A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang di identifikasi pada latar belakang yang
telah diuraikan dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah pengaruh
konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan benih tanaman semangka tetraploid
yang akan digunakan untuk perakitan tanaman semangka triploid.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mempelajari proses tetraploid tanaman semangka dengan
penambahan kolkisin
2. Untuk mengidentifikasi tanaman tetraploid melalui pengamatan
morfologi dan anatomi
3. Untuk mempelajari keragaan tanaman hasil perendaman dan
penetesan kolkisin
4. Untuk menghasilkan tanaman semangka triploid
D. Hipotesis
Persilangan antara tetua betina tetraploid dengan tetua jantan diploid
berhasil dilakukan dengan ditandai dengan terbentuknya buah hasil persilangan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi mengenai proses tetraploid tanaman
semangka dengan penambahan kolkisin
2. Hasil informasi ini diharapkan dapat menambah informasi bagi
masyarakat dalam melakukan perakitan tanaman semangka triploid
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Penggandaan Kromosom
D. Kolkisin
Salah satu alkaloid yang sering dijumpai adalah kolkisin. Menurut Eigsti
dan Dustin (1957) kolkisin adalah suatu senyawa yang diekstrak dari umbi dan
biji tanaman krokus (Colchicum autumnale). Rumus kimia kolkisin adalah
C22H25O6N dan struktur kimia kolkisin adalah :
Gambar 1. Struktur Molekul Kolkisin Murni
Sejak ditemukan senyawa sejenis alkaloida bernama kolkisin yang dapat
mengandakan kromosom pada tahun 1937, banyak pemulia yang tertarik untuk
mendapatkan tetraploid secara buatan. Tehnik pembenihan semangka tanpa biji
menggunakan kolkisin, ditemukan pertama kali oleh pemulia tanaman
berkebangsaan Jepang, Prof. Dr. Hitoshi Kihara (Allard 1989; Kalie, 1993).
Eigsti dan Dustin (1957) menyatakan bahwa pemberian kolkisin
mengakibatkan tidak terbentuknya benang pengikat kromosom yang akan menarik
kromosom ke kutub sel pada proses pembelahan sel. Sehingga sel tidak membelah
dan menimbulkan poliploidi. Kolkisin memiliki kemampuan untuk melipat
gandakan jumlah kromosom. Larutan kolkisin yang diberikan pada titik tumbuh
kecambah tanaman akan menyebabkan kromosom mengganda. Sebab, pemberian
kolkisin terhadap sel yang sedang membelah mengakibatkan kegagalan
pembentukan dinding sel baru. Akibatnya, kromosom yang mengganda pada
proses pembelahan sel tetap berada di sel induk karena sel anaknya tidak
terbentuk. Kolkisin mempunyai pengaruh yang istimewa dalam menghentikan
aktivitas benang-benang pengikat kromosom (spindle), sehingga kromosom yang
sudah membelah tidak memisahkan diri dalam anafase dari pembelahan sel hewan
maupun tanaman. Senyawa ini juga ampuh dalam menyembuhkan penyakit gout.
Dengan terhentinya proses pemisahan dalam metafase, maka pemberian kolkisin
ini menyebabkan jumlah kromosom di dalam sel menjadi dobel. Penggunaan
kolkisin untuk membentuk poliploidi telah diterapkan pada ratusan spesies
tanaman dan beberapa spesies hewan (Brewbaker, 1983).
Ada beberapa cara penerapan perlakuan kolkisin, tergantung pada tujuan
penelitian, peralatan, dan jenis tanaman. Diantaranya adalah metode imersi biji
(seed immersion), metode tetes pada jaringan meristem ujung, metode imersi stek,
metode in vitro, dan metode penyuntikan (injection). Penerapan kolkisin pada
semangka ialah dengan metode imersi biji, yaitu suatu metode perendaman benih
dalam suatu cawan petri yang telah dilapisi tissue atau kapas. Biji diusahakan
tidak terendam seluruhnya agar biji dapat memperoleh oksigen dengan baik
(Syukur, 2002).
Teknik perakitan semangka tanpa biji menggunakan kolkisin dalam proses
pembentukannya. Caranya adalah benih yang menjadi tetua betina semangka
triploid harus digandakan terlebih dahulu dengan merendam benih di dalam
larutan kolkisin agar menjadi tetraploid. Persilangan antara semangka
tetraploidsebagai induk betina dengan semangka diploid akan menghasilkan benih
semangka triploid (Kalie, 1993). Benih semangka triploid ini bila ditanam akan
menghasilkan semangka tanpa biji. Proses ini harus diulang setiap kali akan
menghasilkan semangka tanpa biji. Karena, semangka tanpa biji (triploid) tidak
mempunyai benih yang fertil untuk ditanam kembali.
Tingkat keberhasilan pengaruh kolkisin untuk menghasilkan tanaman
semangka tetraploid umumnya berkisar 10-20% (Prajnanta, 1999). Kolkisin akan
efektif apabila diteteskan atau direndam pada saat sel membelah. Sebab, kolkisin
akan diserap oleh sel dan mempengaruhi pembelahan sel yang sedang
berlangsung. Penetesan ini sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Yaitu
pada saat suhu udara rendah dan kelembaban tinggi. Hal ini dilakukan karena sifat
kolkisin yang mudah menguap (Kalie, 1993). Perendaman dengan air sebelum
perlakuan perendaman dengan larutan kolkisin akan lebih mengefektifkan
pemberian kolkisin, sebab sel-sel benih sudah berimbibisi terlebih dahulu.
Dengandemikian, benih lebih mudah menerima pengaruh kolkisin. Benih
semangka yang akan digandakan sebaiknya juga direndam dahulu dalam larutan
fungisida agar tidak terkontaminasi penyakit (Priadi et al., 2005).
Cara lain menginduksi poliploidi adalah menggunakan Nitrogen-oxida dan
pemberian panas. Namun hasilnya lebih rendah jika dibandingkan dengan kolkisin
(Brewbaker, 1983). Zat kimia lain yang dapat menginduksi poliploidi yaitu
asenaften, kloralhidrat, sulfanilamid, etil-merkuri-klorid, dan heksaklorosik-
loheksan. Akan tetapi zat-zat tersebut hanya larut dalam gliserol, tidak seperti
kolkisin yang dengan mudah dapat larut dalam air (Suryo, 2007).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul (untuk mengolah
tanah), parang, meteran, mulsa perak hitam, alat pembuat larutan kolkisin (pipet,
pinset, pisau cutter, gelas ukur, pengaduk, erlenmeyer, timbangan digital, sarung
tangan, masker), alat penetes larutan kolkisin (pipet, gelas ukur), seed beduntuk
menyemai benih, alat selfing/crossing (label, kertas minyak untuk sungkup,tali,
spidol permanen), alat pengamatan tanaman di lapang (jangka sorong, meteran),
alat pengambilan contoh stomata di lapang (pinset,selotip, preparat, cat kuku
bening, alat pengamatan pasca panen (timbangan digital, meteran), dan peralatan
pengamatan stomata (mikroskop, preparat), alat dokumentasi dan alat tulis.
Bahan yang di gunakan adalah semangka varietas Baginda F1 sebagai
tetua betina yang nantinya akan dijadikan tanaman semangka tetraploid dan
semangka varietas Punggawa F1 sebagai tetua jantan, kolkisin, aquades, media
tanam (tanah), pupuk kandang, pupuk NPK, pestisida.
C. Rancangan
Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Faktorial dalam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola factorial 1x3 sebagai berikut :
Faktor A perlakuan yang terdiri dari 1 taraf
A = Tanpa penetesan kolkisin
Faktor B penetesan tunas yang terdiri dari 3 taraf
B1 = Penetesan dengan kolkisin 0,2%
B2 = Penetesan dengan kolkisin 0,4%
B3 = Penetesan dengan kolkisin 0,5%
Setiap perlakuan pada percobaan ini diulangi sebanyak empat kali
sehingga banyaknya satuan percobaan yaitu 12 unit. Setiap satuan percobaan
terdiri dari 4 tanaman sehingga seluruhnya terdapat 48 tanaman, untuk
pengamatan sampel dipilih secara acak.
Data yang didapatkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis
ragam. Jika F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel (berbeda nyata) maka
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada
taraf nyata 5%.
D. Pelaksanaan
Pembibitan
1. Penyiapan media semai
Media yang digunakan adalah campuran tanah dan arang sekam (1:1)
2. Teknik perkecambahan benih
Benih direndam dengan air hangat selama 20 menit, benih diangkat dan
ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan benih siap dikecambahkan
3. Semai benih dan pemeliharaan bibit (untuk indukan betina atau tetraploid)
Benih yang telah direndam diambil dan disemai pada beberapa seed bed
sesuai dengan perlakuan, setelah beberapa hari benih telah menjadi
kecambah dilakukan penetesan kolkisin pada kecambah semangka (sesuai
dosis masing-masing perlakuan yaitu 0,2%, 0,4% dan 0,5%
Seminggu setelah pembibitan untuk indukan betina (tetraploid) barulah
dilakukan pembibitan untuk indukan jantan (diploid) dengan langkah sama
tetapi tidak diberi perlakuan penetesan kolkisin.
Uji Kerapatan Stomata
Untuk menguji kerapatan stomata dibuat preparat stomata, dengan langkah
sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan yaitu daun semangka pada tanaman diploid dan
tetraploid yang diambil pada siang hari.
2. Alat yang digunakan yaitu mikroskop, kutek bening, solasi, pensil,
penggaris, kertas kerja, label, preparat bersih, pinset
3. Langkah pembuatan preparat adalah
a. Oleskan kutek bening pada daun yang akan diamati, tunggu hingga
kutek mongering
b. Tempelkan solasi pada bagian yang telah dilapisi kutek
c. Lepaskan solasi dengan hati-hati menggunakan pinset
d. Tempelkan solasi pada preparat
e. Amati dan beri label pada preparat
Pengamatan Morfologi Daun
1. Bahan yang digunakan yaitu daun semangka pada tanaman diploid dan
tetraploid yang diambil pada pagi hari.
2. Amati daun, pengamatan meliputi :
a. Warna daun
b. Ukuran daun
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma, sisa-sisa tanaman, atau batu-batu yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan sisa pertanaman sebelumnya.
Lahan digemburkan dengan cangkul. Kemudian dipasang mulsa perak hitam.
Mulsa dilubangi dengan jarak tanam 1 m antar tanaman dalam satu perlakuan dan
1.5 m antar perlakuan. Lubang yang telah dibuat kemudian diberi pupuk kandang
yang telah matang, kegiatan ini dilakukan dua minggu sebelum tanam.
Penanaman di Lapangan
Bibit berumur 14 hari atau setelah muncul 2-4 daun sejati, ditanam di
lapang. Satu bibit untuk satu lubang tanam yang telah disiapkan sebelumnya.
Penanaman teratur sesuai dengan perlakuan dan ulangan pada lay out perancangan
percobaan. Penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit tidak layu di siang
harinya.
Bibit diambil hati-hati dengan membawa serta media semai dari dalam
seed bed kemudian ditanam dalam lubang tanam. Setelah itu, ditaburi sedikit
furadan pada tanahnya dan disiram dengan air secukupnya, agar tanah yang baru
menyatu dengan tanah yang lama dari persemaian. Tiap bedeng dan perlakuan
tanaman diberi label atau patok tanda sebagai identitas yang penting untuk
pengamatan.
Pemupukan dan Penyemprotan
Pupuk kandang diberikan pada saat akan tanam. Pupuk lain yang
digunakan adalah NPK mutiara. Pemupukan pertama dilakukan pada 10 HST.
Dosis setiap pemupukan adalah 5 gram dalam 10 L dan setiap tanaman akan
mendapat 200 ml pupuk. Maka dosis pemupukan tiap tanaman per minggu adalah
0.1 gram NPK mutiara. Pemupukan dilakukan satu minggu sekali pada pagi hari.
Pemupukan awal dicampur dengan Antracol untuk membunuh jamur yang
mengganggu bibit tanaman. Herbisida digunakan pada saat akan tanam untuk
mematikan gulma dan sisa tanaman sebelumnya. Penyemprotan pestisida lain
dilakukan untuk menjaga agar tidak terserang hama maupun penyakit yang dapat
menghambat pertumbuhan atau mematikan tanaman. Penyemprotan pemeliharaan
dilakukan satu minggu sekali dan menjadi dua kali seminggu saat serangan hama
atau penyakit meningkat.
Pemeliharaan
Sinar matahari penuh sangat dibutuhkan tanaman semangka. Penyiraman
dilakukan sesuai kebutuhan. Penyiraman perlu diperhatikan agar jangan sampai
tanah terlalu lembab atau bahkan tergenang dan banjir. Sebab, jika hal tersebut
terjadi dapat mengakibatkan semangka mudah terserang penyakit, terutama layu
fusarium. Bedeng harus selalu dibersihkan dari gulma. Penyiangan dilakukan dua
kali selama masa tanam. Perambatan tanaman diatur agar tanaman tidak tumpang
tindih atau memasuki lahan di sebelahnya, sehingga tanaman tumbuh dengan baik
serta pengamatan buah dan tanaman tiap perlakuan lebih mudah.
Persilangan
Persilangan dilakukan pada tiap satuan percobaan saat bunga betina telah
muncul. Persilangan dilakukan secara rutin yaitu setiap dua hari sekali dan terus
menerus sampai mendekati masa panen. Usaha ini dilakukan agar setiap bunga
yang mekar dapat menjadi buah.
Pemanenan
Setelah tanaman berumur lebih kurang tiga bulan (70-100 HST), buah
semangka dapat dipanen. Buah semangka masak dapat diketahui dari tangkai
buahnya yang menguning atau mulai mengering. Cara lain untuk mengetahui
matang tidaknya buah semangka, dapat dilakukan dengan mengetuk-ngetuk buah
dengan tangan. Bila suaranya bergema, berarti buah telah siap dipanen.
Pemanenan dilakukan hati-hati agar tidak ada buah yang tertukar atau jatuh. Buah
diberi label sesuai dengan perlakuan, nomor tanaman, dan tanggal persilangan.
BAB IV ANALISIS STATISTIK
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 taraf
perlakuan dengan 3 ulangan. Data dari hasil pengamatan dianalisis secara statistik
dengan menggunakan uji F. Apabila F perlakuan lebih besar dari F tabel 5% maka
dilakukan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DMNRT) pada taraf 5%.
A. Analisis Ragam
Tabel 1. Tabulasi data dasar Analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Ulangan Total
Perlakuan
I II III
X1A X2 X3
A ∑XA.
A A
X1B X2 X3
B ∑XB
B B
X1C X2 X3
C ∑XC.
C C
X1D X2 X3
D ∑XD
D D
Total X.1 X.2 X.3 X..
B. Sidik Ragam
Tabel 2. Sidik Ragam
𝐽𝐾𝑃 𝐾𝑇𝑃
Perlakuan t-1 JKP
𝑑𝑏 𝑃 𝐾𝑇𝑆
𝐽𝐾𝑆
Sisa t(r-1) JKS
𝑑𝑏 𝑆
Total tr-1 JKT
C. Model Linear dan Formula Analisis Ragam Rancangan Acak Lengkap
1. Model Linear
Yij = µ + αi + εij
Keterangan :
I = 1, 2, 3,...,p (Jumlah perlakuan) dan j = 1, 2, 3,...,dst (Jumlah ulangan)
Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan
µ = nilai tengah umum
αi = pengaruh perlakuan taraf ke- i
εij = galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke- j perlakuan ke – i
D. Uji Lanjut
Uji lanjut yang digunakan adalah Duncan’s New Multiple Range Test (DMNRT)
pada taraf 5%, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
𝐾𝑇𝑆
1. Hitung kesalahan baku atau standar error (Sy) dengan rumus : 𝑆𝑦 = √ 𝑟