Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESPONSI

MEKANISASI PERTANIAN
“IMPLEMEN PENGOLAHAN LAHAN DAN UNJUK KERJA”

Disusun oleh:

NAMA : SHENDY CITRA OKTAVIANA DEWI


NIM : 195040200111152
KELOMPOK : L1
ASISTEN : 1. WAHYU TRIYANTO
2. DWI AGUS SETYAWAN
3. ARINI ROBBIL IZZATI ULINNUHA
4. MUHAMMAD YUSRY AMALY

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN

PERTANIAN JURUSAN KETEKNIKAN

PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
MATERI
IMPLEMEN PENGOLAHAN LAHAN DAN UNJUK KERJA
1. TUJUAN
Tujuan dari materi praktikum Implementasi Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja adalah
untuk mengintroduksi implemen yang digunakan selama pengolahan primer maupun sekunder.
Selain itu, juga diharapkan untuk mampu memprediksi biaya dan hasil pengolahan lahan secara
jelas dan efisien.

2. DASAR TEORI
a. Tujuan pengolahan lahan (3 sitasi)
Secara umum, tujuan dari pengolahan lahan atau pengolahan tanah adalah untuk
menggemburkan massa tanah sehingga menyediakan cukup ruang bagi pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman di dalam tanah. Selain itu tujuan dari pengolahan lahan adalah
untuk membasmi gulma yang ada di permukaan tanah, mengeluarkan semua perakaran dan kayu
yang berada dalam tanah, serta yang paling penting adalah untuk menekan perkembangan hama
dan penyakit tanaman. (Nugroho, 2018).
Tujuan pokok dari pengolahan lahan adalah menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit atau
benih tanaman, daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman, dan
memberantas gulma (Musa, Muklis, & Rauf, 2016).
Tujuan dari pengolahan lahan adalah untuk memperbaiki aerasi dan drainasi tanah yang
dapat mendukung pertumbuhan tanaman sehingga perakaran tanaman mudah untuk
menembus tanah dan menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah (Habiby, Damanik, &
Ginting, 2013).

b. Sebut dan jelaskan jenis pengolahan lahan (2 sitasi)

Secara umum menurut (Raintung, 2020), jenis pengolahan lahan ada dua yaitu:
1. Pengolahan Pertama/Primer (Primary Tillage)
Pengolahan primer (primary tillage) biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin bajak,
sehigga sering disebut dengan pembajakan. Tujuan dari pengolahan primer yaitu untuk
membalik atau membongkar tanah menjadi gumpalan-gumpalan tanah. kegiatan pembajakan
dilakukan sedalam 30 cm – 50 cm. Alat yang digunakan dalam pengolahan primer antara lain
bajak singkal (mold board plow), bajak piringan (disk plow), bajak rotari (rotary plow), bajak
brujul (chisel plow), bajak bawah tanah (subsoil plow), dan bajak raksasa (giant plow)
2. Pengolahan Kedua/Sekunder (Secondary Tillage)
Pengolahan sekunder dilakukan setelah pembajakan (pengolahan primer) yag dapat diartikan
sebagai pengadukan tanah sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam (kedalaman tertentu
yaitu 10 cm – 15 cm).
Tujuan pengolahan sekunder adalah sebagai berikut:
 Untuk memperbaiki pertanian dengan menggemburkan tanah yang lebih baik
 Untuk mengawetkan lengas tanah
 Untuk menghancurkan sisa-sisa tanaman yang tertinggal dan mencampurnya dengan tanah
lapisan atas

