MEKANISASI PERTANIAN
“IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM”
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
MATERI
IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM
1. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum identifikasi dan kalibrasi alat tanam :
a. untuk mengetahui peralatan yang digunakan untuk menanam biji;
b. untuk mengetahui karakteristik alat dan menghitung efisiensi alat tanam
c. untuk menghitung jumlah biji yang dibutuhkan untuk penanaman pada suatu lahan.
2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (3 Sitasi)
1. Penanaman adalah kegiatan untuk mengatur dan menempatkan biji ke dalam tanah
pada kedalaman tertentu, bisa juga dengan menyebarkan biji langsung ke atas
permukaan tanah (Ahmad, 2014)
2. Penanaman merupakan kegiatan yang menempatkan bahan tanam, baik berupa biji
maupun bibit ke dalam media tanam yang bisa berupa tanah maupun bukan tanah
(Kumalasari, 2012)
1. Alat dan mesin penanaman adalah produk-produk dari teknologi pertanian yang
digunakan untuk membantu kegiatan penanaman di lapangan agar pekerjaan menjadi
lebih mudah (Asmara & Handoyo, 2015)
2. Mesin penanaman adalah peralatan tanam yang digunakan untuk menempatkan benih
ke dalam tanah yang nantinya akan menghasilkan suatu barisan yang teratur (Wijaya,
2011)
c. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Alat Tanam berdasarkan Sumber Tenaga Penggerak (2 Sitasi)
Alat penanaman tradisional yang menggunakan tenaga manusia disebut tugal. Tugal
merupakan alat yang paling sederhana dan digerakkan dengan tangan. Alat ini cocok untuk
menanam benih dengan jarak tanam yang lebar. Karena alat ini digerakkan dengan sumber
tenaga manusia, alat ini masih memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak praktis digunakan
karena tenaga yang dibutuhkan besar (Aini & Ichwan, 2017)
- Sumber Tenaga Traktor
Secara umum, alat dan mesin pertanian dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
1) alat dan mesin penyiapan lahan dan penanaman, yang meliputi traktor, dsb.
2) alat dan mesin pemeliharaan tanaman, dan
3) alat dan mesin panen dan pascapanen.
Transplanter adalah alat yang digunakan untuk menanam bibit suatu tanaman
secara modern dengan jumlah penancapan, jarak tanam, dan kondisi penanaman secara
seragam, sama,dan teratur. Alat ini merupakan inovasi di bidang pertanian untuk
memudahkan proses penanaman bibit di lahan, serta dapat meningkatkan produktivitas
hasil pertanian dari kuantitas maupun kualitasnya (Hapsari, 2018)
Tak hanya itu, penggunaan transplanter juga memiliki kekurangan atau kelemahan
menurut Umar, et al., (2017), yaitu :
Lebar barisan pada mesin tidak dapat diubah, sehingga jarak tanamnya hanya
mengikuti lebar barisan pada mesin saja
Pengunaan mesin transplanter hanya dapat di lahan yang datar dan kedalamannya
tidak lebih dari 40 cm, karena jika lebih maka lahan cenderung berlumpur dan
menghambat pergerakan mesin di lahan
Memerlukan alat bantu atau tenaga lebih untuk mengangkut mesin transplanter ke
lahan, karena ukurannya yang besar dan berat
Harga mesin transplanter masih tergolong mahal bagi petani, sehingga kurang
mudah dijangkau
Bibit yang ditanam menggunakan mesin transplanter harus memenuhi suatu
persyaratan tertentu, tidak se-praktis menanam tanpa mesin transplanter.
3. ALAT BAHAN DAN FUNGSI
5. GAMBAR ALAT
- Gambar Tangan
- Gambar Literatur
6. PEMBAHASAN
a. Data Hasil Praktikum
Metering Device 8 mm
d. Analisa Perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua metering device yang berbeda,
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang begitu besar pada kapasitas kerja efektif
kedua metering device tersebut. Hanya saja metering device 8 mm memiliki kapasitas
kerja efektif lebih besar dibandingkan dengan metering device 13 mm .
Perbedaan jelas antara kedua metering device tersebut terdapat pada kebutuhan
dari massa biji total antara kedua metering device. Metering device 13 mm membutuhkan
lebih banyak biji sebanyak 117 biji dibandingkan metering device 8 mm yang hanya
memerlukan 32 biji. Hal ini tentu saja diakibatkan oleh perbedaan lebar diameter dari
masing masing device dimana metering device 13 mm memiliki lebar yang lebih besar
dibandingkan dengan metering device 8 mm.
e. Grafik
h. Jika rpm dipercepat apa yang akan terjadi terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang keluar?
(minimal 1 sitasi)
Apabila kecepatan putaran dipercepat, maka yang akan terjadi adalah waktu yang
dibutuhkan akan lebih singkat dan juga jumlah biji yang dikeluarkan akan lebih banyak,
namun tidak terlalu berpengaruh pada jarak (Suparlan, et al., 2018)
8.PENUTUP
a. Kesimpulan
Kegiatan Penanaman merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat awal masa
tanam dengan cara memasukkan benih ke dalam media tanam yang nantinya akan
tumbuh. Penanaman ini dapat didukung menggunakan alat bantu penanaman yang
bersumber dari tenaga manusia maupun tenaga traktor. Keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, namun pada saat ini lebih banyak menggunakan alat
mesin yang canggih untuk menambah efisiensi kerja. Selain itu, untuk memprediksi
jumlah biji yang ditanam, digunakan alat penjatah biji (seed table) dengan ukuran
diameter metering device yang berbeda pada setiap metering device, sehingga nantinya
dapat dibandingkan manakah yang lebih efisien untuk penanaman saat di lahan.
b. Saran
Adhar, C., Sumarlan, S. H. & Nugroho, W. A., 2016. Rancang Bangun Metering Device
Tipe Screw Conveyor dengan Dua Arah Keluaran untuk Pemupukan Tanaman
Tebu. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Volume 4, pp. 1-10.
Ahmad, A. R., 2014. Desain dan Kinerja Roda Penggerak Metering Device Mesin
Penanam Kedelai, Bogor: [SKRIPSI] Institut Pertanian Bogor.
Aini, F. & Ichwan, M., 2017. Mesin Penanaman Tradisional. Gresik: Universitas
Muhammadiyah Gresik.
Armansyah, Tambunan, H. & Sembiring, E., 2010. Kajian dan Kebijakan Alat dan Mesin
Pertanian. Jurnal Keteknikan Pertanian , pp. 1-16.
Asmara, A. Y. & Handoyo, S., 2015. Pembuatan Kebijakan Berbasis Bukti: Studi Pada
Proses Pembuatan Kebijakan Standardisasi Alat dan Mesin Pertanian di
Indonesia. Warta KIML, Pusat Penelitian Perkembangan Iptek LIPI, pp. 43-64.
Hapsari, P., 2018. Adopsi Teknologi Rice Transplanter (Studi Deskriptif Kualitatif Adopsi
Teknologi Pertanian Rice Transplanter di Desa Wironanggan, Gatak, Sukoharjo
dengan Pendekatan Teori Difusi Inovasi), Surakarta: [SKRIPSI] Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kartika, T., 2018. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung
(Zea Mays L) Non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP). Jurnal
Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Volume 15.
Kumalasari, D., 2012. Tanam dan Pola Tanam. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Novitan, 2010. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Nur, M., Asrul & Rafiuddin, 2018. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Jagung (Zea mays L.) pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq). Buletin Palma, pp. 127-146.
Sahara, D., Kushartanti, E. & Suhendrata, T., 2013. Kinerja Usahatani Padi dengan Mesin
Transplanter dalam Rangka Efisiensi Tenaga Kerja. Jurnal SEPA, pp. 55-62.
Suparlan, Marsudi & Budiharti, U., 2018. Evaluasi Teknis dan Ekonomis Mesin Pemipil
Jagung Berkelobot. Jurnal Keteknikan Pertanian, Volume 6, pp. 225-232.
Syafriandi & Lubis, A., 2015. Rancang Bangun Dan Pengujian Alat Penjatah (Metering
Device ) Tipe Edge Cell Untuk Penyaluran Pupuk Butiran Urea, TSP dan KCl.
Jurnal Rona Teknik Pertanian.
Umar, S., Hidayat, A. & Pangaribuan, S., 2017. Pengujian Mesin Tanam Padi SIstem
Jajar Legowo (Jarwo Transplanter) di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung, pp. 63-72.
Wijaya, Y. G., 2011. Pembuatan Alat Tanam Benih Jagung (Zea mays) Otomatis Berbasis
Mikrokontroler, Bogor: [SKRIPSI] Institut Pertanian Bogor
LAMPIRAN