Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN
“IMPLEMEN PENGOLAHAN LAHAN DAN UNJUK KERJA”

Disusun oleh:

NAMA : Cindy Sahera


NIM : 205040200111237
KELOMPOK : N1
ASISTEN : 1. YUDITA KUKUH HINDRAWAN
2. MOHAMMAD ALFIANUR R
3. TANTI MAHARANI
4. WAHYU TRIYANTO
5. RAHMAD ANDIKA SENA

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Implemen Pengolahan Lahan dan Unjuk Kerja adalah untuk
mengintroduksi implemen yang digunakan selama pengolahan primer maupun sekunder.
Selain itu, juga diharapkan untuk mampu memprediksi biaya dan hasil pengolahan lahan
secara jelas dan efisien.

1. DASAR TEORI
a. Tujuan pengolahan lahan

Pengolahan tanah merupakan setiap manipulasi mekanik kepada tanah yang diperlukan
dengan tujuan menciptakan keadaan tanah menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Tujuan pokok pengolahan lahan adalah menyiapkan tempat tumbuh bagi tanaman, daerah
perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman serta memberantas gulma. (Musa dkk,
2006) dalam (Habibiy dkk, 2013)
Di dalam bidang pertanian, suatu kegiatan pengolahan tanah disebut juga dengan
pengolahan lahan. Pengolahan lahan merupakan semua pekerjaan pengawalan atau
pendahuluan yang berkenaan dengan tanah dimana kegiatan ini bertujuan untuk
mempersiapkan lahan menjadi keadaan sebaik-baiknya untuk pertumbuhan tanaman sampai
pada keadaan siap ditanami. Semua proses ini dapat dilakukan sebelum proses tanam.
Sebagai awal kegiatan pada budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya dilanjutkan, kegiatan
pengolahan lahan perlu dilakukan secara efektif serta efisien, karena menyangkut kualitas hasil
dan ketepatan waktu pengolahan lahan. (Jammaluddin dkk,2019)
Maksud dari adanya pengolahan tanah ialah untuk mempersiapkan lahan yang berperan bagi
tempat persemaian, serta menciptakan suatu daerah perakaran yang baik bagi tanaman atau
menciaptakan lahan yang sesuai bagi pertumbuhan suatu tanaman. Selain itu, pengolahan
tanah memiliki tujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah di dalam hal ini pun struktur tanah
serta porositas tanah, yang menjadikan terjaminnya masuk atau perembesan air dan
keluarnyanya air. Disamping itu pengolahan lahan juga memiliki tujuan untuk membersihkan
gulma-gulma yang ada di lahan pertanaman. (Raitung, 2010)

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


b. Jenis Pengolahan Lahan
1) Pengolahan lahan primer
Menurut (Raitung, 2010) pengolahan primer (primary tillage) merupakan suatu pengolahan
pertama yang umumnya dilakukan dengan menggunakan suatu mesin bajak, sehingga sering
disebut pembajakan.pengelolaan ini bertujuan untuk mengolah tanah seperti memotong,
memecah, ataupun membalik tanah. Ada beberapa macam alat pengolahan tanah tahap
pertama yang biasanya digunakan, yaitu:
1. Bajak singkal (moldboard plow)
2. Bajak pisau berputar (rotary plow)
3. Bajak piring (disk plow)
4. Bajak subsoil (subsoil plow).
5. Bajak chisel (chisel plow)
2) Pengolahan lahan sekunder
Menurut (Daywin, 2008) dalam (Jammaluddin dkk, 2019), pengolahan lahan sekunder
merupakan pengolahan lahan kedua yang dilakukan setelah pembajakan. Dengan
pengolahan kedua ini, tanah menjadi gembur serta rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa pada
tanaman serta tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur bersamaan lapisan tanah
atas. Pada pengolahan lahan kedua biasanya diberikan kepadatan tertentu pada permukaan
tanah, dan juga dibuat guludan ataupun alur untuk pertanaman. Seperti bajak, alat
pengolahan lahan kedua juga diletakkan pada belakang traktor, diantara traktor dan operator.
Berikut alat pengolah lahan kedua menggunakan daya traktor adalah sebagai berikut:
1. Garu (harrow)
2. Perata dan penggembur (land roller dan pulverizer)
3. Penggulud (ridger)
4. Alat-alat lainnya.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


c. Jenis- Jenis Traktor

Menurut (Jammaluddin dkk,2019), traktor terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut.
a) Traktor Dua Roda (Hand Tractor)