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
 Untuk memecah bongkahan tanah dan sedikit memantapkan lapisan atas tanah, sehingga
menempatkan tanah dalam kondisi lebih baik untuk penyebaran perkecambahan benih
 Mempersiapkan kondisi tanah yang siap tanam (guludan, bedengan, dll)
 Membunuh gulma dan mengurangi penguapan terutama tanah bero
Alat yang dapat digunakan dalam pengolahan sekunder yaitu garu (harrow), bajak
pengaduk tanah di bawah permukaan (sub surface tillage and field cultivation), ataupun dapat
menggunakan peralatan dalam pengolahan primer dengan melakukan beberapa modifikasi.
Didukung oleh pendapat (Widata, 2015) bahwa terdapat 2 jenis pengolahan lahan atau
pengolahan tanah, yaitu pengolahan tanah primer (pembajakan) dan pengolahan tanah sekunder
(penggaruan).
1. Pengolahan Tanah Primer
Kegiatan pengolahan tanah dengan cara memotong dan membalik tanah dan hasil
olahannya berupa bongkahan-bongkahan tanah.
2. Pengolahan Tanah Sekunder
Pengolahan tanah sekunder merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk menghancurkan
bongkahan tanah sehingga terbentuk struktur tanah yang lebih remah (gembur).

c. Sebut dan jelaskan jenis-jenis traktor (2 sitasi)

Menurut (Javandira, Raka, & Gama, 2019) atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka
traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Traktor besar
Traktor besar didefinisikan sebagai suatu kenderaan yang mempunyai dua buah poros
roda (beroda empat atau lebih), panjangnya antara 2.650 - 3.190 mm, lebar berkisar
antara 1.740 - 2.010 mm dan daya tariknya antara 20 - 120 Hp.
2. Traktor mini
Traktor ini mempunyai dua buah poros roda (beroda empat), mempunyai panjang berkisar
1.790-2.070mm, lebar berkisar antara 995-1.020mm, berat 385- 535 kg dan daya 12,5 Hp
- 20 Hp.
3. Traktor tangan.
Traktor tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai sebuah poros roda
(beroda dua). Traktor ini berukuran panjang 1.740 - 2.290mm, lebar 710 - 880mm dan
daya berkisar 6 - 10Hp.
Menurut (Nurmayanti, Nova, & Norita, 2017), jenis traktor secara umum adalah sebagai
berikut:
1. Traktor Tangan
Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah mesin pertanian
yang dapat dipergunakan untuk menngolah tanah dan lain-lain pekerjaan pertanian
dengan alat pengolah tanahnya digandengkan/dipasang di bagian belakang mesin. Mesin
ini mempunyai efesiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat
dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda dua merupakan mesin serbaguna
karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa
air, alat prosesing, gandengan (trailer). Adapun kelebihan traktor tangan

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
ialah konstruksinya sederhana dengan menggunakan motor listrik diesel 4 langkah, ringan
dan mudah dikemudikan, dan cocok digunakan di sawah, ladang, lereng-lereng
pegunungan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak efisien apabila digunakan dalam
lahan yang luas.
2. Traktor Roda Empat
Traktor roda empat merupakan suatu peralatan beroda 4 yang diciptakan oleh manusia
yang sangat bermanfaat untuk membantu meringankan tugas manusia terutamanya pada
kegiatan-kegiatan dibidang pertanian. Adapun kelebihan dari traktor roda empat adalah
lebih cepat dalam melakukan pengolahan dan efisien waktu dan tenaga kerja. Adapun
kelemahannya adalah harganya mahal.
Sedangkan klasifikasi traktor berdasarkan daya penggeraknya sebagai berikut:
1. Traktor mikro, <17 tenaga kuda (horse power)
2. Traktor mini, 17-29 hp
3. Traktor sedang, 29-60 hp
4. Traktor besar, 60-107 hp
5. Traktor sangat besar, >107 hp

d. Jelaskan macam-macam roda yang digunakan di traktor (1 sitasi)

Menurut (Mulyoto, 2013) ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor roda dua, yaitu
roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage wheell).
1. Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan
roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran,
sehingga tidak merusak jalan.
2. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan
menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban
berat.
3. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang
lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar
tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar
kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor.

e. Sebut dan jelaskan alat pengolahan lahan primer (1 sitasi)

Menurut (Setiawan, 2015), peralatan yang digunakan oleh petani pada pengolahan tanah
primer adalah untuk memotong, memecah, dan membalik tanah sampai kedelaman dari 15
sampai 91 cm. Alat-alat tersebut yaitu :
1. Bajak Singkal (Mold Board Plow)
Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik
untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong dan membalik
tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : singkal (molg
board), pisau (share) dan penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut
dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame)
melalui batang penarik (beam).
2. Bajak Piringan (Disk Plow)
Bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan kondisi yang sulit bagi bajak

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
singkal. Piringan dari bajak ini pada saat beroperasi dapat menggelinding dan berputar,
sehingga bukan telapak bajak yang harus meluncur sehingga diharapkan dapat
mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draff) yang terjadi. Setiap piringan dari bajak
piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk
membersihkan tanah yang lengket pada piringan juga membantu dalam pembalikan
potongan tanah.
Keuntungan menggunakan bajak piringan yaitu :
a. Dapat bekerja di tanah keras dan kering.
b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket dan berdebu.
c. Dapat untuk tanah-tanah yang kasar, berbatu dan banyak perakaran.
d. Dapat untuk tanah-tanah yang gambut dan berseresah tebal.
e. Dapat untuk pembajakan yang dalam.
3. Bajak Rotary
Alat pengolah tanah yang terdiri dari beberapa pisau yang tertaut pada poros yang
berputar dari sumber tenaga traktor atau disambungkan dengan sumber daya putar dari
traktor (PTO), berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan atau
bongkahan tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak piringan dimana lebar
poros menentukan lebar pengolahan tanah.

f. Sebut dan jelaskan alat pengolahan lahan sekunder (1 sitasi)


Menurut (Setiawan, 2015), pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan, istilah
pengolahan tanah kedua atau pengolahan tanah sekunder diartikan sebagai pengadukan tanah
sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam. Alat-alat pengolah tanah kedua meliputi:
1. Garu (Harrow)
Merupakan peralatan yang dipergunakan untuk meratakan tanah, memecah bongkahan
tanah, mengaduk tanah dan mencegah serta membinasakan gulma, dan sering juga
dipergunakan untuk menutup biji. Berikut merupakan macam-macam garu, yaitu:
a. Garu Piringan (Disk Harrow)
Garu piringan yang digunakan sebelum pembajakan untuk memotong sisa tanaman yang
tertinggal dipermukaan tanah dan menggemburkan tanah lapisan atas sehingga paliran
akan membentuk hubungan yang lebih baik dengan tapak paliran sehingga mencegah
terbentuknya ruang-ruang udara saat paliran dibalik. Penggunaan setelah pembajakan
untuk menggemburkan tanah dan menempatkan tanah dalam keadaan yang lebih baik
bagi benih. Tujuan lain adalah :
 Menyiapkan lahan dalam keadaan siap tanam
 Pendangiran tanah
 Pemberaan
 Menutup biji yang disebarkan dengan tanah.

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
3. WAKTU DAN TEMPAT RESPONSI

Waktu : Selasa, 14 April 2020 Pukul 07.00-08.45 W

Tempat : Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Jurusan Keteknikan Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

4. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

Adapun alat dan bahan beserta fungsinya yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Traktor Roda 4
 Tangki Bahan Bakar : Untuk pengisian bahan bakar
 Pemberat : Sebagai penyeimbang traktor
 Pengukur Suhu : Sebagai indikator suhu pada pendinginan
mesin
 Pengukur Bahan Bakar : Sebagai indikator ada tidaknya bahan bakar
 Stir / Kemudi : Untuk mengemudikan traktor
 Kopling : Untuk memindah, memutus, dan
menyambungkan tenaga dari mesin ke
transmisi
 Rem : Untuk menghentikan traktor
 Hand Rem : Untuk menghentikan traktor pada saat
tanjakan atau turunan
 Gas Tangan : Untuk menjalankan traktor pada saat di lahan
 Gas Kaki : Untuk menjalankan traktor pada saat di Jalan
 Tuas Pengatur Kecepatan : Untuk mengatur kecepatan traktor (L, M, H)
 Tuas Pengatur RPM dan PTO : Untuk mengatur putaran rpm dan PTO
 Tuas Pengatur Posisi Implemen :Untuk menarik dan menurunkan implemen
 Tuas Transmisi : Untuk mengatur transmisi (1,2,3 atau R)
 Tuas penggerak roda : untuk mengatur perpindahan putaran roda
(2/4 WD)
2. Traktor Roda 2
 Standar Traktor : Untuk menopang alat traktor
 Mesin diesel : Sebagai sumber tenaga dan mesin
penggerak
 Poros Engkol : Sebagai alat bantu untuk menyalakan
mesin
 Tuas Engkol : Sebagai alat bantu untuk menyalakan
mesin
 Tuas Transmisi : Untuk mengatur gigi transmisi
 Roda : Sebagai penggerak berputar traktor
 Kopling Kemudi :Untuk mengendalikan traktor pada saat berbelok
dan mundur

