Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN PERTANIAN

ALAT PEMELIHARAAN TANAMAN (PEMYEMPROT DAN POMPA)

Oleh:
Anggita Fretty L. Toruan
NIM A1C017039

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeliharaan merupakan kegiatan terpenting dalam proses produksi tanaman.

Tujuan utama dari pemeliharaan tanaman adalah untuk menciptakan kondisi

lingkuan yang baik untuk tumbuh-kembangnya tanaman, termasuk menyediakan

hara dan air yang cukup serta mengurangi dampak merugikan dari organisme

pengganggu tanaman (OPT). untuk pengendalian OPT akan lebih praktis dan

efisien jika menggunakan alsintan penyemprot pestisida. Penyedian air bagi

tanaman tidak akan jadi masalah jika lahan yang digunakan untuk proses produksi

memiliki prasarana irigasi yang dapat menyediakan air secara kontinu. Namun,

jika sumber air yang dapat menyediakan memungkinkan dialirkan dengan gaya

gravitasi, maka penggunaan mesin pompa air menjadi pilihan untuk mengalirkan

air ke lahan produksi. Menurut Akmadi (dalam Bafdal, 2012: 7) mengatakan,

teknologi merupakan suatu alat untuk mempermudah manusia dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari dalam hal menyediakan kebutuhan dasar dan juga

dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi.Menurut Nurpilihan (dalam Bafdal, 2012:

8), teknologi meupakan karya, cipta dan karsa manusia untuk menghasilkan

produk dan jasa dengan nilai tambah yang tinggi.


B. Tujuan

1. Mengetahui bagian-bagian utama sprayer dan pompa air beserta fungsinya.

2. Mengetahui prinsip kerja sprayer dan pompa air.

3. Mengukur laju penyaluran cairan pada power sprayer.

4. Mengukur sudut semprot nosel penyemprot gendong semi otomatis.

5. Mengukur debit air yang keluar dari pompa.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan

dan ada pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma,

hama dan penyakit tanaman. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan

alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk

tepung digunakan alat yang disebut duster. Dalam penggunaannya sehari-hari

petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan

pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi

dan efektivitas dalam penggunaannya. Berdasarkan tenaga yang digunakannya

alat penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan

(handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Prinsip Kerja

Handsprayer (Alat Penyemprot) Prinsip kerja alat penyemprot handsprayer adalah

memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan

bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan

merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh

butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan

partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di

dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya

mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan

tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan

akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus. Kelengkapan Alat

Handsprayer, Kelengkapan alat yang diperlukan untuk mengoperasikan alat


penyemprot ini antara lain : Masker, alat pelengkap untuk menutup mulut dan

hidung agar kabut yang mengandung pestisida tidak masuk ke dalam pernapasan.

Pakaian lengan panjang agar menutupi permukaan kulit bagian tangan, sarung

tangan, serta kaca mata pelindung. Ember, gelas ukur, dan corong plastik untuk

menakar , mencampur, dan menuangkan larutan pestisida yang diaplikasikan ke

dalam tangki.
III. METODOLOGI

A. Alat dan bahan

1. Alat tulis

2. Pompa

3. Sprayer

B. Prosedur kerja

1. Amati dan gambar bagian-bagian sprayer dan pompa air yang dijelaskan.

2. Catat spesifikasi sprayer dan pompa air yang digunakan.

3. Catat fungsi dan prinsip kerja sprayer dan pompa air yang digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
B. Pembahasan

Menurut Akmadi (dalam Bafdal, 2012: 7) mengatakan, teknologi merupakan

suatu alat untuk mempermudah manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari

dalam hal menyediakan kebutuhan dasar dan juga dimanfaatkan dalam kegiatan

ekonomi.Menurut Nurpilihan (dalam Bafdal, 2012: 8), teknologi meupakan karya,

cipta dan karsa manusia untuk menghasilkan produk dan jasa dengan nilai tambah

yang tinggi. Sedangkan petanianadalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati

yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,

atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya (International

Labour Organization, 1999).

Secara umum, mesin-mesin pemupukan dibagi menjadi dua yaitu mesin

untuk penyebar pupuk di atas permukaan tanah, dan mesin untuk menempatkan

pupuk dalam bentuk onggokan atau pita di bawah permukaan tanah (Daywin, et

al, 2008: 84). Alat pemupukan yang saat ini berkembang yaitu manure

spreader yaitu mesin yang membawa pupuk kandang ke lapang dan

menyebarkannya secara merata di atas permukaan tanah (Daywin, et al, 2008:

79). Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi

alat penyemprot dengan tenaga tangan (hand sprayer), dan alat penyemprot

dengan pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian

ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu

sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan

disemprotkan (Hidayat, 2001). Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa

jenis sprayer yang banyak digunakan petani di lapangan adalah jenis hand sprayer
(tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak. Hasil

studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1977 di beberapa

tempat di Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami

kerusakan. Komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan

tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup bocor,

paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer

mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. Di samping masalah

pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestyang

direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang

kurang menunjang aplikasi.

Fungsi Sprayer Pada Sektor Pertania, Fungsi utama sprayer adalah untuk

memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan

mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.

Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut:

1. Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.

2. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.

3. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.

4. Menyemprotkan pupuk cairan.

5. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

Tujuan Sprayer Pada Sektor Pertanian, Agar mampu melakukan kalibrasi

serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu.

Jenis-jenis Sprayer Yang Sering Digunakan Pada Sektor Pertanian.


Menurut Barus(2003) sprayer dibagi menjadi tiga jenis yaitu hand atau knapsack

sprayer, motor sprayer dan CDA sprayer. Controlled Droplet Application

(CDA)yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer. Knapsack

Sprayer, Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer

ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi,

sayuran, atau diperkebunan.

Prinsip kerja Knapsack sprayer:

Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui

tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu

gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara

sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan

pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh

nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa

diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10--15 Psi. Tekanan

sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga

tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus

digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar

antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain

Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.

Sprayer dikelompokan berdasarkan tenaga penggerak dan jenis pompa

sprayer :

1. Berdasarkan tenaga penggerak

a. Sprayer dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer)


1) Atomizer (Hand sprayer)

2) Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)

3) Sprayer semi otomatis (Knapsack sprayer)

4) Bucket sprayer

5) Barrel sprayer

6) Wheel barrow sprayer

7) Slide pump sprayer

b. Sprayer Bermotor (Power Sprayer)

1) Hydraulic sprayer

2) Blower sprayer

3) Hydro pneumatic sprayer

4) Aerosol generator

2. Berdasarkan pompa sprayer

a. Pompa tekanan udara yaitu memompa udara ke dalam tangki cairan dan

menekan cairan ke nozzle.

1) Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)

2) Hydro pneumatic sprayer

b. Pompa cairan yaitu memompa cairan langsung ke nozzle.

1) Sprayer semi otomatis

2) Bucket sprayer

3) Barrel sprayer

4) Wheel barrow sprayer

5) de pump sprayer
6) Power hydraulic sprayer

c. Pompa penghembus udara

1) Atomizer (Hand sprayer)

2) Power blower sprayer

Adapun jenis-jenis sprayer yang digunakan di lapangan yaitu :

a) Home hold sprayer (untuk kebutuhan rumah tangga)

b) Knapsack-sprayer dengan pompa udara tekan

c) Knapsack-sprayer bertekanan konstan dengan pompa plunyer

d) Bucket sprayer (sprayer ember)

e) Barrel sprayer (sprayer tong), dan Wheel barrow sprayer (sprayer beroda)

Bagian-Bagian Sprayer Dan Fungsi Operasionalnya

Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa

penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur

tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian di atas, nozzle

meruapakan bagian yang terpenting.

Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ;

yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan

pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat dalam bermacam-macam disain.

Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai

dengan kebutuhan.

Tipe-tipe nozzle :
1. Centrifugal nozzle yaitu bentuk nozzle yang paling banyak dijumpai, dibuat

dengan sudut penyemprotan yang lebar dan dengan berbagai model pola

penyemprotan dan kapasitas.

2. Flooding nozzle yaitu menghasil semprotan dengan model semburan.

Nozzle ini disebut juga fan spray nozzle.

3. Two-fluid atomizer yaitu menghasilkan droplet yang sangat halus dan

menghindarkan pemborosan cairan, tetapi membuthkan tenaga yang lebih

besar daripada tipe-tipe yang lain.

4. Rotary atomizer yaitu digunakan untuk pekerjaan besar, menyemprotkan

cairan dalam jumlah besar dengan gaya sentrifugal dan mempunyai pola

penyebaran 360°.

Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga

penyebaran butiran cairannya akan berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran

sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh

tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan cairannya. Makin

panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi

makin kecil diameter penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan

nozzle ini karena dapat diperoleh penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.

Solid-cone nozzle, Nozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle.

Prinsip pembentukan spray hampir sama dengan hollo cone nozzle tetapi pada

solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet yang tepat ukurannya yang

akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan pemukulan

tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi
hancur, meninggalkan nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya

akan berbentuk lingkaran penuh.

Fan type nozzle, Type ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau

saluran yang menyilang permukaan luar dari arifice plate (plat tarikan). Bentuk

tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa lembaran

tipis seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray,

dengan penyebarannya akan berbentuk elips penuh. Kelemahan nozzle ini

mempunyai ukuran butiran cairan yang tidak merata. Terutama pada bagian ujung

tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran butiran yang besar-besar.

Nozzle tipe ini kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20--100 psi)

untuk pengendalian herba. Persyaratan yang diperlukan dalam mengoperasikan

handsprayer (alat penyemprot) ini antara lain : Isi tangki dengan cairan pestisida

dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara. Setelah diisi

cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untuk

mengetahui intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui

manometer. Beberapa persyaratan lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari

plat tahan karat, bagian konstruksi pompa mudah dilepas untuk dibersihkan,

selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan dapat diganti

baiktipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan efektivitas

aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan

angin tidak melebihi 10 km/jam.

Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai bidang,

selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan rumah tangga. Pompa
memang sangat penting peranannya dalam manusia guna mempermudah semua

kegiatan manusia yang berkaitan dengan perpindahan fluida cair dari suatu tempat

ke tempat yang lain. Jenis – Jenis pompa secara umum Secara umum pompa

dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu dynamic pump dan positive

displacement pump. Dua kelompok besar ini masih terbagi kedalam beberapa

macam lagi. Berikut beberapa macam pompa secara umum yaitu :

1. Dynamic pump atau pompa dinamik

Pompa ini terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa sentrifugal,

pompa aksial, dan pompa spesial-efek (special-effect pump). Pompa-pompa

ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan

mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui perubahan penampang

aliran fluida. Jenis pompa ini biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih

rendah daripada tipe positive displacement pump, tetapi memiliki biaya yang

lebih rendah untuk perawatannya. Pompa dinamik juga bisa beroperasi pada

kecepatan yang tinggi dan adanya suatu debit pada aliran tinggi.

2. Pompa sentrifugal

Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran

inlet di tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler

berputar, fluida mengalir menuju casing di sekitar impeler sebagai akibat

dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan

aliran fluida sementara kecepatan putar impeler tetap tinggi. Kecepatan

fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat

menuju titik outletnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan pompa


sentrifugal yakni aliran yang halus (smooth) di dalam pompa dan tekanan

yang seragam pada discharge pompa, biaya rendah, serta dapat bekerja pada

kecepatan yang tinggi sehingga pada aplikasi selanjutnya dapat dikoneksikan

langung dengan turbin uap dan motor elektrik. Penggunaan pompa

sentrifugal di dunia mencapai angka 80% karena penggunaannya yang cocok

untuk mengatasi jumlah fluida yang besar daripada pompa positive-

displacement.

3. Pompa Aksial

Pompa aksial juga disebut dengan pompa propeler. Pompa ini

menghasilkan sebagian besar tekanan dari propeler dan gaya lifting dari

sudu terhadap fluida. Pompa ini banyak digunakan di sistem drainase dan

irigasi. Pompa aksial vertikal single-stage lebih umum digunakan, akan

tetapi kadang pompa aksial two-stage (dua stage) lebih ekonomis

penerapannya. Pompa aksial horisontal digunakan untuk debit aliran fluida

yang besar dengan tekanan yang kecil dan biasanya melibatkan efek sifon

dalam alirannya.

Pompa jenis ini digunakan pada industri dengan kondisi tertentu. Yang

termasuk ke dalam pompa jenis ini yaitu jet (eductor), gas lift, hydraulic ram,

dan electromagnetic. Pompa jet-eductor (injector) adalah sebuah alat yang

menggunakan efek venturi dari nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi

energi tekanan dari fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan

area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida di sisisuction.


a. Gas Lift Pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam

sebuah kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas tertentu yang

menyebabkan turunnya berat hidrostatik dari fluida tersebut sehingga

reservoir dapat mengangkatnya ke permukaan.

b. Pompa hydraulic ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga

hidro (hydropower).

c. pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam

dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik.

4. Pompa Positive Displacement

Macam-macam pompa positive displacement adalah sebagai berikut

yakni pompa reciprocating dan rotary. Pompa positive displacement bekerja

dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume fluida tetap dari sisi inlet

menuju titik outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa jenis ini adalah

dapat menghasilkan power density (gaya per satuan berat) yang lebih besar. Dan

juga memberikan perpindahan fluida yang tetap/stabil di setiap putarannya.

a. Pompa Positive Displacement Tipe Rotari

Pompa positive displacement tipe rotari ini memindahkan fluida kerja

melalui mekanisme rotari dengan jalan menimbulkan efek vakum sehingga dapat

menghisap fluida kerja dari sisi inlet, dan memindahkannya ke sisi outlet. Jika ada

udara yang terperangkap di dalam pompa rotari, secara natural pompa ini akan

mengeluarkan udara tersebut, sehingga dapat mengurangi kebutuhan untuk

mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam pompa secara manual.


Berikut adalah macam-macam pompa positive displace ment tipe rotari :

1. Pompa Roda Gigi Internal (Internal Gear Pump).

Pompa ini menggunakan dua roda gigi sebagai penggerak fluida kerja di

dalam casing pompa. Satu roda gigi menjadi penggerak dan yang lainnya

menjadi yang digerakkan. Roda gigi penggerak berada di dalam roda gigi

yang digerakkan.

2. Pompa Roda Gigi Eksternal (External Gear Pump).

Sama dengan pompa roda gigi internal, pompa roda gigi eksternal ini juga

menggunakan dua roda gigi sebagai komponen utamanya. Yang membedakan

adalah kedua roda gigi berada pada posisi yang sejajar, dan roda gigi

penggerak tidak berada di dalam roda gigi yang digerakkan.

3. Pompa Screw (Ulir).

Pompa ulir pertama kali dikembangkan oleh Archimedes, ia menggunakan

satu buah ulir untuk memindahkan air dari tempat yang rendah ke sawah-

sawah untuk keperluan irigasi. Oleh karena hal inilah pompa ulir dengan satu

ulir disebut juga Pompa Ulir Archimedes.

4. Rotary Lobe Pump dan Rotary Piston Pump.

Pompa rotary lobe mirip dengan pompa roda gigi, hanya saja

menggunakan semacam rotor berbentuk cuping (lobe). Terdapat dua rotor

cuping di dalam casing pompa, yang keduanya digerakkan oleh sumber

penggerak dan diatur sedemikian rupa oleh roda gigi yang berada di luar bodi

pompa sehingga kedua rotor berputar seirama. Putaran dari rotor ini

menimbulkan ruang kosong sehingga fluida dapat masuk ke dalamnya dan


ikut berpindah ke sisi outlet. Pada sisi outlet kedua cuping rotor bertemu

sehingga menutup rongga yang ada dan mendorong fluida kerja keluar

melalui outlet pompa.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bagian –bagian utama sprayer

a. Tangki (tank). Merupakan tempat herbisida atau larutan lainnya diisikan.

Volumenya dapat berbedabeda tergantung dengan tipe dari sprayer

masing-masing. Dari bahan plat tahan karat,untuk menampung cairan.

b. Pengaduk (agitator), Untuk mengaduk larutan herbisida yang ada di dalam

tangki. Pengadukan dimaksukan agar suspensi atau campuran larutan

herbisida dapat tersebar merata dan tidak mengendap, sehingga tidak

menyumbat nozzle.

c. Unit pompa (pump), Yang terdiri dari silinder pompa, dan piston dari kulit.

Untuk memberikan tekanan kepada larutan herbisida, sehingga larutan

dapat dikeluarkan dari tangki dan mengalir melalui selang dan keluar pada

nozzle.

d. Pengatur tekanan (pressure gauge), Untuk mengatur tekanan terhadap

besar kecilnya volume cairan yang dikeluarkan, sesuai dengan kebutuhan.

e. Saringan (strainer), Untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan ke

dalam tangki. Hal ini dilakukan supaya tidak ada zat lain yang terikut

sehingga dapat merusak dan menyumbat nozzle.

f. Penutup, Untuk menutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak tumpah

dan untuk menjaga tekanan udara di dalam tangki.

g. Tangkai pompa, Untuk memompa cairan.


h. Saluran penyemprot, Terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang

bagian ujungnya dilengkapi nozel

Bagian utama pompa yakni : Valve untuk impeler yang berfungsi sebagai

berlalunya cairan pada impeler. Shaft/poros untuk meneruskan momen putar dari

penggerak. Casing untuk pelindung elemen didalamnya. Packing uuntuk

mencegah kebocoran dari casing. Impeller untuk mengubah energi mekanis

pompa menjadi fluida yang dipompa secara berkelanjutan sehingga cairan pada

sisi isapnya terus-menerus masuk pada kekosongan akibat perpindahan fluida.

2. Prinsip kerjanya adalah :

Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui

tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu

gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara

sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan

pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan

oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa

diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan

sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga

tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa

harus digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi

berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer

antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.

3. Laju penyaluran cairan pada sprayer dapat dihitung dengan rumus :


60 𝑥 𝑉
Q = 1000 𝑥 𝑡
B. Saran

Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum lebih mememanfaatkan waktu

dengan baik dan juga diharapkan semua praktikan lebih antusias untuk

memperhatikan asisten dan sebaiknya alatnya dapat dioperasikan.


DAFTAR PUSTAKA

Suharno, Benidiktus. 2005. Handsprayer Alat PenyemprotPertanian. Kumpulan


Artikel Alat& Mesin Pertanian.

Djojosumarto, P., 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.


Yogyakarta

Tjitrosoepomo. 2001. Sprayer Gulma. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Widia.2004. Alat Pengendalian Gulma. Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat.

Wawan Hermawan.2012. Kinerja Sprayer Bermotor dalam Aplikasi Pupuk Daun


di Perkebunan Tebu.Jurnal Teknikan Pertanian. Institut Pertanian Bogor
vol. 26, No. 2

Djojosumarto, P., 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta :


Kanisius.

Djojosumarto, P., 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta :


Kanisius.

Bafdal, N. 2012.Pengantar Teknologi Industri Pertanian. Bandung: Unpad Press.

Daywin, F. J., et al.2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering.


Yogyakarta: Creata LPPM.

Yernelis, dkk, 2002. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Cetakan Ke-5.


Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai