Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI TERBARUKAN

PENGERING TENAGA SURYA TIPE KABINET

Oleh:
Syafira Noer Fitriyanie
NIM A1C017013

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi surya adalah energi yang tidak terbatas pemanfaatannya dimuka


bumi selain mudah didapat juga tidak menimbulkan polusi. Mengingat pada era
sekarang ini pertumbuhan penduduk semakin meningkat kebutuhan akan
energipun akan meningkat sementara sumber daya alam semakin menipis.
Masyarakat pada umumnya mengeringkan suatu bahan ketika cuaca
dianggap cukup cerah di lapangan terbuka. Pengeringan dengan sistem
konvensional ini mempunyai banyak kelemahan antara lain pengeringan sering
dilakukan berulang kali sehingga bahan menjadi kering, bahan mudah tercampur
dengan bahan-bahan kotor dari sekitarnya, pengeringan memerlukan waktu yang
lama, tidak aman dari gangguan binatang, hasil pengeringan kurang baik karena
debu dan polusi udara.
Salah satu pemanfaatan dari energi radiasi matahari yang umum digunakan
adalah sebagai alat pengering surya. Sistem pengering tenaga surya tipe kabinet
adalah suatu sistem pengering yang sesuai digunakan untuk mengeringkan hasil
pertanian seperti biji kopi, pisang, dan singkong. Sistem pengeringan ini lebih
menguntungkan dibandingkan dengan cara konvensional karena bahan akan
terhindar dari kotoran luar, debu, tiupan angin kencang, dan hujan Alat pengering
surya terbagi dari beberapa jenis tergantung pada model spesifikasi tipe
rancangannya. Salah satu model rancangan adalah tipe kabinet berpenutup miring
yang merupakan salah satu contoh pemanfaatan energi surya yang dapat
diperbaharui.
Pengeringan sistem konvensional dapat diatasi, dengan cara membuat suatu
alat pengering surya yang lebih efisien. Alat pengering ini terdiri dari dua bagian
yaitu kolektor surya dan ruang pengering. Pembuatan dan perawatan alat
pengering cukup sederhana serta bahannya dapat diperoleh dengan mudah,
sehingga dapat dibuat atau dirakit kembali jika diperlukan. Berdasarkan uraian
diatas maka perlu dilakukan penelitian Pembuatan dan pengujian alat pengering
surya tipe kabinet berpenutup miring menggunakan kaca dan plastik transparan.

B. Tujuan

1. Mengetahui pemanfaatan energi surya


2. Mengetahui bagian-bagian dan cara kerja pengering energi surya tipe kabinet.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengering tenaga surya (solar dryer) adalah cara pengeringan dengan


memanfaatkan energi matahari menggunakan kolektor sebagai penyerap panas
yang menjadikan penggunaan energi matahari yang lebih maksimal (Aziz, 2004).
Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air yang relatif kecil secara
terusmenerus pada suatu bahan. Sistem pengering tenaga surya terdiri dari dua
bagian utama yaitu kolektor surya dan ruang pengering (Aziz, 2004).
Metode pengeringan dengan energi matahari secara umum terbagi atas dua,
yaitu pengeringan sinar matahari (direct sun drying), dimana produk yang akan
dikeringkan langsung dijemur di bawah sinar matahari. Dan metode pengeringan
surya (solar drying), dimana produk yang akan dikeringkan diletakkan di dalam
suatu alat pengering (Achanta, 2000).
Untuk melakukan pengeringan pada suatu bahan maka perlu diberikan panas
untuk menguapkan air ke udara. Untuk mempercepat pengeringan dengan energi
matahari maka perlu dilakukan pembuatan alat pengering dengan model tertentu.
Desain ruang pengering surya adalah bagian paling penting dari sistem
pengeringan, karena aliran udara melalui ruang juga tergantung pada desain yang
berpengaruh terhadap arah aliran udara pada ruang pengering (Halewadimath,
2015).
Energi matahari merupakan sumber energi yang tidak terbatas. Penggunaan
sumber panas matahari semakin lama dipastikan terus meningkat hal ini
dikarenakan semakin langka dan semakin meningkatnya biaya jenis energi tak
terbarukan (Navale, 2015).
Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung
dalam bahan pangan, menurunkan aktifitas air dalam bahan pangan tersebut dan
menghambat aktifitas mikroba didalamnya sehingga dapat meningkatkan
keawetan produk, serta untuk tujuan ekonomi tertentu seperti mengurangi bobot,
meningkatkan cita rasa produk, maupun yang lain (Navale, 2015).
Selama ini proses pengeringan hasil pertanian termasuk limbah industri
hasil pertanian sebagian besar menggunakan energi surya secara langsung
(penjemuran) dan sebagian pengeringan menggunakan energi surya secara tidak
langsung dengan sistem pengering energi surya. Pengeringan energi surya secara
langsung dipilih karena murah dan tidak membutuhkan peralatan dan mesin yang
rumit. Sedangkan sistem pengering energi surya lebih mahal karena perlu biaya
investasi di awal, namun punya beberapa kelebihan antara lain produk lebih cepat
kering dan produk yang dikeringkan tidak perlu diangkat sewaktu turun hujan
karena produk terlindung di dalam ruang pengering (Tim Asisten, 2019).
Energi merupakan salah satu input penting dalam kegiatan pertanian
termasuk proses pengeringan. Input energi pengeringan meliputi energi manusia,
energi untuk menjalankan kipas pada sistem pengering energi surya, dan energi
panas dari matahari (Tim Asisten, 2019).
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan massa uap air secara
simultan yang memerlukan energi panas, untuk menguapkan kandungan massa
uap air yang dipindahkan dari permukaan bahan ke udara pengering dalam media
pengering. Dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara
pengering karena perbedaan kandungan uap air pada udara pengering dengan
kandungan uap air dari bahan yang dikeringkan. Proses pindah panas dan massa
uap air ini dapat terjadi karena kandungan uap air udara pengering lebih sedikit
atau dengan kata lain udara mempunyai kelembaban relatif yang lebih rendah
sehingga terjadi penguapan (Tim Asisten, 2019).
Suatu proses pengeringan terdiri dari tiga periode laju pengeringan, yaitu:
(1). Periode laju pengeringan naik, (2) Periode laju pengeringan konstan dan (3)
Periode laju pengeringan menurun. Laju pengeringan optimal adalah suatu kondisi
di mana laju difusivitas air dari dalam produk sampai pada permukaan, sama
dengan laju penguapan uap air dari permukaan (Tim Asisten, 2019).
Prinsip kerja pengering energi surya adalah sinar matahari memanasi
kolektor yang menyebabkan suhu di dalam ruang kolektor meningkat. Udara
panas di dalam ruang kolektor kemudian akan mengalir ke ruang pengering
kemudian akan mengeringkan bahan-bahan yang ada di dalamnya. Untuk
pengering tenaga surya sederhana, ruang kolektor menjadi satu dengan kotak
pengering, sedangkan pengering tenaga surya yang lebih kompleks, kotak
kolektor ditempatkan terpisah dengan ruangan pengering.
Rumus Iradiasi Surya:
I = (1000/7) x Ipm
Keterangan :
I = Iradiasi surya (W/m2)
Ipm = Iradiasi surya pyranometer (mV) (Tim Asisten, 2019).
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Bio briket
2. Cawan
3. Multimeter
4. Nampan
5. Oven
6. Pengering energi surya tipe kabinet
7. Pyranometer
8. Termometer bola basah dan bola kering
9. Termometer raksa dan termometer inframerah
10. Timbangan

B. Prosedur Kerja

Praktikum ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :


1. Tahap persiapan
Alat pengering diletakkan di bawah sinar matahari langsung mulai pukul
08.00 sampai pukul 16.00 dan nampan diisi dengan produk yang dikeringkan
berupa bio briket
2. Pelaksanaan Pengamatan
Mengukur intensitas radiasi surya, suhu kolektor, suhu udara di inlet, suhu
udara di outlet, suhu udara di dalam ruang pengering, suhu udara di luar alat
pengering. Pengukuran secara berkala setiap 15 menit selama 240 menit.
Kemudian dilakukan pengukuran kadar air basis basah sebelum dan sesudah
pengeringan, dan massa akhir produk setelah dikeringkan.
3. Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan yaitu iradiasi surya.
Tabel 1. Tabel Pengamatan Praktikum
Wak Suhu RH Suhu Suh Suh Suh Suh Suhu Iradia Iradia Cua
tu Lingku Lingku kolektor u u u u namp si si ca
n gan gan % ˚C uda udar udar bah an Pyran surya
˚C ra a a an no W/m2
inle outl dala meter
t ˚C et m (mv)
˚C ˚C

B B
K B
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambar dan fungsi bagian alat Pengering energi surya tipe kabinet
a. Gambar alat

Gambar 1. Pengering tenaga surya tipe kabinet

b. Keterangan dan fungsi bagian


i. Photovoltaic berfungsi untuk menyerap eneergi panas untuk
dikonvesi menjadi listrik menggerakkan blower.
ii. Kerangka berfungsi sebagai penopang konstruksi pengering.
iii. Pelindung berfungsi untuk melindungi bahan dari mikroba yang
berasal dari udara luar.
iv. Blower merupakan sarana mensirkulasikan udara.
v. Kolektor berfungsi mengumpulkan panas untuk media pengeringan.
vi. Kabel untuk menyalurkan listrik dari photovoltaic ke blower.
vii. Termometer merupakan alat untuk mengukur temperatur udara
dalam pengeringan.
2. Hasil praktikum
Tabel 1. Data hasil Praktikum
Suhu RH Suhu Suhu Suhu
Lingkungan Lingkungan Kolektor Udara Udara
Waktu (°C) (%) (°C) Inlet Outlet
BK BB (°C) (°C)

15 33 31 85 39,2 36,1 34,4

30 32 29 78 35,5 35,1 33,8

45 30,5 28,5 85 31,4 29,3 31,4

Tabel 2. Data hasil praktikum


Suhu
Suhu Udara Suhu Bahan Cuaca
Waktu Nammpan
dalam (°C) (°C)
(°C)
15 35 48,9 37,8 Berawan

30 33 41,8 35,5 Mendung

45 31,4 38,7 32,3 Mendung

B. Pembahasan

Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air yang relatif kecil secara
terusmenerus pada suatu bahan. Sistem pengering tenaga surya terdiri dari dua
bagian utama yaitu kolektor surya dan ruang pengering (Aziz, 2004).
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah
yang relatif kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari proses
pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar
air keseimbangan udara normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang
aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis, dan kimiawi. Pengeringan
merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama dikenal. Tujuan
dari proses pengeringan adalah menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan untuk memudahkan, menghemat
biaya pengangkutan, pengemasan, dan penyimpanan. Meskipun demikian ada
kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat
fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan (Anton, 2011).
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas. Secara umum keuntungan dari pengawetan ini adalah
bahan menjadi awet dengan volume bahan menjadi kecil sehingga memudahkan
dalam pengangkutan. Tujuan dari pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan
sampai batas dimana mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat
menyebabkan pembusukan akan terhenti, dengan demikian bahan yang
dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama.
Terdapat fakotr internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses
pengeringan. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari bahan pangan.
Faktor-faktor tersebut adalah
1. Luas permukaan dari bahan pangan
2. Kadar air awal bahan pangan
3. Komposisi kimia bahan
4. Ukuran bahan pangan
5. Tekanan parsial dalam bahan pangan
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan atau alat.
Faktor-faktor tersebut adalah

1. Suhu
2. Tekanan
3. Kelembaban udara
4. Kecepatan volumetrik aliran udara pengering

Teknologi pengering dengan tenaga surya diantaranya :

1. Alat pengering tipe kabinet


2. Pengering hybrid
3. Alat pengering tipe rak
4. Solar dryer
Manfaat pengeringan di bidang pertanian diantaranya untuk mengurangi
kandungan air bahan sampai batas tertentu sehingga aman disimpan sampai
pemanfaatan yang lebih lanjut. Dengan pengeringan, bahan menjadi lebih tahan
lama disimpan, volume bahan lebih kecil, mempermudah dan menghemat ruang
pengagukutan, mempermudah transportasi, dan biaya produksi menjadi murah.

Pada praktikum kali ini, kita menggunakan alat pengering tenaga surya
dengan tipe kabinet. Alat ini bergantung pada cuaca yang ada. Selain itu, alat ini
memiliki bagian-bagian yang diantaranya Photovoltaic yang berfungsi untuk
menyerap eneergi panas untuk dikonvesi menjadi listrik menggerakkan blower.
Kerangka berfungsi sebagai penopang konstruksi pengering. Pelindung berfungsi
untuk melindungi bahan dari mikroba yang berasal dari udara luar. Blower
merupakan sarana mensirkulasikan udara. Kolektor berfungsi mengumpulkan
panas untuk media pengeringan. Kabel untuk menyalurkan listrik dari
photovoltaic ke blower. Termometer merupakan alat untuk mengukur temperatur
udara dalam pengering.

Tidak ada kekurangan pada alat yang digunakan saat praktikum, hanya saja
faktor cuaca yang kurang bersahabat yang membuat pengeringan kurang
maksimal.

Mungkin dapat ditambahkan photovoltaic-nya agar panas matahari dapat


lebih cepat diserap sekaligus mengantisipasi ketika adanya perubahan cuaca yang
terjadi saat pengeringan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air yang relatif kecil secara

terusmenerus pada suatu bahan. Terdapat fakotr internal dan eksternal yang dapat

mempengaruhi proses pengeringan.

Manfaat pengeringan di bidang pertanian diantaranya untuk mengurangi

kandungan air bahan sampai batas tertentu sehingga aman disimpan sampai

pemanfaatan yang lebih lanjut. Dengan pengeringan, bahan menjadi lebih tahan

lama disimpan, volume bahan lebih kecil, mempermudah dan menghemat ruang

pengagukutan, mempermudah transportasi, dan biaya produksi menjadi murah

B. Saran

Semoga praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan cuaca bisa

lebih bersahabat saat praktikum agar proses pengeringan maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Achanta S, Okos MR. 2000. Drying Technology in Agriculture and Food


Science: Quality Changes During Drying of Food Polymers. Science
Publisher Inc, United States of America.

Anton, Irawan. 2011. Modul Laboraturium Pengeringan. Sultan Ageng Tirtayasa


Press.

Aziz, Azridjal. 2004. Teknologi rekayasa surya sebagai pemanas udara untuk
proses pengeringan (solar dryer). Jurnal Momentum Volume 2, ITP,
Padang.

Halewadimath, Sushrut., Subbhapurmath, Prajwal., Havaldar, Naveen.,


Hunashikatti, Karthik., Gokhale, Siddharth. 2015. Experimental Analysis of
Solar Air Dryer For Agricultural Product. International journal of
Enggineering and Technology, K.L.E.I.T Hubballi, Karnataka,India

Navale, S.R., Harpale,M.V., Mohite, K.C., 2015. Comparative Study of Open Sun
and Cabinet Solar Drying For Fenugreek Leaves. International journal of
Reneweble Energy Technology Research Vol. 4, No. 2, pp. 1 - 9, ISSN:
2325 - 3924, Departement of Physics, India.

Nopianti, R., Riansyah,A., dan Supriadi,A. 2013. Pengaruh Perbedaan Suhu Dan
Waktu PEngeringan Terhadap Karakteristik Ikan Asin Sepat Siam
(Trichogaster pectoralis) Dengan Menggunakan Oven. Jurnal. Vol. 2 No. 1
Hal. 53-54. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya Ogan Ilir.

Tim Asisten. 2018. Modul Praktikum Energi Terbarukan. Universitas Jenderal


Soedirman, Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai