Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semangka merupakan tanaman yang termasuk kedalam komoditas

hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan).

Semangka merupakan salah satu buah yang digemari dan mempunyai

nilai ekonomi cukup tinggi. Semangka digemari oleh masyarakat

indonesia dikarenakan rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya

yang banyak.

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris. Scard) adalah tanaman

yang berasal dari Benua Afrika tepatnya di gurun pasir Kala hari.

Penyebarannya ke India, China dan Amerika dilakukan oleh para pelayar

dari pedagang. Buah semangka memiliki daya tarik tersendiri dari

buahnya yang segar dan manis. Kandungan airnya mencapai 92 %,

karbohidrat 7 % dan sisanya adalah vitamin. Semangka termasuk

tanaman musim kering, tetapi akhir-akhir ini dengan teknologi yang makin

berkembang, semangka dapat ditanam kapan saja. Agar dapat tumbuh

dengan baik dan cepat, tanaman semangka membutuhkan iklim yang

kering, panas dan tersedia cukup air (Mulyanto, 2012)

Menurut mulyanto, Iklim yang basah akan menyebabkan

pertumbuhannya terhambat, mudah terserang penyakit, serta produksi

dan kualitas buahnya akan menurun. Perkembangan teknologi budidaya

semangka di daerah Sub-tropika lebih maju dibandingkan daerah asalnya

(tropika). Jenis-jenis baru baik, hibrida yang diploid (semangka berbiji)

1
maupun yang triploid (semangka tak berbiji), telah banyak dikembangkan

dengan kualitas buah dan hasil jauh lebih baik dibandingkan dengan

semangka tropis

Terdapat puluhan varietas semangka yang dibudidayakan, tetapi

hanya beberapa yang diminati para petani atau konsumen. Di Indonesia

varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu

Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor

(dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri.

Semangka tersebut diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya

(Samadi, B. 1996)

Budidaya tanaman semangka di Indonesia masih terbatas untuk

memenuhi pasaran dalam negeri. Padahal terbuka peluang yang sangat

luas bahwa semangka dapat diekspor ke luar negeri, sebab kondisi alam

Indonesia sesungguhnya lebih menguntungkan daripada kondisi alam

negara produsen lain di pasaran Internasional. Permintaan pasar dunia

akan semangka mencapai 1.506.000 ton. Sampai saat ini Indonesia

mendapat peluang ekspor semangka cukup besar yaitu 1.144 ton per

tahun (Rukmana, R. 1994).

2
1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui teknologi budidaya semangka tanpa biji

2. Mengetahui pertumbuhan dan produksi semangka tanpa biji

3. Mengetahui permasalahan produksi semangka tanpa biji

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Semangka Tanpa Biji

Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah

merupakan semangka hibrida F-1 juga. Namun tetua atau induknya

masing-masing berasal dari tetua betina semangka tetraploid dengan

tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu semangka ini disebut juga

semangka hibrida tetraploid.

Teknik pembenihan semangka tanpa biji ditemukan oleh Prof. Dr.

Hitoshi Kihara. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid harus melalui

pelipat gandaan jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering

disebut dengan mutasi duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid

dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid (semangka seedless)

yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang

dari 290 C), maka daya kecambahnya pun akan lambat. Oleh karena itu,

perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu udara yang

cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin.

Pertumbuhan tanaman muda pada awalnya lemah, bahkan

terkadang tidak normal, tetapi selanjutnya tanaman akan tumbuh kuat.

Daya kecambah rata-rata biji semangka triploid adalah antara 27,5 – 85 %

dengan bentuk kotiledon yang lebih kecil daripada semangka diploid.

Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina

yang lengkap, tetapi bakal biji dan benang sarinya mandul, maka biji tidak

akan terbentuk. Meskipun demikian, biji kosong yang berwarna putih atau

4
coklat terkadang masih dijumpai. Terbentuknya biji kosong yang berwarna

coklat biasanya disebabkan karena kelebihan dosis pemupukan unsur

hara phospor (P205.).

2.2. Klasifikasi Semangka

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris S) adalah tanaman yang

berasal dari Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun

SM sehingga tidak mengherankan bila konsumsi buah semangka telah

meluas ke semua belahan dunia. Semangka termasuk dalam keluarga

buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan memiliki sekitar 750 jenis (Syukur,

2009).

Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya

merambat dan memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah,

semangka kuning, semangka biji dan semangka non biji.

Menurut Rukmana (1994), klasifikasi ilmiah semangka adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris

Semangka merupakan tanaman setahun, bersifat menjalar,

batangnya kecil dan panjangnya dapat mencapai 5m. Batangnya

ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang tajam dan berwarna putih.

Batangnya mempunyai sulur yang bercabang 2 – 3 buah, sehingga

5
memanjat. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan, bunga betina

dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu pohon.

Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak daripada bunga lainnya.

Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya

berwarna hijau atau kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak,

berair dan rasanya manis. Warna daging buah merah atau kuning (Syukur,

2009).

2.3. Stadia atau Fase Pertumbuhan Tanaman

Menurut Endang Dwi Purbajanti (2013), pertumbuhan adalah

kenaikan dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah

bahan mentah secara kimia dan menambahkannya dalam tanaman.

Pertumbuhan tanaman terjadi pada tingkat mikroskopik saat sel

membesar dan membelah sehingga terjadi pengembangan bagian

tanaman yang dapat terlihat. Dari pengertian pertumbuhan tanaman di

atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pertumbuhan Tanaman adalah

suatu proses penambahan ukuran, penambahan jumlah sel dan

penambahan jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada bentuk

semulanya. Pertumbuhan tanaman terdiri atas 2 fase, yaitu fase vegetatif

dan fase generatif.

Pada fase pertumbuhan vegetatif menghendaki suhu sekitar 25

derajat celcius. Pada suhu tersebut tanaman semangka akan tumbuh

cepat dan kuat sehingga akan diperoleh tanaman yang berbatang kuat

dan ukuran daun besar. Tanaman dengan kondisi fisik kuat dan didukung

6
dengan perawatan yang baik akan menghasilkan buah yang berkualitas

tinggi

Sesudah itu pada fase generative terutama pada proses

pemasakan buah, tanaman semangka menghendaki suhu udara harian

sekitar 30 derajat celcius untuk pembentukan gula pada daging buahnya.

Jika pada periode ini kondisi suhu terlalu rendah, kadar gula pada daging

buah juga akan rendah dan umur panen lebih lama. Buah semangka yang

diproduksi pada kondisi panas dan kering memiliki kadar gula sekitar 11%.

Sebaliknya pada kondisi dingin kadar gulanya hanya mencapai 8 %

(BAPPENAS, 2005).

2.4. Budidaya Tanaman Semangka

Dalam budidayanya, tanaman buah semangka memiliki syarat

pertumbuhan yaitu memiliki iklim dengan tingkat curah hujan ideal 40-50

mm/bulan karena curah hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk

terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah terserang hama penyakit,

bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif panjang. Seluruh areal

pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai

tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya

kemunduran waktu panen. Tanaman semangka akan dapat tumbuh

berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25 OC (siang hari).

Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu

harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm. Kelembaban udara cenderung

rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara

7
kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan

tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup

di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban

yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman

(Doring, dkk. 2006)

Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah

yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah

kebun/persawahan yang telah dikeringkan.Keasaman tanah (pH) yang

diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan

pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah

tersebut.Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah

porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah

yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.

Sedangkanuntuk ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman

semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat

ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100

m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl

(Sarpian, 2003).

