Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN
“SISTEM IRIGASI TERTUTUP”

Disusun oleh:

NAMA : ZAHIRA ‘IZZATUL MILLAH


NIM : 205040207111026
KELOMPOK : C2
ASISTEN : 1. DHANU KUSUMA F
2. AKBAR FEBRIYANSYAH
3. LINDA ALVIYANI
4. NABILA PUSPA
5. HAFIZH NUR SALAM

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


MATERI IV
EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP

1. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum sistem irigasi tertutup ini adalah untuk mengetahui efisiensi
dari sistem irigasi tertutup dan untuk menentukan efisiensi dari sistem irigasi tertutup.

2. DASAR TEORI
a. Jelaskan Prinsip Dasar Irigasi Tetes (2 Sitasi)
Irigasi tetes merupakan sisitem irigasi sederhana yang sering digunakan di daerah yang
memiliki masalah kekurangan air. irigasi tetes menggunakan metode dimana air menetes
melalui emitter secara kontinyu dengan jumlah tetesan menyesuaikan dengan kebutuhan
tanaman.
Irigasi tetes merupakan irigasi dengan debit kecil dan tekanan yang rendah dengan
sistem pemberian air diaplikasikan melalui emitter (sistem penetes) pada daerah sekitar
perakaran tanaman. Prinsip dasar dari sistem operasinya yaitu air diangkat dari sumbernya
ke tangki penampung menggunakan pompa. Air disaring oleh filter kemudian disalurkan
melalui jaringan lateral dan langsung diteteskan ke daerah perakaran tanaman melalui
emitter (Ridwan, 2013).
Prinsip irigasi tetes merupakan irigasi yang menggunakan jaringan aliran dengan
memanfaatkan gaya gravitasi. Sistem irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub utama,
dan pipa lateral. Melalui emitter pada ujung pipa lateral, air didistribusikan secara merata
pada tanaman sesuai dengan kebutuhan. Pemancar diletakkan didekat perakaran tanaman
sehingga tanah tetap terjaga kelembabannya (Fitriana et al., 2015)

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


b. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Beberapa Metode Irigasi Tetes (2 Sitasi)
Menurut Ekaputra et al., (2017) terdapat 3 metode irigasi tetes berdasarkan jenis
pancaran airnya, yaitu: (1) Air merembes sepanjang pipa lateral (viaflow), (2) air menetes
atau memancar melalui alat aplikasi yang dipasang pada pipa lateral, dan (3) air menetes
atau memancar melalui lubang pada pipa lateral.

c. Sebutkan dan Beri Penjelasan Singkat Komponen Irigasi Tetes (2 Sitasi)


Adapun komponen irigasi tetes menurut Ekaputra et al., (2017) dan Udiana et al., (2014),
yaitu: (1) Bak penampung, yang berfungsi sebagai wadah tampungan air irigasi tanaman, (2)
Emitter, yang berfungsi sebagai penyalur air dari pipa lateral ke tanah di sekitar perakaran
tanaman, (3) pipa utama, yang berfungsi sebagai penyalur air dari sumber air ke pipa-pipa
dalam jaringan, (4) Pipa sub utama, yang berfungsi sebagai pipa yang mendistribusikan air
ke pipa-pipa lateral, (5) Pipa lateral, yang berfungsi sebagai pipa dimana emitter ditempatkan,
(6) Komponen pendukung yang terdiri atas pengatur debit, pengatur tekanan, tangki bahan
kimia, sistem pengontrol, katup-katup, filter/ saringan, dan lain-lain.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


d. Sebutkan dan Jelasan Secara Singkat Macam- Macam Irigasi Menurut Sumber Airnya,
Cara Pengambilan Airnya, dan Cara Distribusi Lahan (2 Sitasi)
Macam-macam irigasi berdasarkan cara pemberian airnya menurut (Udiana et al., 2014)
yaitu: (1) pemberian air lewat permukaan, (2) pemberian air lewat bawah permukaan, dan
(3) pemberian air dengan cara penyiraman.
Menurut Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, (2017) sistem
irigasi dapat digolongkan menjadi:
a. Menurut sumber airnya:
1) Irigasi Air permukaan, merupakan sistem irigasi yang sumber airnya berasal
dari air yang mengalir diatas permukaan tanah (sungai, waduk,dll). Irigasi
sistem ini dapat digolongkan menjadi irigasi alur, irigasi gelombang, irigasi
penggenangan petak alur, irigasi genangan, dan sistem irigasi di bawah
permukaan tanah.
2) Irigasi air tanah, merupakan sistem irigasi yang sumber airnya berasal dari air
yang berada di bawah permukaan tanah. Untuk mendapatkannya dibutuhkan
alat seperti pompa.
3) Irigasi sawah tadah hujan.
b. Menurut Teknis pemberian airnya:
1) Gravitasi, merupakan sistem irigasi yang pengaliran air kelapangan
menggunakan metode gravitasi dan sumber airnya berasal dari air
permukaan yang pengambilannya menggunakan pompa air, waduk, dll.
2) Bertekanan, merupakan irigasi yang pemberian airnya biasa dilakukan
dengan cara disiram atau cara tetes.
c. Menurut aplikasi airnya:
1) Irigasi genangan, merupakan irigasi yang pemberian airnya dengan cara
menggenangi lahan tempat tanaman tumbuh.
2) Irigasi sprinkler, merupakan irigasi yang pemberian airnya dengan cara
menyiram tanaman.
3) Irigasi tetes, merupakan irigasi yang pemberian airnya dengan cara
meneteskan.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


e. Jelaskan Kelebihan dan Kekurangan Sistem Irigasi Tetes (2 Sitasi)

Kelebihan atau keuntungan dari penggunaan sistem irigasi tetes adalah penggunaannya
dapat meminimalisir persentase kehilangan air seperti perkolasi, run off, dan
evapotranspirasi. Sisitem irigasi tetes juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Yanto et al., (2014) menyatakan bahwa dengan menggunakan irigasi tetes, efisiensi
penggunaan airnya dapat mencapai 80-95%. Sistem irigasi tetes juga dapat mengurangi
proses penguapan, dimana nutrisi dapat langsung diberikan kepada tanaman melalui irigasi
(Fitriana et al., 2015).
Sedangkan kekurangan dari sistem irigasi tetes adalah dapat terjadi kejadian seperti
terputusnya instalasi akibat penyumbatan emitter, perusakan oleh tikus atau binatang tanah
lainnya, akumulasi garam disekitar tanaman, keterbatasan teknis-ekonomis dan
terhambatnya pertumbuhan akar tanaman (Ridwan, 2013).

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


3. ALAT BAHAN DAN FUNGSI

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sistem irigasi tertutup
adalah sebagai berikut:

a. Alat:
1) Pipa utama: sebagai rangkaian utama pipa dalam pengaliran air.
2) Pompa: sebagai pemancing air dalam sistem perpipaan.
3) Tunsen Klip: untuk menjaga tekanan di dalam pipa agar air tidak turun
kembali menuju tandon.
4) Filter: untuk menyaring kotoran yang terbawa dalam air.
5) Globe valve: sebagai katup air untuk membuka atau menutup aliran air.
6) Manometer: untuk mengukur tekanan dalam sistem perpipaan.
7) Pipa lateral: untuk mengalirkan air dengan menggunakan emitter yang
dipasang di emitter.
8) Emitter: untuk mngalirkan air dalam skala tetes.
9) Pipa sub utama: untuk menghubungkan pipa utama dan pipa lateral serta
menjaga tekanan dalam pipa.
10) Gelas ukur: untuk mengukur volume air.
11) Gelas plastik: untuk menampung air sebelum diukur dalam gelas ukur.
12) Tandon: untuk menampung air yang akan dialirkan dalam sistem irigasi.
13) Stopwatch: untuk mengukur waktu pengaliran.
14) Stop kontak: sebagai sumber aliran listrik untuk pompa.
b. Bahan:
1) Air: sebagai bahan utama perlakuan.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


4. CARA KERJA (Diagram Alir)

Memasang jaringan irigasi tetes atau mikro sprayer

Memasang alat ukur tekanan pada sistem jaringan lateral

Menghubungkan pompa dengan sumber arus listrik dan ditunggu hingga

aliran konstan (angka pada manometer konstan)

Meletakkan gelas beaker dibawah emitter untuk menampung air yang keluar

selama 60 detik serta diukur volume air yang tertampung

Memastikan sistem irigasi telah bekerja dengan baik

Melakukan pengulangan sebanyak 5 kali

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


5. GAMBAR ALAT (Gambar tangan dan literatur)

- Gambar Tangan

- Gambar Literatur

Sumber gambar lliteratur: (Ekaputra et al., 2017a)

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


6. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum

ACC, 18 April 2021

Tabel 1 Data Hasil Praktikum


No. Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5

1 40 x 10-6 45 x 10-6 46 x 10-6 48 x 10-6 48 x 10-6

2 35 x 10-6 44 x 10-6 42 x 10-6 46 x 10-6 45 x 10-6

3 60 x 10-6 55 x 10-6 54 x 10-6 55 x 10-6 57 x 10-6

4 34 x 10-6 38 x 10-6 37 x 10-6 39 x 10-6 39 x 10-6

5 48 x 10-6 46 x 10-6 49 x 10-6 47 x 10-6 48 x 10-6

6 53 x 10-6 55 x 10-6 57 x 10-6 57 x 10-6 55 x 10-6

Jumlah 270 x 10-6 283 x 10-6 285 x 10-6 292 x 10-6 292 x 10-6

Rata-Rata 45 x 10-6 47,1 x 10-6 47,5 x 10-6 48,6 x 10-6 48,6 x 10-6

Tekanan
Manometer 1 Bar 1 Bar 1 Bar 1 Bar 1 Bar
(Bar)
Standar
10,43 x 10-6 6,67 x 10-6 7,44 x 10-6 6,53 x 10-6 6,58 x 10-6
Deviasi

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Tabel 2 Debit Aliran Air

Debit Debit Debit Debit Debit


Emitter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan Ulangan 4 Ulangan 5
(m^3/s) (m^3/s) 3(m^3/s) (m^3/s) (m^3/s)

1 0,67 x 10-6 0,75 x 10-6 0,76 x 10-6 80 x 10-8 0,8 x 10-6

2 0,58 x 10-6 0,73 x 10-6 0,7 x 10-6 0,75 x 10-6


76,6 x 10-8

3 1 x 10-6 0,9 x 10-6 0,95 x 10-6


0,91 x 10-6 91,6 x 10-8

4 0,57 x 10-6 65 x 10-8 0,65 x 10-6


0,63 x 10-6 0,61 x 10-6

5 0,8 x 10-6 78,3 x 10-8 0,8 x 10-6


0,76 x 10-6 0,81 x 10-6

6 0,88 x 10-6 0,95 x 10-6 95 x 10-8


0,91 x 10-6 0,91 x 10-6

Jumlah 4,5 x 10-6 4,73 x 10-6


4,69 x 10-6 486 x 10-8 4,86 x 10-6

Rata-Rata 0,75 x 10-6


0,78 x 10-6 0,78 x 10-6 81,1 x 10-8 0,81 x 10-6

Qmin 0,57 x 10-6 65 x 10-8 0,65 x 10-6


0,63 x 10-6 0,61 x 10-6

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Tabel 3 Perhitungan Emitter Per Ulangan

Ul. 1 Ul. 2 Ul. 3 Ul. 4 Ul. 5 Ul. 1 Ul. 2 Ul. 3 Ul. 4 Ul. 5
No.
(x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ) (x-ẋ)2 (x-ẋ)2 (x-ẋ)2 (x-ẋ)2 (x-ẋ)2

-5 x -2,1 x -1,5 x -0,6 x -0,6 x 25 x 4,41 x 2,25 x 0,36 x 0,36 x


1
10-6 10-6 10-6 10-6 10-6 10-12 10-12 10-12 10-12 10-12

-10 x -3,1 x -5,5 x -2,6 x -3,6 x 100 x 9,61 x 30,25 6,76 x 12,96
2
10-6 10-6 10-6 10-6 10-6 10-12 10-12 x 10-12 10-12 x 10-12

15 x 7,9 x 6,5 x 6,4 x 8,4 x 225 x 62,41 42,25 40,96 70,56


3
10-6 10-6 10-6 10-6 10-6 10-12 x 10-12 x 10-12 x 10-12 x 10-12

110,2
-11 x -9,1 x -10,5 -9,6 x -9,6 x 121 x 82,81 92,16 92,16
4 5x
10-6 10-6 x 10-6 10-6 10-6 10-12 x 10-12 x 10-12 x 10-12
10-12

3x -1,1 x 1,5 x -1,6 x -0,6 x 9x 1,21 x 2,25 x 2,56 x 0,36 x


5
10-6 10-6 10-6 10-6 10-6 10-12 10-12 10-12 10-12 10-12

8x 7,9 x 9,5 x 8,4 x 6,4 x 64 x 62,41 90,25 70,56 40,1 x


6
10-6 10-6 10-6 10-6 10-6 10-12 x 10-12 x 10-12 x 10-12 10-12

222,8 213,3
0,4 x 0,4 x 0,4 x 544 x 277,5 216,5
∑ 0 0 6 x 10- 6x
10-6 10-6 10-6 10-12 12 x 10-12 x 10-12
10-12

222,8 213,3
∑|x 52 x 31,2 x 35 x 29,2 x 29,2 x 544 x 277,5 216,5
6 x 10- 6x
−ẋ| 10-6 10-6 10-6 10-6 10-6 10-12 12 x 10-12 x 10-12
10-12

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Tabel 4 Data hasil Perhitungan

Stand
Ulang ar Kehilan
CV CU SU EU EA PELQ
an Devia gan Air
si

10,43 x
1
10-6 0,231 100% 76,9% 31,6% 28,44% 79,9% 77%

6,67 x
2
10-6 0,141 99,8% 85,9% 33,4% 30,06% 89,6% 85,8%

7,44 x
3
10-6 0,156 100% 84,4% 32,4% 29,16% 87% 84,4%

6,53 x
4
10-6 0,134 99,8% 86,6% 33,1% 32,2% 89,7% 86,6%

6,58 x
5
10-6 0,135 99,8% 86,5% 33,1% 32,2% 89,7% 86,5%

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


b. Analisa Data Hasil Praktikum

Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan nilai rata-rata volume
tetesan pada emitter dengan pengulangan sebanyak lima kali. Pada ulangan pertama,
diperoleh nilai rata-rata volume yaitu sebesar 45 x 10-6 m3. Pada ulangan kedua, diperoleh
nilai rata-rata volume yaitu sebesar 47,1 x 10-6 m3. Pada ulangan ketiga, diperoleh nilai
rata-rata volume sebesar 47,5 x 10-6 m3. Pada ulangan keempat, diperoleh nilai rata-rata
volume sebesar 48,6 x 10-6 m3. Dan pada ulangan kelima, diperoleh nilai rata-rata volume
yaitu sebesar 48,6 x 10-6 m3 . Nilai rata-rata tertinggi terdapat pada ulangan keempat dan
kelima yaitu sebesar 48,6 x 10-6 m3 dan nilai terendah terdapat pada ulangan pertama yaitu
sebesar 45 x 10-6 m3 . Perbedaan nilai rata-rata volume tetesan ini disebabkan oleh
ketidakstabilan emitter dalam meneteskan air.

c. Analisa Perhitungan

Dari data hasil praktikum, dilakukan perhitungan nilai standar devisiasi, CV


(Koofisien variasi), CU (Koofisien keseragaman), SU (Keseragaman statistik), EU
(keseragaman emisi), EA (Efisiensi penyimpangan), PELQ, dan persentase kehilangan air.
Pada perhitungan standar devisiasi, nilai tertinggi terdapat pada ulangan pertama yaitu
sebesar 10,43 x 10-6 dan nilai terendah terdapat pada ulangan keempat sebesar 6,53 x 10-
6
. Pada perhitungan CV, nilai tertinggi terdapat pada ulangan pertama yaitu sebesar 0,231
dan nilai terendah terdapat pada ulangan keempat yaitu sebesar 0,134. Pada perhitungan
CU, nilai persentase tertinggi terdapat pada ulangan pertama dan ketiga yaitu sebesar
100%, sementara ulangan kedua, keempat dan kelima memiliki persentase yang sama yaitu
99,8%. Pada perhitungan SU, nilai tertinggi terdapat pada ulangan keempat yaitu sebesar
86,6% dan nilai terendah terdapat pada ulangan pertama sebesar 76,9%. Pada perhitungan
EU, nilai tertinggi terdapat pada ulangan kedua yaitu sebesar 33,4% dan nilai terendah
terdapat pada ulangan pertama yaitu sebesar 31,6%. Pada perhitungan EA, nilai tertinggi
terdapat pada ulangan keempat dan kelima yaitu sebesar 32,2% dan nilai terendah terdapat
pada ulangan pertama yaitu sebesar 28,44%. Pada perhitungan PELQ, nilai tertinggi
terdapat pada ulangan keempat dan kelima yaitu sebesar 89,7% dan nilai terendah terdapat
pada ulangan pertama yaitu sebesar 79,9%. Pada perhitungan persentase kehilangan air,
nilai tertinggi terdapat pada ulangan keempat yaitu sebesar 86,6% dan nilai terendah
terdapat pada ulangan pertama yaitu sebesar 77%. Dari masing-masing perhitungan, tidak
ditemukan perbedaan yang terlalu signifikan.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


d. Bandingkan Hasil Koefesien Keseragaman dari Hasil Perhitungan Dengan Literatur
Dari data hasil perhitungan nilai koofisien keseragaman antara kelima ulangan, kelimanya
memiliki nilai koofisien keseragaman yang hampir sama. Ulangan pertama dan ketiga memiliki
nilai persentase yang sama yaitu 100%, dan ulangan kedua, keempat dan kelima memiliki nilai
yang sama juga sebesar 99,8%. Putra et al., (2017) menyatakan bahwa apabila hasil koofisien
keseragaman telah melampaui batas kesesuaian yang telah ditentukan, yakni 85%. Maka ini
menandakan bahwa keseragaman distribusi air pada sistem irigasi sudah berjalan dengan baik
dan telah memenuhi batas persyaratan persentase perpipaan hidrolika.

e. Bagaimana Cara Pemberian Air pada Sistem Irigasi Tetes (+sitasi)


Sistem irigasi tetes menggunakan tekanan gravitasi dan tekanan pompa sebagai energi
untuk mengalirkan air dari reservoir ke tanaman (Yanto et al., 2014). Proses pemberian air
pada sistem irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dapat mengatur air
yang menetes dengan debit yang rendah dan frekuensi yang tinggi di sekitar perakaran
tanaman. tekanan yang masuk ke alat aplikasi sekitar 1.0 bar dan dikeluarkan dengan tekanan
mendekati nol untuk mendapatkan tetesan yang kontinyu dengan debit yang rendah (Ridwan,
2013).

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


f. Manfaat Pemberian Air dengan Menggunakan Sistem Irigasi Tetes (+sitasi)
Adapun manfaat dari penggunaan sistem irigasi tetes adalah pemberian air pada tanaman
secara kontinyu dan dengan penggunaan air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Dengan demikian sistem irigasi tetes dapat meminimalisir persentase kehilangan air seperti
perkolasi, run off, dan evapotranspirasi. Fitriana et al., (2015) menyatakan bahwa
penggunaan sistem irigasi tetes dapat menghemat air, waktu, tenaga kerja, dan biaya
tenaga kerja.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


7.PENUTUP
a. Kesimpulan

Irigasi tetes merupakan sisitem irigasi sederhana yang sering digunakan di daerah yang
memiliki masalah kekurangan air. irigasi tetes menggunakan metode dimana air menetes
melalui emitter secara kontinyu dengan jumlah tetesan menyesuaikan dengan kebutuhan
tanaman. Prinsip dasar dari sistem operasi irigasi tetes yaitu air diangkat dari sumbernya ke
tangki penampung menggunakan pompa. Air disaring oleh filter kemudian disalurkan melalui
jaringan lateral dan langsung diteteskan ke daerah perakaran tanaman melalui emitter.
Kelebihan atau keuntungan dari penggunaan sistem irigasi tetes adalah penggunaannya
dapat meminimalisir persentase kehilangan air seperti perkolasi, run off, dan
evapotranspirasi. Sisitem irigasi tetes juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Dari data hasil perhitungan antara kelima ulangan, kelimanya memiliki nilai koofisien
keseragaman yang hampir sama. Hail perhitungan koofisien keseragaman, Ulangan pertama
dan ketiga memiliki nilai persentase yang sama yaitu 100%, dan ulangan kedua, keempat dan
kelima memiliki nilai yang sama juga sebesar 99,8%. Apabila hasil koofisien keseragaman
telah melampaui batas kesesuaian yang telah ditentukan, yakni 85%. Maka ini menandakan
bahwa keseragaman distribusi air pada sistem irigasi dalam praktikum ini sudah berjalan
dengan baik dan telah memenuhi batas persyaratan persentase perpipaan hidrolika.

b. Saran

Diharapkan pada penulisan laporan praktikum selanjutnya praktikan dapat lebih teliti
dalam menulis laporan, serta asisten praktikum diharapkan dapat memberikan ppt kepada
praktikan agar dapa digunakan sebagai bahan bacaan tambahan selain dari literatur dan
modul.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


DAFTAR PUSTAKA
Ekaputra, E. G., Yanti, D., Saputra, D., & Irsyad, F. (2017). Rancang Bangun Sistem Irigasi Tetes
Untuk Budidaya Cabai ( Capsicum Annum L .) Dalam Greenhouse Di Nagari Biaro ,
Kecamatan Ampek Angkek , Kabupaten Agam , Sumatera Barat. Jurnal Irigasi. 11(2):103–
112.
Fitriana, N., Arianti, F. D., Semipermas, M. N. (2015). Irigasi Tetes: Solusi Kekurangan Air Pada
Musim Kemarau. In Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat.
Jakarta: IAARD Press.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. (2017). Modul Pengetahuan
Umum Irigasi: Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru. Bandung:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Putra, A., Ichwana, I., & Chairani, S. (2017). Efisiensi Keseragaman Distribusi Air Dari Variasi
Ketinggian Pipa Pada Sistem Irigasi Curah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 2(2): 430–
438.
Ridwan, D. (2013). Model of Drip Irrigation Network with Local Material Based for Agricultural
Small Land. Jurnal Irigasi. 8(2), 90.
Udiana, I. M., Bunganaen, W., Padja, R. A. P. (2014). Perencanaan Sistem Irigasi Tetes (Drip
Irrigation) Di Desa Besmarak Kabupaten Kupang. Jurnal Teknik Sipil. 3(1): 13–18.
Yanto, H., Tusi, A., & Triyono, S. (2014). Aplikasi Sistem Irigasi Tetes Pada Tanaman Kembang
Kol (Brassica Oleracea Var. Botrytis L. Subvar. Cauliflora DC) Dalam Greenhouse Jurnal
Teknik Pertanian Lampung. 3(2): 141–154.

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


LAMPIRAN

Perhitungan Data hasil Praktikum


a. Jumlah (∑n Xi) = X1 + X2 + X3 + … + Xn
• Ulangan 1 = (40 x 10-6)+(35 x 10-6)+(60 x 10-6)+(34 x 10-6)+(48 x 10-6)+(53 x 10-
6
) = 270 x 10-6
• Ulangan 2 = (45 x 10-6)+(44 x 10-6)+(55 x 10-6)+(38 x 10-6)+(46 x 10-6)+(55 x 10-
6
) = 283 x 10-6
• Ulangan 3 = (46 x 10-6)+(42 x 10-6)+(54 x 10-6)+(37 x 10-6)+(49 x 10-6)+(59 x 10-
6
) = 285 x 10-6
• Ulangan 4 = (48 x 10-6)+(46 x 10-6)+(55 x 10-6)+(39 x 10-6)+(47 x 10-6)+(57 x 10-
6
) = 292 x 10-6
• Ulangan 5 = (48 x 10-6)+(45 x 10-6)+(57 x 10-6)+(39 x 10-6)+(48 x 10-6)+(55 x 10-
6
) = 292 x 10-6
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉
b. Rata-rata = ( )
𝒏
● Ulangan 1 = (270 x 10-6) : 6 = 45 x 10-6
● Ulangan 2 = (283 x 10-6) : 6 = 47,1 x 10-6
● Ulangan 3 = (285 x 10-6) : 6 = 47,5 x 10-6
● Ulangan 4 = (292 x 10-6) : 6 = 48,6 x 10-6
● Ulangan 5 = (292 x 10-6) : 6 = 48,6 x 10-6

𝛴 (𝑿𝒊−𝑿 𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂)𝟐
c. Standar deviasi = √
𝒏−𝟏

√(25 × 10−12 )+(100 × 10−12 )+(225 × 10−12 )+(121 × 10−12 )+(9 × 10−12 )+(64 × 10−12 )
● Ulangan 1 = 5
= 10,43 x 10-6

● Ulangan 2 =
√(4,41 × 10−12 )+(9,61 × 10−12 )+(62,41 × 10−12 )+(82,81 × 10−12 )+(1,21 × 10−12 )+(62,41 × 10−12 )
5
= 6,67 x 10-6

● Ulangan 3 =
√(2,25 × 10−12 )+(30,25 × 10−12 )+(42,25 × 10−12 )+(110,25 × 10−12 )+(2,25 × 10−12 )+(90,25 × 10−12 )
5
= 7,44 x 10-6

● Ulangan 4 =
√(0,36 × 10−12 )+(6,76 × 10−12 )+(40,96 × 10−12 )+(92,16 × 10−12 )+(2,56 × 10−12 )+(70,56 × 10−12 )
5
= 6,53 x 10-6

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


● Ulangan 5 =
√(0,36 × 10−12 )+(12,96 × 10−12 )+(70,56 × 10−12 )+(92,16 × 10−12 )+(0,36 × 10−12 )+(40,1 × 10−12 )
5
= 6,58 x 10-6

Perhitungan Nilai Debit


a. Debit
Debit (Q) = V/t, dimana t = waktu = 1 menit = 60 sekon
• Ulangan 1
Q1 = 40 × 10-6 / 60 = 0,67 × 10-6
Q2 = 35 × 10-6 / 60 = 0,58 × 10-6
Q3 = 60 × 10-6 / 60 = 1 x 10-6
Q4 = 34 × 10-6 / 60 = 0,57 × 10-6
Q5 = 48 × 10-6 / 60 = 0,8 x 10-6
Q6 = 53 × 10-6 / 60 = 0,88 × 10-6
• Ulangan 2
Q1 = 45 × 10-6 / 60 = 0,75 × 10-6
Q2 = 44 × 10-6 / 60 = 0,73 × 10-6
Q3 = 55 × 10-6 / 60 = 0,91 × 10-6
Q4 = 38 × 10-6 / 60 = 0,63 × 10-6
Q5 = 46 × 10-6 / 60 = 0,76 × 10-6
Q6 = 55 × 10-6 / 60 = 0,91 × 10-6
• Ulangan 3
Q1 = 46 × 10-6 / 60 = 0,76 × 10-6
Q2 = 42 × 10-6 / 60 = 0,7 × 10-6
Q3 = 54 × 10-6 / 60 = 0,9 × 10-6
Q4 = 37 × 10-6 / 60 = 0,61 × 10-6
Q5 = 49 × 10-6 / 60 = 0,81 × 10-6
Q6 = 57 × 10-6 / 60 = 0,95 × 10-6
• Ulangan 4
Q1 = 48 × 10-6 / 60 = 80 × 10-8
Q2 = 46 × 10-6 / 60 = 76,6 × 10-8
Q3 = 55 × 10-6 / 60 = 91,6 × 10-8
Q4 = 39 × 10-6 / 60 = 65 × 10-8
Q5 = 47 × 10-6 / 60 = 78,3 × 10-8
Q6 = 57 × 10-6 / 60 = 95 × 10-8
• Ulangan 5
Q1 = 48 × 10-6 / 60 = 0,8 × 10-6
Q2 = 45 × 10-6 / 60 = 0,75 × 10-6
Q3 = 57 × 10-6 / 60 = 0,95 × 10-6
Q4 = 39 × 10-6 / 60 = 0,65 × 10-6
Q5 = 48 × 10-6 / 60 = 0,8 × 10-6
Q6 = 55 × 10-6 / 60 = 0,91 × 10-6

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


b. Jumlah Nilai Debit Σ𝑄 = (Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5)
● (∑Q) Ulangan 1 = (0,67 x 10-6 + 0,58 x 10-6 + 1 x 10-6 + 0,57 x 10-6 + 0,8 x 10-6
+ 0,88 x 10-6)
= 4,5 x 10-6
● (∑Q) Ulangan 2 = (0,75 x 10-6 + 0,73 x 10-6 + 0,91 x 10-6 + 0,63 x 10-6 + 0,76 x
10-6 + 0,91 x 10-6)
= 4,69 x 10-6
● (∑Q) Ulangan 3 = (0,76 x 10-6 + 0,7 x 10-6 + 0,9 x 10-6 + 0,61 x 10-6 + 0,81 x
10-6 + 0,95 x 10-6)
= 4,73 x 10-6
● (∑Q) Ulangan 4 = (80 x 10-8 + 76,6 x 10-8 + 91,6 x 10-8 + 65 x 10-8 + 78,3 x 10-
8
+ 95 x 10-8)
= 486 x 10-8
● (∑Q) Ulangan 5 = (0,8 x 10-6 + 0,75 x 10-6 + 0,95 x 10-6 + 0,65 x 10-6 + 0,8 x
10-6 + 0,91 x 10-6)
= 4,86 x 10-6

c. Rata-rata Nilai Debit


Rata – Rata Nilai Debit = (∑Q/n)
Σ𝑄 4,5 × 10−6
● Ulangan 1 (∑Q) = = = 0,75 x 10-6
𝑛 6
𝛴𝑄 4,69 × 10−6
● Ulangan 2 (∑Q) = = = 0,78 x 10-6
𝑛 6
𝛴𝑄 4,73 × 10−6
● Ulangan 3 (∑Q) =𝑛= 6
= 0,78 x 10-6
𝛴𝑄 4,86 × 10−6
● Ulangan 4 (∑Q) =𝑛= 6
= 0,81 x 10-6
𝛴𝑄 4,86 ×10−6
● Ulangan 5 (∑Q) =𝑛= 6
= 0,81 x 10-6

d. Qmin Debit
• Ulangan 1 = 0,57 × 10-6
• Ulangan 2 = 0,63 × 10-6
• Ulangan 3 = 0,61 × 10-6
• Ulangan 4 = 65 × 10-8
• Ulangan 5 = 0,65 × 10-6

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Perhitungan Emitter
a. (x-ẋ)
• Ulangan 1
1. (x-ẋ) = 40 x 10-6 – 45 x 10-6 = -5 x 10-6
2. (x-ẋ) = 35 x 10-6 – 45 x 10-6 = -10 x 10-6
3. (x-ẋ) = 60 x 10-6 - 45 x 10-6= 15 x 10-6
4. (x-ẋ) = 34 x 10-6- 45 x 10-6 = -11 x 10-6
5. (x-ẋ) = 48 x 10-6- 45 x 10-6 = 3 x 10-6
6. (x-ẋ) = 53 x 10-6- 45 x 10-6 = 8 x 10-6

• Ulangan 2
1. (x-ẋ) = 45 x 10-6 - 47,1 x 10-6 = -2,1 x 10-6
2. (x-ẋ) = 44 x 10-6 - 47,1 x 10-6 = -3,1 x 10-6
3. (x-ẋ) = 55 x 10-6 - 47,1 x 10-6 = 7,9 x 10-6
4. (x-ẋ) = 38 x 10-6 - 47,1 x 10-6 = -9,1 x 10-6
5. (x-ẋ) = 46 x 10-6 - 47,1 x 10-6 = -1,1 x 10-6
6. (x-ẋ) = 55 x 10-6 - 47,1 x 10-6 = 7,9 x 10-6

• Ulangan 3
1. (x-ẋ) = 46 x 10-6 – 47,5 x 10-6 = -1,5 x 10-6
2. (x-ẋ) = 42 x 10-6– 47,5 x 10-6 = -5,5 x 10-6
3. (x-ẋ) = 54 x 10-6– 47,5 x 10-6 = 6,5 x 10-6
4. (x-ẋ) = 37 x 10-6– 47,5 x 10-6 = -10,5 x 10-6
5. (x-ẋ) = 49 x 10-6– 47,5 x 10-6 = 1,5 x 10-6
6. (x-ẋ) = 57 x 10-6– 47,5 x 10-6 = 9,5 x 10-6

• Ulangan 4
1. (x-ẋ) = 48 x 10-6 – 48,6 x 10-6 = -0,6 x 10-6
2. (x-ẋ) = 46 x 10-6– 48,6 x 10-6 = -2,6 x 10-6
3. (x-ẋ) = 55 x 10-6– 48,6 x 10-6 = 6,4 x 10-6
4. (x-ẋ) = 39 x 10-6– 48,6 x 10-6 = -9,6 x 10-6
5. (x-ẋ) = 47 x 10-6– 48,6 x 10-6 = -1,6 x 10-6
6. (x-ẋ) = 57 x 10-6– 48,6 x 10-6 = 8,4 x 10-6

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Ulangan 5
1. (x-ẋ) = 48 x 10-6 – 48,6 x 10-6 = -0,6 x 10-6
2. (x-ẋ) = 45 x 10-6 – 48,6 x 10-6 = -3,6 x 10-6
3. (x-ẋ) = 57 x 10-6 – 48,6 x 10-6 = 8,4 x 10-6
4. (x-ẋ) = 39 x 10-6 – 48,6 x 10-6= -9,6 x 10-6
5. (x-ẋ) = 48 x 10-6 – 48,6 x 10-6 = -0,6 x 10-6
6. (x-ẋ) = 55 x 10-6 – 48,6 x 10-6 = 6,4 x 10-6

b. (x-ẋ)2
• Ulangan 1
1. (x-ẋ)2 = (-5 x 10-6)2 = 25 x 10-12
2. (x-ẋ)2 = (-10 x 10-6)2 = 100 x 10-12
3. (x-ẋ)2 = (15 x 10-6)2 = 225 x 10-12
4. (x-ẋ)2 = (-11 x 10-6)2 = 121 x 10-12
5. (x-ẋ)2 = (3 x 10-6)2 = 9 x 10-12
6. (x-ẋ)2 = (8 x 10-6)2 = 64 x 10-12

• Ulangan 2
1. (x-ẋ)2 = (-2,1 x 10-6)2 = 4,41 x 10-12
2. (x-ẋ)2 = (-3,1 x 10-6)2 = 9,61 x 10-12
3. (x-ẋ)2 = (7,9 x 10-6)2 = 62,41 x 10-12
4. (x-ẋ)2 = (-9,1 x 10-6)2 = 82,81 x 10-12
5. (x-ẋ)2 = (-1,1 x 10-6)2 = 1,21 x 10-12
6. (x-ẋ)2 = (7,9 x 10-6)2 = 62,41 x 10-12

• Ulangan 3
1. (x-ẋ)2 = (-1,5 x 10-6)2 = 2,25 x 10-12
2. (x-ẋ)2 = (-5,5 x 10-6)2 = 30,25 x 10-12
3. (x-ẋ)2 = (6,5 x 10-6)2 = 42,25 x 10-12
4. (x-ẋ)2 = (-10,5 x 10-6)2 = 110,25 x 10-12
5. (x-ẋ)2 = (1,5 x 10-6)2 = 2,25 x 10-12
6. (x-ẋ)2 = (9,5 x 10-6)2 = 90,25 x 10-12

• Ulangan 4
1. (x-ẋ)2 = (-0,6 x 10-6)2 = 0,36 x 10-12
2. (x-ẋ)2 = (-2,6 x 10-6)2 = 6,76 x 10-12

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


3. (x-ẋ)2 = (6,4 x 10-6)2 = 4,96 x 10-12
4. (x-ẋ)2 = (-9,6 x 10-6)2 = 92,16 x 10-12
5. (x-ẋ)2 = (-1,6 x 10-6)2 = 2,56 x 10-12
6. (x-ẋ)2 = (8,4 x 10-6)2 = 7,56 x 10-12

• Ulangan 5
1. (x-ẋ)2 = (-0,6 x 10-6)2 = 0,36 x 10-12
2. (x-ẋ)2 = (-3,6 x 10-6)2 = 12,96 x 10-12
3. (x-ẋ)2 = (8,4 x 10-6)2 = 70,56 x 10-12
4. (x-ẋ)2 = (-9,6 x 10-6)2 = 92,16 x 10-12
5. (x-ẋ)2 = (-0,6 x 10-6)2 = 0,36 x 10-12
6. (x-ẋ)2 = (6,4 x 10-6)2 = 40,1 x 10-12

c. ∑(x-ẋ)
· Ulangan 1 = {(-5 x 10-6) + (-10 x 10-6) + (15 x 10-6) + (-11 x 10-6) + (3 x 10-6) + (8 x
10-6)} = 0
· Ulangan 2 = {(-2,1 x 10-6) + (-3,1 x 10-6) + (7,9 x 10-6) + (-9,1 x 10-6) + (-1,1 x 10-6)
+ (7,9 x 10-6)} = 0,4 x 10-6
· Ulangan 3 = {(-1,5 x 10-6) + (-5,5 x 10-6) + (6,5 x 10-6) + (-10,5 x 10-6) + (1,5 x 10-6)
+ (9,5 x 10-6)} = 0
· Ulangan 4 = {(-0,6 x 10-6) + (-2,6 x 10-6) + (6,4 x 10-6) + (-9,6 x 10-6) + (-1,6 x 10-6)
+ (8,4 x 10-6)} = 0,4 x 10-6
· Ulangan 5 = {(-0,6 x 10-6) + (-3,6 x 10-6) + (8,4 x 10-6) + (-9,6 x 10-6) + (-0,6 x 10-6)
+ (6,4 x 10-6)} = 0,4 x 10-6

d. ∑(x-ẋ)2
· Ulangan 1 = {(25 x 10-12) + (100 x 10-12) + (225 x 10-12) + (121 x 10-12) + (9 x 10-12)
+ (64 x 10-12)} = 544 x 10-12
· Ulangan 2 = {(4 x 10-12) + (9 x 10-12) + (64 x 10-12) + (81 x 10-12) + (1 x 10-12) + (64
x 10-12)} = 223 x 10-12
· Ulangan 3 = {(2,25 x 10-12) + (3,03 x 10-11) + (4,23 x 10-11) + (1,1 x 10-10) + (2,25 x
10-12) + (9,03 x 10-11)} = 279 x 10-12

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


· Ulangan 4 = {(3,6 x 10-13) + (6,76x 10-12) + (4,1 x 10-11) + (9,22 x 10-11) + (2,56 x
10-12) + (7,06 x 10-11)} = 213 x 10-10
· Ulangan 5 = {(3,6 x 10-13) + (1,3 x 10-12) + (7,06 x 10-11) + (9,22 x 10-11) + (3,6 x
10-12) + (4,01 x 10-11)} = 217 x 10-10

e. ∑|x-ẋ|
· Ulangan 1 = {|5 x 10-6| + |10 x 10-6| + |15 x 10-6| + |11 x 10-6| + |3 x 10-6| + |8 x 10-
6
|} = 52 x 10-6
· Ulangan 2 = {|2,1 x 10-6) + |3,1 x 10-6| + |7,9 x 10-6| + |9,1 x 10-6| + |1,1 x 10-6| +
|7,9 x 10-6|} = 31,2 x 10-6
· Ulangan 3 = {|1,5 x 10-6| + |5,5 x 10-6| + |6,5 x 10-6| + |10,5 x 10-6| + |1,5 x 10-6| +
|9,5 x 10-6|} = 35 x 10-6
· Ulangan 4 = {|0,6 x 10-6| + |2,6 x 10-6| + |6,4 x 10-6| + |9,6 x 10-6| + |1,6 x 10-6| +
|8,4 x 10-6|} = 29,2 x 10-6
· Ulangan 5 = {|0,6 x 10-6| + |3,6 x 10-6| + |8,4 x 10-6| + |9,6 x 10-6| + |0,6 x 10-6| +

|6,4 x 10-6|} = 29,2 x 10-6

· Ulangan 1 = {|25 x 10-12| + |100 x 10-12| + |225 x 10-12| + |121 x 10-12| + |9 x 10-12|
+ |64 x 10-12|} = 544 x 10-12
· Ulangan 2 = {|4,41 x 10-12| + |9,61 x 10-12| + |62,41 x 10-12| + |82,81 x 10-12| + |1,21
x 10-12| + |62,41 x 10-12|} = 222,86 x 10-12
· Ulangan 3 = {|2,25 x 10-12|+|30,25 x 10-12| + |42,25 x 10-12| + |110,25 x 10-12| +
|2,25 x 10-12| + |90,25 x 10-12|} = 277,5 x 10-12
· Ulangan 4 = {|0,36 x 10-12| + |6,76 x 10-12| + |40,96 x 10-12| + |92,16 x 10-12| + |2,56
x 10-12| + |70,56 x 10-12|} = 213,36 x 10-12
· Ulangan 5 = {|0,36 x 10-12| + |12,96 x 10-12| + |70,56 x 10-12| + |92,16 x 10-12| +
|0,36 x 10-12| + |40,1 x 10-12|} = 216,5 x 10-12

Perhitungan Data Selanjutnya


SD
a. CV = ẋ
10,43 × 10−6
● Ulangan 1 : CV = 45 × 10−6
= 0,231
6,67 × 10−6
● Ulangan 2 : CV = 47,1 × 10−6
= 0,141

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


7,44 × 10−6
● Ulangan 3 : CV = = 0,156
47,5 × 10−6

6,53 × 10−6
● Ulangan 4 : CV = 48,6 × 10−6
= 0,134
6,58 × 10−6
● Ulangan 5 : CV = 48,6 × 10−6
= 0,135
∑(𝑋𝑖−𝑋 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)
b. CU = (𝟏 − ∑ 𝑋𝑖
× 100%)

0
● Ulangan 1 = (1 − × 100%)
270 × 10−6

= 100%
0,4 × 10−6
● Ulangan 2 = (1 − 283 × 10−6 × 100%)

= 99,8%
0
● Ulangan 3 = (1 − 285 × 10−6 × 100%)

= 100%
0,4 × 10−6
● Ulangan 4 = (1 − 292 × 10−6 × 100%)

= 99,8%
0,4 × 10−6
● Ulangan 5 = (1 − × 100%)
292 × 10−6

= 99,8%
𝑄𝑛
c. EU = 𝑄𝑎 × 100%
∑ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑣𝑜𝑙.
Qn = 25% x Qmin dan Qa =
𝑛

● Ulangan 1 = ({25% × 5,7 × 10−7 } ÷ {27 × 10−5 ÷ 6}) × 100%


= (1,425 × 10−7 ÷ 4,5 × 10−5 ) × 100%
= 31,6%

● Ulangan 2 = ({25% × 6,3 × 10−7 } ÷ {28,3 × 10−5 ÷ 6}) × 100%


= (1,575 × 10−7 ÷ 4,71 × 10−5 ) × 100%
= 33,4%
● Ulangan 3 = ({25% × 6,16 × 10−7 } ÷ {28,5 × 10−5 ÷ 6}) × 100%
= (1,54 × 10−7 ÷ 4,75 × 10−5 ) × 100%
= 32,4%

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


● Ulangan 4 = ({25% × 6,5 × 10−7 } ÷ {29,2 × 10−5 ÷ 6}) × 100%
= (1,625 × 10−7 ÷ 4,9 × 10−5 ) × 100%
= 33,1%

● Ulangan 5 = ({25% × 6,5 × 10−7 } ÷ {29,2 × 10−5 ÷ 6}) × 100%


= (1,625 × 10−7 ÷ 4,9 × 10−5 ) × 100%
= 33,1%

𝑊𝑠
d. EA = EU x 0,9 atau EA =𝑊𝑓 × 100%

● Ulangan 1
EA = 31,6 x 0,9
EA = 28,44%
● Ulangan 2
EA = 33,4 x 0,9
EA = 30,06%

● Ulangan 3
EA = 32,4 x 0,9
EA = 29,16%
● Ulangan 4
EA = 33,1 x 0,9
EA = 32,2%
● Ulangan 5
EA = 33,1 x 0,9
EA = 32,2%

e. SU
SU = (1-CV) × 100%
Ulangan 1 : SU= (1-0,231) × 100% = 76,9%
Ulangan 2 : SU = (1-0,141) × 100% = 85,9%
Ulangan 3 : SU = (1-0,156) × 100% = 84,4%
Ulangan 4 : SU = (1-0,134) × 100% = 86,6%
Ulangan 5 : SU = (1-0,135) × 100% = 86,5%

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐿𝑄
f. PELQ = × 100%
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖

∑ 3 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


rata-rata tingkat LQ = 3
(volume dalam m3)
𝑄 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 × 𝑡
rata-rata tingkat aplikasi = (Q emitter = Q rata-rata dalam m3/s dan
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟

jarak emitter = 0,9 x 1,1 m)


36,3 × 10−6
● Ulangan 1 = × 100% = 79,9%
45,4 × 10−6
42,3 ×10−6
● Ulangan 2 = 47,2 × 10−6 × 100% = 89,6%
41,6 ×10−6
● Ulangan 3 = 47,8 × 10−6 × 100% = 87%
44 ×10−6
● Ulangan 4 = 49 × 10−6 × 100% = 89,7%
44 ×10−6
● Ulangan 5 = 49 × 10−6 × 100% = 89,7%

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖−𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖


g. Kehilangan Air = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
× 100%
∑ |𝑥− ẋ|
rata-rata deviasi = 𝑛
45,4×10−6 − 10,43×10−6
● Ulangan 1 = 45,4 × 10−6
× 100%
= 77%

47,2×10−6 − 6,67 ×10−6


● Ulangan 2 = 47,2 × 10−6
× 100%
= 85,8%

47,8×10−6 − 7,44×10−6
● Ulangan 3 = 47,8 × 10−6
× 100%
= 84,4%

49×10−6 − 6,53×10−6
● Ulangan 4 = 49×10−6
× 100%
= 86,6%

49×10−6 − 6,58×10−6
● Ulangan 5 = 49×10−6
× 100%
= 86,5%

Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019


Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019
Praktikum Evaluasi Sistem Irigasi Tertutup – Mekanisasi Pertanian 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai