PAPER
OLEH:
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PERANAN EVAPORASI TERHADAP KETERSEDIAAN
AIR PADA TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)
PAPER
OLEH:
Paper merupakan salah satu syarat untuk dapat Memenuhi Komponen Penilaian
Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroeketeknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Judul : Peranan Evaporasi Terhadap Ketersediaan Air Pada Tanaman
Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench)
Nama : Magdalena Setiani Limbong
NIM : 170301014
Program Studi : Agroteknologi
Diketahui Oleh :
Asisten Koordinator
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
Ketersediaan Air Pada Tanaman Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) yang
mata kuliah Agroklimatologi yaitu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, M.S ;
Dr. Nini Rahmawati S.P, M.Si ; Dr. Ir. Yayah Hasanah ; Ir. Irsal M.P ; Ir.T.
Iramansyah, M.P ; Ir. Lisa Mawarni dan kepada abang serta kakak asisten
Penulis menyadari bahwa paper ini belum sempurna. Oleh karena itu,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………… i
Tujuan Praktikum……………………………………………… ii
Kegunaan Penulisan………………………………………….... ii
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman……………………………………………….. 1
Syarat Tumbuh…………………………………………………
Iklim…………………………………………………… 3
Tanah…………………………………………………... 4
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Alat yang digunakan dalam
proses evaporasi disebut evaporator. Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi
mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari
bentuk cair menjadi uap. Evaporator memiliki dua fungsi dalam proses evaporasi
yaitu memindahkan panas dan memisahkan uap yang terbentuk dari campuran
cairannya. Proses evaporasi akan menurunkan aktivitas air dalam bahan hasil
pertanian sehingga kadar air pada bahan hasil pertanian akan rendah, penurunan
aktifitas air ini akan membuat bahan lebih awet karena proses pertumbuhan pada
mikroba akan terhambat. Bahan hasil pertanian merupakan bahan pangan yang
diantaranya adalah jumlah air (kuantitas, densitas, warna, padatan, dsb) dan
kuantitas energy yang dipancarkan oleh matahari (insolasi). Dalam skala luas,
kedua factor tersebut sangat memengaruhi esensi dari evaporasi. Apabila energy
yang dipancarkan oleh matahari (insolasi) besar, namun ketersediaan air kurang,
lembab dan aliran transpirasi air oleh tanaman yang tumbuh potensi
i
Evapotranspiration (Ep), jumlah maksimum uap yang bisa ditransfer dari
Evapotranspiration (Ea), adalah jumlah maksimum uap yang bisa ditransfer dari
suatu area ke atmosfer yang tidak hanya tergantung pada kondisi Meteorologi ,
tetapi juga pada ketersediaan air untuk memenuhi permintaan atmosfer dan, dalam
kali, para ilmuwan membedakan antara dua aspek yang berbeda dari
atmosfer untuk menghilangkan air dari permukaan melalui proses penguapan dan
aliran transpirasi dengan asumsi tidak ada kontrol pasokan air. Sebenarnya
pengelolaan sumber daya air. Di seluruh dunia manusia terlibat dalam produksi
berbagai tanaman tanaman. Banyak dari tanaman ini tumbuh di lingkungan yang
melengkapi kebutuhan air tanaman itu. Manajer dari tanaman ini dapat
Afrika, sekitar 7.000 tahun yang lalu. Dari tanah asal tersebut tanaman sorgum
wilayah ke wilayah lain, sehingga sejak awal abad ke-9 sudah ditanam di berbagai
ladang petani di seluruh negara Afrika. Daya adaptasi yang cukup baik pada lahan
kering dan tumbuh baik dengan input minimal, maka sorgum berkembang luas
imigran dari Afrika pada abad ke- 18. Pada awalnya, sorgum ditanam untuk bahan
luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, membutuhkan input lebih sedikit
serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain.
Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, 332 kal kalori dan 11,0 g
protein/100 g biji pada biji, dan bagian vegetatifnya 12,8% protein kasar, sehingga
dapat dibudidayakan secara intensif sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak
ruminansia terutama pada musim kemarau. Sorgum lokal varietas Rote adalah
salah satu jenis sorgum yang dibudidayakan oleh masyarakat NTT. Potensi yang
ada pada sorgum varietas lokal ini, dapat dikembangkan untuk menjadi sumber
kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada proses di
gas. Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.Aplikasi dari evaporasi pun
evaporasi sebagai salah satu proses yang ditempuh untuk menghasilkan suatu
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui Peranan Evaporasi
Moench)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat
ii
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Biji sorgum berbentuk bulat, dengan ukuran 4-8 mm. Diantara kulit
(pericarp) dan endosperm dilapisi oleh lapisan testa dan aleuron. Lapisan testa
termasuk pada bagian perikarp dan lapisan aleuron termasuk pada bagian dari
endosperm. Komposisi bagian biji sorgum terdiri atas kulit luar 8 %, lembaga 10
% dan endosperm 82%. Warna biji sorgum sangat bervariasi mulai dari putih,
kuning, merah, coklat dan ungu. Warna biji dipengaruhi oleh warna dan ketebalan
kulit (pericarp), terdapatnya testa serta tekstur dan warna endosperm (Rahmi dkk.,
2007 )
ruas (internodes) dan buku (nodes). Bentuk batangnya silinder dengan ukuran
diameter batang pada bagian pangkal antara 0,5-5,0 cm. Tinggi batang tanaman
sorgum bervariasi yaitu antara 0,5-4,0 m tergantung pada varietas. Tinggi batang
tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan untuk pakan ternak dan penghasil
1
gula. Pada beberapa varietas sorgum batangnya dapat menghasilkan tunas baru
membentuk percabangan atau anakan dan dapat tumbuh menjadi individu baru
Seperti akar tanaman jagung tanaman sorgum memiliki jenis akar serabut.
Pada ruas batang terendah diatas permukaan tanah biasanya tumbuh akar. Akar
tumbuh pada saat proses perkecambahan berlangsung dan seiring dengan proses
pertumbuhan tanaman muncul akar sekunder pada ruas pertama. Akar sekunder
kemudian berkembang secara ekstensif yang diikuti matinya akar primer. Pada
tahap selanjutnya, akar sekunder inilah yang kemudian berfungsi untuk menyerap
air dan unsur hara serta memperkokoh tegaknya batang. Toleransi sorgum
endapan silika yang berfungsi mencegah kerusakan akar pada kondisi kekeringan.
Sorgum juga efisen dalam penggunaan air karena didukung oleh sistem perakaran
sorgum yang halus dan letaknya agak dalam sehingga mampu menyerap air
padi dengan struktur daun terdiri atas helai daun dan tangkai daun. Posisi daun
lebih kuran 10-15 cm. Jumlah daun bervariasi antara 13-40 helai tergantung
2
varietas, namun menyebutkan bahwa jumlah daun sorgum berkisar antara 7-14
Syarat Tumbuh
Iklim
Daerah yang mempunyai curah hujan dan kelembaban udara rendah sesuai
untuk tanaman sorgum. Curah hujan 50-100 mm per bulan pada 2,0-2,5 bulan
sejak tanam, diikuti dengan periode kering, merupakan curah hujan yang ideal
tumbuh dan menghasilkan dengan baik pada daerah yang curah hujannya tinggi
selama fase pertumbuhan hingga panen. Tanaman sorgum pada musim kemarau
memerlukan pengairan sampai empat kali, bergantung pada jenis tanah dan residu
air tanah. Pati, Jawa Tengah, sorgum diusahakan hanya dengan memanfaatkan
rawa yang telah mengering. Untuk memperoleh hasil 5 t/ha dengan menggunakan
Tanah
Sorgum dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah, kecuali pada tanah
Podzolik Merah Kuning yang masam, dan mempunyai kemampuan adaptasi yang
luas. Tanaman sorgum mempunyai sistem perakaran yang menyebar dan lebih
toleran dibanding tanaman jagung yang ditanam pada tanah berlapisan keras
3
tanaman jagung pada kondisi tanah tersebut karena akan hasilnya rendah juga.
Tanah yang sesuai untuk tanaman jagung atau tanaman lainnya, juga sesuai untuk
sorgum dan akan tinggi hasilnya. Sorgum yang lebih toleran kekurangan air
ditanam pada daerah dengan tingkat kesuburan rendah sampai tinggi, asal solum
agak dalam (lebih dari 15 cm). Tanaman sorgum beradaptasi dengan baik pada
4
PERANAN EVAPORASI TERHADAP KETERSEDIAAN
AIR PADA TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)
Pengertian Evaporasi
evaporasi tersebut dapat dibedakan dari satu ke tempat lainnya. Untuk meneliti
sehingga penguapan hanya sampai pada titik didih pelarut dan zat yang terlarut.
Pada penguapan susu segar suhu tinggi dapat menyebabkan perubahan sifat yang
merugikan seperti, hilangnya flavor, warna, rasa maupun nilai nutrisinya. (Huda,
2008)
Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air
yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air di lapisan atmosfer
melalui proses evaporasi(penguapan) air sungai, danau dan laut; serta proses
permukaan daun akan menyita jumlah air yang terdapat dalam tubuh tanaman.
(Laksono, 2014)
5
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Evaporasi
lokasi atau tempat sehingga faktor – faktor meteorologi yang berperan dalam
proses evaporasi dapat berbeda dari tempat ke tempat lainnya. (Wianata, 2015)
udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang disebutkan
diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia. Penguapan air dapat dibedakan ke
kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi
apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula
kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-
pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya
dan kelembapan. 2.) Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata,
6
sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata 3.)
Jumlah daun. Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.
Kelebihan Evaporasi
penghematan yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan
untuk memberikan panas pada alat penguapan dan dengan memadatkan kembali
kebutuhan uap diberikan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran n-kali
dari pada yang dibutuhkan untuk akat penguapan berefek tunggal, untik pekerjaan
solid terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya dalam pembuatan susu kental
7
Peranan Evaporasi Terhadap Ketersediaan Air Pada Tanaman Sorgum
cekaman air (water stress) karena kekurangan pasokan air di daerah perakaran dan
laju evapotranspirasi yang melebihi laju absorbsi air oleh tumbuhan. Sebaliknya
Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial
air relatif lebih sedikit karena lebih toleran terhadap kekeringan dibanding
Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik air
sampai tercapai potensial air kritis dalam tanah. Air yang dapat diserap dari tanah
oleh akar tumbuhan disebut air yang tersedia. Air yang tersedia merupakan
perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang dan jumlah air
dalam tanah pada persentase pelayuan permanen. Air pada kapasitas lapang
adalah air yang tetap tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir ke bawah karena
gaya gravitasi; sedangkan air pada persentase pelayuan permanen adalah apabila
pada kelembaban tanah tersebut tumbuhan yang tumbuh diatasnya akan layu dan
tidak akan segar kembali dalam atmosfer dengan kelembaban relatif 100%.
8
KESIMPULAN
penguapan hanya sampai pada titik didih pelarut dan zat yang terlarut.
5. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu udara, dan
stomata, Jumlah dan ukuran stomata, Jumlah daun, dan Penggulungan atau
pelipatan daun
fase pertumbuhannya
9
10. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial
Di Indonesia
11 Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik air
10
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Brawijaya
Indonesia
Muhammadiyah Malang
11
Koten, B. B. Djoko. Nono. Bambang. 2012. Produksi Tanaman Sorgum
Pakan Ruminansia Pada Umur Panen Dan Dosis Pupuk Urea yang
Maret. Surakarta
Press. Jakarta
Salisbury dan Ross, 1995. Makalah Dasar – Dasar Teknologi Budidaya Komodisi
12
Sumarno. 2013. Budidaya Tanaman Sorgum di Indonesia. Universitas Lampung
Tabri, F dan Zubachtirodin. 2001. Budi Daya Tanaman Sorgum. Balai Penelitian
Tanaman Serealia
13