8
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum budidaya tanaman buah semangka tanpa

biji dilaksanakan pada Tanggal 20 Maret 2017 sampai Tanggal 2 Juni 2017

di Lahan Pertanian Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1. Alat

Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan


Cangkul Cangkul Pertanian 1 buah
Koret Koret 1 buah
Gembor Ukuran 9 Liter 1buah
Tali Rafia Tali plastik 1 roll
Gunting Gunting Rumput 1 buah
Timba Timba Plastik 1 buah
Knapsack spreyer Untuk pestisida dan 2 buah
pupuk
Kaleng Pelubang mulsa 1 buah
Gunting kuku Gunting kuku 1 buah
Kardus Kardus 1 buah
Lampu Lampu 1buah
Timbangan Timbangan Analitik 1 buah
Sendok Sendok makan 1 buah

9
Gelas air mineral Gelas 200 ml 1 buah
kemasan
Trei Trei pertanian 1 buah
Plastic Plastic bening 1 buah
Kertas merang Kertas merang 1 buah

3.2.2. Bahan

Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kebutuhan


Benih Semangka Black sweet, Kidung 1 pack
dan Spring
NPK Organik 1 kg
Pupuk Kandang Pupuk Kandang 1,5 kg
Dolomit Dolomit 1,5 kg
Sp 36 Pupuk padat 100 gr/tanaman
KNO3 Merah Dan Putih 2 gr/ tanaman
Salveter Pupuk organikcair 3 gelas
Biooost Pupuk organik cair 3 gelas
Pupuk Grower PupukMajemuk 1 gr/tanaman
Brom M Fungisida 3 sdm
Acrobat Fungisida 1,5 lt/ tangki
Dithan M 45 Fungisida 4 gr
(Tempung)
Apsa Bahan Perata 5 cc
Pestisida
Arang Arang kayu 1 plastik
Mulsa Mulsa plastik 1.5m x 4.5 m

3.3 Metode Pelaksanaan

3.3.1. Persiapan bibit

Benih semangka yang digunakan untuk pembibitan harus

diseleksi kemudian Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih

dahulu. Caranya dengan merendam benih dalam air selama 6-8 jam untuk

10
memecah doemansi setelah itu direndam dalam fungisida dan ditiriskan

pada kertas yang telah dilapisi plastik. Pada tahap selanjutnya benih di

peram untuk siap dikecambahkan, pada pemeraman ini

dapatmenggunakan kardus dan lampu sebagai penyeimbang suhu. Benih

yang dikecambahkan harus disemprot 1 – 2 kali sehari untuk menjaga

kelembabanya. Setelah 2 minggu benih siap dipindahkan pada trei yang

telah berisi tanah dan campuran pupuk organik, untuk menjaga bibit dari

panas sinar matahari berlebih maka bibit perlu diberi sungkup dan dapat

dibuka pada pagi dan sore hari.

3.3.2 Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukandengan membajak tanah terlebih

dahulu agar gulma dapat terangkat dan hal ini juga bertujuan untuk

menyubukan tanah kemudian tanah dibentuk bedengan. Pada saat

pembentukan bedengan tahap awal yang harus dilakukan yaitu mengukur

PH tanah sehingga kebutuhan dolomit pada lahan dapat ditentukan.

a. Pembuatan bedengan

Bedengan dibentuk 1.2 x 4 m, jarak antar bedengan sekitar 3 m.

Bedengan dibentuk U agar memudahkan saat pemulsaan dan agar tidak

terjadi genangan pada mulsa. Tinggi bedengan kurang lebih 50 cm.

b. Pemberian pupuk dasar

Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar yaitu pupuk NPK organik (1

kg), pupuk kandang (1kg) setelah itu ditambahkan dolomit (1,5 kg) dan

ditambah pupuk sp 36 100 gr/ tanaman.

c. Pemasangan mulsa plastik

11
Setelah semua pupuk organik disebar maka selanjutnya yaitu memasang

mulsa plastik. Pemasangan mulsa plastik dilakukan pada siang hari agar

dapat ditarik secara elastis, mulsa harus menutupi seluruh tanaman agar

gulma tidak lagi tumbuh dan dapat menjaga kelembaban tanah.

d. Pelobangan mulsa

Setelah mulsa di pasang maka mulsa harus dilobangi yaitu menggunakan

kaleng berdiameter 10 – 12 cm yang telah dipanaskan lalu lobangi pada

mulsa yang telah ditandai dan diukur. Pada praktikum ini kita

menggunakan metode zig zag untuk lubang tanam. Pelobangan mulsa

juga dilakukan pada sebelah lubang tanam yaitu disediakan untuk lubang

pemupukan.

3.3.3 Penanaman

Bibit tanaman semangka yang telah siap dipindahkan penanaman

jika telah berumur sekitar 9 -11 dari dipersemaian. Pemindahan dilakukan

dengan hati hati jangan sampai merusak akar tanaman. kedalaman

lubang tanam dibuat sekitar 7 – 9 cm, kira – kira cukup untuk

menempatkan bibit beserta media tanam.

3.3.4 Pemeliharaan Tanaman

Bibit semangka yang telah ditanam masih sangat peka terhadap

perubahan lingkungan sekitar, terutama cuaca dan ketersediaan air dalam

tanah. Selama tanaman tumbuh dan berkembang hingga berproduksi

akan selalu mengalami berbagaikendala, baik yang berasifat ekternal

maupun internal yang umumnya kurang menguntungkan bagi tanaman

misalnya keterbatasan unsur hara dalam tanah dan gangguan hama

12
penyakit. Perawatan tanaman harus dilakukan dengan baik agar tanaman

daat tumbuh normal dan akhirny berproduksi dengan baik.

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanamanyang mati atau kurang

baik pertumbuhannya saat telah ditanam pada lahan, kegiatan

penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman

tidak mengalami stres karena panas mata hari.

b. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan diberikan pada minggu ke dua hari setelah tanam

c. Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap hari, karena walaupun bedengan ditutup

dengan mulsa, gulma akan tetap tumbuh disela sela tanaman pada

lubang tanam dan lubang pupuk

1. Perompesa daun

Perompesan daun dilakukan pada tanaman dibawah ruas ke 7 agar

pertumbuhan tanaman dapat maksimal dan terfokus pada pembentukan

vase generatf.

2. Pemangkasan Cabang

Pemangkasan cabang setiap ada cabang yang tumbuh 1 tanaman

semangka ditumbuhkan 3 cabang dan setiap cabang ditumbuhkan 2 buah

3.3.5. Pengendalian Hama Penyakit

Pengendalian hama dapat dikendalikan dengan fungisida dan bakterisida.

3.4 Parameter Pengamatan

13
Parameter adalah setiap karakteristik yang dapat membantu dalam

mendefinisikan atau mengklasifikasi sistem tertentu. Artinya, parameter

merupakan elemen dari sistem yang berguna, atau kritis, ketika

mengidentifikasi sistem, atau ketika mengevaluasi kinerjanya, status,

kondisi, dan lain-lain. Adapun parameter pengamatan yang digunakan

adalah sebagai berikut:

3.4.1 Pengamatan Tinggi Tanaman

Pengamatan panjang tanaman dilakukan dengan mengukur

tanaman menggunakan penggaris panjang tanaman diukur mulai dari

pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran tinggi tanaman

dilakukan setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.

3.4.2 Pengamatan Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh

daun yang telah membuka sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan

setiap 3 hari sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.

3.4.3 Pengamatan Jumlah Buah

Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah buah setiap

tanaman sampel dengan menghitung jumlah buah yang tumbuh.

Pengamatan ini dilakukan pada saat buah mulai tumbuh hingga pada saat

panen.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4. Hasil Pengamatan Budidaya

Tabel 4.1 pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah


buah Semangka

No. Tanggal HST Rata-RataTinggi Rata-Ratan Jumlah


Pengamatan Tanaman Jumlah daun buah
1 5 April 2017 2 8.2 4 -
2 8 April 2017 5 9.88 6 -
3 13 April 2017 8 14.33 6 -
4 16 April 2017 11 17.25 8 -
5 19 April 2017 14 27.9 10 -
6 22 April 2017 17 39.9 Banyak -
7 25 April 2017 20 50.9 Banyak -
8 28 April 2017 23 79.8 Banyak 3
9 1 Mei 2017 27 110 Banyak 9
10 4 Mei 2017 30 130.9 Banyak 11
11 7 Mei 2017 33 150.6 Banyak 12
12 10 Mei 2017 36 180.6 Banyak 12
13 13 Mei 2017 39 230.8 Banyak 12
14 17 Mei 2017 42 255.8 Banyak 12
15 20 Mei 2017 45 265.12 Banyak 12
16 23 Mei 2017 48 280.9 Banyak 12
17 27 Mei 2017 51 290.9 Banyak Panen
18 30 Mei 2017 54 310 Banyak Panen
19 2 Juni 2017 57 310 Banyak Panen
Pengambilan sample 3 tanaman dimulai dari penanaman sampai

pemanenan dengan tanda (S1, S2 dan S3).

15
4.2 Pembahasan

4.2.1 Kegiatan Budidaya Semangka

Budidaya semangka membutuhkan teknik persilangan antara

semangka tanpa biji (4n) disilangkan dengan semangka berbiji (2n)

menghasilkan semangka triploid yaitu tanpa biji. Cirri-ciri bunga betina

mempunyai bakal buah dan bunga jantan mempunyai serbuk sari, serbuk

sari produk terbaik yaitu pada pagi hari dan sore hari karena tidak terkena

sinar matahari, apabila serbuk sari tidak sampai pada bakal buah maka

bunga akan jatuh atau busuk apabila serbuksari jatuh pada bakal buah

maka bakal buah semakin besar dan bentuknya optimal.

4.2.1.1 Pengolahan Lahan

Lahan untuk budidaya semangka sebaiknya dibajak terlebih

dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah dicangkul Kemudian

bentuk bedengan dengan lebar 120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 4 meter

dan jarak antar bedengan 300 cm.

4.2.1.2 Pemupukan Dasar

pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk

kandang kambing sebanyak 12.5 kg perbedeng . Tambahkan juga SP-36

Campurkan pupuk tersebut di atas bedengan dan aduk hingga merata

dengan tanah bedengan. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari. Bila pH

tanah yang akan digunakan untuk budidaya semangka kurang dari 5,

berikan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 gram pertanaman.

16
Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3 hari sebelum

pemupukan dasar.

4.2.1.3 Pembibitan

Pembibitan dilakukan dengan cara di peram di germinator setelah

keluar akar dan daun siap ditransplanting ke sosis dan di pindahkan ke

green house untuk aklimatisasi

4.2.1.4 Pemulsaan

Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban

dan suhu tanah sebagai media tanaman terjaga kestabilannya, disamping

itu dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga tanaman akan tumbuh

lebih baik dan menghasilkan produksi yang optimal.

Pemberian/pemasangan mulsa pada permukaan bedengan pada

musim hujan dapat mencegah erosi permukaan bedengan, sekaligus

pada komoditas hortikultura tertentu seperlu semangka mulsa dapat

mencegah percikan air hujan atau air siraman menempel pada kulit buah

yang kadang menyebabkan infeksi pada tempat percikan tersebut.

Sedangkan pemulsaan pada musim kemarau akan menahan panas

matahari langsung sehingga permukaan tanah bagian atas relatif rendah

suhunya dan lembab, hal ini disebabakan oleh penekanan penguapan

sehingga air dalam tanah lebih efisien pemanfaatannya.

4.2.1.5 Penanaman

Bibit yang telah disiapkan. Satu bibit untuk setiap lubang tanam.

Kemudian siram untuk agar tidak layu karena kekeringan. Penanaman

sebaiknya dilakukan di sore hari saat matahari tidak terlalu terik.

17
4.2.1.6 Pemeliharaan

Pemeliharaan Tanaman. Pemeliharaan dimulai sejak benih

berkecambah agar bibit tumbuh normal. Pengairan tidak dilakukan pada

penelitian ini karena dilakukan pada musim hujan. Pengendalian hama

dan penyakit dilakukan untuk mengendalikan meldew dengan

menggunakan fungisida. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara

manual dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di areal pertanaman

4.2.1.7 Pengendalian Hama dan Penyakit

Budidaya semangka di daerah tropis seperti Indonesia cukup

rentan dengan serangan hama dan penyakit.

Bila hama dan penyakit telah menyerang semprot dengan pestisida

yang cocok. Bisa pestisida organik atau pestisida sintetis. Lakukan

penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.

4.2.1.8 Pemupukan

Pemupukan susulan diperlukan mulai tanaman berumur satu

minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya berbentuk cair. Pupuk padat

bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan bisa pupuk cair

organik atau pupuk kimia buatan.

Pupuk susulan dengan pupuk kimia buatan diberikan sebanyak 6

kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanaman.

Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.

4.2.1.9 Penyiangan

18
Penyiangan dilakukan untuk mencegah Hama dan penyakit beserta

mengurangi persaingan pengambilan. Penyiangan yaitu membuang guma

disekitar tanaman

4.2.1.10 Pemangkasan unsur hara antara tanaman dengan gulma

Pemangkasan dan Seleksi Buah. Pemangkasan dilakukan pada

tanaman yaitu setiap tanaman terdapat 3 cabang percabang ditumbuhkan

2 buah

4.2.1.12 Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat buah beraroma segar dan

gampang pengmbilannya dengan cara dipotong dengan gunting

4.2.2 Semangka Tanpa Biji

Pada kurva sigmoid semangka mengalami pertumbuhan pada fase

awal pertumbuhan sangat lambat sampai minggu ke dua setelah

pertumbuhanya sangat cepat sampai tingginya mencapai hamper 3 meter

setelah itu pertumbuhan stabil dan setelah itu mengalami kekeringan.

Jumalah buah pada tanaman semangka yaitu 11 buah dan pada tanggal 9

juni di panen 7 dan tinggal 4

19
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Budidaya semangka mempunyai teknologi yang harus dipatuhi

yaitu dari pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, pembibitan,

pemulsaan, penanaman, pemangkasan, penalian, pemberian pupuk

susulan, pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan harus sesuai

SOP.

5.2 Saran

Pada saat budidya semangka tanpa biji sebaiknya memperhatikan

kapan waktunya pemangkasan dan ruas ke berapa yang akan dipelihara

agar hasilnya optimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bappenas.2005. Budidaya pertanian semangka (Citrullus vulgaris).


Jakarta. Penebar Swadaya.
Budi, Samadi.1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius.
Doring T., U. Heimbach, T. Thieme, M. Finckch, H. Saucke. 2006. Aspectof
straw mulching inorganic potatoes-I, effectson microclimate,
Phytophtora infestans, and Rhizoctonia solani. Nachrichtenbl.
Deut.Pflanzenschutzd. 58 (3):73-78.
Duljapar, K, dan R. N. Setyowati. 2000. Petunjuk Bertanam
SemangkaSistem Turus. Jakarta. Penebar Swadaya.
Endang Dwi Purbajanti. 2013. Rumput dan Legum Sebagai Hijauan
Makanan Ternak. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu
Kemal, Prihatman. 2000. Semangka (Citrullus vulgaris). Jakarta: Media
Unika
Prajnanta, F. 1999. Kiat sukses bertanam semangka berbiji.
Jakarta. PenebarSwadaya.
Prajnanta, F. 1996. Agribisnis SemangkaNon-biji. Jakarta. Penebar
Swadaya.
Purseglove, 1968. Tropical Crops Dicotyledones. London. Longman Green
and Co Ltd.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.
Samadi, B. 1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius

21
Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta: kanisius
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik
pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan
Tanaman. Bogor. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. 284
hal.
Umboh, Andry Harits. 1999. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Wihardjo, Suwandi.1993. Bertanam Semangka. Yogyakarta: Kanisius

22
23
laporan buah "semangka dan melon"

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN BUAH

“ SEMANGKA DAN MELON”

OLEH :

YULIA SAFRI YUSI

1311311015

Dosen Pembimbing

Ir.Rasdanelwati M.P

24
PROGRAM STUDI MENAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

25
2015

I. PENDAHULUAN

Melon merupakan tanaman buah semusim yang termasuk

kedalam family cucurbitae .Buah melon banyak disukai karena rasanya

yang manis serta aroma yang khas.buah yang masak adapat dikonsumsi

segar atau diolah menjadi olahan kue ,puding,dan aneka hidangan

lainya.Saat ini dikenal beberapa jenis melon dengan karakteristik yang

beragam baik yang hibrida maupun non hibrida.Agribisnis melon

menunjukan prospek yang menjanjikan .tetapi jika faktor tanah yang

semakin keras ,miskin unsur hara mikro dan hormon alami,faktor iklim dan

cuaca,faktor hama dan penyakit serta pemeliharaan tidak diperhatikan

maka keuntungan akan menurun.Untuk mendukung pengembangan

budidayamelon secara intensif dalam skala agribisnis ,diperlukan

ketersedian teknologi budidaya dan pasca panen yang memadai juga

berbentuk inormasi kelayakan aspek teknis ,ekonomis maupun sosial

budaya dari komoditas ini.Budidaya melon dapat diarahkan pada upaya

menunjang peningkatan pendapatan petani,perbaikan gizi

masyarakat,pengurangan impor dan ekspor dan perluasan kesempatan

kerja.

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh

merambat .Tanaman ini berasal dari Afrika,kemudian berkembang dengan

pesat ke berbagaia negara baik tropis maupun subtropis .Tanaman

26
semnagka bersifat semusim ,tergolong cepat berproduksi karena umurnya

hanya sampai 6 bulan .Tanman semangka dibudidayakan untuk

dimanfaatkan sebagai buah segar tetapi ada yang memanfaatkan daun

dan buah semangka muda untuk diajdikan sebagia sayur mayur.Biji

semangka dapat diolah menjadi makanan ringan yang disebut sebagai

kuaci.Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh

yang merambat yang dalam bahasa inggris disebut Water

Mellon.Semangka berasal dari daerah kering tropis dan sub tropis

Afrika,kemudian berkembang pesat ke berbagai negara seperti Afrika

Selatan,Cina ,Jepang dan Indonesia. Semangka mempunyai prospek

sentra agrobisnis yang sangat menjanjikan dikarenakan kebutuhan gizi

masyarakat akan vitamin pada era moderen ini sangat banyak .

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Semangka

Klasifikasi botani tanaman semangka adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub-kelas : Sympetalae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Spesies : Citrullus lanatus

27
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh

merambat. Tanaman ini berasal Afrika, kemudian berkembang dengan

pesat ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti:

Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka bersifat

semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya sampai 6

bulan. Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai

buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka

muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka bisa diolah menjadi

makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai masyarakat sebagai

makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah

mentimun atau jenis labu-labuan lainnya.

2.2 Syarat Tumbuh Semangka

Iklim : Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman

hortikultura yang tahan kering. Curah hujan yang ideal untuk areal

penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu

tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah

terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif

panjang. Semangka memerlukan sinar matahari penuh. Kekurangan sinar

matahari menyebabkan sulit berbunga dan bunganya banyak rontok, serta

terjadi kemunduran waktu panen. Suhu optimal yang dikehendaki

tanaman berkisar 20–30oC. Kelembaban yang terlalu tinggi akan

mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.

Tanah

28
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah

yang cukup gembur, sedikit berpasir, kaya bahan organik, bukan tanah

asam. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6,5-7,2. Jika pH <

5,5 (tanah asam) maka perlu pengapuran dengan dosis disesuaikan

dengan tingkat keasaman tanah tersebut. Jenis tanah yang cocok untuk

tanaman semangka adalah regosol, andosol, latosol dan podsolik.

Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang baik untuk areal penanaman semangka

adalah: 0-400 m dpl. Pada ketinggian 400-900 m dpl, pertumbuhan

tanaman kurang baik. Pada ketinggian lebih dari 700 m dpl, tanaman

menghasilkan buah bermutu rendah dan rasa kurang manis.

2.3 Tanaman Melon

Klasifikasi tanaman melon

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis melo

Buah melon berbentuk bulat, beberapa jenis melon memiliki

net/jaring di sekitar buah seperti jenis melon japanise, warna buah

berwarna kuning, pitih, hijau tergantung jenis melon, daging buah kenyal

namun ada juga yang renyah, berwarna orange, kuning, putih, hingga

29
hijau tergantung varietas, rasa buah manis dan baunya harum. Buah

melon mempunyai kandungan Vitamin C yang dapat mencegah terjadinya

sariawan dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Melon

Iklim

Suhu yang sesuai dengan tanaman melon antara 25-30 C.

Tanaman melon tidak dapat tumbuh optimal apabila kurang dari 18 C,

kecuali jenis melon Apel.

Kelembapan yang tinggi menyebabkan melon mudah terserang penyakit

oleh karena itu melon melon menghendaki kondisi kelembapan yang

rendah.

Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah dan juga akan

mengurangi kadar gula dalam buah

Media Tanam

Tanah yang sesuai dengan tanaman melon adalah tanah liat

berpasir untuk memudahkan akar melon berkembang dan PH yang sesuai

5,8-7,2 Ketinggian tempatdapat tumbuh 300-900 meter dpl. Apabila

ketinggian lebih dari 900 meter dpl melon tidak tumbuh optimal, kecuali

jenis melon apel yang dapat tumbuh pada ketinggian 100-1500 meter dpl.

30
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktek budidaya tanaman buah melon dan

semangka dimulain dari tanggal 06 April 2015 sampai dengan 29 Mei

2015 yang bertempat di kebun percobaan Politeknik Pertanian Negeri

Payakumbuh, Tanjung Pati.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang digunakan yaitu:

1. Cangkul

2. Ember

3. Garu

4. Meteran

5. Gembor

6. Pancang bambu

7. Solet bambu

31
8. Kored

9. Timbangan

10. Pisau / gunting stek

3.2.2 Bahan yang digunakan yaitu:

1. Bibit semangka

2. Bibit melon

3. Pupuk kandang

4. Pupuk NPK

5. Polybag

6. Tali plastik

7. Ajir

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Penyemaian benih semangka dan melon

1. Siapkan media tanam pupuk kandang, tanah, dan sekam dengan

perbandingan 1 : 1 : 0,5

2. Kemudian ketiga media tersebut diaduk sampai tercampur seluruhnya,

lalu masukkan kedalam polibag yang telah disediakan.

3. Tanam biji semangka dan melon kedalamnya. Satu biji per polibag.

32
4. Setelah selesai letakkan di rumah pembibitan, dan siram dengan air

untuk menjaga kelembabannya.

3.3.2 Penyiapan lahan tanam semangka dan melon

1. Lakukan pengolahan tanah yaitu membuat bedengan. Ukuran lahan

yang akan diolah yaitu 5 x 1,2 meter dan jarak antar bedengan 0,5 meter.

Bersihkan dan gemburkan lahan tersebut kemudian naikkan tanah antar

bedengan keatas bedengan.

2. Tambahkan pupuk organik / pupuk kandang yang sudah matang,

campurkan dengan tanah, kemudian diratakan.

3. Pasang mulsa plastik perak hitam pada permukaan bedengan dengan

kuat supaya mulsa tidak mudah lepas jika kena angin yang kencang.

4. Buat lobang tanam dengan jarak tanam 50 x 60 cm, kemudian beri

pupuk NPK 10 gr perlobang tanam.

3.3.3 Penanaman semangka dan melon

1. Ambil bibit yang sudah disemai, tapi gunakan bibit yang

pertumbuhannya bagus tanpa terserang hama dan penyakit.

2. Kemudian lepaskan dari polibag, tanam pada lobang tanam yang telah

dibuat.

3. Setelah itu lakukan penyiraman apabila tidak ada hujan. Minimal

penyiraman dilakukan satu kali sehari.

33
3.3.4 Pemeliharaan semangka dan melon

1. Penyiraman

Ø Dilakukan setiap hari bila tidak ada hujan atau tergantung pada keadaan

tanah.

Ø Pada awal penanaman lakukan penyiraman pada pagi atau sore hari jika

tidak hujan.

2. Penyulaman

Ø Lakukan penyulaman paling lambat satu minggu setelah tanam dengan

bibit yang sama dengan penanaman sebelumnya.

Ø Sulam tanaman yang tidak tumbuh atau mati, atau tanaman yang

terserang hama dan penyakit.

3. Penyiangan

Ø Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan dengan gulma atau

tumbuhan pengganggu.

Ø Penyiangan pertama dilakukan pada umur 2-3 minggu setelah tanam dan

penyiangan kedua pada umur 4-5 minggu setelah tanam atau tergantung

pada pertumbuhan gulma.

Ø Penyiangan dilakukan dengan tangan, sedangkan gulma yang tumbuh

diantara bedengan disiang dengan menggunakan cangkul atau kored.

4. Pemupukan susulan

Ø Pupuk diberikan dengan cara melingkar.

Ø Pupuk susulan yang diberikan yaitu pupuk NPK dengan dosis 10 gr

perlobang tanam.

5. Pemasangan ajir

34
Ø Pemasangan ajir dilakukan dua minggu setelah tanam atau tanaman telah

mencapai tinggi 20-25 cm.

Ø Ajir terbuat dari bambu dengan tinggi 2 m. Ajir ditancapkan benar-benar

kokoh dengan jarak 10-15 cm dari pangkal batang.

6. Pemangkasan

Ø Pangkas tanaman semangka dengan meninggalkan 2 cabang lateral, dan

cabang lainnya dipangkas dengan meninggalkan 5 cm dari batang.

Ø Pangkas tanaman melon pada umur 10 hst pada cabang terbawah dengan

meninggalkan 1-2 daun.

Ø Pangkas bunga yang keluar dari cabang 1-7 dan pelihara bunga 8, 9

sampai 12 dan seleksi buah yang terbentuk dangan meninggalkan 1-2

buah.

7. Pengendalian hama dan penyakit

Ø Jika tanaman terserang ringan, lakukan pengendalian secara manual atau

mekanis.

Ø Jika tanaman terserang berat oleh hama dan penyakit lakukan

pengendalian dengan insektisida atau fungisida.

3.3.5 Panen semangka dan melon

Kriteria panen semangka

Ø Umur 70 100 hari setelah tanam

Ø Telah terjadi perubahan warna pada buah

Ø Batang mulai mengecil dan mengering

Kriteria panen melon

35
Ø Proses pembesaran buah sudah berhenti.

Ø Retak pada tangkai buah serta garis pemisah antara tangkai dan buah

tampak bagitu jelas.

Ø Warna buah mulai berubah

Ø Jaringan (net) pada permukaan kulit buah tampak lebih tegas.

Ø Aroma buah mulai khas

Ø Kekerasan buah cukup dan bila disentil dengan jari suaranya nyaring

Ø Bila dimasukkan kedalam air buah akan tenggelam

Cara panen

1. Perhatikan buah semangka apakah sudah memperlihatkan kriteria

panen.

2. Potong tangkai buah sehingga buah terpisah dari tanamannya.

3. Timbang bobot masing-masing buah yang sudah dipanen, kemudian

hitung bobot buah rata-rata.

3.3.6 Penanaman tabulampot

1. Siapkan media tanam tanah dengan sekam.

2. Isi media tanam ke dalam drum yang dijadikan untuk pot tabulampot

sampai penuh.

3. Tanam bibit yang telah disediakan yaitu belimbing dan sawo.

4. Taburkan pupuk NPK 10 gr.

5. Siram dengan air.

3.3.7 Penanaman tanaman buah-buahan

1. Perhatikan lahan yang akan ditanami tanaman buah-buahan.

36
2. Tentukan pengaturan system tanam apakah bentuk segiempat, tentukan

titik-titik tanam dengan cara mengukurnya dengan meteran.

3. Buat lubang tanam pada titik tanam dengan ukuran 50cm x 50cm.

4. Kering anginkan selama seminggu.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Jumlah

Jumlah Buah/Tanama Berat Rata- Berat

Komoditi Populasi n Rata /Buah Total


SEMANGK 55.2

A 12 2 2.3 KG KG

37
MELON 12 1 1.5KG 18 KG

4.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum budidaya tanaman semngka dan melon ini

didapatkan hasil panen tanaman semangka adalah 5.8 kg dari 55,2 kg

sedangkan melon belum cukup umur untuk di panen serta buah melon

banyak yang terkena serangan hama dan penyakit.Permasalahan ini

dikarenakan dilihat dari faktor internal dan ekstrna dalam budidaya.Faktor

internal adalah berupa varitas yang digunakan, kurangnya

pemangkasan,pembalikan buah yang terlambat dan manajemen

pemeliharaan yang belum intensif dalam pengamatan budidaya melon

dan semangka ini sedangkan faktor dari luar adalah kondisi lingkungan

yang kurang baik pada budidaya ini karena perubahan cuaca yang tak

menentu,serangan hama dan penyakit seperti banyaknya buah semangka

dan melon yang dimakan tikus,kondisi tanah .penggunaan mulsa plastik

hitam perak juga merupakan salah satu cara dalam mengatasi kondisi

tanaman dan tanah yang di harpkan karena tanaman ini merupakan

tanaman manja. Bagi tanaman melon syarat tumbuh tanaman melon

memerlukan kondisi yang sedang artinya tidak terlalu lembab dan tidak

pula kering.Penyiangan juga dieprlukan tujuan mengurangi persaingan

tanaman dengan tanaman penganggu terhadap air,cahaya dan

kandungan usur hara.Pemangkasan tanaman semangka dilakukan

terhadap batang utama,cabang lateral dan buah pentil agar buah yang

dihasilkan bermutu baik.Pemangkasan dilakukan dengan meninggalkan 2

38
cabang lateral dan cabang lainnya dipangkas dengan meninggalkan5cm

dari batang.

Menurut beberapa literatur pada umumnya semangka yang

banyak dihasilkan petani adalah dengan berat 5 kg/buah dengan banyak

buah tiap tanaman adalah 2 buah. Sedangkan melon yang berukuran

besar mempunyai berat rata rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0–2,5 kg, dan

ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram. Dari buah semangka diatas

dapat dicari hasil dengan mencari produksi untuk berat 2.3 kg. Dengan

memelihara 2 buah pertanaman. Dan buah melon dengan berat 1.5 kg.

1. Semangka

Produksi /tanaman = jumlah buah/tanaman × berat buah rata-rata

= 2 × 2,3 kg = 4,6 kg

Produksi/ha = produksi/ha × produk/tanaman

% lahan efektif = lebar bedengan/lebar bedengan + saluran drainase

= 1,2/1,2 + 0,5 × 100%

= 70%

70% × 10.000 m2 = 7000

7000/ 0,6 × 0,7 = 7000/0,42 = 16666 × 4,6 kg = 76663,6

2. Melon

Produksi /tanaman = jumlah buah/tanaman × berat buah rata-rata

= 1 × 1,5 kg =1,5 kg

Produksi/ha = produksi/ha × produk/tanaman

% lahan efektif = lebar bedengan/lebar bedengan + saluran drainase

39
= 1,2/1,2 + 0,5 × 100%

= 70%

70% × 10.000 m2 =7000

7000/ 0,6 × 0,7 = 7000/0,42 = 16666 × 1,5 kg = 24999 gr.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian diatas dapat diambil kesimpulan yaitu:

Berat hasil panen semangka adalah 5,8kg .Tanaman semangka dan

melon membutuhkan manajemen pemeliharaan yang intensif sehingga

hsil yang diperoleh akan optimal.Berdasarkan hasil analisa produksi

semangka 4,6kg dan melon 1,5kg dengan persentase lahan efektif

70%.pengendalian serangan hama dan peyakit menentukan mutu hasil

kuantitas dan kualitan tanaman yang dibudidayakan.Tanaman

semangka dan mempunyai peospek yang menguntungkan dalam aspek

bisnis agrobisnis bagi pendapatan petani.

5.2 Saran

Untuk pengembangan budidaya semangka dan melon lebih lanjut maka

penulis memberikan saran yaitu:

1. Manajemen pemeliharan dan perawatan semangka dan harus intensif

agar hasil yang capai dapat optimal hingga maksimal

2. Pengendalian hama dan penyakit harus segera mungkin agar dapat

meminimalisirkan kerugian yang dialami oleh petani

3. Pengembangan sentra agrobisnis semangka dan melon dapat menjadi

sumber pendapatan petani dan perluasan kesempatan kerja.

40
DAFTAR PUSTAKA

http://teknikcarabudidaya.blogspot.com/2011/11/budidaya-tabulampot-

sawo.html(Diakses 20 Juli 2015)

http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/id/teknologi-budidaya-tabulampot-

jeruk.html(Diakses 20 Juli 2015)

http://catatankaki06.blogspot.com/2013/09/tanaman-semusim-dan-tanaman-

tahunan.html (Diakses 23 Juli 2015)

http://e-journal.uajy.ac.id/3421/2/1BL00876.pdf (Diakses 25Juli 2015)

Rasdanelwati dan Asrin,A.2015.Buku kerja Praktek Mahasiswa.Budidaya

Tanaman Buah-Buahan.Payakumbuh.2015

41
LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA ||

SEMANGKA

Iyan Mueeza

Add Comment

Friday, October 20, 2017

42
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang

tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon.

Tanaman semangka pada mulanya berasal dari daerah kering tropis dan

subtropis Afrika, tetapi kini telah berkembang dengan pesat ke berbagai

negara seperti Cina, Afrika Selatan, Jepang, Indonesia dan Amerika

Serikat (Sunarjono, 2006).

Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan

(Cucurbitaceae) pada daerah asalnya sangat disukai oleh

43
manusia/binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak

mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat. Tanaman

semangka termasuk tanaman semusim yang tumbuh merambat dan

dalam pembudidayaannya membutuhkan sinar matahari penuh. Pada

iklim lembab pertumbuhan tanaman akan lambat dan tanaman mudah

terserang oleh penyakit, terutama jamur (fungi). Hal ini dapat

mengakibatkan penurunan produksi, bahkan dapat menggagalkan panen

(Sunarjono, 2006).

Semangka (Citrullus vulgaris Schad) merupakan salah satu buah

yang sangat digemari dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat

Indonesia. Selain rasa buah yang manis, renyah, kandungan airnya tinggi,

merupakan sumber mineral dan vitamin. Menurut Prajnanta (2003) dalam

100 g semangka mengandung gizi antara lain: 28 kal kalori; 0,1 g protein;

0,2 g lemak; 7,2 g karbohidrat; 6,0 mg kalsium; 7,0 mg fosfor; 0,2 mg besi;

50 S.I vitamin A; 0,02 mg vitamin B1; 0,03 mg vitamin B2; 7,0 mg vitamin

C; 0,2 g niacin; 0,5 g serat; 92,1 g air. Buah semangka yang dipanen tepat

waktunya akan berwarna cerah, bertekstur remah, renyah, manis, dan

banyak mengandung air sehingga disukai banyak orang. Pada saat cuaca

panas, terutama di musim kemarau, buah semangka mudah ditemui di

mana-mana, mulai dari pasar buah, rumah makan, penjaja buah, bahkan

sampai di hotel-hotel.

44
Menurut Nurhayati (2008) proyeksi kebutuhan lahan sampai tahun

2020 akan mencapai lebih kurang 60.88 juta ha atau 165 % dibandingkan

dengan kebutuhan lahan pada tahun 1990 yang mencapai 37.00 juta ha.

Sektor pertanian diperkirakan membutuhkan lebih kurang 67 juta ha.

Permintaan lahan yang semakin besar dimasa mendatang akan

menyebabkan penggunaan lahan-lahan marjinal termasuk gambut.

Budidaya tanaman semangka meningkatkan pendapatan petani.

Daya tarik budidaya semangka bagi petani terletak pada nilai ekonominya

yang tinggi. Beberapa kelebihan usahatani semangka diantaranya adalah

berumur relatif singkat (genjah) hanya sekitar 70-80 hari, dapat dijadikan

tanaman penyelang di lahan sawah pada musim kemarau, mudah

dipraktikkan petani dengan cara biasa maupun semi intensif hingga

intensif, serta memberikan keuntungan usaha yang yang cuukup memadai

(Rukmana, 2006).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum

mengenai teknik budidaya tanaman semangka yang baik sehingga

produksi semangka dapat meningkat.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

45
Adapun tujuan dari praktikum budidaya tanaman semangka ini

yaitu untuk mengetahui proses budidaya tanaman semangka.

Kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk menambah wawasan dan

dapat dijadikan acuan atau literatur dalam melakukan proses budidaya

semangka.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Semangka

Menurut Sharma (1993) sistematika tanaman semangka adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

46
Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicothylodenae

Ordo : Cucurbitales

Family : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Species : Citrullus vulgaris Schard

Tanaman semangka termasuk tanaman keluarga labu–labuan,

yang merambat dengan menggunakan sulur sebagai alat pembelitnya dan

merupakan tanaman semusim. Pemeliharaan secara intensif dengan

memelihara cabang produktif, panjang cabang dapat mencapai 7 meter.

Percabangan tersebut bila dibiarkan secara liar, akan memiliki cabang

yang lebih banyak. Bentuk cabang agak bersegi, berbulu dan sedikit

berkayu (Prajnanta, 1999).

47
Tanaman semangka memiliki perakaran tunggang yang terdiri atas

akar utama dan akar lateral. Sedangkan daun berwarna hijau muda

sampai hijau gelap, pangkal daun berbentuk jantung dan bentuk daunnya

menjari. Letak daun berseberangan, beraturan sepanjang sulur tanaman

(Prajnanta, 1999). Helaian daun bercangkap menyirip kecil-kecil,

permukaannya berbulu, bentuknya mirip jantung dibagian pangkalnya,

ujungnya meruncing, tepinya bergelombang dan berwarna hijau tua. Letak

daun berseberangan satu sama lain dan tersusun dalam tangkai

berukuran relatif panjang (Rukmana, 2006).

Tanaman semangka berkelamin tunggal dan berumah satu

(monoceous). Bunganya tumbuh pada ketiak daun, berdiameter 2.0-2.25

cm. Mahkota bunganya berwarna kuning. Tangkai bunga jantan

berdiameter kecil dan panjang, sedangkan pada tangkai bunga betina

tampak bakal buah yang menggelembung. Bunga tanaman semangka

memiliki warna yang berbeda tergantung dari varietasnya, biasanya

berwarna putih atau ungu kekuningan, yang memiliki empat mahkota dan

lima benang sari dengan kepala sari lonjong (Prajnanta, 1999). Bunga

semangka merupakan bunga yang tidak sempurna yang keluar dari ketiak

daun. Bunga jantan tidak memiliki bakal buah dengan bentuk terompet,

sedangkan bunga betina mempunyai bakal buah yang berbentuk bulat

(Rukmana, 1994).

48
Bunga semangka ada 3 macam, yaitu bunga jantan, bunga betina

dan bunga hemaprodit yang tumbuh secara sendiri-sendiri pada ketiak

daun. Bunga betina tersebut tumbuh ditiap ruas batang. Mahkota

bunganya bersatu dalam satu tabung sebagaimana bunga timun sejumlah

5. Kepala putiknya berjumlah 3 dikelilingi oleh 3 kepala sari. Nektar

diproduksi didaerah bagian bawah korola. Bunga semangka terbuka pada

pagi hari 1-2 sesudah matahari terbit. Bunga jantan maupun bunga

betinanya membuka dalam waktu yang hampir bersamaan. Kepala

sarinya mulai matang ketika korola masih sedang berkembang. Namun

tepung sari masih menempel pada kepala sari (Ashari, 1995).

Buah yang dihasilkan dari penyerbukan memiliki ciri, warna yang

sesuai dengan varietasnya. Menurut Rukmana (1994), warna kulit buah

dibedakan menjadi tiga macam warna, yaitu hijau muda, hijau tua dan

kuning. Kulit buah ada yang tebal dan tipis. Perbedaan warna buah

tersebut, disebabkan zat warna yang terdapat dalam buah. Sedangkan

bentuk buah semangka berbentuk lonjong, dan bulat sedikit oval

(Prajnanta,1999).

Semangka tersedia dalam banyak bentuk, warna dan bermacam-

macam ukuran. Bentuknya bervariasi mulai dari bulat hingga lonjong,

dengan warna-warna yang berbeda mulai dari hijau muda hingga

kehitaman. Warna kulit buah dapat mulus, bergaris-garis atau berbercak-

49
bercak. Warna daging buah ada yang kuning, merah jambu, merah cerah

ataupun merah tua. Dan terdapat pula semangka berbiji maupun

semangka tanpa biji (Gordon, 2007).

1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Semangka

1.2.1 Iklim

Lokasi yang paling ideal untuk tanaman semangka adalah terbuka

dan mendapat sinar matahari penuh, suhu udara tinggi (panas) dan

kering, curah hujan 40-50 mm per bulan, dan cocok ditanam di daerah

dataran rendah hingga ketinggian 600 m di atas permukaan laut

(Rukmana, 2006). Tanaman semangka menghendaki tempat yang tidak

ternaungi atau mendapat sinar matahari penuh. Tanaman ini tidak tahan

terhadap hujan yang terus-menerus. Tanaman menghendaki penyiraman

80% lebih (berada di tempat terbuka). Tujuannya agar matahari menyinari

penuh (tidak ada naungan) (Sunarjono, 2006).

50
Menurut Kalie (2001). perkecambahan biji akan berlangsung

dengan baik pada suhu 25-30 oC. Biji akan berkecambah setelah 5-6 hari.

Suhu udara yang tinggi diatas 20oC (suhu siang antara 25-30 oC dan suhu

malam antara 12-18oC) merupakan suhu yang paling cocok bagi

pertumbuhan karena tanaman akan tumbuh dengan cepat dan kuat.

Di samping sebagai pengangkut zat makan, air berfungsi sebagai

penyusun tubuh tanaman dan pembentuk zat makanan. Semangka relatif

sangat memerlukan banyak air karena 90% dari buah semangka adalah

air. Walaupun membutuhkan banyak air, bukan berarti semangka perlu

diairi atau digenangi terus menerus. Akar tanaman akan mati karena

kekurangan oksigen untuk respirasi bila di lingkungan perakarannya

tergenangi air. Air yang diberikan harus bersih dan bukan berasal dari

limbah pabrik (Duljapar dan Setyowati, 2000).

1.2.2 Tanah

Secara umum semangka menghendaki tanah yang gembur sedikit

berpasir dan cukup tinggi mengandung bahan organik. Oleh karena

sistem perakarannya agak dalam maka solum tanah pun harus sedang.

Pada tanah sawah, semangka relatif akan tumbuh baik jika berada pada

jenis tanah regosol, andosol, latosol, dan podsolik (Duljapar dan

Setyowati, 2000).

51
Pada prinsipnya tanaman semangka dapat ditanam di berbagai

jenis tanah mulai dari tanah latosol, andosol, regosol, sampai podsolik,

asalkan kekurangan dari sifat jenis tanah tersebut dapat dimanipulasi

dengan pemupukan, penambahan bahan organik, maupun pengapuran.

Tanaman semangka mempunyai daya adaptasi luas terhadap pH tanah,

pertumbuhan tanaman semangka akan optimal bila dibudidayakan ditanah

dengan kisaran pH 6,5-7,2. Tanaman semangka non-biji memerlukan air

dalam jumlah banyak untuk mendukung pertumbuhan dan produksinya.

Hal ini tidaklah mengherankan karena lebih dari 90% kandungan buah

semangka terdiri dari air. Air diperlukan sebagai pengangkut zat-zat

makanan. Air pengairan untuk budidaya semangka harus diperoleh dari

sumber air bersih, sehat, dan bebas dari pencemaran limbah industri

(Prajnanta, 1999).

Tanaman semangka tampaknya dapat tumbuh pada berbagai tipe

lahan, asalkan drainasenya baik. Tanaman semangka menyukai lahan

yang gembur dan subur, mengandung banyak bahan organik, serta

mempunyai drainase yang baik. Tanah yang berpasir atau tanah lempung

berpasir yang banyak mengandung nitrogen cocok untuk lahan tanaman

ini (Kalie, 2001).

1.3 Budidaya Tanaman Semangka

52
1.3.1 Persemaian

Menurut Suprapto dan Jaya (2000) agar benih dapat tumbuh baik,

sehat dan cepat beradaptasi dengan lingkungan maka perlu disesuaikan

terlebih dahulu dengan kegiatan sebagai berikut: 1). Benih direndam

dalam larutan Benlate atau Dithane M-45 (0,5-1 gram/liter) selama ± 6

jam; 2). Benih diletakkan atau susun benih yang telah direndam kemudian

ditutup dengan tiga lembar kertas koran yang telah dibasahi dan selama ±

2 hari usahakan kertas koran dalam keadaan lembab; 3). Setelah benih

berkecambah dapat dipindahkan ke kantong plastik/polibag dengan media

semai dari tanah dan pupuk kandang (3 : 1); 4). Persemaian/polibag

ditempatkan pada tempat terbuka dengan diberi naungan yang dapat

diatur; dan 5). Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pengaturan

naungan dan pengendalian hama dan penyakit.

1.3.2 Pengolahan tanah

Pada lahan yang telah dibajak dan dicangkul halus, dibuat

bedengan. Panjang bedengan 12-15 m dengan lebar 1,5-2 m atau 3-4 m.

53
Apabila lebar bedengan 1,5-2 m maka penanaman hanya dilakukan satu

baris saja. Apabila lebar bedengan 3-4 m, maka penanaman dilakukan

dua baris dengan jarak tanam 1,5-2m. Lubang tanam dibuat dengan

ukuran 40x40x30 cm. Jarak lubang tanam atau jarak tanam di dalam baris

1,2-1,5 m (Kalie, 2006).

1.3.3 Penanaman

Penanaman dilakukan saat tanaman yang sudah berdaun 4 lembar

(berumur 14 hari) dan kondisi bibit sudah cukup kuat untuk dipindahkan ke

lahan pertanaman. Pemindahan bibit semangka sebaiknya dilakukan pada

pagi hari atau sore hari karena kondisi lingkungan pertanaman belum

begitu panas. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggali

lubang (disesuaikan dengan media bibit dalam polibag). Untuk mencapai

tingkat produksi yang tinggi, perlu diperhatikan dalam memilih bibit antara

lain: bibit telah berumur sekitar 14 hari atau daunnya berjumlah empat,

pertumbuhannya normal dan bibit tampak berwarna hijau segar, bibit

dalam kondisi sehat, artinya bebas dari serangan hama dan penyakit yang

membahayakan bagi perkembangan selanjutnya di lahan (Cahyono,

1996).

1.3.4 Pemeliharaan

54
Pada awal pertumbuhan, selama 10-15 hari, tanaman perlu

disiram atau diairi. Apabila pengairan dilakukan melalui saluran-saluran

antara bedengan, maka air harus dijaga supaya tidak meluap

menggenangi bedengan. Pembumbunan dan penyiangan harus dilakukan

dengan hati-hati karena akar semangka cukup dangkal. Jika tanaman

tanaman tumbuh rapat, namun ada rumput yang meninggi, maka

sebaiknya rumput dibersihkan dengan cara menyabutnya. Penyiangan

perlu dilakukan 3-4 selama masa tanam (Kalie, 2006).

Penyiangan merupakan kegiatan mencabut atau membersihkan

gulma yang tumbuh di sekitar tanaman atau bedengan. Adanya gulma di

sekitar tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan

mengurangi hasil produksi kelak. Ini disebabkan adanya persaingan

dalam memperebutkan zat hara dalam tanah. Penyiangan di dalam

bedengan tidak perlu menggunakan cangkul, cukup mencabut dengan

tangan gulma yang tumbuh. Gulma yang tumbuh dekat akar tanaman

tidak perlu dicabut, tetapi cukup dipangkas. Penyiangan ini minimal

dilakukan dua kali selama satu musim tanam (Duljapar & Setyowati,

2000).

Untuk mendapatkan buah semangka yang berukuran besar maka

dalam satu tanaman cukup dipelihara 2-3 buah saja. Untuk itu pada

55
cabang-cabang yang tumbuh dipilih dua cabang tunas lateral terbaik

ditambah satu cabang utama. Dari ketiga cabang tersebut berdasarkan

pengalaman lapangan, hanya dua buah yang dapat berkembang secara

baik sedangkan untuk cabang yang tidak dibutuhkan dipangkas. Tanaman

yang tumbuh terlalu subur, biasanya ranting cabang sekunder akan

tumbuh memanjang dan ranting tersebut harus dipangkas terutama pada

cabang primer yang terdapat buahnya (Cahyono, 1996).

1.3.5 Pemupukan

Menurut Sunarjono (1996) sewaktu persemaian pupuk yang

digunakan hanya pupuk kandang yang telah matang, setelah bibit ditanam

ke lahan baru dilakukan pemupukan NPK. Biasanya tanaman dipupuk 2

kali, yakni pada umur 1-2 minggu setelah tanam dan 3-4 minggu

kemudian. Dosis pupuknya ialah 100-150 kg/ha Urea, 200 kg/ha TSP, dan

100 kg/ha KCl. Setelah tanaman berbentuk buah sebesar kelereng,

umumnya tidak dipupuk lagi.

1.3.6 Pengendalian hama dan penyakit tanaman

Penyakit yang sering menyerang tanaman semangka antara lain:

56
1. Penyakit tepung (powdery mildew), gejalanya tampak pada daun atau

batang muda yang dilapisi semacam tepung berwarna putih yang

disebabkan Erysiphe cichoracearum DC ex Merat. Penyakit ini dicegah

atau diberantas dengan benlate (dosis 0,06%) dengan selang waktu

penyemprotan 10 – 15 hari.

2. Penyakit busuk daun (downy mildew), gejalanya tampak berbentuk

bercak-bercak kuning pada daun yang kemudian berubah menjadi coklat

kemerahan. Penyakit ini disebabkan Pseudoperonospora

curbensis (Berck dan Curt). Untuk mencegah penyakit ini digunakan

Dithane M-45 (dosis 0,18%), Lonacol (dosis 0,2 – 0,3%) dengan selang

waktu 7 – 10 hari.

3. Penyakit layu fusarium, gejalanya daun-daunnya layu mengkerut mulai

dari ujung tanaman. Penyebabnya Fusarium oxysporum (EFS) F. niveum

S&H. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan menggunakan benih yang

resisten.

4. Penyakit busuk rhizopus. Infeksi kapang terjadi melalui luka. Sanitasi

kebun harus dilakukan sebaik-baiknya. Buah-buah yang busuk segera

dimusnahkan dengan cara dibakar agar tidak menjadi sumber inokulum

(Kalie, 2006).

57
1.3.7 Panen

Panen dilakukan apabila buah semangka telah masak, tingkat

kemasakan buah semangka dapat diketahui dengan cara memukul buah

dengan jari atau tangan dan mendengar bunyinya. Apabila bunyinya

terdengar berat, tandanya buah telah masak. Sebaliknya apabila bunyinya

ringan menandakan buah masih muda. Cara lain yang dapat dilakukan

adalah dengan melihat tangkai buah yang telah berubah warna menjadi

kecoklatan atau bagian kulit buah yang terletak di tanah telah berubah

warna dari putih menjadi kekuningan (Kalie, 2006).

Perlakuan buah sebelum dipetik untuk tanaman semangka tidak

diperlukan. Hal yang penting adalah pemberian pupuk NPK berimbang,

tanaman sehat tidak terserang hama dan penyakit. Pemberian air

dihentikan menjelang buah tua, yakni 2 minggu sebelum panen. Namun,

perlakuan buah sesudah dipetik pada buah semangka sangat penting,

terutama bila di lapangan mulai tampak ada gejala yang mencurigakan.

Tempat penyimpanan yang baik mempunyai suhu 4 – 5°C dan

kelembaban 80 - 85% (Sunarjo, 1996).

58
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum budidaya tanaman semangka dilakukan di

lahan Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo, yang

dilakukan pada tanggal 03 November 2015 hingga 06 Januari 2015.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum budidaya tanaman

semangka yaitu cangkul, ember, pulpen dan penggaris.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu kertas, benih

semangka, tanah sebagai media dan air.

3.3 Prosedur Kerja

59
Prosedur kerja yang dilakukan selama praktikum budidaya

tanaman semangka yaitu:

1. Membersihkan lahan dari gulma dengan menggunakan tangan dan

juga cangkul.

2. Pembuatan bedengan untuk menanam benih semangka.

3. Bedengan yang sudah siap kemudian diberikan lubang untuk

menanam benih semangka. Setiap lubang diberikan dua benih semangka

untuk mengantisipasi terjadinya gagal perkecambahan pada salah satu

benih.

4. Pemeliharaan dengan menyiram tanaman dan membersihkan tanaman

gulma yang mengganggu tanaman semangka.

5. Mengamati dan mengambil data tanaman semangka sesuai dengan

parameter yang diamati.

3.4 Parameter Pengamatan

60
Parameter yang diamati dalam kegiatan praktik ini yaitu:

1. Daya Tumbuh Benih (%)

Daya tumbuh beenih tanaman semangka dihitung pada saat

tanaman semangka mulai berkecamabah. Daya kecambah benih dapat

dihitung dengan menggunakan ruumus:

Daya kecambah = Jumlah tanaman yang tumbuh x 100%

Jumlah tanaman keseluruhan

2. Umur Berbunga (HST)

Umur berbunga tanaman diamati setelah setelah tanaman

berkecamabah hingga munculnya bunga pertama.

3. Jumlah Bunga Jantan dan Betina

61
Jumlah bunga jantan dan betina dapat dapat diperoleh dengan

dihitung secara langsung pada tanaman.

4. Umur Terbentuk Buah (HST)

Umur berbentuk buah dapat diamati mulai dari tanaman

berkecambah hinga tanaman berbuah.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Daya Tumbuh Benih (%)

Hasil pengamatan daya tumbuh benih tanaman semangka (Citrulus

Vulgaris Schard) disajikan pada Tabel 1 dibawah ini.

62
Tabel 1. Daya tumbuh benih tanaman semangka (Citrulus

Vulgaris Schard).

Spesies Tanaman Jumlah Mortalitas(bij Natalita Persentas

keseluruha i) s (biji) e

n tanaman kecambah

(%)
Semangka (Citrul 24 10 14 58,33%

us

Vulgaris Schard)

Sumber : Data primer,2016

4.1.2 Umur Berbunga (HST)

Hasil pengamatan umur berbunga tanaman semangka (Citrulus

Vulgaris Schard) dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Umur berbunga tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schard).

Spesies Tanaman Umur berbunga (HST)


Semangka (Citrulus 23 hari

63
Vulgaris Schard)

Sumber : Data Primer,2016

4.1.3 Jumlah Bunga Jantan dan Betina

Hasil pengamatan jumlah bunga jantan dan betina tanaman

semangka (Citrulus Vulgaris Schard) disajikan pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Jumlah bunga jantan dan betina tanaman semangka (Citrulus

Vulgaris Schard).

Spesies Tanaman Jumlah bunga Jumlah bunga

jantan betina
Semangka (Citrulus
6 2
VulgarisSchard)

Sumber : Data Primer,2016

4.1.4 Umur Terbentuk Buah (HST)

64
Hasil pengamatan umur terbentuknya buah tanaman semangka

(Citrulus Vulgaris Schard) disajikan ada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Umur terbentuknya buah tanaman semangka (Citrulus

Vulgaris Schard)

Spesies Tanaman Umur berbunga (HST)


Semangka (Citrulus
30
Vulgaris Schard)

Sumbeer : Data Primer,2016

4.2 Pembahasan

Dari Tabel 1 diatas menunjukan bahwa persemaian benih

semangka sebanyak 24 biji. Daya tumbuh perkecabahan benih semangka

yaitu 58,33% dengan benih yang tidak berkecambah sebanyak 10 biji dan

14 biji berkecambah dengan baik. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan dan faktor genetik.

65
Gagalnya perkecambahan biji semangka disebabkan akibat

kurangnya pengawasan dan pengontrolan dengan melakukan penyiraman

setiap hari untuk memenuhi kebutuhan air benih untuk berkecambah. Hal

ini didukung dengan pernyataan Darjadi (1972) yang meyatakan bahwa

perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke

dalam benih hingga 80 sampai 90 persen. Selain pengawasan yang

kurang, medium tanah yang digunakan memiliki sifat fisik yang keras dan

unsur hara sedikit sehingga perkecambahan terhambat. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sutopo (2002) yang menyatakan bahwa medium yang

baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur,

mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme

penyebab penyakit terutama cendawan.

Berdasarkan hasil pada Tabel 2 menunjukan bahwa tanaman

semangka berbunga pada umur 23 hari setelah tanam. Tumbuhnya

bunga pada tanaman semangka ini cukup cepat, selain itu bunga pada

tanaman semangka berwarna kuning hal ini diakibatkan dari genetik dan

varietas semangka yang digunakan. Hal ini didukng oleh pernyataan

Prajnanta (1999) yang menyatakan bahwa bunga tanaman semangka

memiliki warna yang berbeda tergantung dari varietasnya, biasanya

berwarna putih atau ungu kekuningan, yang memiliki empat mahkota dan

lima benang sari dengan kepala sari lonjong. Salisbury (1995) yang

menyatakan bahwa sifat genetik berpengaruh sangat besar terhadap

pembentukan bunga.

66
Berdasarkan Tabel 3 jumlah bunga jantan dan bunga betina

memiliki perbandingan yang cukup jauh dengan 6 bunga jantan dan 2

bunga betina. Bunga jantan diciikan dengan bunga yang berbentuk seperti

terompet dan bunga betina memiliki bakal buah. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Rukmana (1994) yang menyatakan bahwa bunga semangka

merupakan bunga yang tidak sempurna yang keluar dari ketiak daun.

Bunga jantan tidak memiliki bakal buah dengan bentuk terompet,

sedangkan bunga betina mempunyai bakal buah yang berbentuk bulat.

Berdasarkan pengamatan selama praktikum yang ditunjukan pada

Tabel 4 diatas umur terbentuknya buah pada tanaman semangka terjadi

pada saat umur tanaman semangka mulai pembibitan hingga berbuah

berkisar 30 hari. Buah semangka memiliki buah yang berbeda setiap

varietasnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Rukmana (1994) dimana

buah yang dihasilkan dari penyerbukan memiliki ciri, warna yang sesuai

dengan varietasnya. Selain itu warna kulit buah dibedakan menjadi tiga

macam warna, yaitu hijau muda, hijau tua dan kuning. Menurut Prajnanta

(1999) kulit buah ada yang tebal dan tipis. Perbedaan warna buah

tersebut, disebabkan zat warna yang terdapat dalam buah. Sedangkan

bentuk buah semangka berbentuk lonjong, dan bulat sedikit oval. Selain

pengaruh varietas genetik pada benih semangka juga mempengaruhi

pembentukan buah. Gultom (1994) menyatakan bahwa di dalam proses

67
pembungaan dan pembuahan banyak faktor yang turut mempengaruhi

antara lain seperti faktor genetik, lingkungan, faktor pembungaan, inhibitor

dan lain-lain yang saling berinteraksi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

dapat disumpulkan bahwa persentase tumbuh benih tanaman semangka

yaitu 53 % dari 24 benih tanaman. Umur berbunga tanaman semangka

yang dihitung mulai benih berkecambah yaitu 23 hari setelah tanam. Dari

14 tanaman yang masih tumbuh baik terdapat 6 bunga jantan dan 2

bunga betina sebagai bakal buah. Buah semangka mulai muncuul setelah

tanaman semangka berumur 30 HST (hari setelah tanam).

5.2 Saran

68
Sebaiknya pada budidaya tanaman semangka diberikan aplikasi

pupuk kandang untuk memelihara kesburan tanah dan juga sebagai

penggembur tanah sehingga sifat fisik tanah tidak keras. Selain itu

pemeliharaan juga harus diperhatikan agar tanaman tidak tergangggu

oleh tanaman lain (gulma).

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press,

Jakarta.

Cahyono, B. 1996. Budidaya Semangka Hibrida. CV. Aneka. Solo. 102

hlm.

Darjadi, L. dan Hardjono 1972. Sendi-sendi Silvikultur. Dirjen Kehutanan, Jakarta.

Duljapar, K. dan R. N. Setyowati. 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem

Turus. Penebar Swadaya. Jakarta.79 hlm.

69
Gordon, A., 2007. How to Grow Watermelon. Dikutip dari:

www.geocities.com/green-cacle/watermelon.html. Diakses tanggal 06 Juni

2008.

Gultom, R., 1994. Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat yang Diaplikasikan

Dengan Paclobutrazol dan GA3. Tesis. Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan, hlm 49-56.

Kalie, M.B., 2001. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kalie, M. B. 2006. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta. 75

hlm.

Nurhayati. 2008. Tanggap Tanaman Kedelai di Tanah Gambut Terhadap

Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah. Tesis. Universitas

Sumatera Utara Medan.

Prajnanta, F.,1999. Kiat Sukses Bertanam Semangka Berbiji. Penebar Swadaya,

Jakarta.

70
Prajnanta, F. 2003. Agribisnis Semangka Non-Biji. Penebar Swadaya. Jakarta.

192 hlm.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

71 hlm.

Rukmana, R., 2006. Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius,Yogyakarta.

Salisbury, F. B dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi

Keempat. Penerjemah Lukman, D. R. dan Sumaryono. ITB, Bandung

Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonomy. Tata Mc. Graw Hill Publishing Company

Limited, New Delhi.

Sunarjono, H., 1996. Aneka Permasalahan Semangka dan Melon Beserta

Pemecahannya. Penebar Swadaya. Jakarta. 118 hlm.

Sunarjono, H., 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya,

Jakarta.

71
Suprapto dan N. A. Jaya. 2000. Budidaya Semangka dengan Teknologi

Embung. Laporan Akhir Penelitian SUT Diversivikasikan Lahan Marginal

di Kecamatan Gerokgak. Buleleng. No. Agdex : 235/28 No. Seri:

12/Buah/2000/Oktober 2000.

Sutopo 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta, Sebelas Maret

University Press.

72

Anda mungkin juga menyukai