PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah agar mahasiswa mengetahui peran
pengamatan dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
secara optimal semua teknologi pengendalian OPT yang cocok dan mendorong
berfungsinya proses pengendalian alami yang mampu mempertahankan populasi
OPT pada tingkat keseimbangan yang rendah. Tujuannya adalah: a) menurunkan
status OPT; b) menjamin keuntungan petani; c) melestarikan kualitas lingkungan;
dan d) menyelesaikan masalah OPT secara berkelanjutan (Pedigo and Higley
1992 dalam Arifin, 2012).
Menurut Arifin (2012) untuk menerapkan PHT seoptimal mungkin
diperlukan pengetahuan mengenai unsur dasar PHT, yakni: a) ekosistem,
khususnya komponen ekosistem yang berperanan sebagai pengendali populasi
OPT secara alamiah; b) biologi dan ekologi berbagai jenis organisme untuk
menentukan peranan tiap jenis organisme tersebut dalam ekosistem; c) batas
toleransi tanaman terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan OPT untuk
mengusahakan agar populasi OPT dapat dipertahankan tetap berada di bawah
batas tersebut; dan d) teknik pemantauan populasi OPT serta komponen fisik dan
biologis yang menentukan keberadaan dan mengatur kepadatan populasi OPT.
Keempat pengetahuan tersebut dipadukan dalam suatu kesatuan yang serasi agar
produktivitas tanaman dapat dioptimalkan dan ekosistem dapat diusahakan stabil.
dan waktu yang lama, efektifitas dan efesiensinya rendah, tetapi tidak ber-
pengaruh negatif terhadap lingkungan. Beberapa contoh tindakan secara mekanik
dalam pengendalian hama antara lain sebagai berikut :
a). Pengumpulan hama dan telurnya menggunakan tangan,
b). Rogesan, yaitu pemotongan pucuk tebu yang terserang penggerek pucuk tebu
(Schirpophaga nivella),
c). Memangkas cabang, ranting atau bagian tanaman lainnya yang terserang hama
atau penyakit,
d). Rampasan, yaitu pengumpulan seluruh buah ketika terjadi serangan berat
penggerek buah kopi (Stephanoderes hampei),
e). Gropyokan, yaitu perburuan hama tikus disuatu daerah yang luas secara
serentak,
f). Pemasangan perangkap hama,
g). Pembungkusan buah
3). Pengendalian Kultur Teknik
Pengendalian hama dan penyakit secara kultur teknik yaitu pengendalian
hama dan penyakit melalui sistem atau cara dalam bercocok tanam. Beberapa
tindakan dalam cara bercocok tanam yang dapat mengurangi atau menekan
populasi dan serangan hama antara lain sebagai berikut ;
a). Mengurangi kesesuaian ekosistem hama dengan melakukan sanitasi,
modifikasi inang, pengelolaan air, dan pengolahan lahan,
b). Mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup hama, yaitu dilakukan
dengan cara pergiliran tanaman, pemberoan dan penanaman serempak pada
suatu wilayah yang luas,
c). Pengalihan populasi hama menjauhi pertanaman, misalnya dengan menanam
tanaman perangkap,
d). Pengurangan dampak kerusakan oleh hama dengan cara mengubah toleransi
inang.
4). Pengendalian dengan Varietas Tahan
Yaitu mengurangi atau menekan populasi hama, serangan dan tingkat
kerusakan tanaman dengan menanam varietas yang tahan hama ataupun penyakit.
7
Teknik ini sudak sejak lama diterapkan oleh petani. Keuntungan teknik ini adalah
tidak membutuhkan biaya yang mahal, efektif dan aman bagi lingkungan.
Akan tetapi pengendalian dengan varietas tahan juga memiliki kelemahan dan
kekurangan, yaitu harga benih/bibit yang mahal. Jika ditanam dalam jangka waktu
yang panjang, sifat ketahanannya patah.
5). Pengendalian Secara Hayati
Pengendalian secara hayati adalah pengendalian hama atau penyakit
dengan memanfaatkan agens hayati (musuh alami) yaitu predator, parasitoid,
maupun patogen hama. Contohnya adalah sebagai berikut ;
a). Predator (binatang yang ukuran tubuhnya lebih besar sebagai pemangsa yang
memakan binatang yang lebih kecil sebagai mangsa) ; contohnya
memanfaatkan ular sebagai predator hama tikus atau kumbang Coccinelid
sebagai pemangsa kutu daun.
b). Parasitoid (binatang yang hidup diatas atau didalam tubuh binatang lain yang
lebih besar yang merupakan inangnya) ; contoh Trichoderma sp, sebagai
parasit telur penggerek batang padi.
c). Patogen hama (mikroorganisme penyebab penyakit organisme hama),
organisme tersebut meliputi nematoda, protozoa, rikettsia, bakteri atau virus ;
contoh Paecilomyces sp. jamur patogen telur nematoda puru akar.
6). Pengendalian dengan Peraturan / Regulasi / Karantina
Pengendalian dengan peraturan perundangan yaitu pencegahan
penyebaran/perpindahan dan penularan organisme pengganggu tanaman melalui
kebijakan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dasar hukum
pencegahan dengan peraturan adalah sebagai berikut ;
1. UU No. 16 Th 1992 : Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
2. PP No. 6 Th 1995 : Perlindungan Tanaman
3. PP No. 14 Th 2000 : Karantina Tumbuhan
Contoh pengendalian hama dengan peraturan adalah pelarangan
pengiriman benih kentang dari Batu, Malang ke daerah lain yang belum terserang
Nematoda Sista Kentang (Globodera rostochiensis).
8
- Data yang dapat digunakan untuk membandingkan wabah hama penyakit dari
musim ke musim
- Deteksi dini masalah hama, menghasilkan ketersediaan lebih opsi manajemen
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran pengamatan
dalam pengendalian hama terpadu adalah untuk mengetahui jumlah OPT yang ada
di lapangan, dapat memprediksi masalah hama di lapangan dari data hasil
pengamatan, mengetahui perilaku hama, tingkat serangan dan kerugian yang
diakibatkan oleh hama, serta menentukan tindakan apa saja yang akan diambil
dalam proses pengendalian yang tidak mencemari lingkungan.
4.2. Saran
Dalam proses pengamatan, sebaiknya data dicatat dengan tepat dan teliti
agar tidak terjadi kesalahan yang berdampak pada tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA