MEKANISASI PERTANIAN
“IMPLEMEN PENGOLAHAN LAHAN DAN UNJUK KERJA”
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
1. DASAR TEORI
a. Tujuan pengolahan lahan
Pengolahan tanah merupakan setiap manipulasi mekanik kepada tanah yang diperlukan
dengan tujuan menciptakan keadaan tanah menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Tujuan pokok pengolahan lahan adalah menyiapkan tempat tumbuh bagi tanaman, daerah
perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman serta memberantas gulma. (Musa dkk,
2006) dalam (Habibiy dkk, 2013)
Di dalam bidang pertanian, suatu kegiatan pengolahan tanah disebut juga dengan
pengolahan lahan. Pengolahan lahan merupakan semua pekerjaan pengawalan atau
pendahuluan yang berkenaan dengan tanah dimana kegiatan ini bertujuan untuk
mempersiapkan lahan menjadi keadaan sebaik-baiknya untuk pertumbuhan tanaman sampai
pada keadaan siap ditanami. Semua proses ini dapat dilakukan sebelum proses tanam.
Sebagai awal kegiatan pada budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya dilanjutkan, kegiatan
pengolahan lahan perlu dilakukan secara efektif serta efisien, karena menyangkut kualitas hasil
dan ketepatan waktu pengolahan lahan. (Jammaluddin dkk,2019)
Maksud dari adanya pengolahan tanah ialah untuk mempersiapkan lahan yang berperan bagi
tempat persemaian, serta menciptakan suatu daerah perakaran yang baik bagi tanaman atau
menciaptakan lahan yang sesuai bagi pertumbuhan suatu tanaman. Selain itu, pengolahan
tanah memiliki tujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah di dalam hal ini pun struktur tanah
serta porositas tanah, yang menjadikan terjaminnya masuk atau perembesan air dan
keluarnyanya air. Disamping itu pengolahan lahan juga memiliki tujuan untuk membersihkan
gulma-gulma yang ada di lahan pertanaman. (Raitung, 2010)
Menurut (Jammaluddin dkk,2019), traktor terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut.
a) Traktor Dua Roda (Hand Tractor)
Traktor tangan ataupun traktor dua roda merupakan traktor berdaya gerak mesin diesel
ataupun motor bensin, beroda dua berupa ban karet ataupun ditambah roda sangkar dari baja,
memiliki poros tunggal, memiliki kopling utama, tidak menggunakan kopling kemudi, yang
berfungsi menarik dan ataupun menggerakkan alat pertanian dan sebagai sumber daya
penggerak. Traktor tangan memiliki peran utama untuk mengolah tanah. Namun,sebenarnya
traktor tangan ini mempunyai banyak fungsi, seperti pompa air, trailer , alat processing, dan
sebagainya. Kerangka pada traktor tangan ini berperan sebagai tempat posisi motor
penggerak, unit transmisi serta bagian traktor lainnya. Daya pada motor penggerak akan
disalurkan melewati putaran poros engkol menuju kopling utama melalui sabuk V. Kopling
utama akan meneruskan daya itu ke susunan roda gigi transmisi yang tujuannya
menggerakan poros roda serta poros rotari. Selain untuk menyalurkan daya, unit transmisi ini
juga berfungsi untuk mengatur kecepatan traktor. Traktor roda dua ataupun traktor tangan
juga bisa mengolah tanah yang gembur dengan kelembaban tertentu, serta disesuaikan
dengan kekuatan traktor tersebut. Oleh karena itu traktor roda dua ini bisa dioperasikan pada
lahan yang lembab ataupun basah dan tidak terlalu kering.
Komponen utama traktor roda dua
Tenaga penggerak motor, Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai ialah motor diesel,
namun ada juga yang menggunakan motor bensin ataupun minyak tanah (kerosin). Agar
motor diesel dapat menyala digunakan engkol, sedangkan bagi motor bensin dan minyak
tanah menggunakan tali starter.
Kerangka dan transmisi (penerus tenaga), Kerangka ini berfungsi untuk tempat kedudukan
motor penggerak, transmisi serta bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan
kerangka yang menggunakan beberapa buah baut pengencang. Sedangkan transmisi
berfungsi memindahkan tenaga ataupun putaran dari motor penggerak ke alat lain yang
bergerak.
Tuas kendali, Tuas kendali merupakan tuas-tuas yang digunakan sebagai pengendali
jalannya traktor. Tuas kendali pada traktor tangan ini umumnya terdiri dari
tuas perseling utama yang berfungsi memindahkan susunan gigi persneling, kemudian
perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan juga poros roda dapat diatur.
Tuas perseling cepat rambat, berfumgdi memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah
dan pekerjaan transportasi (berjalan serta menarik trailer).
Alat pengolah lahan kedua yang menggunakan daya traktor menurut (Jammaluddin
dkk,2019) adalah sebagai berikut.
1) Garu (harrow)
Garu ini digunakan untuk memotong tanah dengan kedalaman yang cukup dangkal.
Penggunaan garu ini bertujuan supaya menghancurkan tanah, memotong gulma, serta
mencampur material dengan tanah. Secara umum tujuan penggunaan garu adalah sebagai
berikut:
Untuk menyiapkan persemaian dengan baik
Membantu memecahkan bongkahan pada tanah
Membantu dalam penghancuran tanah ataupun mencampur tanah secara menyatu
atau menyeluruh
Mengairasi tanah serta membunuh gulma
Digunakan sebagian besar pada kondisi tanah ringan
Terkadang digunakan supaya menutupi benih setelah penebaran.
Pada pengolahan tanah sekunder, ada beberapa jenis garu yang umumnya dipakai oleh
petani sebagai berikut:
1) Garu piring (disk harrow)
2) Garu paku (spike tooth harrow)
3) Garu pegas (spring tooth harrow)
4) Garu rotari (rotary harrow)
5) Garu khusus (special harrow).
2) Penggulud (ridger)
Penggulud umumnya digunakan untuk membuat alur ataupun bedengan. Konstruksi
penggulud seperti bajak yang memiliki dua arah sekaligus. Penggulud umumnya menyerupai
bajak singkal, namun ada juga yng menyerupai bajak piring. Dengan penggulud ini tanah bisa
terbuang ke kiri dan kanan sekaligus.
3) Perata dan penggembur (land roller dan pulverizer)
Perata dan penggembur (land roller and pulverizer) menyerupai piring-piring ataupun
roda-roda yang disusun rapat pada satu as. Piringan ini dapat tajam ataupun bergerigi, yang
dipakai untuk penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk tujuan persemaian.
Alat ini dapat digolongkan atas dua jenis, yaitu:
a) Surface packer
b) Subsurface packer
Dikarenakan pratikum ssat ini dilaksanakan pada waktu pandemi Covid-19 sehingga
pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan daring pada rumah masing-maisng praktikan
dengan menggunakan platfrom seperti Google Meet maupun media Zoom. Sedangkan waktu
pratikum dilaksanakan pada tanggan 14 April 2021 pada pukul 14.10 WIB.
1. Hand Traktor (Traktor Roda Pengolahan tanah pada lahan yang kecil
Dua)
2. Four Wheel Tractor (Traktor Pengolahan tanah pada lahan yang luas
Roda 4)
Cara mematikan
Menginjak kopling
Cara mematikan
Gambar : Traktor Roda Dua (Jammaluddin Gambar : Traktor Roda Empat (Jammaluddin
dkk, 2019) dkk, 2019)
Cost = Tp x C
Roda 4 = 0,0088 x 45.000 = 396
Roda 2 = 0,0095 x 45.000 = 427,5
Dari hasil pengamatan pengolahan lahan menggunakan traktor roda dua dan traktor
roda tiga didapatkan data lebar kerja teroritis implement pengolahan lahan (wt) pada traktor
roda empat yaitu 1,25 meter, sedangkan pada traktor roda dua hanya 0,75 meter sehingga
didapatkan bahwa lebar kerja teroritis implement pengolahan lahan pada traktor roda empat
lebih besar dibandingkan traktor roda dua. Namun pada data selanjutnya yang didapatkan
diperoleh panjang lintasan pada traktor roda dua dan traktor roda empat adalah sama, yaitu
11,25 meter. Data selanjutnya yang didapatkan adalah Kecepatan kerja teoritis (vt) dimana
data vt yang didapatkan pada traktor roda empat adalah 31,97 dt sedangkan pada traktor
roda dua adalah 34,27.
c. Analisa Perhitungan
Dari data hasil pratikum yang diperoleh maka dilakukan data hasil perhitungan,
dimana dari hasil data hitung yang diperoleh pada waktu total operasional (Tp) traktor roda
empat dengan nilai 31,97 sebanding dengan 88 x 10-4 jam dan traktor roda empat dengan Tp
34,27 dt yang sebanding dengan 95 x 10-4 jam. Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan luas
lahan yang diolah dengan cara mengalikan panjang lintasan dan lembar kerja teoritis
implemen pengolahan lahan (wt) yang telah diperoleh sehingga didapatkan luas lahan yang
diolah oleh traktor roda empat yaitu 14,025 m2, sedangkan pada traktor roda dua luas lahan
yang diolah adalah 8,4375 m2. Dari hasil ini disimpulkan bahwa luas lahan yang diolah oleh
traktor roda empat lebih besar jika dibandingkan dengan traktor roda dua. Selanjutnya
dilakukan perhitungan kerja teoritis (Vt) yang didapatkan dengan membagi hasil panjang
lintasan dengan waktu operasional di dalam bentuk satuan waktu berupa jam sehingga
diperoleh Vt pada pengolahan lahan menggunakan traktor roda empat adalah 1.278,4 m/jam
sedangkan pada traktor roda dua diperoleh nilai Vt yaitu 1.847,2 m/jam dimana hasil ini
menunjukkan bahwa kecepatan kerja teoritis pada traktor roda dua lebih cepat dibandingkan
dengan traktor roda empat. Sementara itu, dalam perhitungan kapasitas teoritis ( KLT) yang
didapatkan dengan mengalikan lembar kerja teoritis implement pengolahan lahan (wt)
dengan kecepatan kerja teoritis (Vt) lalu dibadi 10.000 sehingga didapatkan hasil KLT pada
traktor roda empat adalah 0,1598 ha/jam sedangkan pada traktor roda dua adalah 0,0888
ha/jam. Adapun hasil perhitungan kapasitas lapang efektif ( KLE) yang diperoleh dengan
membagi luas lahan yang diolah dengan waktu total operasional sehingga diperoleh hasil
KLE pada traktor roda empat adalah 0,1598 ha/jam sedangkan pada traktor roda dua adalah
0,0888 ha/jam, sehingga kapasitas lapang efektif pada traktor roda empat lebih besar
dibandingkan traktor roda dua.
Definisi KLE Dan KLT Pada Praktikum Ini, Dan Keterkaitannya Antar Keduanya
Menurut (Aisyah, 2015) Kapasitas lapang suatu alat maupun mesin dibagi menjadi dua
jenis yaitu kapasitas lapang teoritis atapun kemampuan kerja pada suatu alat di dalam
sebidang tanah dimana jika berjalan maju sepenuhnya, waktunya 100% serta alat tersebut
bekerja dalam lebar maksimum (100%). Sedangkan kapasitas lapang efektif merupakan
rata-rata kerja dari alat di lapangan bertujuan menyelesaikan suatu bidang tanah dengan
luas lahan yang diolah pada dengan waktu kerja total .Kapasitas lapang efektif merupakan
nilai rata-rata kemampuan kerja dari alat untuk menyelesaikan pekerjaannya ataupun rata-
rata luasan pekerjaan per jumlah waktu yang sedang dibutuhkan. Sedangkan kapasitas
lapang teoritis Kapasitas lapang teoritis merupakan kemampuan atapun waktu yang
dibutuhkan suatu alat dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan asumsi tidak
adanya hambatan selama pengoperasian alat tersebut. Kapasitas lapang efektif dan
kapasitas lapang teoritis saling berkaitan dalam menentukan efiensi lapang, efisiensi suatu
traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Hal ini
dikarenakan efisiensi merupakan perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan
kapasitas lapang teoritis yang biasanya dinyatakan dalam bentuk (%). Semakin dekat nilai
kapasitas lapang efektif (KLE) dengan nilai kapasitas lapang teoritis maka akan semakin
efektif juga suatu alat bekerja. Efisiensi sendiri ialah ukuran tingkat penggunaan sumber
daya di dalam suatu proses. Semakin hemat ataupun sedikitnya penggunaan sumber daya,
oleh karena itu, prosesnya dapat dikatakan semakin efisien. Proses efesien ini ditandai
dengan sumber daya, sehingga prosesnya akan menjadi murah serta lebih cepat.
Hubungan luas lahan dan waktu total operasi dengan estimasi biaya
Luas lahan berhubungan erat dengan waktu total operasi, dimana jika semakin besar
luas lahan maka semakin besar pula waktu pengerjaan pengolahan lahannya hal ini
sebanding dengan pernyataan (Adnan dan Tangkesalu, 2017) yang menyatakan Luas lahan
ialah besarnya lahan yang dikelola dalam berusaha tani agar menghasilkan produksi. Luas
lahan ialah faktor terpenting dalam suatu usahatani dimana semakin besar lahan yang
beriringan semakin lama waktu pengerjaan yang dikelola maka akan semakin besar pula
produksi yang dihasilkan tetapi biaya yang dikeluarkan oleh tenaga kerja, material, peralatan
yang digunakan, dan lain – lain, demikian pula sebaliknya semakin sempit lahan yang
dikelola makan semakin sedikit pula produksi yang dihasilkan. Semakin luas lahan sawah
yang dikelola hal ini akan mengakibatkan maka efisiensi akan semakin besar, dimana biaya
produksi per satuan luas lahan akan semakin besar.
Namun dari data yang telah didapatkan pada pengolahan lahan menggunakan traktor
roda dua dan traktor roda empat didapatkan data bahwa pada traktor roda empat mengolah
lahan dengan luas 14,025 m2 sedangkan pada traktor roda dua hanya melakukan
pengolahan lahan yang memiliki luas 8,4375 m2, maka disimpulkan bahwa luas lahan pada
traktor roda empat lebih luas dari traktor roda dua, namun waktu total operasional pada
traktor roda empat yang memiliki lahan yang lebih luas lebih cepat dibandingkan dengan
traktor roda dua yaitu dengan waktu 88 x 10-4 jam, sedangkan pada traktor roda dua lebih
lama yaitu dengan waktu 95 x 10-4 jam. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak hanya luas lahan
saja yang menjadi patokan waktu pengerjaan yang nantinya akan berimbah kepada estimasi
biaya, namun juga jenis traktornya.
Dari hasil pratikum yang sudah dilakukan didapat kesimpulan berupa implement
pengolahan lahan dimana pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah di
dalam hal ini pun struktur tanah serta porositas tanah, yang menjadikan terjaminnya masuk
atau perembesan air dan keluarnyanya air. Disamping itu pengolahan lahan juga memiliki
tujuan untuk membersihkan gulma-gulma yang ada di lahan pertanaman. Dalam melakukan
pengolahan lahan terdiri dari dua jenis pengolahan berupa pengolahan lahan primer dan
pengolahan lahan sekunder dimana dalam pengolahan dapat menggunakan dua jenis
traktor yang berupa traktor roda dua dan traktor roda empat. Dalam pengolahannya
biasanya penggunaan traktor roda dua pada lahan yang sempit, sedangkan pengolahan
lahan menggunakan traktor roda empat dapat digunakan pada lahan yang luas.
beberapa faktor yang menentukan waktu pengolahan lahan adalah luas lahan, tipe alat
yang digunakan, kondisi lahan yang diolah, keterampilan operator yang menjalankan mesin
dan berbagai hal lainnya. Dari hasil data yang didapatkan juga disimpulkan bahwa nilai
Kapasitas Lapang Efektif dengan nilai kapasitas lapang teoritis memiliki keterkaitan dimana
Kapasitas lapang efektif dan kapasitas lapang teoritis saling berkaitan dalam menentukan
efiensi lapang, efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas
lapang efektif.
b. Saran
Pratikum daring ini berjalan dengan lancar namun tidak terlalu difahami diakrenakan
hanya menerima materi saja tanpa praktek dilapangan. Asisten pratikumpun pada saat
menjelaskan suaranya kurang jelas dikarenakan kendala jaringan pada salah satu pihak
ataupun kedua pihak. Semoga pratikum selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan
ilmunya dapat dimengerti dan di manfaatkan dengan baik.
Adnan dan D. Tangkesalu. 2017. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa
Buyumpondoli Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Agrotekbis. 4
(5) : 501-508
Aisyah, S. 2015. Analisis Kebutuhan dan Pengelolaan Traktor Tangan pada Kegiatan
Pengolahan Tanah Pertanian di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat. Jember.
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Habiby, M. R., Sengli, D., dan Jonathan, G. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) pada Beberapa Pengolahan Tanah Inseptisol dan Pemberian
Pupuk Kascing. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1 (4): 1183-1194.
Jamaluddin, P., Husain, S., Nunik, L., dan Muhammad, R. 2019. Alat dan Mesin Pertanian.
Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makasssar.
Raintung, J. S. M. 2010. The Soil Tillage and Results of Soybean (Glycine max L. Merill). Soil
Environment. 8 (2): 65-68.
Zulfakhri.,Fachruddin., dan A. Defrian,.2019. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Dan
Kapur Terhadap Kapasitas Kerja Dan Efisiensi Traktor Pada Lahan Kering. Jurnal Rona
Teknik Pertanian 12 (2) : 64-71