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
 Kerangka Traktor : Tempat menempelnya alat pada traktor
 Tuas Rotary/Switch : Untuk mengatur kecepatan implemen
 Kopling Utama : Untuk menghubungkan dan meneruskan serta
memindahkan daya dari mesin ke transmisi
 Pulley Penggerak, V-Belt, dan Pulley Penerus: Untuk mentransmisikan daya dari
mesin ke gearbox
 Tuas Pengatur Roda Pendukung : Untuk mengatur tinggi rendahnya
 Roda pendukung : Untuk membuat alur dan alat bantu jalan
traktor
3. Meteran Gulung: Untuk mengukur jarak
4. Stopwatch : Untuk mengukur waktu
5. Implemen Pengolah Lahan meliputi:
 Bajak Singkal : Memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta
pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan
digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah pertama.
 Bajak Rotary : Terdiri dari pisau berputar yang digunakan pada pengolahan
tanah kering ataupun tanah sawah
 Bajak Piringan : Membalik dan memotong segala macam jenis tanah
 Bajak Chisel : Merobek,memecah, dan menembus tanah dengan
menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop
sempit
 Glebek : Menggemburkan tanah dengan sistem mata pisau yang
melingkar yang akan memotong bongkahan tanah
 Garu : Menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan,
untuk penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh dan
digunakan pada pengolahan tanah sekunder
 Ridger : Alat untuk membuat guludan di lahan kering yang telah diolah
 Gearbox : Untuk menghubungkan daya dari mesin ke gearbox

5. CARA KERJA (Flow Chart)

1. Traktor Roda 4
 Menyalakan

Mengecek bahan bakar dan air radiator

Memastikan tuas-tuas (gigi) dalam keadaan netral

Meng-on kan kunci traktor

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
Menginjak kopling

Mengatur tuas katrol

Melepaskan kopling secara perlahan

Traktor akan berjalan

 Mematikan

Menginjak kopling dan rem secara penuh hingga traktor


berhenti

Memastikan tuas-tuas dalam keadaan netral

Meng-off kan kunci traktor

Traktor akan berhenti

2. Traktor Roda 2
 Menyalakan

Menyiapkan alat dan bahan

Mengecek bahan bakar dan air radiator

Memastikan tuas-tuas traktor dalam kondisi netral seluruhnya

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
Menaikkan sedikit tuas gas diikuti membuka secara penuh tuas deskompresi

Memasang dan memutar tuas engkol hinga mesinnya menyala

Memasukkan tuas gigi ke gigi 1/2/3

Memastikan kondisi on dari tuas kopling traktor

Dalam pengolahan lahan, tuas rotasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan

Traktor akan berjalan

 Mematikan

Mengecilkan tuas gas

Memastikan tuas-tuas dikembalikan pada kondisi netral


sebelumnya

Meng-off kan mesin traktor

Traktor akan berhenti

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
6. GAMBAR ALAT

- Gambar Tangan

- Gambar Print

Traktor Roda 2 Traktor Roda 4

7. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum dan Perhitungan

Keterangan Roda 4 Roda 2

Lebar kerja teoritis implement pengolahan lahan (wt) 1,25 m 0,75 m

Luas lahan yang diolah (A) 15,75 m2 9,45 m2

Panjang lintasan 12,6 m 12,6 m

Waktu total operasional (Tp) 28,97 dt 31. 65 dt

Kecepatan kerja teoritis (Vt) 1864 m/jam 1706,16 m/jam

1 hektar = 10.000 m2

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
b. Analisa data hasil praktikum

Berdasarkan praktikum didapatkan data yang berasal dari dua traktor yaitu traktor roda 2
dan traktor roda 4, dengan nilai lebar kerja teoritis implement pengolahan lahan (wt), Luas lahan
yang diolah (A), dan kecepatan kerja teoritis (Vt) traktor roda 4 lebih besar dibandingkan traktor
roda 2. Dengan rincian nilainya antara lain nilai wt traktor roda 4 1,25 m dan traktor roda 2 0,75
m, luas lahan traktor roda 4 sebesar 15,75 m2 sedangkan traktor roda 2 9,45 m2, dan Vt dari
traktor roda 4 1864 m/jam, sedangkan traktor roda 2 1706,16 m/jam. Namun nilai Waktu total
operasional (Tp) traktor roda 4 lebih kecil dibandingkan traktor roda 2, yaitu pada traktor roda 4
sebesar 28,97 dt, dan pada traktor roda 2 sebesar 31. 65 dt.

c. Analisa Perhitungan
Berdasarkan data hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai kapasitas lapang teoritis dan
kapasitas lapang efektif dari traktor roda 4 lebih besar dibandingkan dengan traktor roda dua
yaitu kapasitas lapang teoritis traktor roda 4 sebesar 0,233 ha/jam sedangkan traktor roda 2
sebesar 0,128 ha/jam, dan kapasitas lapang efektif traktor roda 4 sebesar 0,195 ha/jam, traktor
roda 2 sebesar 0,10748 ha/jam. Namun nilai dari efektifitas lapang dan estimasi biaya lebih
besar traktor roda 2 dibandingkan traktor roda 4, dimana nilai efektifitas lapang traktor roda 2
sebesar 83,96% sedangkan traktor roda 4 83,69% di mana nilai keduanya hanya selisih sedikit,
dan nilai estimasi biaya traktor roda 2 sebesar Rp 395,625 setiap jamnya, traktor roda 4 Rp
365,125 setiap jamnya.

d. Pembahasan dan perbandingan dengan literatur (1 sitasi)

KLE (Kapasitas Lapang Efektif) merupakan kemampuan kerja alat di lapang untuk
menyelesaikan suatu bidang tanah. Sedangkan KLT (Kapasitas Lapang Teoritis) merupakan
kemampuan kerja suatu alat di dalam suatu bidang tanah (mesin berjalan maju sepenuh
waktunya dan alat tersebut bekerja dalam lebar maksimum) (Butar, Harahap, & Daulay, 2015).
Menurut (Assa, Rantung, Molenaar, & Ludong, 2014). KLE biasanya didapatkan setelah
diadakan proses pengolahan tanah dengan menggunakan traktor dalam jurnal ini
menggunakan Kubota tipe M9540 pada lahan kering. Perhitungan KLE dilakukan dengan
menghitung Luas Lahan (m²) dibagi dengan waktu total operasi (jam). Satuan dari KLE adalah
ha/jam. KLT didapatkan dari perhitungan lebar kerja alat (m) dikali dengan kecepatan maju
operasi alat (ha/jam). Setelah didapatkan KLE dan KLT maka dapat dihitung Efisiensi Lapang
(%) dari alat/mesin.
Luas lahan, waktu total operasi, dan estimasi biaya saling berkaitan. Hal ini karena
semakin luas lahan pertanian yang diolah maka semakin sedikit waktu pengoperasian sehingga
biaya estimasi akan semakin kecil. Hal ini tentunya berpengaruh positif terhadap pendapatan
petani (Tinaprilla, Kusnadi, Sanim, & Hakim, 2013).

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
8. PENUTUP
a. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pengolahan lahan bertujuan untuk


memaksimalkan potensi yang terdapat pada lahan tersebut sehingga kegiatan pengolahan
lahan harus dilakukan dengan efisien dan efektif. Dalam pengolahan lahan terdapat
pengolahan primer dan sekunder. Selain itu, terdapat beberapa jenis alat dalam pengolahan
lahan, antara lain traktor roda 2 dan roda 4 yang telah dipelajari dalam praktikum ini. Setelah
diadakannya praktikum, didapatkan data hasil praktikum dan perhitungan KLE, KLT, Ef, dan
Cost. Perhitungan nilai kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif dari traktor roda
4 lebih besar dibandingkan dengan traktor roda dua, tetapi nilai dari efektifitas lapang dan
estimasi biaya lebih besar traktor roda 2 dibandingkan traktor roda 4. Terdapat keterkaitan
antara KLE, KLT, luas lahan, waktu operasi, dan estimasi biaya dalam kegiatan pengolahan
lahan pertanian ini.

b. Saran

Praktikum telah berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan oleh asisten
praktikum sudah jelas dan mudah dipahami. Namun terkait laporan yang kurang sosialisasi
terhadap isi dan format-formatnya sehingga terjadi kesulitan dalam pengerjaan laporan, serta
waktu pengumpulan yang cukup dekat dengan kegiatan praktikum mengakibatkan pengerjaan
laporan menjadi kurang maksimal. Semoga ke depannya diberi kelonggaran atau
perpanjangan waktu pengumpulan laporan dan semoga praktikum selanjutnya tetap lancar dan
berjalan dengan baik. Terima kasih.

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
DAFTAR PUSTAKA

Assa, G., Rantung, R., Molenaar, R., & Ludong, D. (2014). Uji Teknis Traktor Kubota Tipe
M9540 pada Pengolahan Lahan Kering di Kelurahan Wailan Kota Tomohon. 5 (4), 1-12.
Butar, I. Y., Harahap, L. A., & Daulay, S. B. (2015). Efisiensi Lapang dan Biaya Produksi
Beberapa Alat Pengolahan Tanah Sawah di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian , 3 (3), 382-388.
Habiby, M. R., Damanik, S., & Ginting, J. (2013). Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) pada Beberapa Pengolahan Tanah. Jurnal Online
Agroekoteknologi , 1 (4), 1-69.
Javandira, C., Raka, D. N., & Gama, A. W. (2019). Pengenalan dan Demonstrasi Penggunaan
Traktor pada Krama Subak Desa Adat Anggabaya. Widyabhakti Jurnal Ilmiah Populer ,
1 (2), 1-6.
Mulyoto, H. (2013). Mesin-Mesin Pertanian: Traktor Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
Musa, Muklis, & Rauf. (2016). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Medan: USU Press.
Nugroho, P. A. (2018). Pengolahan Tanah dalam Penyiapan Lahan untuk Tanaman Karet.
Perspektif , 17 (2), 129-138.
Nurmayanti, I., Nova, M. A., & Norita, L. (2017). Mesin Traktor dan Alat Tradisional Pengolah
Tanah. Gresik.
Raintung, J. S. (2020). Pengolahan Tanah dan Hasil Kedelai (Glycine max L. Merill). Soil
Environment , 8 (2), 65-68.
Setiawan, H. (2015). Alat Pengolahan Tanah Primer (Bajak Singkal). 1-21.
Tinaprilla, N., Kusnadi, N., Sanim, B., & Hakim, D. (2013). Analisis Efisiensi Teknis Usaha Tani
Padi di Jawa Barat Indonesia. Jurnal Agribisnis , 7 (1), 15-34.
Widata, S. (2015). Uji Kapasitas Kerja dan Efisiensi Hand Traktor untuk Pengolahan Tanah
Lahan Kering. Agro UPY , 6 (2), 1-7.

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
LAMPIRAN

Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian


2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020
Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja – Responsi Mekanisasi Pertanian
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai