Anda di halaman 1dari 2

Energi dan produksi pertanian

Ditulis oleh web master


Saturday, 28 February 2009

Pada dasarnya pertanian berurusan dengan perubahan energi matahari ke bentuk


energi yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam bentuk seratan maupun pangan.
Dalam menaikkan produksi pertanian, haruslah kita memperhatikan seluruh fase
fase transformasi energi, dari matahari ke meja makan. Setiap hari manusia rata rata
menggunakan 810 gr bahan tanaman yang mengandung 315 gr karbon.
Belakangan ini cukup banyak usaha usaha yang dilkakukan ahli biologi yang
mencoba mengkuantitatifkan produktifitas tanaman. Bidang ini yang disebut ekologi
produksi. Memperhatikan penangkapan energi penyinaran pada fotosintesis,
pengubahannya pada energi kimia dan alirannya lewat tanaman dan hewan.
Tujuan utama ahli ahli pertanian adalah untuk menaikkan keefisienan pengubahan
energi matahari ke produk yang berfaedah. Walaupun telah biasa menggunakan
satuan satuan sehari hari (sepikul jagung, sekeranjang kentang), satuan satuan yang
lebih baik untuk mengukur energi telah tersedia. Produktifitas tanaman dapat dengan
tepat ditaksir dengan mengukur baik oksigen yang dikeluarkan maupun
karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis. Juga mungkinlah untuk
menduga produksi dengan menentukan jumlah klorofil yang terdapat pada jumlah
vegetasi tertentu pada luasan tanah tertentu.
Penggunaan energi untuk mengukur produktifitas memerlukan suatu satuan tunggal
yaitu kalori. Mungkin kelak banyak hasil hasil pertanian yang dinikmati tidak akan
diproduksi di tanah pertanian lagi, tetapi dibuat secara kimia dari komponen
komponennya. Bila keadaan demikian dapat tercapai, produksi pertanian dapat
disalurkan pada tanaman tanaman yang memberikan produktifitas maksimum dari
salah satu atau lebih kebutuhan dasar dari menu manusia. Misalnya tanaman
tertentu akan ditanam terutama untuk yang kandungan kalorinya tinggi.
Salah satu anomali yang dihadapi masa kini adalah bahwa beberapa daerah dari
dunia dikaruniai surplus pertanian, dan yang lainnya terancam kekurangan. di daerah
daerah yang sedang berkembang, produktifitas tanah dapat dinaikkan dengan
banyak teknik pertanian yang sudah merupakan hal rutin di negara negara maju
dewasa ini. Di daerah yang penuh tanaman, beberapa faktor seperti cahaya,
kelembaban tanah, dan hara sering merupakan faktor dalam keadaan kekurangan.

Ini semua merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan yang selalu menjadi urusan
setiap ahli pertanian.
Teknologi yang penting untuk identifikasi dan mengatasi faktor faktor pembatas serta
mencegah musuh tanaman seperti hama, penyakit, gulma, haruslah merupakan arah
kemana perbaikan pertanian dinegara sedang berkembang dilaksanakan.
Pemupukan merupakan satu alat yang paling ampuh untuk menaikkan produksi
tanaman.
Terakhir Diperbaharui ( Saturday, 07 March 2009 )

Anda mungkin juga menyukai