PENDAHULUAN
1
irrigation), dan Pemberian air dengan cara penyiraman mancakup oscillating sprinkler dan
rotary sprinkler, semuanya disebut juga overhead irrigation karena air diberikan atau
disiramkan dari atas seperti air hujan. Pemberian air dengan penyiraman sangat efisien.
Pada tanah bertekstur kasar, efisiensi pemakaian air dengan penyiraman dua kali lebih
tinggi dari pemberian air permukaan. 4) irigasi tetes (drip or trickle irrigation). Pada irigasi
tetes, air diberikan dalam kecepatan yang rendah di sekitar tanaman menggunakan emitter.
Pada pemberian air dengan penyiraman dan irigasi tetes, ke dalam air pengairan dapat
ditambahkan pestisida atau pupuk.
1.2. TUJUAN
a. Mengetahui fungsi dari irigasi curah
b. Mengetahui manfaat dan efisiensi irigasi curah
c. Mengetahui aplikasi irigasi curah
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keuntungan :
Sistem irigasi sprinkler cocok untuk semua jenis tanah apabila application ratenya sesuai
dengan kapasitas inflitrasi tanahnya. Termasuk juga pada lahan marginal yang memiliki
kapasitas infitrasi atau kapasitas menyimpan air yang rendah.
Dapat mengontrol pemberian air pada tanaman sehingga dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan tanaman yang vegetatif dan memperbesar peluang tanaman untuk tumbuh
secara generatif dimana akan meningkatkan produktivitas hasil panen.
Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman, tenaga kerja yang
tersedia dan penghematan energi
Dapat dilakukan fertigation atau pemberian nutrisi tanaman melalui system irigasi
Dapat digunakan untuk mengontrol iklim bagi pertumbuhan tanaman
Dapat menjaga tanah tetap lembut agar cocok bagi pertumbuhan seedling (persemaian)
Mempercepat perkecambahan dan penentuan panen
Kekurangan :
Memerlukan biaya investasi yang tinggi
Keseragaman distribusi air dapat terus menurun seiring dengan waktu
Angin sangat berpengaruh atas keseragaman distribusi air
Dapat mengakibatkan kanopi tanaman lembab dan mendatangkan penyakitmtanaman
Dapat merusak tanaman muda pada saat air disiramkan
1
2.1.2. Jenis jenis Sistem Sprinkler
Sistem sprinkler dapat diklasifikasikan menjadi sistem permanent (Fixed/solid set), portable
dan semi portable (hand move atau mechanical move), traveling irrigator (gun atau boom),
center pivot atau linear move.
Gambar 2.1. Desain dan Aplikasi Sistem Irigasi Solid Set Sprinkler
2
lateral tergantung pada settime. Untuk areal yang lebih luas dapat digunakan lebih
dari satu pipa lateral.
Gambar 2.2. System Portable dengan menggunakan dua buah pipa lateral
Side Roll
Sistem Side roll atau biasa disebit juga Wheel roll seperti terlihat pada gambar,
terdiri dari sebuah lateral, biasanya panjangnya 1,25 mil; Pipanya berperan seperti
sebuah poros sumbu. Pipa berdiamater antara 4-5 inci.; dan roda berdiameter 4-10
kaki. System ini mampu mengairi lahan seluas 60x90 kaki. Setelah selesai
mengairi satu set, mesin akan menindahkan roda ke set berikutnya. Sprinkler
diletakkan diatas connector yang memungkinkannya tetap berada diatas ketika
roda berputar. System ini tidak direkomendasikan untuk topografi lahan yang
mempunyai kemiringan lebih dari 5 persen.
3
3. Sistem Traveling Irrigator (gun atau boom)
Sistem Traveling Big Gun menggunakan sprinkler berkapasitas besar (diameter 3/4
sampai 1,5 inci) dan bertekanan besar (90-125 PSI) untuk melemparkan air ke tanaman
(radius 175-350 kaki). Traveling big guns dapat terdiri dari pipa hard hose dan selang
fleksibel. Pada system selang yang keras, selang polietilen keras di pasang pada rel
atau trailer. Trailer ini berada ditengah ataupun diujung lahan. Gun ditempatkan
diujung selang kemudian selang ditarik ke ujung lahan. Selang ini kemudian ditarik
oleh rel mengitari lahan. Pada flexible hose system, gun dipasang pada sebiah kereta.
Sebuah pipa fleksibel yang tersambung dengan mainline mengisi air ke gun.
4
radius lapangan bias mencapai 100 ha, tergantung juga panjang pipa lateral yang
ada. Satu putaran membutuhkan 1-100 jam tergantung dari letak puncak air yang
dipakai. Lambatnya putaran pipa lateral berarti lebih banyak air yang digunakan.
Linear Move
Sistem irigasi Linear Move (sering disebut juga lateral move) dibangun dengan
cara yang sama seperti center pivot. Perbedaannya adalah menara bergerak pada
kecepatan dan arah yang sama. System ini dirancang untuk mengairi petak
lapangan berbetuk persegi yang bergerak secara kontinyu. Salah satu cara untuk
mengairi areal yang luas umumnya dikonstruksi melalui center pivot yang
mensupport pipa lateral di atas tanaman melalui tower yang tersedia. Air dapat
disuplai dari suatu fleksibel hose atau dari saluran sepanjang tepi atau ditengah-
tengah lapangan. Pipa lateral digerakkan dengan motor yang ada pada setiap tower
dan dikontrol sama seperti pada center pivot.
5
Gambar 2.6. Desain dan Aplikasi Linear Move
1. Impact sprinkler
Rentang nosel (tekan lengan sprinkler dan lempar air lebih jauh).
Spreader nozzle (opsional; Menerapkan lebih banyak air di dekat sprinkler).
Sudut lintasan
Penyiram bagian lingkaran.
Digunakan pada semua jenis irigasi, tapi terutama tanaman pertanian
6
2. Gear-driven sprinkler
Energi di dalam air mengubah turbin yang memutar nosel melalui roda gigi
biasanya digunakan di area lansekap terbuka yang besar
7
Kepala pop-up dipasang flush dengan ground dan naik saat ditekan
8
BAB III
PEMBAHASAN
1
c. Jaringan Pipa yang terdiri dari :
Lateral, merupakan pipa tempat diletakkannya sprinkler
Manifold, merupakan pipa dimana pipa-pipa lateral dihubungkan.
Valve line, merupakan pipa tempat diletakkan katup air.
Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan dengan valve line.
Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan air dari sumber air.
Skema jaringan irigasi sprinkler dan contoh jaringan pipa dapat dilihat pada gambar 3.3
berikut ini :
Dengan:
Qs = Debit (gpm)
Cd = Koefisien debit nozel dan sprinkler 0,96
D = diameter nozel (inchi)
P = tekanan air di nozel (psi)
2
Tabel 3.1. Debit untuk nozel
3
Tabel 3.2. Diameter Lemparan
4
Pengaruh tekanan air
5
Overlapped sprinklers
Uniform Aplication :
Overlap 50% of
sprinkler wetted
diameter
Non uniform
Applicaton : overlap
<< 50% of sprinkler
wetted diameter
6
Pengaruh angin terhadap jarak sprinkler
Tabel 3.3. Pengaruh angin terhadap jarak sprinkler
7
3.2.5. Efisiensi
Efisiensi aplikasi
Dengan:
dn = kedalaman irigasi bersih
dg = kedalaman irigasi kasar
Kehilangan Air
Evaporasi
Limpasan
Perkolasi mendalam
Keseragaman Distribusi
Dengan:
DLQ = kedalaman rata-rata kedalaman air yang diterima
dz = kedalaman rata-rata yang diterapkan
Keseragaman Aplikasi
Dengan:
CU = koefisien keseragaman, persen
Xi = kedalaman air di wadah ke i, mm
8
3.3. PROSEDUR DESAIN IRIGASI SPRINKLER
3.3.1. Tata Letak
Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta kondisi topografinya, tata letak
sistem irigasi sprinkler dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Farm System, sistem dirancang untuk suatu luas lahan dan merupakan satu-satunya
fasilitas pemberian air irigasi.
b. Field System, sistem dirancang untuk dipasang dibeberapa lahan pertanian dan
biasanya dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan pada lokasi persemaian.
c. Incomplete Farm System, sistem dirancang untukdapat diubah dari Farm System
menjadi Field System atau sebaliknya.
Efisiensi irigasi sprinkler dapat diukur berdasarkan keseragaman penyebaran air dari
sprinkler. Efesiensi irigasi sprinkler yang tergolong tinggi (keseragaman tergolong baik)
adalah bila nilai Coefficient of Uniformity (CU) lebih besar dari 85%.
3.3.2. Hidrolika Pipa
Kebutuhan total tekanan suatu sistem irigasi sprinkler terdiri atas:
a. Static head adalah jarak vertikal dimana air harus diangkat atau diturunkan antara
sumber air dengan titik pengeluaran tertinggi.
b. Pressure head adalah perbedaan ketinggianantara pompa dengan hidran tertinggi dan
terendah yang mengoperasikan lateral sepanjang pipa utama dan pipa sub utama, yang
akan memberikan nilai static head maksimum dan minimum.
c. Friction head adalah kehilangan head sepanjang pipa utama, manifold karena adanya
katup dan sambungan.
d. Velocity head, kecepatan aliran dalam suatu sistem irigasi sprinkler jarang melebihi
2,5 m/det, sehingga velocity head dapat diabaikan.
e. Suction lift atau perbedaan antara elevasi sumber air dan elevasi pompa. Besarnya
nilai suction lift ini merupakan akumulasi antara nilai SWL (Static Water Level)
dengan nilai surutan (drawdown) suatu sumur.
Kehilangan head pada sub unit (Ps) dibatasi tidak lebih dari 20% dari tekanan operasi
rata-rata sistem. Kehilangan head (hf) pada lateral harus = Hl, demikian juga halnya pada
manifold, kehilangan headnya (hf) harus = Hm. Tekanan inlet lateral yang tertinggi
diambil sebagai outlet manifold pada sub unit.
9
dimana :
Ps = kehilangan head yang diijinkan pada sub-unit (m)
Hl = kehilangan head yang diijinkan pada lateral (m)
Ha = tekanan operasi rata-rata sprinkler (m)
Hm = kehilangan head yang diijinkan pada manifold (m)
Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang lateral (m)
Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang manifold (m)
3.3.3. Laju Penyiraman
Dalam rancangan desain irigasi sprinkler, diameter curahan/penyiraman nozel
mempengaruhi nilai laju penyiraman dan penentuan jarak nozel pada dan antar lateral, serta
menentukan luas lahan yang dapat terairi. Laju penyiraman adalah laju jatuhnya air ke
permukaan tanah yang disemprotkan dari lubang nozel. Nilai laju penyiraman ini tidak
boleh melebihi dari laju infiltrasi, untuk menghindari terjadinya kehilangan air berupa
limpasan (run off).
3.3.4. Spesifikasi Pompa
Jenis pompa yang biasa digunakan pada suatu sistem irigasi sprinkler adalah sentrifugal dan
turbin. Pompa sentrifugal digunakan apabila debit dan tekanan yang dibutuhkan relatif
kecil, sedangkan pompa turbin digunakan apabila debit dan tekanan yangdibutuhkan relatif
besar.
Karakteristik suatu pompa biasanya ditunjukkan olehsuatu kurva karakteristik pompa yang
menyatakan hubungan antara kemampuan menaikkan air (H), besarnya debit (Q), efisiensi
(E), jumlah putaran per menit (N), dan besarnya tenaga (P).
Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaanair tergantung pada debit pemompaan,
total head dan efisiensi pemompaan yang secara matematis ditunjukkan pada persamaan
berikut :
dengan :
BHP = tenaga penggerak (kW)
Q = debit pemompaan (l/detik)
10
TDH = total dynamic head (m)
C = faktor konversi sebesar 102,0
Ep = efisiensi pemompaan (%)
11
Gambar 3.6. Prosedur desain irigasi sprinkler
12
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
a. Keuntungan irigasi sprinkler antara lain dapat digunakan pada areal yang tidak rata,
hasil cukup merata dan kurang menimbulkan erosi, dapat digunakan pada tanah yang
banyak mengandung pasir tanpa banyak kehilangan air akibat perkolasi yang dalam,
jumlah air yang diberikan mudah diatur dan dirasionalisasikan pemakaiannya, dapat
diotomatisasi.
b. Kelemahan dari irigasi curah diantaranya adalah biaya dalam pembelian alat dan
aplikasi yang rumit