Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PRODUKSI & SERTIFIKASI BENIH


“PEMATAHAN DORMANSI PADA BENIH PEPAYA (Carica papaya)”

NAMA: MARIO P. S. WEKEN


NIM: 19031101002

DOSEN:
Dr. Ir. SESILIA A. WANGET, MP

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2021
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 3

“PENDAHULUAN” ................................................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4

BAB II ....................................................................................................................................... 5

“PEMBAHASAN” ................................................................................................................... 5

2.1 Dormansi Benih Pepaya .............................................................................................. 5

2.2 Teknik Pematahan Dormansi Benih Pepaya ............................................................... 5

A. Metode Skarifikasi ...................................................................................................... 6

B. Perlakuan Kimiawi ...................................................................................................... 6

C. Penambahan Hormon .................................................................................................. 6

BAB III...................................................................................................................................... 7

“PENUTUP” ............................................................................................................................. 7

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

2
BAB I
“PENDAHULUAN”
1.1 Latar Belakang
Dormansi pada benih merupakan keadaan dimana benih mengalami penundaan
pertumbuhan dikarenakan beberapa faktor yang ada pada benih tersebut. Dormansi juga
merupakan suatu prinsip kerja dari biji tanaman untuk mempertahankan diri terhadap suhu
yang sangat rendah pada musim dingin, bahkan pada suhu yang lebuh panas. (Sastramiharja
dan Siregar, 1997). Pada kegiatan perbenihan, masalah dormansi merupakan masalah serius
yang bisa merugikan petani dalam hal usaha perbenihan. Hal ini dikarenakan, untuk benih
yang dormansinya tidak bisa dikontrol dengan baik maka nantinya akan menurunkan kualitas
dari benih tersebut. Dormansi terdiri dari dua jenis umum, yaitu: Dormansi fisik dan
dormansi fisiologis. Dormansi fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap
perkecambahan biji, seperti kult biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang
mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas kedalam bijii. Sedangkan, dormansi fisiologis
disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur
tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh.
Pematahan dormansi merupakan upaya yang dilakukan petani untuk menhilangkan masa
dormansi suatu benih agar bisa ditanam dan bertumbu lebih cepat. Masalah utama yang
dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dorman adalah bagaimana
cara mrngrtahui dormansi, sehingga diperlukn cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat.
Ada beberapa cara umum yang biasanya digunakan untuk mematahkan dormansi suatu benih,
yaitu dengan perlakuan mekanis. Kimiawi dan perlakuan-perlakuan lain sesuai dengan
komoditi yang dormansi benihnya akan dipatahkan.
Pepaya merupakan tanaman monokotil yang hanya dapat dikembangkan dengan biji,
sehingga diperlukan benih yang bermutu guna menunjang produksi yang baik dilapangan.
Mutu benih tersebut meliputi mutu genetik, fisiolofis dan fisik. Disisi lain biji pepaya
memiliki masa dormansi hingga 12-15 hari. Hal ini disebabkan karena adanya Aril dan
senyawa fenolik dalam aril benih. Konsumsi oksigen yang tinggi oleh senyawa fenolik dalam
aril benih. Konsumsi oksigen yang tinggi oleh senyawa fenolik pada kulit benih selama
proses perkecambahan dapat membatasi suplai oksigen ke dalam embrio dan dapat
membentuk lapisan yang mengganggu permeabilitas benih, serta menghambat efektifitas
masuknya zat-zat stimulasi perkecambahan sehingga benih menjadi dorman (Maryati, et al.,
2005).

3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah: “Pematahan Dormansi Pada Benih Pepaya
(Carica papaya)” ini adalah sebagai berikut:
1) Seberapa besar pengaruh pematahan dormansi pada perkecambahan benih pepaya?
2) Bagaimanakah teknik pematahan dormansi yang baik pada benih pepaya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada makalah: “Pematahan Dormansi Pada Benih Pepaya (Carica
papaya)” ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui pengaruh pematahan dormansi pada perkecambahan benih pepaya.
2) Mengetahui teknik pematahan dormansi yang baik pada benih pepaya.

4
BAB II
“PEMBAHASAN”
2.1 Dormansi Benih Pepaya

Kualitas benih terbaik didapatkan saat benih mencapai masak fisiologis yang dicirikan
ukuran, berat kering dan vigor benih maksimum serta kadar air benih minimum. Viabilitas
benih bisa dilihat dari kemampuan benih untuk berkecambah normal. Rendahnya vigor pada
benih dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor genetis, fisiologis, morfologis,
sitologis, mekanis dan mikroba (Sutopo, 1984).
Kulit benih merupakan bagian dari benih yang berfungsi sebagai pelindung mekanis dari
embrio, mengurangi penguapan serta mencegah masuknya parasit kedalam embrio. Namun
disisi lain kulit benih dapat menghambat perkecambahan benih. Benih pepaya memiliki
kendala dalam perkecambahannya. Kendala tersebut diakibatkan karena terdapat aril yang
menyelimuti seluruh permukaan benih. Sehingga mengakibatkan impermeabilitas benih
sangat tinggi. Aril benih mengandung senyawa fenolik yang dapat mengganggu dalam
pengeringan benih dapat mengakibatkan dormansi sekunder karena fenolik akan beroksidasi
dengan oksigen dan mampu merubah struktur benih menjadi lebih impermeabel. Selain
kendala tersebut juga terdapat kendala lain yang timbul dari dalam benih, dimana 20% benih
dalam buah pepaya, embrionya masih muda atau belum terbentuk secara sempurna (Nagao
dan Furutani, 1986). Embrio yang belum masak tersebut, belum berkembang sehingga belum
memiliki cadangan makanan yang sempurna. (Faustina et. al., 2011)

2.2 Teknik Pematahan Dormansi Benih Pepaya


Pematahan dormansi benih berbeda-beda setiap komoditinya. Ada yang bisa
menggunakan teknik pematahan dormansi yang satu dan ada yang tidak bisa menggunakan
teknik pematahan dormansi tersebut. Contohnya teknik pematahan dormansi melalui teknik
skarifikasi yang bisa dilakukan pada benih tomat tetapi tidak bisa dilakukan pada benih pala.

5
Teknik pematahan dormansi pada benih pepaya sendiri terdiri dari beberapa cara, yaitu
sebagai berikut:
A. Metode Skarifikasi
Teknik skarifikasi merupakan teknik pematahan dormansi yang bertujuan untuk
menghilangkan selaput-selaput penghambat (aril) yang membuat benih menjadi dorman.
Teknik skarifikasi pada benih tomat dilakukan dengan cara penggosokan, pengamplasan dan
atau perendaman dalam air hangat agar selaput-selaput lendir yang membuat benih dorman
bisa dihilangkan agar benih berhenti untuk dorman.
B. Perlakuan Kimiawi
Perlakuan kimiawi pada pematahan dormansi umumnya terbilang efektif dikarenakan
penggunaan bahan kimia yang tentunya sudah teruji dapat mematahkan dormansi pada benih
tertentu termasuk pada benih pepaya. Pada benih pepaya sendiri, bahan kimia yang biasa
digunakan untuk mematahkan dormansi benih pepaya adalah campuran antara KNO3, NaOH,
BaCl, Phenolptyalin dan HCL. Perlakuan kimiawi ini dilakukan dengan cara benih direnam
didalam campuran larutan-larutan kimiawi tersebut.
C. Penambahan Hormon
Pada benih, hormon bisa berperan sebagai pemicu perkecambahan benih. Untuk
pematahan dormansi benih pepaya sendiri selain perlakuan fisik seperti teknik skarifikasi dan
perlakuan perendaman di bahan kimiawi, dormansi juga bisa dipatahkan dengan cara
memacu perkecambahan benih yang mengalami masa dorman dengan menggunakan hormon.
Pada pematahan dormansi benih pepaya, hormon yang digunakan adalah hormon giberalin.

6
BAB III
“PENUTUP”
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah: “Pematahan Dormansi Pada Benih Pepaya (Carica
papaya)” ini adalah sebagai berikut:
1) Pada benih pepaya, pematahan dormansi perlu dilakukan dikarenakan benih pepaya
memiliki aril atau pelindung benih yang bersifat menghambat perkecambahan dari benih
pepaya itu sendiri.
2) Aril pada benih pepaya memiliki dampak positif ketika benih masih berada didalam buah
dan masih dalam tahap pertumbuhan buah. Tetapi ketika benih sudah akan
dikecambahkan maka aril atau selaput/lendir pelindung tersebut akan bersifat
menghambat. Karena itu penghilangan aril perlu dilakukan untuk mematahkan dormansi
benih pepaya.
3) Pada benih pepaya ada tiga metode yang bisa digunakan untuk mematahkan dormansi
yaitu metode skarifikasi, perlakuan kimiawi dan penambahan hormon.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sastramiharja, D, dan A. Siregar,1997. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Bioloogi ITB, Bandung.

Maryati S., Endang M., dan M. Rahmad S. 2005. Pengaruh Sarcotesta dan Pengeringan
Benih serta Perlakuan Pendahuluan terhadap Viabilitas dan Dormansi Benih Pepaya
(Carica papaya L.). Bul. Agron. (33) (2) 23-30.

Faustina E., Yudono P., dan Rabaniyah R. 2011. Pengaruh Cara Pelepasan Aril dan
Konsentrasi KNO3 Terhadap Pematahan Dormansi Benih Pepaya (Carica papaya L.).
Jurnal UGM. Yogyakarta.

Furutani, S. C., M. A. Nagao. 1987. Influence of Temperature, KNO3, GA3 and seed drying
on emergence of papaya seedling. Scientia Horticulturae 32:67-72

Anda mungkin juga menyukai