Abstrak :
Agroforestri sebagai pertanian masa depan, karena memiliki manfaat ekologi dan ekonomi. Para petani
di Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kota Batu sebagian besar telah menerapkan sistem agroforestri
di lahan pertaniannya karena pernah terjadi masalah-masalah alih fungsi lahan. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengkaji penerapan dari sistem agroforestri dilihat dari manfaat ekologi dan ekonomi dan
perbadingan agroforestri dengan Desa Waturejo. Dengan menggunakan empat titik pengamatan yang
mewakili perbedaan jenis, umur, dan kerapatan tanaman. Berdasarkan data yang telah diperoleh disetiap titik
pengamatan dapat di ketahui bahwa total nilai c-stock tanaman yang terbesar yaitu pada C1 sebesar 13,53
ton/ha, plot C2 sebesar 2873,01 ton/ha, plot C3 sebesar 31,17 ton/ha dan plot C4 sebesar 1105,04 ton/ha .
Sedangkan untuk biomassa pada plot C1 (69.68), C2 (20.05), C3 (495.43), dan C4 (6.68). Plot C3 memiliki
biomassa tertinggi dibanding plot lain. Untuk manfaat ekonomi pada C1 Sengon dapat dipanen dalam kurun
waktu 5-7 tahun. Nilai jual sengon begantung tiap m 3 kayunya. Kayu sengon dapat dijual seharga Rp.
1000.000 per m3. Pendapatan yang didapatkan oleh petani agroforestri cenderung berkelanjutaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari panen kopi yang dapat dilakukan setiap musim. Petani Desa Sumberagung baik
dalam menjalankan budidaya tanaman diantaranya adalah teknik budidaya yang diterapkan, jenis tanaman
yang dibudidayakan serta inisiatif yang diambil untuk memecahkan permasalahan.
Kata kunci: agroforestri, desa sumberagung, c-stock, manfaat ekonomi, ekologi.
Gunakan data DBH yang diperoleh a) Menyiapkan 1 buah box sample, tongkat
sebelumnya untuk mengestimasi LBD pohon. kayu, palu dan pisau, bersihkan seresah
untuk mengestimasi biomasa setiap pohon dengan kasar pada permukaan tanah.
memasukkannya dalam rumus-rumus yang ada. b) Menancapkan box sample ke permukaan
tanah, tekan perlahan-lahan dan pukul
perlahan-lahanmenggunakan tongkat kayu terdapat pada lokasi tersebut yaitu terdapat
dan paluhingga box sample masuk ke pohon durian, sengon, kopi, langsep,
dalam tanah sesuai kedalaman 10 cm. manggis, salak, alpukat dan kelapa. Dengan
c) Gali tanah menggunakan pisau sekitar 5 berkembangnya sistem pertanian yang ada di
cm jaraknya dari box sample, lanjutkan desa Sumberagung ini menjadikan desa
dengan memukul box sample pelan-pelan Sumberagung sebagai salah satu desa maju di
menggunakan palu karet hingga box kecamatan Ngantang.
sample masuk secara sempurna ke dalam b. Luas Bidang Dasar (LBD) Relatif
tanah. Berdasarkan Pengukuran LBD pohon
d) Tutuplah bagian atas box tanah tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kerapatan
dengan plastik dan ikatlah dengan karet tanaman di suatu hamparan lahan. Metode ini
gelang. digunakan untuk membedakan agroforestri
e) Potong tanah di bawah box menggunakan dengan tingkat kompleksitasnya. Pada
pisau tanah, setelah tanah terpotong pengamatan plot lahan kelompok C1, data LBD
angkatlah perlahanlahan agar tanah tetap relatif sebesar 39,79. Sedangkan LBD relatif pada
berada utuh di dalam box. kelompok C2 sebesar 58,16. Nilai perbandingan
f) Balikkan box tanah dan keluarkan semua antara agroforestri kelompok C1 dan C2 lebih
tanah yang ada dalam box besi, besar pada C2 dikarenakan tingkat kerapatan
tampunglah dalam kantong plastik dan tajuknya lebih tinggi dibandingkan dengan C1.
timbang berat basahnya (W1, g/4000 Hal ini dikarenakan jenis tanaman yang terdapat
cm3) dan catat beratnya. di plot lahan kelompok C2 lebih kompleks bila
Kemudian ambil sub-contoh tanah dan dilihat dari naungan dan diameter batang.
timbang sebanyak 50 g (W2). Keringkan sub- Pada kelompok C1, rata-rata diameter batang
contoh tanah tersebut dalam oven pada suhu 105 0 pohon sebesar 8,8316 cm. Sedangkan pada
C selama 48 jam, dan timbang berat keringnya kelompok C2 sebesar 11,78 cm. Selain itu
(W3). Kemudian hitung volume tanah dan berat ketinggian rata-rata tiap jenis pohon berbeda.
kering dalam box menggunakan rumus. Adapun perbedaan ketinggian antar jenis pohon
pada plot lahan kelompok C2 lebih signifikan.
C. HASIL
a. Kondisi Umum Wilayah Pada plot lahan pengamatan C3 didapatkan
LBD relatif sebesar 17,589 yang mana nilai
Lokasi fieldtrip agroforestri dilaksanakan di tersebut lebih kecil dari LBD relatif pada plot
dua tempat, yaitu di desa Sumberagung dan di lahan kelompok C4 yaitu sebesar 19,57 pada
desa Waturejo, kecamatan Ngantang, lokasi pengamatan yang sama. Namun perbedaan
kabupaten Malang. Dua lokasi tersebut dipilih
ini tidak signifikan dibandingkan dengan
karena sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
perbedaan antara kelompok C1 dan C2 pada
untuk kegiatan fieldtrip agroforestri yaitu
lokasi yang sama. Diantara keempat plot lahan
memiliki berbagai sistem yang bervariasi
dalam satu lanskap. Secara administratif desa pengamatan di dua lokasi, hasil pengukuran LBD
Sumberagung termasuk dalam wilayah relatif tertinggi adalah pada plot kelompok C2 dan
kecamatan Ngantang bagian barat dengan luas memiliki sistem agroforestri yang paling
wilayah seluruhnya adalah 756.688 ha. Dari kompleks diantara keempatnya.
segi topografi, desa Sumberagung mempunyai
c. Kondisi kerapatan tajuk dan tinggi
tanah yang cukup subur, dengan relief
tanaman
perbukitan. Dengan adanya DAS Konto yang
mengalir di sawah desa Sumberagung sangat Dari hasil sebaran koordinat pohon pada lokasi
mendukung laju perekonomian masyarakat 1 menunjukan bahwa pada plot tersebut terdapat
terutama di bidang pertanian dengan kondisi berbegai jenis pohon diantaranya kopi, pisang,
tanahnya yang cukup subur. Dalam penerapan langsep, pepaya, lamtoro dan sengon. Dilihat dari
sistem agroforestri, susunan vegetasi yang
pola persebaran koordinat pohon menujukan pohon sehingga lokasi 4 di klasifikasikan
bahwa lokasi 1 memiliki komponen tanaman yang mempunyai tutupan lahan yang tergolong terbuka.
multistrata hal tersebut dilihat dari jenis pohon Sehingga dari keempat lokasi pengamatan
yang ditanam. Jenis pohon yang ditanam memiliki dapat di simpulkan bahwa lokasi 1 memiliki
tinggi yang berbeda dengan luas kanopi yang tingkat tutupan lahan yang paling rapat jika di
berbeda sehingga menimbulkan keanekaragaman bandingkan dengan lokasi 2,3 dan 4. Lokasi 2
strata pohon. Berdasarkan jenis pohon dan jumlah memiliki tingkat tutupan lahan yang tergolong
pohon sehingga lokasi 1 di klasifikasikan sedang, sedangkan untuk lokasi 3 dan 4 memiliki
mempunyai tutupan lahan yang tergolong cukup tingkat tutupan lahan yang tergolong terbuka.
rapat.
Pada lokasi 2 menunujukan bahwa sebaran
koordinat pohon pada plot tersebut terdiri dari Koordinat
berbagai jenis pohon diantaranya durian, kopi, Pohon Lahan 1
kayu manis, sengon, langsep dan lamtoro. Dilihat
dari pola persebaran koordinat pohon menujukan 25
bahwa lokasi 2 memiliki komponen tanaman yang 20
multistrata hal tersebut dilihat dari jenis pohon 15
Nilai Y
yang ditanam. Jenis pohon yang ditanam memiliki 10
tinggi yang berbeda dengan luas kanopi yang 5
berbeda sehingga menimbulkan keanekaragaman 0
strata pohon. Berdasarkan jenis pohon dan jumlah 0 5 10 15 20 25
pohon sehingga lokasi 2 di klasifikasikan Nilai X
mempunyai tutupan lahan yang tergolong terbuka.
Pada lokasi 3 menunujukan bahwa sebaran
koordinat pohon pada plot tersebut terdiri dari
berbagai jenis pohon diantaranya kopi, sengon, Koordianat
durian, pisang dan lamtoro. Dilihat dari pola Pohon Lokasi 2
persebaran koordinat pohon menujukan bahwa
12
lokasi 3 memiliki komponen tanaman yang
10
multistrata hal tersebut dilihat dari jenis pohon 8
yang ditanam. Jenis pohon yang ditanam memiliki
Nilai Y
6
tinggi yang berbeda dengan luas kanopi yang 4
berbeda sehingga menimbulkan keanekaragaman 2
strata pohon. Berdasarkan jenis pohon dan jumlah 0
0 2 4 6 8 10 12
pohon sehingga lokasi 3 di klasifikasikan
mempunyai tutupan lahan yang tergolong sedang. Nilai X
Pada lokasi 4 menunujukan bahwa sebaran
koordinat pohon pada plot tersebut terdiri dari
berbagai jenis pohon diantaranya kopi, durian,
pisang, mindi, waru dan lamtoro. Dilihat dari
pola persebaran koordinat pohon menujukan
bahwa lokasi 3 memiliki komponen tanaman yang
multistrata hal tersebut dilihat dari jenis pohon
yang ditanam. Jenis pohon yang ditanam memiliki
tinggi yang berbeda dengan luas kanopi yang
berbeda sehingga menimbulkan keanekaragaman
strata pohon. Berdasarkan jenis pohon dan jumlah
adanya variasi pohon, terutama pada pohon
Koordinat Pohon berkayu. Adanya variasi pohon berkayu akan
Lokasi 3 memberikan daya simpan karbon yang berbeda-
beda pula. Hal ini dapat dilihat dari jenis pohon,
30 diameter pohon, umur pohon dan lain sebagainya.
20
10 Nilai cadangan karbon akan bervariasi yang akan
Nilai Y