Traktor tangan ataupun traktor dua roda merupakan traktor berdaya gerak mesin diesel
ataupun motor bensin, beroda dua berupa ban karet ataupun ditambah roda sangkar dari baja,
memiliki poros tunggal, memiliki kopling utama, tidak menggunakan kopling kemudi, yang
berfungsi menarik dan ataupun menggerakkan alat pertanian dan sebagai sumber daya
penggerak. Traktor tangan memiliki peran utama untuk mengolah tanah. Namun,sebenarnya
traktor tangan ini mempunyai banyak fungsi, seperti pompa air, trailer , alat processing, dan
sebagainya. Kerangka pada traktor tangan ini berperan sebagai tempat posisi motor
penggerak, unit transmisi serta bagian traktor lainnya. Daya pada motor penggerak akan
disalurkan melewati putaran poros engkol menuju kopling utama melalui sabuk V. Kopling
utama akan meneruskan daya itu ke susunan roda gigi transmisi yang tujuannya
menggerakan poros roda serta poros rotari. Selain untuk menyalurkan daya, unit transmisi ini
juga berfungsi untuk mengatur kecepatan traktor. Traktor roda dua ataupun traktor tangan
juga bisa mengolah tanah yang gembur dengan kelembaban tertentu, serta disesuaikan
dengan kekuatan traktor tersebut. Oleh karena itu traktor roda dua ini bisa dioperasikan pada
lahan yang lembab ataupun basah dan tidak terlalu kering.
Komponen utama traktor roda dua
 Tenaga penggerak motor, Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai ialah motor diesel,
namun ada juga yang menggunakan motor bensin ataupun minyak tanah (kerosin). Agar
motor diesel dapat menyala digunakan engkol, sedangkan bagi motor bensin dan minyak
tanah menggunakan tali starter.
 Kerangka dan transmisi (penerus tenaga), Kerangka ini berfungsi untuk tempat kedudukan
motor penggerak, transmisi serta bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan
kerangka yang menggunakan beberapa buah baut pengencang. Sedangkan transmisi
berfungsi memindahkan tenaga ataupun putaran dari motor penggerak ke alat lain yang
bergerak.
 Tuas kendali, Tuas kendali merupakan tuas-tuas yang digunakan sebagai pengendali
jalannya traktor. Tuas kendali pada traktor tangan ini umumnya terdiri dari
 tuas perseling utama yang berfungsi memindahkan susunan gigi persneling, kemudian
perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan juga poros roda dapat diatur.
 Tuas perseling cepat rambat, berfumgdi memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah
dan pekerjaan transportasi (berjalan serta menarik trailer).

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


 Tuas kopling utama, untuk mengoperasikan kopling utama.
 Tuas persneling mesin rotari, sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO.
 Tuas persneling kemudi, Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi
(kanan dan kiri).
 Stang kemudi dan kemudi pembantu, digunakan untuk berpegangnya operator.
 Tuas gas, Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor
penggerak yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan.
 Tombol lampu dan bel
 Tuas Penyangga Depan, Tuas ini akan menggerakkan penyangga depan.

b) Traktor Roda Empat


Traktor empat roda memiliki kisaran daya motor penggerak yang besar. Traktor yang
biasanya digunakan di taman/kebun memiliki daya sekitar 11 kW (15 HP). Traktor inipun di
pasaran biasa disebut juga traktor mini ataupun traktor kebun. Traktor raksasa yang biasanya
digunakan di perkebunan yang luas memiliki daya sampai 150 kW (200 HP). Oleh karena itu,
biasanya traktor roda empat biasa digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 - 80
HP).

d. Macam-Macam Roda Yang Digunakan Di Traktor

1) Traktor Roda dua


Menurut (Jammaluddin dkk,2019), sebuah traktor roda dua ataupun traktor tangan bisa
bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu yang dikarena putaran poros motor
penggerak ini disalurkan sampai ke roda. Adapun tiga jenis roda yang digunakan pada traktor
tangan, yaitu sebagai berikut.
 roda ban berfungsi untuk transportasi serta mengolah tanah kering. Bentuk permukaan
roda ban ini beralur dan agak dalam untuk mencegah terjadinya slip . Roda ban ini dapat
meredam getaran sehingga tidak merusak jalan.
 Roda besi, berfungsi untuk pembajakan pada lahan kering. Sirip pada roda besi ini akan
menancap ke tanah, kemudian akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik
beban berat.
 Roda apung, biasanya digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini
terdiri dari roda yang lebar, ada juga yang diameternya besar, kemudian dapat menahan
beban traktor supaya tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda ini disesuaikan dengan
spesifikasi traktor. Besar atau kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


2) Traktor Roda Empat
Menurut (Jammaluddin dkk,2019), berdasarkan jenis rodanya, traktor empat roda dapat
digolongkan sebagai berikut.
 Traktor satu gardan (two wheel drive tractor / rowcrop tractor)
Traktor satu gardan ini banyak digunakan pada perkebunan kecil yang membudidayakan
tanaman larikan seperti kubis dan kentang. Traktor ini memiliki sudut putar yang kecil, lebar
pada roda tipis serta jarak antar roda kiri dan kanannya dapat diatur. Umumnya daya yang
digunakan tidak terlalu besar, ada kisaran sekitar 22 – 33 kw (30 – 45 HP).
 Traktor beroda track/crawler
Traktor beroda track/crawler ini banyak digunakan pada perkebunan yang luas ataupun
pada perkebunan yang masih baru yang lahannya masih belum tertata. Daya penggerak
yang digunakan berkisaran antara 52 – 110 kW (70 – 150 HP). Traktor inipun tidak dapat
digunakan pada jalan raya, namun hanya digunakan pada kebun yang satu ke kebun yang
lain. Kecepatan jalan roda ini rendah, namun memiliki daya tarik yang tinggi serta dapat
digunakan pada kondisi lahan yang berat sekalipun. Diarenakan lebar roda ini besar maka
daya tumpu menuju tanah menjadi kecil, yang menyebabkan traktor ini bisa digunakan pada
lahan yang lembek tanpa tenggelam. Roda track/crawler awalnya biasa terbuat dari logam
 Traktor dobel gardan (four wheel-drive tractor)
Dibanding dengan traktor yang memiliki satu gardan, traktor dobel gardan ini mempunyai
daya tarik lebih besar. Hal ini dikarenakan masih menggunakan roda ban, traktor ini masih
bisa berjalan di jalan raya.
Adapun dua tipe dari traktor dobel gardan, yaitu:
a. Traktor yang memiliki roda depan lebih kecil dari roda belakang, daya yang digunakan
antara 33 – 67 kW (45 – 90 HP).
b. Traktor yang memiliki roda depan sama besar dengan roda belakang, daya yang
digunakan antara 75 – 150 kw (100 – 200 HP).

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


e. Alat Pengolahan Lahan Primer

Menurut (Jammaluddin dkk,2019), Ada beberapa macam alat-alat pengolahan tanah


pertama/primer yang biasanya digunakan, yaitu:
1. Bajak singkal (moldboard plow)
Bajak singkal ini digunakan untuk berbagai macam jenis tanah dan sangat baik untuk
membalik tanah. Bagian utama dari bajak singkal yang aktif mengolah tanah adalah singkal
(moldboard), ialah pisau/bajak (share), serta penstabil bajak (landside). Bagian dari bajak
singkal yang memotong dan membalik tanah juga disebut bottom.
Singkal berperan untuk menghancurkan serta membalik tanah, dikarena bentuknya yang
melengkung maka pada suatu waktu bajak bergerak maju, tanah yang terpotong akan
terangkat ke atas dan akhirnya dibalik dan dilemparkan sesuai dengan arah pembalikan dari
bajak. Pisau bajak berperan untuk memotong tanah secara horizontal. Landside berperan
untuk menahan tekanan samping dari keratan tanah pada singkal serta mempertahankan
gerak maju bajak supaya tetap lurus dengan cara menahan ataupun mengimbangi gaya
kesamping yang telah diterima bajak singkal pada waktu bajak tersebut digunakan bertujuan
memotong dan membalik tanah. Bagian yang banyak bersinggungan dengan tanah dari
bagian ini ialah bagian belakang yang juga disebut tumit (heel).
Prinsip kerja bajak singkal ialah pada saat bajak bergerak maju pisau (share) akan
memotong tanah serta mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) ini ke bagian
singkal. Singkal ini akan menerima potongan tanah, dikarena kelengkungannya akhirnya
potongan tanah akan dibalik serta pecah.
2. Bajak piring (disk plow)
Pada bajak piring, piringan ini akan diikat melalui batang penarik melewati bantalan
(bearing), mengakibatkan piringannya bisa berputar pada saat bajak ditarik oleh traktor.
Perputaran piringan ini dapat mengurangi gesekan serta tahanan tanah (draft) yang akan
terjadi. Piringan pada bajak jenis ini bisa berada disamping ataupun di bawah rangka. Bajak
piring biasanya dilengkapi oleh pengeruk (scraper) pada setiap piringannya. Pengeruk
(scraper) ini berperan untuk membersihkan tanah yang lengket yang ada pada piringan, dan
juga membantu untuk pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan samping yang
terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring ini dilengkapi roda alur belakang (rear furrow
wheel). Ada tiga bajak piring yang ditarik menggunakan traktor yaitu; hubungan langsung
(connected), tipe tarik (trailing), tipe diangkat sepenuhnya (integral mounted) dan tipe direct.
Tipe tarik dapat dibagi lagi menjadi atas biasa (reguler) dan satu arah (oneway). Reguler
trailing disk plow ini ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapipun dengan roda yaitu 2
buah roda alur (furrow wheel) serta satu buah roda lahan (land wheel). Kedua roda alur

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


(furrow wheel), berperan untuk menstabilkan jalannya bajak.
3. Bajak pisau berputar (rotary plow)
Bajak rotari ini mempunyai desain yang berbeda dari bajak singkal ataupun bajak piring.
Bajak rotari ialah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak
piringan yang berputar dikarena ditarik traktor, bajak rotari ini terdiri dari pisau-pisau yang
bisa mencangkul yang telah dipasang pada suatu poros yang berputar dikarenakan
digerakkan oleh suatu motor. Dengan menggunakan bajak rotari ini pengerjaan olah tanah
hanya dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak rotari ini juga dapat digunakan pada tanah yang
memiliki kondisi kering maupun tanah sawah. Bajak rotari ini juga dapat digunakan untuk
mengerjakan pengolahan pada lahan kedua serta juga dapat digunakan untuk melakukan
penyiangan ataupun pendangiran. Penggunaan bajak rotari ini untuk pengolahan lahan bisa
memberikan hasil yang menjadi lebih baik (baik untuk tanah kering ataupun tanah basah).
Prinsip kerja dari bajak rotari ialah pisau-pisau dipasang pada rotor dengan posisi melingkar
sehingga beban terhadap mesin ini merata serta dapat memotong tanah secara bertahap.
Waktu saat rotor ini berputar dan alat bergerak maju akibatnya pisau bisa memotong tanah.
Luas tanah yang dapat terpotong dalam sekali pemotongan ini tergantung pada kedalaman
serta kecepatan bergerak maju. Gerakan putaran rotor-rotor atau pisau-pisau diakibatkan
daya dari rotor ini diteruskan melalui sistem penerusan daya khusus sampai ke rotor tersebut.
4. Bajak Pahat (chisel plow)
Bajak pahat ini berfungsi sebagai perobek dan penembus tanah menggunakan alat yang
seperti pahat ataupun ujung sekop sempit yang biasanya disebut mata pahat ataupun chisel
point. Bajak pahat berbentuk tajak yang tersusun pada suatu rangka, dilengkapi oleh 2 buah
roda yang berfungsi untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak
antara tajak ini dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Kegunaan dari bajak pahat ialah
memecahkan tanah yang keras dan kering. Alat ini tidak dapat membalik tanah seperti bajak
yang lain, namun hanya memecah tanah serta sering digunakan sebelum pembajakan tanah
dimulai. Bajak pahat umumnya digunakan pada jenis tanah tertentu, dan juga digunakan
untuk pengerjaan di tanah bawah, digunakan pada tanah yang berjerami, serta untuk
menutup sisa-sisa perakaran yang berada di dalam tanah.
5. Bajak subsoil (subsoil plow).
termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang lebih berat. Fungsi
bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, tetapi dipergunakan untuk pengerjaan
tanah yang memiliki kedalaman yang lebih dalam yang mencapai kedalaman sekitar 50 – 90
cm.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


f. Alat Pengolahan Lahan Sekunder

Alat pengolah lahan kedua yang menggunakan daya traktor menurut (Jammaluddin
dkk,2019) adalah sebagai berikut.
1) Garu (harrow)
Garu ini digunakan untuk memotong tanah dengan kedalaman yang cukup dangkal.
Penggunaan garu ini bertujuan supaya menghancurkan tanah, memotong gulma, serta
mencampur material dengan tanah. Secara umum tujuan penggunaan garu adalah sebagai
berikut:
 Untuk menyiapkan persemaian dengan baik
 Membantu memecahkan bongkahan pada tanah
 Membantu dalam penghancuran tanah ataupun mencampur tanah secara menyatu
atau menyeluruh
 Mengairasi tanah serta membunuh gulma
 Digunakan sebagian besar pada kondisi tanah ringan
 Terkadang digunakan supaya menutupi benih setelah penebaran.
Pada pengolahan tanah sekunder, ada beberapa jenis garu yang umumnya dipakai oleh
petani sebagai berikut:
1) Garu piring (disk harrow)
2) Garu paku (spike tooth harrow)
3) Garu pegas (spring tooth harrow)
4) Garu rotari (rotary harrow)
5) Garu khusus (special harrow).
2) Penggulud (ridger)
Penggulud umumnya digunakan untuk membuat alur ataupun bedengan. Konstruksi
penggulud seperti bajak yang memiliki dua arah sekaligus. Penggulud umumnya menyerupai
bajak singkal, namun ada juga yng menyerupai bajak piring. Dengan penggulud ini tanah bisa
terbuang ke kiri dan kanan sekaligus.
3) Perata dan penggembur (land roller dan pulverizer)
Perata dan penggembur (land roller and pulverizer) menyerupai piring-piring ataupun
roda-roda yang disusun rapat pada satu as. Piringan ini dapat tajam ataupun bergerigi, yang
dipakai untuk penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk tujuan persemaian.
Alat ini dapat digolongkan atas dua jenis, yaitu:
a) Surface packer
b) Subsurface packer

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


2. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

Dikarenakan pratikum ssat ini dilaksanakan pada waktu pandemi Covid-19 sehingga
pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan daring pada rumah masing-maisng praktikan
dengan menggunakan platfrom seperti Google Meet maupun media Zoom. Sedangkan waktu
pratikum dilaksanakan pada tanggan 14 April 2021 pada pukul 14.10 WIB.

3. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

No. Alat dan Bahan Fungsi

1. Hand Traktor (Traktor Roda Pengolahan tanah pada lahan yang kecil
Dua)

2. Four Wheel Tractor (Traktor Pengolahan tanah pada lahan yang luas
Roda 4)

3. Meteran Gulung Mengukur jarak atau luas olahan tanah

4. Bajak Singkal Memotong dan membalikkan tanah sehingga


membentuk bongkahan tanah

5. Bajak Rotari Mencacah tanah pada saat pengolahan tanah

6. Bajak Piringan Pengolahan tanah pada tahap awal (primer)

7. Bajak Chisel Merobek serta menembus tanah

8. Gelebek Pengolahan tanah sekunder untuk memecah


bongkahan tanah

9. Garu Meratakan permukaan tanha sebagai proses


terakhir (finishing)

10. Ridger Pembuat alur guludan

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


4. CARA KERJA (Flow Chart)

a. Traktor Roda Dua


 Cara menyalakan
Menyalakan mesin dengan menyiapkan alat dan bahan

Memastikan tuas-tuas traktor dalam keadaan netral seluruhnya

Menaikkan sedikit tuas gas diikuti membuka secara penuh tuas


deskompresi

Memasang dan memutar tuas engkol hingga mesinnya menyala

Memasukkan tuas gigi ke gigi 1/2/3

Memastikan kondisi on dari tuas kopling traktor

Di dalam pengolahan lahan kuas rotari dapat disesuaikan dengan


Kebutuhan operator

Traktor akan berjalan dan lakukan pengolahan lahan

 Cara mematikan

Mengecilkan tuas gas

Memastikan tuas-tuas dikembalikan pada kondisi netral


seluruhnya

Meng off kan mesin traktor

Mesin traktor akan berhenti

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


b. Traktor Roda Empat
 Cara menyalakan
Mengecek bahan bakar dan air radiator

Memastikan tuas-tuas traktor dalam keadaan netral seluruhnya

Meng-on kan kunci traktor

Menginjak kopling

Mengatur tuas traktor

Melepaskan kopling secara perlahan

Traktor akan berjalan dan melakukan pengolahan lahan

 Cara mematikan

Mengecilkan tuas gas

Memastikan tuas-tuas dalam keadaan netral

Meng-off kan kunci traktor

Traktor akan berhenti

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


5. GAMBAR ALAT

Gambar : Traktor Roda Dua Gambar : Traktor Roda Dua

Gambar : Traktor Roda Dua (Jammaluddin Gambar : Traktor Roda Empat (Jammaluddin
dkk, 2019) dkk, 2019)

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


6. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum dan Perhitungan

Keterangan Roda 4 Roda 2


Lebar kerja teroritis implement 1,25 m 0,75 m
pengolahan lahan (wt)
Luas lahan yang diolah (A)
Panjang lintasan 11,25 m 11,25 m
Waktu total operasional (tp) 31,97 dt 34,27 dt
Kecepatan kerja teoritis (vt)
1 hektar = 10000 m2
Waktu total operasional (Tp) :
 Roda 4, Tp = 31,97 dt = 0,0088 jam = 88 x 10-4 jam
 Roda 2, Tp = 34,27 dt = 0,0095 jam = 95 x 10-4 jam
Luas lahan yang diolah (A) = panjang lintasan x wt
 Roda 4 = 11,25 m x 1,25 m = 14,025 m2
 Roda 2 = 11,25 m x 0,75 m = 8,4375 m2
Kecepatan kerja teoritis (Vt) = S/tp
 Roda 4 = 11,25 m / 88 x 10-4 jam = 1.278,4 m/jam
 Roda 2 = 11,25 m / 95 x 10-4 jam= 1.847,2 m/jam
𝒘𝒕 𝒙 𝒗𝒕
Kapasitas Lapang Teoritis (KLT) = 𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎
1,25 𝑥 1,278,4
 Roda 4 =
10.000
= 0,1598 ha/jam
0,75 𝑥 1.184,2
 Roda 2 = 10.000
= 0,888 ha/jam

Kapasitas Lapak Efektif (KLE) = 𝑨 𝑻𝒑

 Roda 4 = 14,025/88 x 10-4 jam = 1,598 m2/jam = 0,1598 ha/jam


 Roda 2 = 8,4375/95 x 10-4 jam = 888 m2/jam = 0,0888 ha/jam
𝑲𝑳𝑬
Efektivitas Lapang = 𝑲𝑳𝑻 X 100 %
0,1598
 Roda 4 = 0,1598 X 100 % = 100 %
0,0888
 Roda 2 = 0,0888 X 100 % = 100 %

Cost = Tp x C
 Roda 4 = 0,0088 x 45.000 = 396
 Roda 2 = 0,0095 x 45.000 = 427,5

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


b. Analisa data hasil praktikum

Dari hasil pengamatan pengolahan lahan menggunakan traktor roda dua dan traktor
roda tiga didapatkan data lebar kerja teroritis implement pengolahan lahan (wt) pada traktor
roda empat yaitu 1,25 meter, sedangkan pada traktor roda dua hanya 0,75 meter sehingga
didapatkan bahwa lebar kerja teroritis implement pengolahan lahan pada traktor roda empat
lebih besar dibandingkan traktor roda dua. Namun pada data selanjutnya yang didapatkan
diperoleh panjang lintasan pada traktor roda dua dan traktor roda empat adalah sama, yaitu
11,25 meter. Data selanjutnya yang didapatkan adalah Kecepatan kerja teoritis (vt) dimana
data vt yang didapatkan pada traktor roda empat adalah 31,97 dt sedangkan pada traktor
roda dua adalah 34,27.

c. Analisa Perhitungan

Dari data hasil pratikum yang diperoleh maka dilakukan data hasil perhitungan,
dimana dari hasil data hitung yang diperoleh pada waktu total operasional (Tp) traktor roda
empat dengan nilai 31,97 sebanding dengan 88 x 10-4 jam dan traktor roda empat dengan Tp
34,27 dt yang sebanding dengan 95 x 10-4 jam. Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan luas
lahan yang diolah dengan cara mengalikan panjang lintasan dan lembar kerja teoritis
implemen pengolahan lahan (wt) yang telah diperoleh sehingga didapatkan luas lahan yang
diolah oleh traktor roda empat yaitu 14,025 m2, sedangkan pada traktor roda dua luas lahan
yang diolah adalah 8,4375 m2. Dari hasil ini disimpulkan bahwa luas lahan yang diolah oleh
traktor roda empat lebih besar jika dibandingkan dengan traktor roda dua. Selanjutnya
dilakukan perhitungan kerja teoritis (Vt) yang didapatkan dengan membagi hasil panjang
lintasan dengan waktu operasional di dalam bentuk satuan waktu berupa jam sehingga
diperoleh Vt pada pengolahan lahan menggunakan traktor roda empat adalah 1.278,4 m/jam
sedangkan pada traktor roda dua diperoleh nilai Vt yaitu 1.847,2 m/jam dimana hasil ini
menunjukkan bahwa kecepatan kerja teoritis pada traktor roda dua lebih cepat dibandingkan
dengan traktor roda empat. Sementara itu, dalam perhitungan kapasitas teoritis ( KLT) yang
didapatkan dengan mengalikan lembar kerja teoritis implement pengolahan lahan (wt)
dengan kecepatan kerja teoritis (Vt) lalu dibadi 10.000 sehingga didapatkan hasil KLT pada
traktor roda empat adalah 0,1598 ha/jam sedangkan pada traktor roda dua adalah 0,0888
ha/jam. Adapun hasil perhitungan kapasitas lapang efektif ( KLE) yang diperoleh dengan
membagi luas lahan yang diolah dengan waktu total operasional sehingga diperoleh hasil
KLE pada traktor roda empat adalah 0,1598 ha/jam sedangkan pada traktor roda dua adalah
0,0888 ha/jam, sehingga kapasitas lapang efektif pada traktor roda empat lebih besar
dibandingkan traktor roda dua.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


kapasitas lapang efektif pada traktor roda empat lebih besar dibandingkan traktor roda
dua. Hasil perhitungan kapasitas lapang efektif( KLE) ini sama dengan hasil perhitungan
kapasitas teoritis (KLT). Hasil perhitungan selanjutnya adalah efektivitas lapang dengan cara
membagikan nilai KLE dengan KLT lalu dikalikan dengan 100%, dikarenakan nilai KLE dan
KLT sama pada traktor roda dua maupun roda empat maka hasil perhitungan efektivitas
lapang pada roda dua dan roda empat adalah 100%. Dan terakhir perhitungan Cost yaitu
dengan cara mengalikan nilai Tp dengan nilai C sehingga didapatkan hasil cost pada traktor
roda empat adalah 396 sedangkan pada traktor roda dua adalah 427,5. Dimana disimpulkan
bahwa nilai cost pada traktor roda dua lebih besar dibandingkan traktor roda empat.

d. Pembahasan dan perbandingan dengan literatur

Definisi KLE Dan KLT Pada Praktikum Ini, Dan Keterkaitannya Antar Keduanya
Menurut (Aisyah, 2015) Kapasitas lapang suatu alat maupun mesin dibagi menjadi dua
jenis yaitu kapasitas lapang teoritis atapun kemampuan kerja pada suatu alat di dalam
sebidang tanah dimana jika berjalan maju sepenuhnya, waktunya 100% serta alat tersebut
bekerja dalam lebar maksimum (100%). Sedangkan kapasitas lapang efektif merupakan
rata-rata kerja dari alat di lapangan bertujuan menyelesaikan suatu bidang tanah dengan
luas lahan yang diolah pada dengan waktu kerja total .Kapasitas lapang efektif merupakan
nilai rata-rata kemampuan kerja dari alat untuk menyelesaikan pekerjaannya ataupun rata-
rata luasan pekerjaan per jumlah waktu yang sedang dibutuhkan. Sedangkan kapasitas
lapang teoritis Kapasitas lapang teoritis merupakan kemampuan atapun waktu yang
dibutuhkan suatu alat dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan asumsi tidak
adanya hambatan selama pengoperasian alat tersebut. Kapasitas lapang efektif dan
kapasitas lapang teoritis saling berkaitan dalam menentukan efiensi lapang, efisiensi suatu
traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Hal ini
dikarenakan efisiensi merupakan perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan
kapasitas lapang teoritis yang biasanya dinyatakan dalam bentuk (%). Semakin dekat nilai
kapasitas lapang efektif (KLE) dengan nilai kapasitas lapang teoritis maka akan semakin
efektif juga suatu alat bekerja. Efisiensi sendiri ialah ukuran tingkat penggunaan sumber
daya di dalam suatu proses. Semakin hemat ataupun sedikitnya penggunaan sumber daya,
oleh karena itu, prosesnya dapat dikatakan semakin efisien. Proses efesien ini ditandai
dengan sumber daya, sehingga prosesnya akan menjadi murah serta lebih cepat.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Perbandingan antara hasil perhitungan KLT dengan hasil perhitungan KLE
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh didapatkan nilai kapasitas lapang efektif
(KLE) pada traktor roda 4 adalah 0,1598 ha/jam sedangkan pada traktor roda dua adalah
0,0888 ha/jam. Begitupun dnegan hasil perhitungan yang diperoleh pada kapasitas lapang
teoritis (KLT) pada traktor roda empat adalah 0,1598 ha/jam sedangkan pada traktor roda
dua adalah 0,0888 ha/jam. Nilai KLE dan KLT pada kedua traktor adalah sama, sehingga
didapatkan nilai efektivitas/efisiensi lapang pengolahan tanah menggunakan traktor roda dua
dan traktor roda empat ini adalah 100% ataupun sangat efesiensi. Hal ini sebanding dengan
pernyataan (Zulfakri, 2019) yang menyatakan jika semakin dekat nilai kapasitas lapang
efektif dengan nilai kapasitas lapang teoritis maka akan semakin efektif pula suatu alat
bekerja.

