M.P ; Ir.T.

Iramansyah, M.P ; Ir. Lisa Mawarni dan kepada abang serta kakak asisten

Laboratorium Agroklimatologi yang telah membantu dalam penulisan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta

menyempurnakan paper ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………… i
Tujuan Praktikum……………………………………………… ii
Kegunaan Penulisan………………………………………….... ii

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman……………………………………………….. 1
Syarat Tumbuh…………………………………………………
Iklim…………………………………………………… 3
Tanah…………………………………………………... 4

PERANAN EVAPORASI TERHADAP KETERSEDIAA AIR PADA


TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)
Pengertian Evaporasi................................................................... 5
Faktor faktor Mempengaruhi Evaporaasi.................................... 6
Kelebihan Evaporasi.................................................................... 7
Manfaat Evaporasi dengan Pertanain …………………………. 7
Peranan Evaporasi Terhadap Ketersediaan Air Pada Tanaman Sorgum
(Sorghum bicolor (L.) Moench)……………….……………..... 8

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Evaporasi merupakan proses pemekatan larutan yang dilakukan

dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Alat yang digunakan dalam

proses evaporasi disebut evaporator. Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi

mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari

bentuk cair menjadi uap. Evaporator memiliki dua fungsi dalam proses evaporasi

yaitu memindahkan panas dan memisahkan uap yang terbentuk dari campuran

cairannya. Proses evaporasi akan menurunkan aktivitas air dalam bahan hasil

pertanian sehingga kadar air pada bahan hasil pertanian akan rendah, penurunan

aktifitas air ini akan membuat bahan lebih awet karena proses pertumbuhan pada

mikroba akan terhambat. Bahan hasil pertanian merupakan bahan pangan yang

mudah rusak dan tidak tahan lama. (Wardana,2016)

Secara teoritis, evaporasi dipengaruhi oleh beberapa factor,

diantaranya adalah jumlah air (kuantitas, densitas, warna, padatan, dsb) dan

kuantitas energy yang dipancarkan oleh matahari (insolasi). Dalam skala luas,

kedua factor tersebut sangat memengaruhi esensi dari evaporasi. Apabila energy

yang dipancarkan oleh matahari (insolasi) besar, namun ketersediaan air kurang,

maka esensi evaporasi tidak dapat diperhitungkan. (Dani dkk,2014)

Evapotranspiration adalah efek gabungan dari penguapan air dari tanah

lembab dan aliran transpirasi air oleh tanaman yang tumbuh potensi

i
Evapotranspiration (Ep), jumlah maksimum uap yang bisa ditransfer dari

suatuarea ke suasana di bawah kondisi Meteorologi sebenarnya

Evapotranspiration (Ea), adalah jumlah maksimum uap yang bisa ditransfer dari

suatu area ke atmosfer yang tidak hanya tergantung pada kondisi Meteorologi ,

tetapi juga pada ketersediaan air untuk memenuhi permintaan atmosfer dan, dalam

kasus vegetasi, kemampuannya untuk mengekstrak kelembaban dari tanahSering

kali, para ilmuwan membedakan antara dua aspek yang berbeda dari

evapotranspiration: potensi evapotranspiration dan evapotranspiration yang

sebenarnya. Potensi evapotranspiration atau PE adalah ukuran kemampuan

atmosfer untuk menghilangkan air dari permukaan melalui proses penguapan dan

aliran transpirasi dengan asumsi tidak ada kontrol pasokan air. Sebenarnya

evapotranspiration atau AE adalah jumlah air yang benar-benar dihapus dari

permukaan akibat proses aliran transpirasi dan penguapan. Ilmuwan

mempertimbangkan dua jenis evapotranspiration untuk tujuan praktis dari

pengelolaan sumber daya air. Di seluruh dunia manusia terlibat dalam produksi

berbagai tanaman tanaman. Banyak dari tanaman ini tumbuh di lingkungan yang

secara alami kekurangan air. Sebagai akibatnya, irigasi digunakan untuk

melengkapi kebutuhan air tanaman itu. Manajer dari tanaman ini dapat

menentukan berapa banyak air tambahan yang diperlukan untuk mencapai

produktivitas maksimum dengan memperkirakan potensi dan sebenarnya

evapotranspiration. Perkiraan nilai-nilai ini kemudian digunakan dalam persamaan

berikut: tanaman kebutuhan air = potensi evapotranspirasi. (Hasanah, 2014)

Sorgum merupakan tanaman semusim yang toleran kekeringan dan tidak

banyak memerlukan air selama pertumbuhannya. Tanaman ini pada awalnya


“ditumbuhkan” di daerah beriklim kering di Ethiopia, bagian timur laut benua

Afrika, sekitar 7.000 tahun yang lalu. Dari tanah asal tersebut tanaman sorgum

menyebar ke Timur Tengah, India, China, Myanmar, Asia Tenggara, dan

Indonesia. Di Afrika, tanaman sorgum berkembang secara berantai dari satu

wilayah ke wilayah lain, sehingga sejak awal abad ke-9 sudah ditanam di berbagai

ladang petani di seluruh negara Afrika. Daya adaptasi yang cukup baik pada lahan

kering dan tumbuh baik dengan input minimal, maka sorgum berkembang luas

sebagai pangan pokok masyarakat di Afrika. Di Amerika, sorgum dibawa oleh

imigran dari Afrika pada abad ke- 18. Pada awalnya, sorgum ditanam untuk bahan

pangan pekerja perkebunan. Dalam perkembangannya biji sorgum di Amerika

lebih diutamakan sebagai pakan ternak. (Sumarno, 2013)

Sorgum tumbuh tegak dan mempunyai daya adaptasi agroekologi yang

luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, membutuhkan input lebih sedikit

serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain.

Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, 332 kal kalori dan 11,0 g

protein/100 g biji pada biji, dan bagian vegetatifnya 12,8% protein kasar, sehingga

dapat dibudidayakan secara intensif sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak

ruminansia terutama pada musim kemarau. Sorgum lokal varietas Rote adalah

salah satu jenis sorgum yang dibudidayakan oleh masyarakat NTT. Potensi yang

ada pada sorgum varietas lokal ini, dapat dikembangkan untuk menjadi sumber

pakan berkualitas terutama pada musim kemarau. (Koten dkk, 2012)

Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industri

kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada proses di

evaporator adalah evaporasi. Sedangkan pengertian evaporasi sendiri merupakan


proses perubahan molekul yang memiliki fasa cair dengan spontan menjadi fasa

gas. Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.Aplikasi dari evaporasi pun

sangat bermacam-macam. Hampir seluruh proses di industri menggunakan prinsip

evaporasi sebagai salah satu proses yang ditempuh untuk menghasilkan suatu

produk. (Firdaus, 2015)

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui Peranan Evaporasi

Terhadap Ketersediaan Air Pada Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.)

Moench)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Agroklimatologi Program Studi

Agroekotekbologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta sebagai

bahan informasi bagi pihak yang mebutuhkan.

ii
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi ilmiah tanaman sorgum menurut USDA (United States

Departement of Agriculture) adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae/ tumbuhan

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Super Divisio :

Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisio : Magnoliophyta (tumbuhan

berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu/ monokotil) Subkelas :

Commelinidae Ordo : Poales Familia : Poaceae (suku rumput - rumputan) Genus :

Sorghum Spesies : Sorghum bicolor (L.) Moench (Sinaga, 2005).

Biji sorgum berbentuk bulat, dengan ukuran 4-8 mm. Diantara kulit

(pericarp) dan endosperm dilapisi oleh lapisan testa dan aleuron. Lapisan testa

termasuk pada bagian perikarp dan lapisan aleuron termasuk pada bagian dari

endosperm. Komposisi bagian biji sorgum terdiri atas kulit luar 8 %, lembaga 10

% dan endosperm 82%. Warna biji sorgum sangat bervariasi mulai dari putih,

kuning, merah, coklat dan ungu. Warna biji dipengaruhi oleh warna dan ketebalan

kulit (pericarp), terdapatnya testa serta tekstur dan warna endosperm (Rahmi dkk.,

2007 )

Tanaman sorgum mempunyai batang yang merupakan rangkain berseri dari

ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnya silinder dengan ukuran

diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5-5,0 cm. Tinggi batang tanaman

sorgum bervariasi yaitu antara 0,5-4,0 m tergantung pada varietas. Tinggi batang

sorgum manis yang dikembangkan di China dapat mencapai 5 m, dan struktur

tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak dan penghasil

1
gula. Pada beberapa varietas sorgum batangnya dapat menghasilkan tunas baru

membentuk percabangan atau anakan dan dapat tumbuh menjadi individu baru

selain batang utama (IPB, 2000)

Seperti akar tanaman jagung tanaman sorgum memiliki jenis akar serabut.

Pada ruas batang terendah diatas permukaan tanah biasanya tumbuh akar. Akar

tersebut dinamakan akar adventif. Sebagai tanaman yang termasuk kelas

monokotiledone, sorgum mempunyai sistem perakaran serabut. Akar primer

tumbuh pada saat proses perkecambahan berlangsung dan seiring dengan proses

pertumbuhan tanaman muncul akar sekunder pada ruas pertama. Akar sekunder

kemudian berkembang secara ekstensif yang diikuti matinya akar primer. Pada

tahap selanjutnya, akar sekunder inilah yang kemudian berfungsi untuk menyerap

air dan unsur hara serta memperkokoh tegaknya batang. Toleransi sorgum

terhadap kekeringan disebabkan karena pada endodermis akar sorgum terdapat

endapan silika yang berfungsi mencegah kerusakan akar pada kondisi kekeringan.

Sorgum juga efisen dalam penggunaan air karena didukung oleh sistem perakaran

sorgum yang halus dan letaknya agak dalam sehingga mampu menyerap air

dengan cukup intensif (Dwitjoseputro, 2000)

Sorgum mempunyai daun berbentuk seperti pita sebagaimana jagung atau

padi dengan struktur daun terdiri atas helai daun dan tangkai daun. Posisi daun

terdistribusi secara berlawanan sepanjang batang dengan pangkal daun menempel

pada nodes. Daun sorgum rata-ratapanjangnya satu meter dengan penyimpangan

lebih kuran 10-15 cm. Jumlah daun bervariasi antara 13-40 helai tergantung

2
varietas, namun menyebutkan bahwa jumlah daun sorgum berkisar antara 7-14

helai. (Salisbury dan Ross, 1995)

Syarat Tumbuh

Iklim

Daerah yang mempunyai curah hujan dan kelembaban udara rendah sesuai

untuk tanaman sorgum. Curah hujan 50-100 mm per bulan pada 2,0-2,5 bulan

sejak tanam, diikuti dengan periode kering, merupakan curah hujan yang ideal

untuk keberhasilan produksi sorgum. Walaupun demikian, tanaman sorgum dapat

tumbuh dan menghasilkan dengan baik pada daerah yang curah hujannya tinggi

selama fase pertumbuhan hingga panen. Tanaman sorgum pada musim kemarau

memerlukan pengairan sampai empat kali, bergantung pada jenis tanah dan residu

air tanah. Pati, Jawa Tengah, sorgum diusahakan hanya dengan memanfaatkan

residu air tanaman padi, tanpa penambahan pengairan. Di Bojonegoro dan

Lamongan, Jawa Timur), sorgum dibudidayakan dengan memanfaatkan residu air

rawa yang telah mengering. Untuk memperoleh hasil 5 t/ha dengan menggunakan

varietas unggul yang respon terhadap pemupukan, sorgum memerlukan pengairan

empat kali. (Tabri, 2001)

Tanah

Sorgum dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah, kecuali pada tanah

Podzolik Merah Kuning yang masam, dan mempunyai kemampuan adaptasi yang

luas. Tanaman sorgum mempunyai sistem perakaran yang menyebar dan lebih

toleran dibanding tanaman jagung yang ditanam pada tanah berlapisan keras

dangkal. Walaupun demikian, tanaman sorgum tidak dapat menggantikan

3
tanaman jagung pada kondisi tanah tersebut karena akan hasilnya rendah juga.

Tanah yang sesuai untuk tanaman jagung atau tanaman lainnya, juga sesuai untuk

sorgum dan akan tinggi hasilnya. Sorgum yang lebih toleran kekurangan air

dibandingkan jagung mempunyai peluang untuk dikembangkan di lahan yang

diberakan pada musim kemarau. Tanah Vertisol (Grumusol), Aluvial, Andosol,

Regosol, dan Mediteran umumnya sesuai untuk sorgum. Sorgum memungkinkan

ditanam pada daerah dengan tingkat kesuburan rendah sampai tinggi, asal solum

agak dalam (lebih dari 15 cm). Tanaman sorgum beradaptasi dengan baik pada

tanah dengan pH 6,0-7,5. (Gomez, 2010)

4
PERANAN EVAPORASI TERHADAP KETERSEDIAAN
AIR PADA TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)

Pengertian Evaporasi

Evaporasi merupakan salah satu kompinen penting dalam siklus hidrologi.

Evaporasi dapat dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari, kecepatan angin,

suhu, tekanan udara, dan kelembaban. Faktor – faktor yang mempengaruhi

evaporasi tersebut dapat dibedakan dari satu ke tempat lainnya. Untuk meneliti

evaporasi dan faktor – faktornya ini dapat menggunakan beberapa metode

statistika multivariat. (Marpaung, 2014)

Evaporasi mengacu pada penguapan larutan melalui titik didihnya

sehingga penguapan hanya sampai pada titik didih pelarut dan zat yang terlarut.

Pada penguapan susu segar suhu tinggi dapat menyebabkan perubahan sifat yang

merugikan seperti, hilangnya flavor, warna, rasa maupun nilai nutrisinya. (Huda,

2008)

Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air

yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer

melalui proses evaporasi(penguapan) air sungai, danau dan laut; serta proses

evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman. Laju evaporasi pada

permukaan daun akan menyita jumlah air yang terdapat dalam tubuh tanaman.

(Laksono, 2014)

5
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Evaporasi

Faktor – faktor yang mmepengaruhi evaporasi, diantaranya adalah faktor

meteorologi yang memepengaruhi evaporasi adalah radiasi matahari, suhu udara,

kelembaban udara, dan angin. Evaporasi sangat bergantung kepada karakteristik

lokasi atau tempat sehingga faktor – faktor meteorologi yang berperan dalam

proses evaporasi dapat berbeda dari tempat ke tempat lainnya. (Wianata, 2015)

Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu

udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang disebutkan

diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia. Penguapan air dapat dibedakan ke

dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi

pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi),

sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah. (Permatasari, 2011)

Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi : 1.)

Penutupan stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena

kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi

apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula

kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-

mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi

pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya

dan kelembapan. 2.) Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata,

dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih

6
sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata 3.)

Jumlah daun. Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.

4.) Penggulungan atau pelipatan daun. (Pratama, 2009)

Kelebihan Evaporasi

Kelebihan evaporasi terdapat pada evaporator nya yang merupakan

penghematan yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan

untuk memberikan panas pada alat penguapan dan dengan memadatkan kembali

uap tersebut. Apabila dibandingkan dengan antara alat penguapan n-efek,

kebutuhan uap diberikan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran n-kali

dari pada yang dibutuhkan untuk akat penguapan berefek tunggal, untik pekerjaan

yang sama. (Sinulingga, 2004)

Manfaat Evaporasi Bagi Pertanian

Evaporasi berdampak pada pertanian khususnya pada pembentukan

tanaman. Perpindahan panas dibutuhkan dalam pengeringan benih hanya dapat

dikeringkan dengan mengevaporasikan uap air dari permukaannya. Tujuan dari

evaporasi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan konsentrasi larutan

sebelum di proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan sehingga dapat

menghemat biaya, menurunkan aktivitas air dengan cara menaikkan konsentrasi

solid terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya dalam pembuatan susu kental

manis. (Dennis, 2001)

7
Peranan Evaporasi Terhadap Ketersediaan Air Pada Tanaman Sorgum

(Sorghum bicolor (L.) Moench

Kebutuhan air bagi tumbuhan berbeda-beda, tergantung jenis tumbuhan dan

fase pertumbuhannya. Pada musim kemarau, tumbuhan sering mendapatkan

cekaman air (water stress) karena kekurangan pasokan air di daerah perakaran dan

laju evapotranspirasi yang melebihi laju absorbsi air oleh tumbuhan. Sebaliknya

pada musim penghujan, tumbuhan sering mengalami kondisi jenuh air

Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial

dikembangkan di Indonesia. Sorgum dapat digunakan sebagai pangan, pakan, dan

bioenergi (bioetanol), mampu beradaptasi pada lahan marginal dan membutuhkan

air relatif lebih sedikit karena lebih toleran terhadap kekeringan dibanding

tanaman pangan lain.

Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik air

sampai tercapai potensial air kritis dalam tanah. Air yang dapat diserap dari tanah

oleh akar tumbuhan disebut air yang tersedia. Air yang tersedia merupakan

perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang dan jumlah air

dalam tanah pada persentase pelayuan permanen. Air pada kapasitas lapang

adalah air yang tetap tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir ke bawah karena

gaya gravitasi; sedangkan air pada persentase pelayuan permanen adalah apabila

pada kelembaban tanah tersebut tumbuhan yang tumbuh diatasnya akan layu dan

tidak akan segar kembali dalam atmosfer dengan kelembaban relatif 100%.

8
KESIMPULAN

1. Evaporasi merupakan salah satu kompinen penting dalam siklus hidrologi.

Evaporasi dapat dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari, kecepatan

angin, suhu, tekanan udara, dan kelembaban.

2. Evaporasi mengacu pada penguapan larutan melalui titik didihnya sehingga

penguapan hanya sampai pada titik didih pelarut dan zat yang terlarut.

3. Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi

4. Faktor – faktor yang mmepengaruhi evaporasi, diantaranya adalah faktor

meteorologi yang memepengaruhi evaporasi adalah radiasi matahari, suhu

udara, kelembaban udara, dan angin.

5. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu udara, dan

kapasitas kadar air dalam udara

6. Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi yaitu Penutupan

stomata, Jumlah dan ukuran stomata, Jumlah daun, dan Penggulungan atau

pelipatan daun

7. Kelebihan evaporasi terdapat pada evaporator nya yang merupakan

penghematan yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat

penguapan untuk memberikan panas pada alat penguapan dan dengan

memadatkan kembali uap tersebut.

8. Evaporasi berdampak pada pertanian khususnya pada pembentukan tanaman.

9. Kebutuhan air bagi tumbuhan berbeda-beda, tergantung jenis tumbuhan dan

fase pertumbuhannya

9
10. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial

Di Indonesia

11 Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik air

sampai tercapai potensial air kritis dalam tanah

10
DAFTAR PUSTAKA

Dani, A.A. Dian. Damaola. Edo. Milang. Makruf. Muhammad. Praktikum

Evaporasi. Universitas Negeri Malang

Dennis, T. 2008. Laporan Praktikum Agriklimatologi Evaporasi dan Penguapan.

Universitas Brawijaya

Dwitjoseputro, D. 1985. Penggantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia : Jakarta

Firdaus, M. 2015. Mesin Dan Instrumentasi Industri Evaporasi. Institut Teknologi

Indonesia

Gomez. 2010. Pengaruh perlakuan jarak tanam dan pemupukan. Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta

Hasanah, U. 2014. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Universitas

Muhammadiyah Malang

Huda, S. 2008. Analisa Proses Pengentalan Susu Evaporasi Pada Berbagai

Perlakuan Suhu Dengan Menggunakan Evaporator Vakum Tipe Water

Jet. Universitas Brawijaya. Malang

IPB. 2000. Karakteristik Tanaman Sorgum. Institut Pertanian Bogor

11
Koten, B. B. Djoko. Nono. Bambang. 2012. Produksi Tanaman Sorgum

(Sorghum bicolor (L.) Moench) Varietas Lokal Rote Sebagai Hijauan

Pakan Ruminansia Pada Umur Panen Dan Dosis Pupuk Urea yang

Berbeda. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Laksono, Y. 2014. Laporan Praktikum Agroklimatologi Universitas Sebelas

Maret. Surakarta

Marpaung, H. R. J. 2014. Penentuan Model Evaporasi Menggunakan Kombinasi

Klaster Dan Analisis Komponen Utama. Meda

Permatasari,S. 2011. Laporan Praktikum Agroklimatologi Evaporasi. Universitas

Syiah Kuala Darussalam. Banda Aceh

Pratama. T. A. 2009. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Transpirasi dan

Evaporasi. Universitas Andalas

Rahmi,A. Sinta. Supriyadi. 2007. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. UI

Press. Jakarta

Salisbury dan Ross, 1995. Makalah Dasar – Dasar Teknologi Budidaya Komodisi

Sorgum. Universitas Riau

Sinaga, R. 2005. Tanggap Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Dan Akibat

Penurunan Ketersediaan Air. Institut Pertanian Bogor

Sinulingga, S. 2004. Praktikum Evaporasi. Universitas Andalas. Padang

12
Sumarno. 2013. Budidaya Tanaman Sorgum di Indonesia. Universitas Lampung

Tabri, F dan Zubachtirodin. 2001. Budi Daya Tanaman Sorgum. Balai Penelitian

Tanaman Serealia

Wardana, G. B W. 2016. Laporan Praktikum Satuan Operasi II Evaporasi Jus


Tebu. Universitas Lampung

Winata, A. M. G. 2015. Praktikum Hidrologi Mengenai Hidrogeologi, Perlokasi,


Transpirasi, Evaporasi, Intersepsi, Debit Sungai di Desa Cikembang
Dan Storage Di Situ Cisanti. Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung

13

Anda mungkin juga menyukai