MEKANISASI PERTANIAN
Disusun oleh:
NIM : 205040207111086
Kelompok: I 2
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
1. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum identifikasi dan kalibrasi alat tanam :
a.untuk mengetahui peralatan yang digunakan untuk menanam biji;
b.untuk mengetahui karakteristik alat dan menghitung efisiensi alat tanam
c.untuk menghitung jumlah biji yang dibutuhkan untuk penanaman pada suatu lahan.
2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (3 Sitasi)
1. Penanaman adalah kegiatan untuk mengatur dan menempatkan biji ke dalam tanah
pada kedalaman tertentu, bisa juga dengan menyebarkan biji langsung ke atas
permukaan tanah (Ahmad, 2014)
2. Penanaman merupakan kegiatan yang menempatkan bahan tanam, baik berupa biji
maupun bibit ke dalam media tanam yang bisa berupa tanah maupun bukan tanah
(Kumalasari, 2012)
1. Alat dan mesin penanaman adalah produk-produk dari teknologi pertanian yang
digunakan untuk membantu kegiatan penanaman di lapangan agar pekerjaan
menjadi lebih mudah (Asmara & Handoyo, 2015)
c. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Alat Tanam berdasarkan Sumber Tenaga Pengerak (2 Sitasi)
Alat penanaman tradisional yang menggunakan tenaga manusia disebut tugal. Tugal
merupakan alat yang paling sederhana dan digerakkan dengan tangan. Alat ini cocok untuk
menanam benih dengan jarak tanam yang lebar. Karena alat ini digerakkan dengan sumber
tenaga manusia, alat ini masih memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak praktis digunakan
karena tenaga yang dibutuhkan besar (Aini & Ichwan, 2017)
Secara umum, alat dan mesin pertanian dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
1) alat dan mesin penyiapan lahan dan penanaman, yang meliputi traktor, dsb.
2) alat dan mesin pemeliharaan tanaman, dan
3) alat dan mesin panen dan pascapanen.
Tak hanya itu, penggunaan transplanter juga memiliki kekurangan atau kelemahan
menurut Umar, et al., (2017), yaitu :
Lebar barisan pada mesin tidak dapat diubah, sehingga jarak tanamnya hanya
mengikuti lebar barisan pada mesin saja
Pengunaan mesin transplanter hanya dapat di lahan yang datar dan kedalamannya
tidak lebih dari 40 cm, karena jika lebih maka lahan cenderung berlumpur dan
menghambat pergerakan mesin di lahan
Memerlukan alat bantu atau tenaga lebih untuk mengangkut mesin transplanter ke
lahan, karena ukurannya yang besar dan berat
Harga mesin transplanter masih tergolong mahal bagi petani, sehingga kurang
mudah dijangkau
Bibit yang ditanam menggunakan mesin transplanter harus memenuhi suatu
persyaratan tertentu, tidak se-praktis menanam tanpa mesin transplanter.
Waktu praktikum pada jam kedua hari selasa tanggal 04 mei 2021 dan tempat praktikum di
rumah praktikan melalui google meet
- Gambar Tangan
- Gambar Literatur
13 mm
Ulangan 1 Ulangan 2
Jarak Jumlah biji Jarak Jumlah biji
(cm) (cm)
6 1 13,5 3
15,5 1 19 2
32 1 33 2
50 1 17 2
32 1 49 1
19 2 16,5 2
30 2 18,5 2
32,5 1 15 2
16 1 14,5 1
17 2 17 2
20,5 2 49,5 2
13 1 14 2
34 1 18,5 2
134 2 15,5 2
17,5 2 34,5 1
39,5 1 23,5 1
21,5 2 94,5 2
19,5 3 15,5 2
12 1
7 1
11 3
31,5 2
13,5 1
24 1
32,5 1 44 1
18 1 30,5 1
63 1 68 1
15 1 61 1
21,5 1 66 1
13 1 29,5 1
17,5 1 30 1
66 1 21 1
17 1 17,5 1
14 1 15,5 1
53 2 50,5 1
17 1 14 1
27,5 1 32,5 1
26 1 15,5 1
13,5 1 16 1
13,5 1 16,5 1
17,5 1
32 1
16 1
10 1
21,5 1
20 1
Berdasarkan data yang telah didapatkan perbedaan antara kedua metering device
( 13 mm dan 8 mm ). Pada metering device 13 mm didapatkan rata rata jumlah biji yang
keluar berbeda beda baik ulangan satu maupun pada ulangan dua. Hal ini kemungkinan
diakibatkan oleh perbedaan kumuatif jarak taam antara ulangan 1 dengan ulangan dua.
Sedangkan pada metering device 8 mm, kedua ulangan mengeluarkan jumlah biji yang
sama yaitu 1 .
Sehingga didapatkan dari kedua data diatas perbedaan antara metering device 13
mm dengan 8 cm baik dalam jumlah pengeluaran biji dan jarak tanam antara kedua
metering device tersebut.
V = S/t rata-rata
V = 6,17/26,5
V = 0,23 m/s
sC = v x 60 s
sC = 0,23 x 60
sC = 13,8 m
PRT = sC/K
PRT = 13,8/1,08
PRT = 12,78
PRA = 60/26,5
PRA = 2,26
efisiensi
Ef = (PRA/PRT) x 100%
Ef = (2,26/12,78) x 100%
KKE = LK x v x Ef
KKE = 0,813%
x = (x1+x2)/2
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
x = (37,36 +33) / 2
x = 35,18 cm
d. Analisa Perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua metering device yang berbeda, didapatkan
bahwa tidak ada perbedaan yang begitu besar pada kapasitas kerja efektif kedua
metering device tersebut. Hanya saja metering device 8 mm memiliki kapasitas kerja
efektif lebih besar dibandingkan dengan metering device 13 mm .
Perbedaan jelas antara kedua metering device tersebut terdapat pada kebutuhan
dari massa biji total antara kedua metering device.
e. Grafik
g. Hubungan Antara Diameter Metering Device Terhadap Jumlah Biji Yang Keluar Dibandingkan
Dengan Literature (2 Sitasi)
Berdasarkan data dari hasil praktikum didapatkan perbedaan antara jumlah biji yang
keluar pada masing masing metering device. Metering device 13 mm cenderung
mengeluarkan jumlah biji lebih banyak dibandingkan dengan device 8 mm. Hal ini di duka
dikarenakan diameter metering device mempengaruhi jumlah biji yang keluar. Semakin
lebar diameter metering device maka semakin besar pula kemungkinan biji dapat keluar
lebih banyak. Hal ini diperkuat oleh pernyataan bahwa Diameter alat metering device
yang berbeda memengaruhi jumlah biji yang keluar pada seed table. Diameter metering
device yang besar cenderung meloloskan biji lebih banyak, karena biji dengan mudahnya
jatuh ke bawah, dibanding dengan diameter yang lebih kecil (Adhar, et al., 2016).Hal
serupa dinyatakan oleh Syafrandi & Lubis (2015) bahwa diameter alat penjatah biji
(metering device) lebih besar dapat menjatuhkan biji yang lebih banyak, sehingga lebih
efisien dalam pengerjaannya.
Kegiatan Penanaman merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat awal masa
tanam dengan cara memasukkan benih ke dalam media tanam yang nantinya akan
tumbuh. Penanaman ini dapat didukung menggunakan alat bantu penanaman yang
bersumber dari tenaga manusia maupun tenaga traktor. Keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, namun pada saat ini lebih banyak menggunakan
alat mesin yang canggih untuk menambah efisiensi kerja. Selain itu, untuk
memprediksi jumlah biji yang ditanam, digunakan alat penjatah biji (seed table)
dengan ukuran diameter metering device yang berbeda pada setiap metering device
b. Saran
Asisten praktikum memberi penjelasan dengan sangat baik dan praktikum berjalan lancar
Adhar, C., Sumarlan, S. H. & Nugroho, W. A., 2016. Rancang Bangun Metering Device
Tipe Screw Conveyor dengan Dua Arah Keluaran untuk Pemupukan Tanaman
Tebu. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Volume 4, pp. 1-10.
Ahmad, A. R., 2014. Desain dan Kinerja Roda Penggerak Metering Device Mesin
Penanam Kedelai, Bogor: [SKRIPSI] Institut Pertanian Bogor.
Aini, F. & Ichwan, M., 2017. Mesin Penanaman Tradisional. Gresik: Universitas
Muhammadiyah Gresik.
Armansyah, Tambunan, H. & Sembiring, E., 2010. Kajian dan Kebijakan Alat dan Mesin
Pertanian. Jurnal Keteknikan Pertanian , pp. 1-16.
Asmara, A. Y. & Handoyo, S., 2015. Pembuatan Kebijakan Berbasis Bukti: Studi Pada
Proses Pembuatan Kebijakan Standardisasi Alat dan Mesin Pertanian di
Indonesia. Warta KIML, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek LIPI, pp. 43-64.
Hapsari, P., 2018. Adopsi Teknologi Rice Transplanter (Studi Deskriptif Kualitatif Adopsi
Teknologi Pertanian Rice Transplanter di Desa Wironanggan, Gatak, Sukoharjo
dengan Pendekatan Teori Difusi Inovasi), Surakarta: [SKRIPSI] Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kartika, T., 2018. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung
(Zea Mays L) Non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP). Jurnal
Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Volume 15.
Kumalasari, D., 2012. Tanam dan Pola Tanam. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Novitan, 2010. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Nur, M., Asrul & Rafiuddin, 2018. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Jagung (Zea mays L.) pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq). Buletin Palma, pp. 127-146.
Sahara, D., Kushartanti, E. & Suhendrata, T., 2013. Kinerja Usahatani Padi dengan Mesin
Transplanter dalam Rangka Efisiensi Tenaga Kerja. Jurnal SEPA, pp. 55-62.
Suparlan, Marsudi & Budiharti, U., 2018. Evaluasi Teknis dan Ekonomis Mesin Pemipil
Jagung Berkelobot. Jurnal Keteknikan Pertanian, Volume 6, pp. 225-232.
Syafriandi & Lubis, A., 2015. Rancang Bangun Dan Pengujian Alat Penjatah (Metering
Device ) Tipe Edge Cell Untuk Penyaluran Pupuk Butiran Urea, TSP dan KCl.
Jurnal Rona Teknik Pertanian.