Hubungan luas lahan dan waktu total operasi dengan estimasi biaya
Luas lahan berhubungan erat dengan waktu total operasi, dimana jika semakin besar
luas lahan maka semakin besar pula waktu pengerjaan pengolahan lahannya hal ini
sebanding dengan pernyataan (Adnan dan Tangkesalu, 2017) yang menyatakan Luas lahan
ialah besarnya lahan yang dikelola dalam berusaha tani agar menghasilkan produksi. Luas
lahan ialah faktor terpenting dalam suatu usahatani dimana semakin besar lahan yang
beriringan semakin lama waktu pengerjaan yang dikelola maka akan semakin besar pula
produksi yang dihasilkan tetapi biaya yang dikeluarkan oleh tenaga kerja, material, peralatan
yang digunakan, dan lain – lain, demikian pula sebaliknya semakin sempit lahan yang
dikelola makan semakin sedikit pula produksi yang dihasilkan. Semakin luas lahan sawah
yang dikelola hal ini akan mengakibatkan maka efisiensi akan semakin besar, dimana biaya
produksi per satuan luas lahan akan semakin besar.
Namun dari data yang telah didapatkan pada pengolahan lahan menggunakan traktor
roda dua dan traktor roda empat didapatkan data bahwa pada traktor roda empat mengolah
lahan dengan luas 14,025 m2 sedangkan pada traktor roda dua hanya melakukan
pengolahan lahan yang memiliki luas 8,4375 m2, maka disimpulkan bahwa luas lahan pada
traktor roda empat lebih luas dari traktor roda dua, namun waktu total operasional pada
traktor roda empat yang memiliki lahan yang lebih luas lebih cepat dibandingkan dengan
traktor roda dua yaitu dengan waktu 88 x 10-4 jam, sedangkan pada traktor roda dua lebih
lama yaitu dengan waktu 95 x 10-4 jam. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak hanya luas lahan
saja yang menjadi patokan waktu pengerjaan yang nantinya akan berimbah kepada estimasi
biaya, namun juga jenis traktornya.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Menurut (Adnan dan Tangkesalu, 2017) menyatakan bahwa beberapa faktor yang
menentukan waktu pengolahan lahan ialah luas lahan, tipe alat yang digunakan, kondisi
lahan yang diolah, keterampilan operator yang menjalankan mesin dan berbagai hal lainnya.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


7.PENUTUP
a. Kesimpulan

Dari hasil pratikum yang sudah dilakukan didapat kesimpulan berupa implement
pengolahan lahan dimana pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah di
dalam hal ini pun struktur tanah serta porositas tanah, yang menjadikan terjaminnya masuk
atau perembesan air dan keluarnyanya air. Disamping itu pengolahan lahan juga memiliki
tujuan untuk membersihkan gulma-gulma yang ada di lahan pertanaman. Dalam melakukan
pengolahan lahan terdiri dari dua jenis pengolahan berupa pengolahan lahan primer dan
pengolahan lahan sekunder dimana dalam pengolahan dapat menggunakan dua jenis
traktor yang berupa traktor roda dua dan traktor roda empat. Dalam pengolahannya
biasanya penggunaan traktor roda dua pada lahan yang sempit, sedangkan pengolahan
lahan menggunakan traktor roda empat dapat digunakan pada lahan yang luas.
beberapa faktor yang menentukan waktu pengolahan lahan adalah luas lahan, tipe alat
yang digunakan, kondisi lahan yang diolah, keterampilan operator yang menjalankan mesin
dan berbagai hal lainnya. Dari hasil data yang didapatkan juga disimpulkan bahwa nilai
Kapasitas Lapang Efektif dengan nilai kapasitas lapang teoritis memiliki keterkaitan dimana
Kapasitas lapang efektif dan kapasitas lapang teoritis saling berkaitan dalam menentukan
efiensi lapang, efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas
lapang efektif.

b. Saran

Pratikum daring ini berjalan dengan lancar namun tidak terlalu difahami diakrenakan
hanya menerima materi saja tanpa praktek dilapangan. Asisten pratikumpun pada saat
menjelaskan suaranya kurang jelas dikarenakan kendala jaringan pada salah satu pihak
ataupun kedua pihak. Semoga pratikum selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan
ilmunya dapat dimengerti dan di manfaatkan dengan baik.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan D. Tangkesalu. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa
Buyumpondoli Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Agrotekbis. 4
(5) : 501-508
Aisyah, S. 2015. Analisis Kebutuhan dan Pengelolaan Traktor Tangan pada Kegiatan
Pengolahan Tanah Pertanian di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat. Jember.
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Habiby, M. R., Sengli, D., dan Jonathan, G. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) pada Beberapa Pengolahan Tanah Inseptisol dan Pemberian
Pupuk Kascing. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1 (4): 1183-1194.
Jamaluddin, P., Husain, S., Nunik, L., dan Muhammad, R. 2019. Alat dan Mesin Pertanian.
Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makasssar.
Raintung, J. S. M. 2010. The Soil Tillage and Results of Soybean (Glycine max L. Merill). Soil
Environment. 8 (2): 65-68.
Zulfakhri.,Fachruddin., dan A. Defrian,.2019. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Dan
Kapur Terhadap Kapasitas Kerja Dan Efisiensi Traktor Pada Lahan Kering. Jurnal Rona
Teknik Pertanian 12 (2) : 64-71

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


LAMPIRAN

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai