MEKANISASI PERTANIAN
“EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
MATERI
EVALUASI SISTEM IRIGASI TERTUTUP
1. TUJUAN
• Mengetahui efisiensi irigasi tertutup
• Menentukan efisiensi sistem irigasi tetes (irigasi tetes)
2. DASAR TEORI
a. Jelaskan Prinsip Dasar Irigasi Tetes (2 Sitasi)
Prinsip dasar yang digunakan dalam sistem irigasi tetes adalah pengangkatan air
dari sumber ke tangki penampung menggunakan pompa. Sebelum masuk ke tangki, air
disaring terlebih dahulu melalui saringan inlet. Dari tangki, air disaring kembali melalui
saringan outlet, kemudian di salurkan melalui jaringan utama, dan di didistribusikan melalui
jaringan pembagi (lateral) dan langsung di teteskan ke daerah perakaran tanaman melalui
emitter. (Ridwan,2013)
Cara pemberian air irigasi tetes dengan jalan meneteskan air melalui pipa-pipa
secara lansung ke tempat akar di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Disini
hanya sebagian dari daerah perakaran yang terbasahi tetapi seluruh air yang ditambahkan
dapat diserap cepat pada keadaan kelembapan tanah rendah (Udiana et al,2014)
Irigasi tetes dapat dibedakan menjadi 3 macam yang berdasarkan jenis cucuran
airnya, yaitu :
• Air merembes sepanjang pipa lateral (viaflow),
• Air menetes atau memancar melalui alat aplikasi yang dipasang pada pipa lateral
• Air menetes atau memancar melalui lubang-lubang pada pipa lateral
(Ekaputra et al, 2016)
Penetes tipe line-source merupakan penetes yang dipasang secara seri pada pipa
lateral, sedangkan penetes tipe point-source merupakan penetes yang dipasang secara
individual pada pipa lateral. Jenis jenis penetes point-source antara lain penetes long path,
source orifice, vortex dan pressure compensanting. Penetes tipe linesource antara lain drip
emitter inline non-pressure compensating, drip emitter adjustable non-pressure
compensating, dan drip emitter pressure compensating button.
(Kurniati et al, 2014)
2. Irigasi Bawah Tanah (Sub Surface Irrigation) Irigasi bawah tanah adalah irigasi
yang mensuplai air langsung ke daerah akar tanaman yang membutuhkannya melalui
aliran tanah. Dengan demikian tanaman tidak diberi air melalui permukaan tetapi melalui
bawah tanah. Jenis irigasi ini cocok untuk tanaman yang tidak banyak memerlukan air.
Cara ini dapat dilakukan melalui saluran terbuka dan atau saluran tertutup, dimana air akan
meresap melalui dindingdindingnya kedalam tanah.
3. Irigasi Siraman (Sprinkler Irrigation) Irigasi siraman adalah irigasi yang dilakukan
dengan cara menirukan air hujan (Sprinkling), dimana pada prakteknya dilakukan dengan
cara pengaliran air lewat pipa dengan tekanan tertentu (4-6 atm). Sehingga dapat
membasahi areal yang cukup luas. Pemberian air dengan cara ini dapat menghemat dalam
segi pengelolaan tanah karena dengan pengairan cara ini tidak diperlukan permukaan
tanah yang rata, juga dengan pengairan ini dapat mengurangi kehilangan air di saluran
karena air dikirim melalui saluran tertutup.4. Irigasi Tetesan (Driple Irrigation / Trickler
Irrigation) Irigasi tetesan adalan irigasi yang pada prinsipnya sama dengan irigasi siraman,
hanya saja pipa tersiernya dibuat melalui jalur pohon dan tekanannya lebih kecil karena
hanya digunakan untuk meneteskan air saja.
(Mardiyani & Mareta, 2016)
Sistem irigasi tetes memiliki kelebihan dibandingkan sistem irigasi lainnya antara lain
1. Efisiensi irigasi tetes relative lebih tinggi dibandingkan dengan system irigasi lain.
Pemberian air dilakukan dengan kecepatan yang telah ditentukan, dan hanya dilakukan di
daerah perakaran tanaman sehingga mengurangi penetrasi air yang berlebihan, evaporasi
dan limpasan permukaan.
2. Mencegah timbulnya penyakit leaf burn (daun terbakar) pada tanaman tertentu,
karena hanya daerah perakaran yang dibasahi sedangkan bagian tanaman lain dibiarkan
dalam kondisi kering.
3. Mengurangi terjadinya hama penyakit tanaman dan timbulnya gulma yang
disebabkan kondisi tanah yang terlalu basah karena sistem irigasi tetes hanya membasahi
daerah perakaran tanaman.
4. Pemberian pupuk ataupun pestisida dapat dilakukan secara efektif dan efisien
karena pemberian pupuk dan pestisida dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian air
irigasi.
(Shekhesmaeili et al,2016)
Sedangkan menurut Prastowo (2003) Kekurangan sistem irigasi tetes dalam
penerapannya adalah :
1. Terjadinya penyumbatan yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia dan biologi yang dapat
mengurangi efisiensi dan kinerja irigasi tetes.
2. Terjadinya penumpukan garam di daerah yang tidak terbasahi.
3. Pemberian air yang tidak memenuhi kebutuhan air tanaman karena kurangnya kontrol
terhadap pengoperasian jaringan irigasi menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman.
Alat Fungsi
pipa sub utama untuk menghubungkan antara pipa utama dengan pipa
lateral
tusen klep mencegah air turun kembali setelah naik oleh pompa
Pancing air dengan pompa yang diisi air sampai penuh dan pompa dihidupkan dengan
Perhatikan manometer sampai menunjukkan angka 2 lalu globe valve dibuka dan
Tampung semua tetesan air dengan gelas plastik selama satu menit pada masing
masing emitter
- Gambar Literatur
7. PEMBAHASAN
Cara kerja dari teknologi sistem irigasi tetes adalah Arus litrik AC digunakan
sebagai sumber energi pompa air yang nantinya memompa air dari sumber air ke
dalam tandon penampungan. Air di dalam tandon penampungan akan mengalirkan
air untuk instalasi system irigasi tetes. Sistem irigasi tetes bekerja dengan otomatis
dan sistem kerjanya meneteskan air langsung ke tanaman dengan alat drip.
(Wijayanto & Widiastuti, 2016)
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adopsi teknologi dalam teknis budidaya
dalam menghadapi cekaman kekeringan serta menurunnya kualitas kesuburan tanah yang
dihadapi oleh petani. Irigasi tetes (drip irrigation) dan penggunaan pupuk organik pada
tanaman merupakan salah satu teknologi yang mampu mengatasi kurangnya pasokan air
serta menurunnya kualitas kesuburan tanah, selain itu irigasi tetes mampu dikombinasikan
dengan pemanfaatan pupuk organik cair (POC) untuk mendorong peningkatan kesuburan
lahan pertanian (Jafar et al, 2018)
b. Saran
Kurniati, Evi., Bambang Suharto., dan T. Afrilia. 2014. Desain Jaringan Irigasi (Springkler
Irrigation) pada Tanaman Anggrek. Jurnal Teknologi Pertanian, 8(1) 35-45
Sheikhesmaeili, O., Montero, J., & Laserna, S. 2016. Analysis of water application with
semi-portable big size sprinkler irrigation systems in semi-arid areas. Agricultural Water
Management, 163, 275-284.
Prastowo. 2003. Prosedur Rancangan Irigasi Tetes. Laboratorium Teknik Tanah dan Air.
Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor