Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKOLOGI PERTANIAN

“TANAH SEBAGI FAKTOR LINGKUNGAN’

DOSEN PENGAMPU : Ir. Ernita, MP

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDRE HASDUNGAN.S

NPM : 194110191

KELAS : AGROTEKNOLOGI 5C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunia
Nya kepada kita semua, sehingga dapat terus beraktivitas dan berkarya sehingga apa
yang kita rencanakan dapar berhasil.

Saya juga mengucapkan terimah kasih kepada ibu Ir. Ernita, MP Selaku dosen
mata kuliah ekologi tanaman yang telah memberikan tugas ini. Dalam penyusunan
makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi karena keterbatasan
pengetahuan serta bahan referensi yang dapat dijadikan acuan. Namun, berkat
bantuan berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat saya selesaikan.

saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan. Apalagi pengetahuan penyusun juga masih belum
seberapa mengenai hal yang dibahas dalam laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang positif sangat saya harapkan agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Pekanbaru, 23 Oktober 2021

Andre Hasudungan.s

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 latar belakang masalah.............................................................................................1


1.2 rumusan masalah.....................................................................................................4
1.3 tujuan ......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5

2.1 definisi tanah............................................................................................................5


2.2 fungsi tanah..............................................................................................................5
2.3 profil tanah...............................................................................................................7
2.4 komponen tanah.......................................................................................................8
2.5 kesubaran tanah ....................................................................................................10
2.6 urgen menjaga kesuburan tanah.............................................................................10

BAB III PENUTUP....................................................................................................13

3.1 kesimpulan.............................................................................................................13

3.2 Saran......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah.

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tumbuh tegaknya tanaman
dan penyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana) dan unsur-
unsur esensial. Sedangkan biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat aditif bagi tanaman. Ketiga hal
tersebut secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan
biomass dan produksi bagi tanaman (Hanafiah, 2013).

Tanah sebagai suatu system tiga fase yang mengandung air, udara, bahanbahan
padat seperti mineral, bahan organik serta jasad-jasad hidup. Pengaruh berbagai
faktor lingkungan terhadap permukaan bumi dan kurun waktu membentuk berbagai
hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan
sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman (Schoeder dalam Nurhajati,1986).
Tanah berkembang dari bahan mineral batuan induk melalui proses pelapukan baik
secara fisis maupun kimia yang dibantu oleh pengaruh atmosfer, maka batuan
berdisintegrasi dan terdisintegrasi menghasilkan bahan induk lepas, dan selanjutnya
di bawah pengaruh pedogenik berkembang menjadi tanah. Besarnya energi fisis,
kimia, dan biologi pada fase perkembangan tanah akan mengkibatkan perbedaan
jenis-jenis tanah yang berbeda pula (Bailey,1986).

Entisol merupakan tanah yang cenderung tergolong sebagai tanah muda. Mereka
dicirikan oleh kenampakan profil dengan sedikit horison. Selain itu Entisol tergolong
sebagai jenis tanah dengan tingkat kesuburan yang sedang hingga rendah karena
kadar bahan organik yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena terjadi pencucian

1
yang sangat tinggi (Manurung, 2013). Permasalahan tanah Entisol adalah sifat fisik
dan kimia yang rendah. Tanah ini umumnya bertekstur pasir sehingga strukturnya
lepas, porositas aerasi besar, permeabilitas cepat, kapasitas menahan airnya rendah
karena kadar lempung dan bahan organiknya juga rendah. Kadar unsur hara P, dan K
banyak terdapat pada tanah ini, tetapi tidak tersedia bagi tanaman. Unsur hara N yang
bersifat mobil sangat tidak tersedia pada tanah ini, karena tanah ini sangat poreus.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kation Basa (KB) tanah ini rendah akibat
kandungan bahan organik rendah (Ginting, 2009). Sedangkan Jamilah (2003),
menyatakan bahwa Entisol mempunyai kadar lempung dan bahan organik rendah,
sehingga daya menahan airnya rendah, struktur remah sampai berbutir dan sangat
sarang. Hal ini menyebabkan tanah tersebut mudah melewatkan air dan air mudah
hilang karena perkolasi. Hal ini menunjukkan bahwa tanah ini mudah mengalami
dispersi apabila mengalami tumbukan air hujan, dan mengakibatkan tanah ini mudah
tererosi dan agregat yang hancur menjadi partikel-partikel yang sangat halus dapat
menutupi pori-pori tanah sehingga menurunkan kapasitas infiltrasi tanah. Oleh karena
itu dibutuhkan penambahan bahan organik tanah yang dapat memperbaiki sifat-sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan
biologi tanah menggunakan bahan organik (Davis, 2013). Bahan organic merupakan
senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa
anorganik hasil mineralisasi (Hanafiah, 2013). Secara fisik memperbaiki struktur
tanah, menentukan tingkat perkembangan struktur tanah dan berperan pada
pembentukan agregat tanah (Tate dalam Jamilah, 2003). Bahan organik yang sangat
potensial digunakan sebagai bahan pembenah sifat-sifat tanah yaitu berasal dari
seresah tanaman edamame. Ketersediaannya yang sangat melimpah dari sisa hasil
panen dapat digunakan sebagai pupuk organik dan mendukung dalam system
pertanian berkelanjutan. Tanaman edamame merupakan jenis tanaman legume

2
dengan bintil-bintil akar yang aktiv sehingga apabila diberikan ke dalam tanah akan
menambah karbon organik dan nitrogen (Bailey dkk,1986).

Menurut Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa
organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,
biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik
yang stabil atau humus. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah
sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang
berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih
halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah
untuk diolah. Komponen organik seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal ini
berperan sebagai sementasi pertikel lempung dengan membentuk komplek lempung
logam humus (Stevenson, 1982). Pada sifat kimia tanah, bahan organik berperan
meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation. Unsur hara makro diikat dalam
bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian
(leaching) (Bailey, 1986).

Bahan organik yang dihasilkan dari biomassa edamame (bokashame) sangat


berpengaruh terhadap kualitas tanah. Ketersediaan unsur hara dalam tanah sebagian
dihasilkan dari gaya destruktif pelapukan dan perapuhan oleh mikrobia yang
menghasilkan bahan organik. Bahan organik adalah bagian dari tanah yang
merupakan suatu system kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman
dan binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan
bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961).
Bahan organik berperan sebagai pembentuk butir (granulator) dari butir-butir mineral,
yang menyebabkan terjadinya keadaan gembur pada tanah produktif. Disamping itu
bahan organik merupakan sumber pokok dari dua unsur utama, fosfor dan sulfur dan
merupakan satu-satunya sumber nitrogen. Pengaruhnya terhadap sifat fisika tanah
yaitu meningkatkan daya menahan air tanah dan mempertinggi jumlah air tersedia
bagi tumbuhan. Pemberian bahan organik akan berpengaruh terhadap porositas tanah.

3
Pemberian bahan organik tinggi akan memberikan nilai porositas yang tinggi. Tanah
dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada
tanah dengan sturktur massive (Hardjowigeno, 2007)

1.2 Rumusan masalah.


a. Apa itu definisi tanah
b. Apa itu fungsi tanah
c. Apa itu profil tanah
d. Apa itu komponen tanah
e. Apa itu kesuburan tanah
f. Apa itu urgen menjaga kesuburan tanah

1.3 Tujuan.
a. Untuk mengetahui definisi tanah
b. Untuk mengetahui fungsi tanah
c. Untuk mengetahui profil tanah
d. Untuk mengetahui komponen tanah
e. Untuk mengetahui kesuburan tanah
f. Untuk mengetahui urgen menjaga kesuburan tanah

4
BAB II

PEMBAHSAN

2.1 Definisi tanah

Definisi Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik, kimia dan
biologi secara integral mampu menunjang produktivitas tanaman untuk menghasilkan
biomassa dan produksi baik tanaman pangan, pakan, obat-obatan, industri,
perkebunan, maupun kehutanan. Tanah merupakan salah satu media tumbuh
tanaman, baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk kemaslahatan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Tubuh tanah terdiri atas udara (20-30%), air
(20-30%), bahan mineral (45%), dan bahan organik (5%). Tanah sifatnya sangat
dinamis yaitu terus menerus mengalami perubahan, yang dipengaruhi oleh iklim
(curah hujan dan suhu), bentuk wilayah (relief atau bentuk permukaan tanah), bahan
induk, waktu, dan organisme.

2.2 Fungsi tanah


 Secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran
penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara.
 Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi
(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti:
N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl).
 Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman.

Fungsi-fungsi Tanah Sebagai Sumberdaya Alam

 unsur produksi pertanian


 unsur pengatur tata air siklus hidrologi

5
 unsur perlindungan alam/lingkungan
 unsur teknik bangunan/infrastruktur

Fungsi-fungsi Tanah menurut Karlen et al., 1997

 Mendukung aktivitas biologi, keanekaragaman hayati dan produktivitas


 Mengatur tataair dan aliran lautan
 Sebagai saringan, buffer, degradator, detoksifikator senyawa anorganik dan
organik, termasuk limbah industri, rumah tangga dan limbah atmosfer
 Menyimpan dan mendaur ulang hara dan unsur lain didalam biosfer
 Mendukung bangunan dan melindungi kekayaan arkeologi.

Fungsi Tanah sebagai Faktor Produksi Tanaman

1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman


Akar-akar tanaman tumbuh, berkembang dan melakukan aktivitasnya di
dalam tanah. Akar melakukan kegiatan fisik, kimia dan biologi di dalam tanah
sehingga dapat terus tumbuh dan berkembang ke lapisan tanah yang lebih
dalam agar dapat menopang tumbuhnya bagian tanaman di atas tanah.
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
Untuk mendukung produktivitaasnya tanaman membutuhkan air, udara, dan
unsur-unsur hara yang dapat diambil dari dalam tanah. Air, udara dan unsur-
unsur hara sangat dibutuhkan tanaman dalam kegiatan metabolismenya untuk
dapat melangsungnya proses-proses kehidupan tanaman. Tanpa air, udara dan
unsur- unsur hara, tanaman tidak dapat tumbuh.
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman
zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organic, antibiotik
dan toksin anti hama, enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara
Senyawa-senyawa tersebut terbentuk karena adanya proses-proses yang

6
terjadi di dalam tanah baik yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri, mikroba
tanah maupun komponen-komponen tanah lainnya.
4. Sebagai habitat biota tanah
Di dalam tanah hidup berbagai jenis organisme baik yang berdampak positif
karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan
primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif
karena merupakan hama & penyakit tanaman.

2.3 Profil tanah

Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang vertikalnya dapat
dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut
profil tanah

Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke
batuan induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki
horison-horison sbb: O – A – E – B - C – R. Solum Tanah terdiri dari: O – A – E – B,
atau A – B tergantung profil tanah. Lapisan Tanah Atas meliputi: O – A. Lapisan
Tanah Bawah : E – B.

Di tanah hutan yang sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison
A, B dan C Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling
sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada

7
lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.
Horison B disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini
memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur
yang tercuci daripada horizon A. Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan
terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk. Kegiatan pertanian umumnya
berada pada horison A dan B.

2.4 Komponen tanah

Tanah disusun oleh empat bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air
dan udara.

 Bahan Padatan berupa bahan mineral 45 %


 Bahan Padatan berupa bahan organik 5%
 Air 20-30 %
 Udara 20-25 %

Bahan mineral

Bahan mineral di dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan. Oleh karena itu
susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batuan
yang dilapuk. Mineral yang berasal dari batuan vulkanik umumnya banyak
mengandung unsur hara, sedangkan mineral yang berasal dari batuan endapan dan
metamorfosa umumnya rendah kandungan unsur haranya. Bahan mineral di dalam
tanah terdapat dalam berbagai ukuran yaitu pasir (50 u – 2 mm), debu (2 u – 50 u),
liat (< 2 u). Bahan mineral yang lebih 10 besar dari 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal
dan batu. Mineral tanah juga dapat dibedakan menjadi mineral primer dan sekunder.
Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk,
sedangkan mineral sekunder adalah mineral bentukan baru yang terbentuk selama
proses pembentukan tanah berlangsung. Mineral primer umumnya terdapat dalam

8
fraksi pasir dan debu, sedangkan mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi
liat.

Bahan Organik

Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, jumlahnya tidak


besar hanya sekitar 3-5 % tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali.
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus
atau humus. Humus berasal dari hancuran bahan organik kasaar serta senyawa-
senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan
mikroorganisme di dalam tanah. Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan
organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil. Semakin ke lapisan bawah maka
kandungan bahan organik semakin berkurang, sehingga tanah semakin kurus. Oleh
karena itu, top soil perlu dipertahankan.

Air

Air terdapat di dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh masa tanah, tertahan
oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang buruk. Baik kelebihan
maupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Bagi tanaman, air
berguna sebagai unsur hara, pelarut unsur hara, dan bagian dari sel-sel tanaman.
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman adalah selisih antara kadar air pada
kapasitas lapang dengan kadar air pada titik layu permanen. Kadar air kapasitas
lapang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gaya tarik gravitasi. Kadar air pada titik layu permanen adalah kandungan air tanah
pada saat akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah,
sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang maupun
malam hari atau tetap layu bila telah dilakukan penyiraman.

Udara

9
Udara dan air mengisi pri-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah
kurang lebih 50% dari volume tanah, sedang jumlah air dan udara di dalam tanah
berubah-ubah. Pada tanah-tanah yang tergenang air semua pori-pori tanah diisi air,
sedangkan pada tanah kering atau air ditemukan terutama pada pori-pori mikro dan
udara mengisi pori-pori tanah yang tidak terisi air.

2.5 Kesuburan tanah

Kesuburan Tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk


tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman
tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah, eksudat, akar, trubus,
batang, biomassa, naungan atau penampilan (Nasih, 2010). Tanah memiliki
kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor pembentuk tanah yang merajai di
lokasi tersebut, yaitu: Bahan induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah
merupakan fokus utama dalam pembahasan kesuburan tanah, sedangkan tanaman
merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah. Tanah yang subur lebih disukai
untuk usaha pertanian, karena menguntungkan. Sebaliknya terhadap tanah yang
kurang subur dilakukan usaha untuk menyuburkan tanah tersebut sehingga
keuntungan yang diperoleh meningkat.

Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan sifaf fisika, kimia, dan biologi.
Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan
lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia
hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan
pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus
dengan dosis yang berlebihan.

2.6 Urgen menjaga kesuburan tanah

Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat, sehingga kebutuhan pangan terus


bertambah. Sebaliknya luas lahan produktif relatif tetap atau bahkan menyusut.

10
Lahan-lahan yang bagus di Jawa dialih fungsikan menjadi pemukiman atau kawasan
industri. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui intensifikasi untuk
meningkatkan produktivitas atau ekstensifikasi untuk mendapatkan lahan baru. Kunci
utama dari kedua hal tersebut adalah bagaimana memelihara atau meningkatkan
status kesuburan tanahnya.

Konsep pembangunan berkelanjutan terus digalakkan agar kegiatan pertanian


senantiasa menguntungkan, aman, lestari dan ramah lingkungan. Perlu penyusunan
rekomendasi pemupukan terpadu yang bersifat spesifik lokasi disesuaikan dengan
komoditas yang diusahakan dan lahan tempat usahanya. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pemupukan dan mengurangi dampak pencemaran terhadap
lingkungan.

Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia dan hewan
hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi
sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah
menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung
kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan
udara, pencemaran tanah pun sebagian besar akibat kegiatan manusia juga.

Meningkatnya kegiatan produksi biomassa (tanaman yang dihasilkan kegiatan


pertanian, perkebunan dan hutan tanaman) yang memanfaatkan tanah yang tak
terkendali dapat mengakibatkan kerusakan tanah untuk produksi biomassa, sehingga
menurunkan mutu serta fungsi tanah yang pada akhirnya dapat mengancam
kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Hubungan antara kesuburan tanah dengan keadaan lingkungan dapat digambarkan


sebagai berikut. Hara dapat bergerak menuju badan air permukaan atau air dalam
tanah. Hal ini disebabkan bentang lahan saling berhubungan, lahan pertanian tidak
terpisah dari lingkungan di sekitarnya. Pengelolaan hara yang buruk, misalnya

11
pemupukan yang berlebihan, pengelolaan pupuk yang sembarangan, akan
menimbulkan bahaya lingkungan.

Komponen Kesuburan Tanah

 Jeluk mempan perakaran (solum) yang memadai


Merupakan daerah jelajah akar, perlu dikonservasi menghadapi erosi.
 Struktur tanah yang optimum
Mengatur imbangan air-udara dan kemudahan ditembus akar.
 Reaksi tanah yang optimum
Mencerminkan ketersediann/kelarutan unsur hara serta dominansi mikrobia.
 Hara cukup dan seimbang
Macam, jumlah dan nisbah.
 Penyimpanan dan penyediaan hara dan lengas yang optimum
Berkaitan dengan Kapasitas Pertukaran Kation
 Humus yang cukup
Penyimpanan C-organik dalam tanah, berfungsi dalam khelasi, sebagai
sumber materi dan energi bagi mikroba.
 Mikroba bermanfaat
Melakukan sinergisme, pelaku aktif daur hara dan materi.
 Bebas bahan meracun
Berupa senyawa toksin dan limbah.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan.

 Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik, kimia dan biologi
secara integral mampu menunjang produktivitas tanaman untuk menghasilkan
biomassa dan produksi baik tanaman pangan, pakan, obat-obatan, industri,
perkebunan, maupun kehutanan.
 Fungsi-fungsi Tanah Secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana
dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl).
Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman.
 Tanah disusun oleh empat bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik,
air dan udara. Bahan Padatan berupa bahan mineral 45 % , Bahan Padatan
berupa bahan organik 5% , Air 20-30 % , Udara 20-25 %

3.2 saran.

Setelah membuat dan menyimpulkan malakah ini saya mengaharapkan supaya


pembaca dapat mengerti dan memahami tentang tanah sebagai fotor lingkungan.
Penulis tetuntunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar penulis dapat lebih baik dalam membuat makalah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rizky Dharmawan Margolang, J. M. (2015). Karakteristik Beberapa Sifat Fisik,


Kimia, dan Biologi Tanah Pada Sistem Pertanian Organik. Vol.3, No.2 : 717 -
723, Maret 2015, 3, 717-723.

Widnyana, I. K. (2011). Upaya Meningkatkan Potensi Kesuburan Tanah Lahan


Marginal Di Kawasan Bali Timur Melalui Bioteknologi Biofertilisasi
Antara Mikoriza Dengan Pupuk Kandang Dan Kascing. Agrimeta, 1(02),
89853.

Setyowati, D. L. (2007). Sifat fisik tanah dan kemampuan tanah meresapkan air pada
lahan hutan, sawah, dan permukiman. Jurnal Geografi: Media Informasi
Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 4(2).

http://scholar.unand.ac.id/23372/2/2.%20Bab%20I%20%28Pendahuluan%29.pdf
diakses pada Sabtu pukul 20.00

http://staff.unila.ac.id/janter/2012/09/19/faktor-faktor-lingkungan-yang-berhubungan-
dengan-pertumbuhan/ diakses pada Sabtu pukul 21.00

https://www.slideshare.net/bachrudinashari/angin-16308795?next_slideshow=1
diakses pada Sabtu pukul 19.00

https://www.academia.edu/download/54721278/1991-Tanah-dan-lingkungan.pdf
diakses pada Minggu pukul 10.00

http://faperta.ugm.ac.id/download/publikasi_dosen/tejoyuwono/1991/1996%20pend.p
df diakses pada Minggu pukul 11.00

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/0a4a37b4449ce9b5b907412
4080f2e88.pdf diakses pada Minggu pukul 20.00

14
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=6467 diakses pada Minggu pukul 21.00

15

Anda mungkin juga menyukai