Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“KADAR PATI”

Disusun Oleh
Nama : Adjen Falah Muhammad
NIM : 215040200111158
Kelas :P
Asisten : Sofika Rahmadani

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karbohidrat adalah bahan pangan yang dibutuhkan manusia agar memiliki


energi untuk beraktivitas. Dalam keseharian karbohidrat memiliki beberapa fungsi
seperti sebagai sumber energi, membentuk struktur sel, struktur penunjang
tanaman, dan komponen asam nukleat Karbohidrat adalah suatu senyawa organik
yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana contohnya yaitu monosakaridadan disakarida.
Sedangkan, karbohidrat kompleks contohnya yaitu polisakarida seperti pati dan
selulosa. Pati dalam kegiatan sehari-hari memiliki fungsi yang sangat banyak
contohnya pada bidang industri makanan. Maka dari itu, dilakukannya praktikum
kali ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam tentang karbohidrat hingga
pembagiannya.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian karbohidrat
2. Mengetahui fungsi karbohidrat
3. Mengetahui macam-macam karbohidrat
4. Mengetahui definisi pati
5. Mengetahui cara dalam menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis

1.3. Manfaat
Manfaat dari dilakukannya praktikum kali ini yaitu praktikan dapat
mengetahui pengertian dari karbohidrat, mengetahui fungsi karbohidrat,
mengetahui macam-macam karbohidrat, mengetahui definisi pati, dan mengetahui
cara dalam menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Sehingga nantinya
dapat melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui kadar-kadar suatu reaksi
kimia menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis pada Laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah suatu senyawa organik yang memili kandungan atom C,
H, dan O yang dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakrida (Farni, 2019). Menurut Nurcahyani et al.
(2019), menjelaskan bahwa karbohidrat merupakan suatu senyawa yang dapat
dihidrolisis menjadi polisakarida aldehid dan keton.Carbohydrate are biomolecules
widely available in all life form and fulfil aplethora of functions (Savino dan Marco,
2020). Karbohidrat adalah biomolekul yang banyak tersedia di semua bentuk
kehidupan dan memiliki banyak fungsi (Savino dan Marco, 2020). Carbohydrate
are polyhydroxylated aldehydes or ketones and their derivates (Soengas et al.,
2011). Karbohidrat adalah aldehida atau keton polihidroksilasi dan turunannya
(Soengas et al., 2011).

2.2. Fungsi Karbohidrat


Karbohidrat pada makhluk hidup dikenal sebagai sumber energi utama.
Karbohidrat umumnya merupakan bahan pangan yang dibutuhkan manusia agar
memiliki energi untuk beraktivitas. Karbohidrat merupakan senyawa yang berperan
sebagai sumber energi (glukosa, pati, glikogen), membentuk struktur sel
(glikoprotein), struktur penunjang tanaman (selulosa), dan komponen asam nukleat
(Wulandari, 2012). Menurut Wijayanti (2017), pada manusia beberapa fungsi
karbohidrat adalah sumber energi, cadangan energi, sumber serat pangan,
membantu metabolisme lemak dan protein, serta bahan bakar bagi sistem saraf
pusat dan otot.

2.3. Macam-Macam Karbohidrat


Karbohidrat diklasifikasi menjadi dua, yaitu karbohidrat sederhana dan
kmpleks. Karbohidrat sederhana yaitu monosakarida disakarida, dan oligoskaarida;
sedangkan karbohidrat kompleks yaitu polisakarida (Purba et al., 2021).
Monosakarida adalah senayawa karbohidrat atau gula yang paling sederhana,
contohnya seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa (Mardhatilah,
2019). Disakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari dua monosakaridayang
dihubungkan oleh ikatan O-glikosidik (Purba et al., 2021). Sedangkan, polisakarida
merupakan polimer karbohidrat kompleks yang berbentuk dari banyak
monosakarida, contohnya seperti pati, glikogen, selulosa, dan kitin (Mardhatilah,
2019).

2.4. Definisi Pati


Pati (amilum) merupakan senyawa yang tersusun dari dua macam
karbohidrat, yaitu amilosa dan amilopektin dengan komposisis yang berbeda-beda
yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin (Tuhuloula et al., 2013). Pati
merupakan polisakarida hasil sintesis dari tanaman hijau melalui proses fotosintesis
(Mardhatilah, 2019). Starch is a polysaccharide of glucose made two type of a-D-
glucan chains, amylose and amylopectin (Egharevba, 2019). Patimerupakan
polisakarida glukosa yang terbuat dari dua jenis rantai a-D-glukan, yaitu amilosa
dan amilopektin (Egharevba, 2019). Starch is classified as one of the three
polysaccharides widely distributed innature along with cellulose and chitin
(Mohamed, 2021). Pati diklasifikasikan sebagai salah satu dari tiga polisakarida
yang didistribusikan secara luas bersama dengan selulosa dan kitin (Mohamed,
2021).

2.5. Metode Spektrofotometri UV-VIS


Spektrofotometri UV-Vis merupakan teknik analisis spektroskopi yang
memakai elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380) dan sinar tampak (380-780).
Alat ini melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang
dianalisis (Novianto, 2020). Menurut Novianto (2020), dijelaskan bahwa
spektrofotometri tersusun atas sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko. Bila cahaya
UV-tampak (UV-Vis) dilewatkan pada senyawa kimia maka sebagian dari cahaya
tersebut akan diserap molekul (Khaidun, 2018).
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Pisau
2. Timbangan
3. Parutan
4. Saringan
5. Gelas beker
6. Tabung reaksi
7. Pipet
8. Gelas ukur
9. Cuvet
10. Spektrofotometer

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Singkong 25 gr
2. Kentang 25 gr
3. Tepung beras
4. Aquadest
5. Larutan Kalium Iodida (KI)

3.2. Langkah Kerja


Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Potong dan Kupas singkong dan kentang menjadi bagian-bagian kecil dan
ditimbang sebanyak 25 gr
3. Parut singkong dan kentang sampai halus
4. Campurkan hasil parutan singkong serta kentang masing-masing ditambahkan
dengan 100 ml aquadest pada beaker glass, lalu diaduk sampai homogen
5. Saring larutan singkong dan kentang
6. Ambil beberapa sampel singkong dan kentang masing-masing sebanyak 6
perlakuan yaitu 1, 2, 3, 5, 7, dan 10 ml yang ditempatkan pada tabung reaksi
7. Tambahkan aquadest pada masing-masing tabung sampai total lartuan 10 ml
8. Ambil larutan KI dan teteskan 1 tetes pada masing-masing tabung reaksi
9. Lakukan blanking spektrofotometer dengan pelarut dengan panjang gelombang 610
nanometer
10. Masukkan masing-masing larutan ke dalam cuvet
11. Masukkan cuvet ke dalam spektrofotometer untuk mengukur absorbansinya
12. Amati dan Catat Hasil

3.3. Analisa Perlakuan


Pada praktikum kali ini, akan dianalisa kadar pati dari masing-masing
perlakuan yang berbeda konsentrasi pada larutan singkong dan kentang. Perlakuan
dilakukan sejumlah 6 konsentrasi, yaitu 1, 2, 3, 5,7, dan 10 mL larutan singkong
dan kentang. Masing-masing larutan diteteskan larutan KI untuk selanjutnya akan
diamati nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer. Masing-masing
konsentrasi nantinya akan menghasilkan nilai absorbansi yang berbeda untuk
selanjutnya dianalisis persentase dari kadar pati pada singkong dan kentang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tabel Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Adapun hasil dari pengamatan nilai absorbansi dari masing-masing
konsentrasi singkong dan kentang akan disajikan pada tabel berikut.

Konsentrasi larutan Nilai Absorbansi


(g/ml)
Pati Singkong Kentang
C R i R -R i o Si S -Si o Si S -S
i o

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00


0,001 0,226 0,226 0,388 0,388 0,085 0,085
0,002 0,573 0,573 0,576 0,576 0,103 0,103
0,003 0,705 0,705 1,164 1,164 0,129 0,129
0,005 1,495 1,495 1,430 1,430 0,237 0,237
0,007 1,647 1,647 2,163 2,163 0,303 0,303
0,010 2,042 2,042 3,569 3,569 0,428 0,428

Perhitungan:
A. Singkong
1) Konsentrasi 1 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,338 x 0,001 x 100 x 𝑥 0,85
0,226 25

= 0,508
2) Konsentrasi 2 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,576 x 0,002 x 100 x 𝑥 0,85
0,573 25

= 0,683
3) Konsentrasi 3 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 1,164 x 0,003 x 100 x 𝑥 0,85
0,705 25

= 1,684
4) Konsentrasi 5 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊
100
= 1,430 x 0,005 x 100 x 𝑥 0,85
1,495 25

= 1,626
5) Konsentrasi 7 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 2,163 x 0,007 x 100 x 𝑥 0,85
1,647 25

= 3,125
6) Konsentrasi 10 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 3,569 x 0,010 x 100 x 𝑥 0,85
2,042 25

= 5,942
B. Kentang

1) Konsentrasi 1 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,085 x 0,001 x 100 x 𝑥 0,85
0,226 25

= 0,127
2) Konsentrasi 2 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,103 x 0,002 x 100 x 𝑥 0,85
0,573 25

= 0,122
3) Konsentrasi 3 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,129 x 0,003 x 100 x 𝑥 0,85
0,705 25

= 0,186
4) Konsentrasi 5 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,237 x 0,005 x 100 x 𝑥 0,85
1,495 25

= 0,269
5) Konsentrasi 7 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,303 x 0,007 x 100 x 𝑥 0,85
1,647 25

= 0,437
6) Konsentrasi 10 ml
𝑆𝑖−𝑆𝑜 100
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 = x C x 100 x 𝑥𝑃
(𝑅𝑖−𝑅𝑜) 𝑊

100
= 0,428 x 0,010 x 100 x 𝑥 0,85
2,042 25

= 0,712

4.2. Grafik dan Analisa Grafik


Adapun grafik yang didapatkan dari analisis kadar pati singkong dan
kentang adalah sebagai berikut.
Kadar Pati Singkong
6,5 5,942
6
5,5
5
4,5
4
3,125
% Kadar 3,5

Pati 3 1,684 1,626


2,5
2 0,508 0,683
1,5
1
0,5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Konsentrasi Larutan (ml)

Kadar Pati Kentang


0,8 0,712
0,7
0,6
0,5 0,437

% Kadar 0,4 0,269


Pati 0,127 0,122 0,186
0,3
0,2
0,1
0
1 2 3 5 7 10

Konsentrasi Larutan (ml)


Dari kedua grafik diatas, diketahui bahwa kadar pati pada singkong lebih
besar dibandingkan dengan kadar pati pada kentang. Masing-masing konsentrasi
dari kadar pati singkong dan kentang jika semakin tinggi konsentrasi larutannya,
maka akan semakin tinggi persentase dari kadar pati. Pada singkong, kadar pati dari
konsentrasi larutan 1, 2, 3, 5, 7, dan 10 berturut-turut adalah 0.508, 0.683,
1.684, 1.626, 3.125, dan 5.942. Sedangkan, kadar pati pada kentang lebih kecil
dibandingkan pada singkong, dimana kadar pati kentang dari konsentrasi 1, 2, 3,
5, 7, dan 10 berturut-turut adalah 0.127, 0.122, 0.186, 0.269, 0.437, dan 0.712.

4.3. Pembahasan Umum


Pada praktikum analisis kadar pati kali ini, dilakukan analisis kadar pati dari
singkong dan kentang. Kadar pati dianalisis dengan 6 perlakuan konsentrasi yang
berbeda, yaitu 1, 2, 3, 5, 7, dan 10 ml. Masing-masing perlakuan dianalisis kadar
patinya menggunakan alat spektrofotometer. Hasil absorbansi yang didapat pada
analisis menggunakan spektrofotometer diketahui bahwa jika semakin tinggi
konsentrasi larutan, maka akan semakin tinggi nilai absorbansi larutan tersebut.
Pada singkong, nilai absorbansi yang didapat berturut-turut yaitu 0.33, 0.57, 1.16,
1.43, 2.16, dan 3.56. Sedangkan pada kentang, nilai absorbansi yang didapat
berturut-turut yaitu 0.08, 0.10, 0.12, 0.23, 0.30, dan 0.42. Dari nilai absorbansi
tersebut, dapat dihitung persentase kadar patinya. Hasil yang didapat dari
perhitungan kadar pati masing-masing konsentrasi menunjukkan bahwa jika
semakin tinggi konsentrasi larutannya, maka akan semakin tinggi persentase dari
kadar pati.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Karbohidrat adalah suatu senyawa organik yang memili kandungan atom C,


H, dan O yang dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakrida. Karbohidrat merupakan senyawa yang
berperan sebagai sumber energi, membentuk struktur sel, struktur penunjang
tanaman, dan komponen asam nukleat. Karbohidrat diklasifikasi menjadi dua, yaitu
karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbohidrat sederhana yaitu monosakarida
disakarida, dan oligoskaarida. Sedangkan, karbohidrat kompleks yaitu polisakarida.
Salah satu contoh karbohidrta kompleks adalah pati. Pati (amilum) merupakan
senyawa yang tersusun dari dua macam karbohidrat, yaitu amilosa dan amilopektin.
Pati dapat diketahui kadarnya menggunakan metode spektrofotometer.
Pada hasil pengamatan praktikum didapatkan bahwa kadar pati pada singkong
dan kentang memiliki nilai absorban dan persentase kadar pati yang berbeda. Hasil
absorbansi yang didapat pada analisis menggunakan spektrofotometer diketahui
bahwa jika semakin tinggi konsentrasi larutan, maka akan semakin tinggi nilai
absorbansi larutan tersebut. Dari praktikum diketahui bahwa jika semakin tinggi
konsentrasi larutannya, maka akan semakin tinggi persentase dari kadar pati.
Dimana, kadar pati pada singkong lebih tinggi dibandingkan pada kentang.

4.2. Saran
Karbohidrat merupakan suatu komponen senyawa yang penting bagi
makhluk hidup. Salah satu contoh karbohidrat adalah pati atau amilum yangsering
dijumpai pada tumbuhan atau buah-buahan. Sebagai mahasiswa pertanian,
diharapkan dapat mengetahui cara untuk menghitung persentase dari kadar pati agar
dapat dilakukan untuk menghitung kadar pati dari hasil panen yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Egharevba, H.O. 2019. Chemical Properties of Starch and Its Application in The
Food Industry. Chemical Property of Starch. 1 (1): 1-26.
Firani, N.K. 2019. Metabolisme Karbohidrat Tinjauan Biokimia dan Patologis.
Malang: UB Press.
Khaidun, I. 2018. Kimia Analisis Instrumen. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Mardhatilah, D. 2019. Biokimia. Jakarta: Cmedia.
Mohamed, I.O. 2021. Effect of Processing and Additives on Starch
Physicochemical and Digestibility Properties. Carbohydrate Polymer
Technologies and Application. 2 (1): 1-15.
Noviyanto, F. 2020. Penetapan Kadar Ketoprofen dengan Metode Spektrofotometri
UV-Vis. Bandung: Media Sains Indonesia.
Nurcahyani, E., Nurul A.M., Salman F., dan Rochmah A. 2019. Analisis
Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Planlet Buncis (Phaseolus
vulgaris L.) Menggunakan Metode Fenol-Sulfur Secara In Vitro. Analit:
Analytical Environmental Chemistry. 4 (1): 73-80.
Purba, D.H., Ismail M., Muhammad D.H.A.S., Herin M., Kasta G., Yulia Y. K.,
dan Sri R. F. P. 2021. Biokimia. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Savino, S., dan Marco W.F. 2020. The Vast Repertoire of Carbohydrate Oxidases:
An Overview. Biotechnology Advances. 2 (1): 1-17.
Soengas, R.G., Amalia M.E., Juan C.E., dan Ramon J.E. 2011. An Overview on
The Synthesis of Furanoid and Pyranoid Sugar a- and b- amino acids and
Related Aminocycloalkanecarboxylic Acids from Carbohydrate.Journal
of C. R. Chimie. 14 (1): 313-326.
Tuhuloula, A., Lestari B., dan Etha N.F. 2013. Karakterisasi pektin dengan
Memanfaatkan Limbah Kulit Pisang Menggunakan Metode Ekstraksi.
Konversi. 2 (1): 21-27.
Wijayanti, N. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi. Malang: UB
Press.
Wulandari, E., Tami I., dan Ernawati S. 2012. Limbah Molas: Pemanfaatan sebagai
Sumber Karbohidrat untuk Perkembangbiakan Mikroorganisme.
Valensi. 2 (5): 565-572.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai