(HIJAU)
R=0 G=153 B=0
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN
“IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM”
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
MATERI
IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenalkan peralatan mekanis yang digunakan
sebagai alat tanam beberapa biji-bijian, mengetahui karakteristik dan menghitung
efisiensi alat tanam, dan meprediksi biji yang dibutuhkan untuk penanaman pada suatu
lahan
2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (2 Sitasi)
Penanaman adalah aktivitas menanam benih ataupun bibit pada media tanam yang
sudah disediakan. Kegiatan ini penting pada setiap pembudidaya tanaman (Sari, 2018).
Menurut Irwansyah et al. (2017), menanam merupakan suatu aktivitas menaruh atau
menempatkan bahan tanam yang berupa benih atau benih pada media tanam yang
sudah disediakan. Menanam adalah kegiatan yang mengurangi rusaknya linkungan,
menjaga, serta mempertahankan lingkungan. Agar terus berkelanjutan dan bisa
mencukupi kebutuhan untuk manusia, untuk masa kini ataupun masa depan.
(Aroyandini et al., 2021).
Alat dan mesin penanam merupakan alat yang dipakai dalam menempatkan benih,
tanaman, bagian tanaman yang sudah disiapkan di lahan atau permukaan tanah. Alat
dan mesin juga bisa mengurangi permasalahan dalam kurang nya tenaga kerja
(Asrianto, 2013). Alat atau mesin penanam merupakan alat yang dipakai dalam
menaruh benih atau tanaman pada lahan yang sebelumnya sudah dipersiapkan,
didalam ataupun diatas tanah. Fungsi dari alat dan mesin penanam adalah meletakkan
bibit yang ingin di kedalaman tertentu, jumlah yang disesuaikan, dan alat tanam ini
akan menutup kembali tanah nya kembali (Saferi et al., 2022).
b. Alat penanam semi-mekanis : Alat semi mekanis ini cocok dipakai, pada tanah ringan
maupun tanah berat dan juga cocok bagi benih-benih yang berukuran besar dan kecil.
Pada alat ini memiliki roda dibagian depan, tempat benih, dan roda kecil dibagian
belakang, pada roda depan ini sudah dimodifikasi untuk membuka ruang agar benih
bisa jatuh ke lobang yang sudah dilewati roda tersebut dan ada roda dibagian belakang
yang berfungsi sebagai menutup lobang yang sudah terisi benih.
b. Alat tanam sistem baris sempit, digunakan untuk menanam benih kecil atau seperti
rumput-rumput pada baris serta alur sempit dengan kedalamannya yang tidak beda.
Alat ini memiliki corong yang besar yang berguna sebagai tempat benih serta pupuk.
c. Alat tanam sistem sebar, alat ini memiliki konsep yang lama atau konvensional, saat
penanaman membutuhkan pembuka alur dan alat ini tidak perlu penutupan.
Menurut Erwin et al. (2015), Pengaturan jarak tanam bisa memengaruhi hasil dari
tanaman, dengan populasi tanaman yang beda bisa menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang beda juga. Usaha untuk meningkatkan produktivitas
suatu tanaman budidaya adalah dengan mengatur jarak tanam dan tujuan dari
penggunaan jarak tanam yaitu agar tanaman mendapatkan ruang pada akar untuk
tumbuh, mengurangi persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari dan unsur-
unsur hara. Jarak tanam adalah salah satu faktor yang bisa memengaruhi hasil pada
tanaman. Penggunaan jarak tanam memiliki tujuan supaya populasi tanaman
mendapatkan bagian yang sama, seperti halnya unsur hara dan sinar matahari (Kartika,
2018).
e. Definisi Transplanter dan Jelaskan Prinsip Kerja Alat tanam Transplanter (2 sitasi)
Transplanter adalah salah satu teknologi pada bidang pertanian modern. Transplanter
ini dapat membantu dan juga memudahkan pada penanaman bibit padi. Kehadiran alat
ini tentu saja mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia dalam proses
penanaman bibit. Sehingga kecepatan peningkatan padi bisa dicapai (Iqbal, 2021).
Prinsip kerja alat transplanter ini dengan menancapi picker dengan teratur dengan
menyesuaikan gerak jalan pada roda mesin, lalu picker ini menancapkan pada setiap
titik tanam dalam 4 baris. Transplanter dioperasi kan oleh seorang operator dan satu
asisten (Umar, 2017).
Setiap mesin memiliki kekurangan dan kelebihan nya masing-masing, begitu juga
dengan transplanter ini. Kelebihan dari pengunaan alat ini adalah proses penanaman
yang lebih singkat atau cepat, bisa dijangkau area tanam yang lebih luas, dikerjakan
oleh satu orang yang bisa menghemat pengeluaran dan jarak tanam bisa disesuaikan
(Jajuli, 2018). Menurut Afrizal (2019), kekurangan pada transplanter ini yaitu saat
pemakaian di daerah berbukit. Petani mau tidak mau harus mengangkat yang dimana
transplanter ini sangat berat.
Praktikum Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam dilakukan pada hari Rabu, 17 Mei
4. 2023 jam 10.30-12.10 WIB. Pelaksanaan pratikum ini di Laboratorium Daya dan Mesin
Pertanian, FTP UB.
8. Filter dan bak penampung Menampung biji dan pasir yang jatuh
Pengukura
n massa
Pengaturan
control
Bahan
yang telah
DIukur
jarak antar
Dihitung
jumlah biji
Ditentukan
rencana
Persiapkan
alat dan
Putar tuas
penanama
- Seed Table
DIKETAHUI
Rencana jarak antar alur tanam (LK) 20 cm = 0,2 m
Keliling Roda (K) 102 cm = 1,02 m
Panjang Konveyor (S) 617 cm = 6,17 m
Panjang Lahan (p) 50 m
Lebar Lahan (l) 30 m
Massa 100 biji (M) 6,67 gram
Perhitungan metering device 13 mm nilai kecepatan maju alat tanam (v) adalah
0,245 m/s, jarak konveyor pada 1 menit (sC) sebesar 14,7 m. Pada putaran roda alat
tanam (PRT) nilai nya 14,41 m, sedangkan putaran roda alat tanam aktual (PRA)
adalah 2,38 m. Efisiensi nya sebesar 16,51% dan kapasitas kerja efektif (KKE) ialah
0,808. Perhitungan kebutuhan biji, nilai jarak rata-rata antar lubang (x) adalah 0,2284,
lalu jumlah biji rata-rata per lubang (g) nya adalah 2,5. Jumlah lubang per meetr alur
(h) adalah 4,38 lubang dan panjang alur lahan total (Rtot) adalah 7,500 m. Jumlah
lubang total (Htot) nilai nya sebesar 32,85 lubang dengan kebutuhan biji total (Gtot)
sebanyak 82,125 biji, dan kebutuhan massa biji total (Mtot) sebesar 5,48 gram.
Grafik Ulangan 1
3.5
3
Jumlah Biji
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 108 95 16 68 65 65 18
Jarak Tanam
Grafik Ulangan 2
2.5
2
1.5
Jumlah Biji
1
0.5
0
0 44 .5 67 61 66 ,5 30 20 ,5 ,5 ,5 14 ,5 ,5 15 ,5
30 29 17 15 50 32 15 16
Jarak Tanam
Grafik Ulangan 1
4.5
4
3.5
3
Jumlah Biji
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 13 17 19 21 30 34 15 28 .5 20 38
30
Jarak Tanam
Grafik Ulangan 2
4.5
4
3.5
3
Jumlah Biji
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 22 .5 32 30 27 16 .5 16 24 26 .5
12 19 27
Jarak Tanam
Grafik yang sudah dibuat berdasarkan data yang diketahui, keluaran biji pada
metering device 8 mm (ulangan 1 dan 2) cenderung konstan jika dibandingkan dengan
metering device 13 mm. Di metering device 8 mm biji yang keluar jumlah nya
cenderung sama, namun pada metering device 13 mm biji yang keluar bisa 1-4 biji.
Ukuran diameter metering device dan ukuran biji bisa memengaruhi, maka perlu
melakukan analisis hitung dan ukur rata-rata biji yang dipakai untuk analisis ukuran
lubang pada metering device (Nopriandy, 2018). Fungsi dari metering device sendiri
ialah untuk menyesuaikan jatah biji yang diinginkan (Sitorus et al., 2015).
Diameter metering device memengaruhi pada jumlah biji yang keluar, diameter ini
juga bisa disesuaikan dengan ukuran biji juga. Ukuran dari metering device
disesauikan dengan ketentuan yang tidak besar dan tidak kecil (Pangalila et al., 2020).
Bisa dilihat data memperlihatkan pada metering device 8 mm mengeluarkan biji nya
denga jumlah yang cenderung sama, dibandingkan metering device 13 mm yang
jumalha bijinya keluar tidak konstan. Perbedaan ukuran antara biji dan mesin ini yang
bisa memengaruhi jumlah biji yang keluar (Sugiana et al., 2017).
h. Jika RPM dipercepat apa yang akan terjadi terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang
keluar? (Minimal 1 sitasi)
Saat RPM dinaikkan kecepatannya maka jarak, waktu dan jumlah biji yang akan
keluar juga berbanding lurus dengan kecepatan naiknya RPM (Wibowo et al., 2017).
Ketika RPM ditingkatkan kecepatannya ini akan berbanding lurus maka jarak, waktu
kerja, namun biji yang keluar semakin sedikit.
Penanaman merupakan kegiatan menanam benih maupun bibit pada media tanam
yang sudah disesuaikan dan disediakan, dalam penanam terdapat alat dan mesin
untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih efektif serta efisien. Berdasarkan
sumber tenaga nya ada 2, yaitu sumber tenaga manusia dan traktor. Pada proses
penanaman kita perlu juga mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan
tanaman, yang berfungsi agar tanaman satu dengan tanaman lainnya mendapatkan
nutrisi serta ruang untuk tumbuh dan berkembang. Transplanter salah satu alat bantu
untuk penanaman, alat ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah
waktu penananamn lebih singkat dan jangkauan area nya lebih luas, sedangkan
kelemahan nya adalah saat penggunaan nya di daerah bukit yang miring. Diameter
pada metering device memengaruhi keluar nya biji, maka perlu dianalisis serta
disesuaikan pemakaian nya. Saat RPM ditingkatkan jarak dan waktu, maka jarak
tanam semakin besar dan waktu semakin singkat. Namun biji yang keluar akan sedikit.
b. Saran
Semoga praktikum selanjutnya bisa berjalan dengan baik dan juga asisten
praktikum dapat menjelaskan dengan rinci serta jelas hingga pratikkan mengerti.
Terima kasih kak tetap semangat terus.
Aroyandini, E. N., Krismawati, R. A., & Anas, A. R. 2021. Menanam Tumbuhan dalam
Perspektif Islam dan Sains Sebagai Upaya Preventif Untuk Mengurangi Kerusakan
Lingkungan. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, 3, 121-126.
Asrianto. 2013. Inovasi Teknologi Penerapan Mesin penanaman Padi (Rice Trasnplanter)
SPW-48c di Desa Kariango Kecamatan Baibunta Kabupaten Luwu Utara. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Erwin, S., Ramli., dan Adrianton. 2015. Pengaruh Berbagai Jarak Tanam Pada
Pertumbuhan dan Produksi Kubi (Brassica oleracea L.) di Dataran Menengah Desa
Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten. Jurnal Agrotekbis, 3(4): 491-497.
Iqbal., Yoesrifar, J., dan Tahir, S. 2021. Unjuk Kerja Rice Transplanyter Sistem Jajar
Legowo Tipe Crown Indo Jarwo di kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Jurnal Teknik
Pertanian, 10(1): 113-118.
Jajuli, J. 2018. Komparasi Produktivitas Tenaga Kerja dan Kelayakan Usahatani Padi
Sawah Sebelum dan Sesudah Menggunakan Mesin Transplanter. Tesis, Universitas
Siliwangi Tasikmalaya.
Kartika, T. 2018. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung
(Zea Mays l) Non Hobrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP). Jurnal Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 15(2): 129-139.
Megativitry, R., Rosyid, R. A. H., Suharyani, A., Asmanur, J., Ismiasih, S. A., Leni, M.,
Anna, P. K., Lenni., dan Sutiharni. 2022. Teknologi Pertanian. Global Ekseklutif
Teknologi.
Nopriandy, F., dan Suhendra. 2018. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Tugal Semi-
Mekanis dengan Sistem Penjatah Berputar untuk Kacang Hijau (Vigna radiata L.).
POSITRON, 8(1): 37-42.
Pangalila, N. D., Ruland, A. R., & Daniel, P. M. L. 2020. Rancang Bangun dan Uji Teknis
Alat Tanam Benih Jagung (zea mays l.) tipe tp csm 16 dengan Tenaga Penarik Traktor
Tangan. Jurnal Teknologi Pertanian, 11(2):140-140.
Sari, Y. P. 2018. Kajian Usahatani Padi dengan Sistem Konvensional dan Transplanter.
Tesis, Universitas Sriwijaya.
Saferi, R., Asmara, Y., dan Anton, B. 2022. Pengembagan Desain Alat Tanam Bibit Padi
dengan Metode Quality Function Deployment. Jurnal Teknik Mesin, 12(1): 52-60.
Siswanto, E. 2015. Modul Diklat PKB Guru Alat Mesin Pertanian alat Mesin Budidaya
Tanaman.
Sugiana, I. W., Ida, B. P. G., dan Yohanes, S. 2017. Rancang Bangun Alat Penanam dan
Pemupuk Jagung (Zea mays) Tipe Tugal Semi Mekanis yang Ergonomis. Jurnal
Biosistem dan Teknik Pertanian, 5(1): 83-92.
Umar, S., dan Sulha, P. Evaluasi penggunaan Mesin Tanam bibit Padi (Rice
Transplanter) Sistem jajar Legowo di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknik Pertanian,
6(2); 105-114.
Wibowo, D. H., Xander, S., dan Sri, W. 2017. Pengaruh Kecepatan Putar Mesin
Pengupas Kacang Tanah Tipe Ruji Vertikal terhadap Kupasan. Jurnal Teknik Mesin,
1(1): 25-33.
Bukti Sitasi