(KUNING)
R=255 G=255 B=0
LAPORAN RESPONSI
MEKANISASI PERTANIAN
“PEMBERSIHAN DAN SORTASI”
Disusun oleh:
NAMA : Alfitra Frizy Kusuma
NIM : 225040201111066
KELOMPOK : S1
ASISTEN :
1. ZAHRA NUR TSABITAH
2. YUSRIL AIMAN YAKIY
3. VITASYA AGUSTINA
4. SHAUQI ABDA`I
5. MUHAMAD ITMAMMUDIN
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari bagian-bagian proses kerja dan
penampilan (performansi) dari suatu gabungan mesin pembersih dan penyeragaman ukuran.
2. DASAR TEORI
a. Definisi Sortasi (2 sitasi)
Proses sortasi dilakukan setelah panen. Sortasi adalah proses memisahkan buah
yang superior (masak, bernas, seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang
dan terinfeksi hama atau penyakit). Sortasi juga berfungsi untuk membersihkan buah dari
kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil (Mayrowani, 2013).
Proses pertama setelah panen adalah sortasi. Sortasi adalah kegiatan yang bertujuan
untuk memisahkan segala cemaran fisik dan biologi yang ada pada buah, seperti tanah,
batu, kerikil, daun, serangga, dan hal lainnya. Sortasi juga berfungsi untuk menyeleksi buah
yang sudah busuk, mengandung kapang, dan buah yang rusak atau lunak karena benturan
(Surahman dan Ekafitri, 2014).
Sortasi terbagi menjadi sortasi basah dan sortasi kering (Wahyuni et al., 2017)
1) Sortasi Basah
Dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya
dari tumbuhan dengan proses, sehingga didapatkan herba yang layak untuk
digunakan. Cara ini dapat dilakukan secara manual.
2) Sortasi Kering
Dilakukan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian
tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan
tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan secara manual.
Proses sortasi yang dilakukan oleh industri rumah tangga masih dilakukan dengan
cara tradisional, yaitu butiran-butiran diletakkan dalam tampih kemudian digerakkan dengan
kedua tangan mengikuti ayunan arah naik turun secara berulang. Proses pemisahan dan
pembersihan dengan cara tradisional dianggap kurang efisien, sehingga perlu perbaikan
secara mekanis agar peluang pasar menjadi lebih besar dan bernilai ekonomis. Proses
sortasi secara mekanis pada umumnya menggunakan prinsip perbedaan berat antara biji
dengan kotoran maupun benda lain yang akan dipisahkan, dimana tenaga yang digunakan
adalah hembsan udara. Sortasi dengan hembusan udara akan optimum apabila hembusan
udara yang digunaakn sesuai dengan kecepatan terminal benih tersebut (Syasmar et al.,
2019).
Mesin sortasi buah yang sudah amtang maupun masih mengkal. Mesin ini
menggunakan mikrokontroller dan sensor warna untuk menentukan kondisi buah hasil
panen. Sensor warna jenis TCS230 adalah sensor yang sering digunakan pada aplikasi
mikrokontroler untuk pendeteksian suatu objek benda atau warna dari objek yang di monitor.
Sensor warna TCS230 juga dapat digunakan sebagi sensor gerak, dimana sensor
mendeteksi gerakan suatu object berdasarkan perubahan warna yang diterima oleh
sensor.Pada dasarnya sensor warna TCS230 adalah rangkaian photo dioda yang disusun
Kegiatan praktikum mengenai Pembersihan dan Sortasi dilakukan pada hari Selasa,
16 Mei 2023 pada jam 07.00 sampai 08.40 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan Dan
Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa
Timur.yang secara astronomis berada pada posisi -8°2’51,5” LU dan 112°36’55,1”.
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum mengenai
Pembersihan dan Sortasi.
1 Mesin Pembersih dan Sortasi Untuk menyortir antara benih berisi dan benih
(Seed Blower) tanpa isi
Berikut adalah cara kerja dari penggunaan mesin pembersih dan sortasi (seed blower).
Putar pengukur kadar air di angka 20% lalu tekan tombol merah agar jarum bergerak
menunjukkan kadar air
- Gambar Tangan
Berdasarkan data hasil praktikum, dapat diketahui total biji gabah bersih, total kotoran,
dan kesetimbangan % massa gabah pada dua perlakuan yaitu perlakuan bukaan
setengah dan perlakuan bukaan penuh. Pertama pada perlakuan bukaan setengah perlu
diketahui persentase biji bersih dengan cara massa biji bersih dibagi massa sampel gabah
dan dikali 100%, sehingga didapatkan hasil 41,69%. Rincian yang didapat yaitu
persentase kotoran terikut, didapatkan dari massa kotoran terikut dibagi massa sampel
tanah dikali 100%. Hasilnya adalah 4%. Sedangkan persentase biji gabah murni
didapatkan dari persentase biji bersih dikurangi dengan persentase kotoran terikut dan
hasilnya adalah 37,67%. Kedua pada persentase kotoran 1 didapatkan dari massa kotoran
1 dibagi dengan massa sampel gabah lalu dikali 100%. Hasilnya adalah 5%. RIncian yang
didapat adalah persentase biji gabah bersih terikut, diperoleh dari massa biji gabah berat
terikut dibagi dengan massa sampel tanah kemudian dikali 100%. Diperoleh hasil 3,33%.
Persentase kotoran 1 murni diperoleh dengan mengurang kedua hasil dan diperoleh
1,67%. Ketiga pada persentase kotoran 2 didapatkan dari massa kotoran 2 dibagi dengan
massa sampel gabah lalu dikali 100%. Hasilnya adalah 25,33%. Rincian yang didapat
adalah persentase biji gabah bersih terikut, diperoleh dari massa biji gabah berat terikut
dibagi dengan massa sampel tanah kemudian dikali 100%. Diperoleh hasil 5%.
Persentase kotoran 2 murni diperoleh dengan mengurang kedua hasil dan diperoleh
20,33%. Persentase total biji gabah diperoleh dari persentase biji gabah bersih murni
ditambah persentase biji gabah bersih terikut 1 dan biji ganbah bersih terikut 2, sehingga
diperoleh total 46%. Persentase total kotoran diperoleh dari persentase kotoran terikut
ditambah kotoran 1 murni dan persentase kotoran 2 murni, sehingga diperoleh total 26%.
Terakhir adalah kesetimbangan persentase massa gabah dapat diperoleh dari persentase
massa gabah murni ditambah persentase massa total kotoran, sehingga didapat 72%.
Pada perlakuan bukaan penuh perlu diketahui persentase biji bersih dengan cara
massa biji bersih dibagi massa sampel gabah dan dikali 100%, sehingga didapatkan hasil
34%. Rincian yang didapat yaitu persentase kotoran terikut, didapatkan dari massa
kotoran terikut dibagi massa sampel tanah dikali 100%. Hasilnya adalah 1,67%.
Sedangkan persentase biji gabah murni didapatkan dari persentase biji bersih dikurangi
dengan persentase kotoran terikut dan hasilnya adalah 32,33%. Kedua pada persentase
kotoran 1 didapatkan dari massa kotoran 1 dibagi dengan massa sampel gabah lalu dikali
100%. Hasilnya adalah 6,33%. RIncian yang didapat adalah persentase biji gabah bersih
terikut, diperoleh dari massa biji gabah berat terikut dibagi dengan massa sampel tanah
kemudian dikali 100%. Diperoleh hasil 5,33%. Persentase kotoran 1 murni diperoleh
dengan mengurang kedua hasil dan diperoleh 1%. Ketiga pada persentase kotoran 2
didapatkan dari massa kotoran 2 dibagi dengan massa sampel gabah lalu dikali 100%.
Berdasarkan hasil dapat ditemukan perbedaan pada persentase total biji gabah
bersih, dimana bukaan setengah memiliki persentasi total kotoran lebih kecil dibanding
bukaan penuh. Perbedaan dikarenakan katup dengan bukaan yang lebih kecil
menghasilkan hembusan udara yang lebih rendah sehingga kotoran yang terikut pada
ruang kotor menjadi lebih sedikit. Proses pemisahan ini disebut sebagai pemisahan
pneumatik. Metode pneumatik, sifat-sifat aerodinamik pada partikel merupakan
komponen penting agar produk utama dapat terpisahkan dengan kontaminannya.
Kemampuan aliran udara untuk menerbangkan/mengangkat material kontaminan dapat
disebut dengan critical velocity/lift velocity (Wijaya, 2022).
Seed separator bekerja dengan memanfaatkan aliran angin buatan (artificial wind)
dengan bagian utama berupa blower tipe centrifugal. Mesin ini memiliki prinsip pemisahan
yang berlangsung secara gravitasi berdasarkan atas bobot bahan dan ukuran bahan.
Material dengan ukuran dan bobot yang ringan akan diterbangkan menjauh dari pusat
hembusan udara, sedangkan material-material dengan bobot yang berat tidak terangkat
oleh hembusan udara (Crepon, 2020).
Proses sortasi dilakukan setelah panen. Sortasi adalah proses memisahkan buah yang
superior dari buah inferior. Sortasi juga berfungsi untuk membersihkan buah dari kotoran
seperti daun, ranting, tanah dan kerikil. Sedangkan grading adalah pemilahan berdasarkan
kelas kualitas. Kelas kualitas biasanya terbagi menjadi kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan
seterusnya, ataui kelas A, Kelas B, Kelas C dan seterusnya. Mesin sortasi gabah berfungsi
untuk mengupas kulit gabah kering dengan teknik penggilingan menghasilkan beras yang utuh
dan bersih. Mesin sortasi dilengkapi dengan pelat yang berfungsi sebagai wadah penampung
gabah yang kulitnya terlepas. Aplikasi mesin seed separator terbagi menjadi 2 tipe, yaitu
hembusan dan isapan. Perbedaan dari kedua tipe tersebut adalah motor yang digunakan
untuk menghasilkan aliran udara separasi. Pada mesin pneumatik separator tipe hembus
aliran udara dihasilkan melalui blower centrifuge, sedangkan pneumatik separator tipe hisap
menggunakan fan aspiration.
Berdasarkan hasil kegiatan praktikum terdapat perbedaan persentase total kotoran pada
katup bukaan setengah dan katup bukaan penuh. Bukaan katup blower berpengaruh pada
kecepatan aliran udara. Katup dalam keadaan terbuka akan membuat aliran udara menjadi
kuat dikarenakan udara lepas ke atas, sehingga penggunaan katup disesuaikan dengan bobot
bahan dan ukuran bahan. Bobot dan ukuran bahan serta kecepatan aliran udara sangat
menentukan keefektivan dalam kinerja mesin ini.
b. Saran
Praktikum terlaksana dengan baik dan lancar. Tata cara penggunaan dan mekanisme
kerja mesin telah dijelaskan dengan baik sehingga mahasiswa dapat memahami lebih baik
tentang cara kerja mesin. Diharapkan para praktikan dapat mengerti mengenai materi yang
telah dijelaskan dan asisten praktikum untuk tetap dapat mempertahankan bahkan
meningkatkan kinerja sebagai pengajar para praktikan.
Azizah, Z., Elvis, F., Zulharmita, Z., Misfadhila, S., Chandra, B., & Yetti, R. D. 2020.
Penetapan Kadar Flavonoid Rutin pada Daun Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz)
Secara Spektrofotometri Sinar Tampak. Jurnal Farmasi Higea, 12(1): 90-98.
LAMPIRAN
Crépon, K. and F. Duyme 2020. "Efficiency of grain cleaner to increase test weight in wheat
(Triticum aestivum)." Cereal Chemistry, 97(6): 1263- 1269.
Diana, N. E., & Hartono, J. 2021. Teknik Pemodelan Berdasarkan Visualisasi Warna Untuk
Transparansi Grading Dan Sortasi Tembakau Virginia. Jurnal Perspektif, 20(1): 50-
62
Edowai, D. N., & Tahoba, A. E. 2018. Proses produksi dan uji mutu bubuk kopi arabika
(coffea arabica L) asal kabupaten Dogiyai, Papua. Jurnal Agriovet, 1(1): 1-18.
Grzybowski, C. R. De S., Silva R. C. Da., Vieira E. S. N., dan Panobianco M. 2018.
Processing and Physical and Physiological Quality of The Native Forest Seed of
Vernonanthura Discolor. Acta Scientiarum Agronomy. 41 (1): 1-8.
Kharisma, A. T., & Efendi, R. 2022. Perancangan mesin sortasi kedelai berdasarkan warna
untuk menentukan kualitas benih. Sultra Journal of Mechanical Engineering
(SJME), 1(1): 33-47.
Mayrowani, H. 2013. Kebijakan penyediaan teknologi pascapanen kopi dan masalah
pengembangannya.
Nurhikmat, N., Kardiman, K., & Fauji, N. 2021. Rancang Bangun Alat Sortasi Gabah
Menggunakan Motor Bakar Dengan Kapasitas 5 HP. MECHANICAL, 12(1): 23-28.
Prasetyo, A. D. 2020. Pembuatan Mesin Pemisah Buah Jeruk Dengan Belt Conveyor
Menggunakan Sensor Warna Rgb Tcs230 (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri
Bengkalis).
Rouzegar, M.R., Khalifeh, A.A., Asli-Ardeh, E.A. and Abbaspour-Gilandeh, Y., 2013. Study
effects of moisture content, feed rate and fan revolution on separation efficiency in a
paddy laboratory winnower. International Journal of Agriculture and Crop Sciences
(IJACS), 5(21): 2576-2578.
Saitov, V.E., Farafonov, V.G., Gataullin, R.G. and Saitov, A.V., 2018, November. Research
of a diametrical fan with suction channel. In IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, Vol. 457, No. 1, p. 012009.
Surahman, D. N., & Ekafitri, R. 2014. Kajian HACCP (Hazard Analysis And Critical Control
Point) pengolahan jambu biji di pilot plant sari buah UPT. B2PTTG–LIPI
Subang. Agritech: Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian UGM, 34(3): 266-276.
Syasmar, A., Lahming, L., & Jamaluddin, J. 2019. Modifikasi Alat Sortasi Gabah (Orizae
sativa L). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5: 183-188.
Wahyuni, R., Guswandi, G., & Rivai, H. 2017. Pengaruh cara pengeringan dengan oven,
kering angin dan cahaya matahari langsung terhadap mutu simplisia herba
sambiloto. Jurnal Farmasi Higea, 6(2): 126-132.
Wijaya, I. K. S. 2022. Perancangan Mesin Sortasi Padi Dengan Penggerak Motor
Listrik (Doctoral Dissertation, 021008 Universitas Tridinanti Palembang).
Zega, T. 2021. Rancang Bangun Timbangan Digital Pada Mesin Perontok Padi Otomatis
Berbasis Mikrokontroller. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sains Dan
Tekhnologi, 1(1): 209-209.