Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TABULAMPOT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzygium


samarangense (Blume) Merr. & L.M. Perry)

OLEH:

MIFTAHUL KHAIRANI
1710213008

URBAN FARMING
Prof. Dr. Ir. WARNITA, M.P.

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
A. Pendahuluan

Alam di sekitar kita menyediakan berbagai kemungkinan untuk dieksplorasi


guna menghasilkan keuntungan bagi kita. Selain itu, alam juga dapat menyediakan
berbagai tumbuhan yang bermanfaat langsung bagi kehidupan manusia, salah satunya
adalah tumbuhan penghasil buahbuahan. Dimana tumbuhan buah-buahan merupakan
bahan makanan yang sehat bagi tubuh manusia, sehingga permintaan terhadap buah-
buahan terus meningkat, sedangkan penawarannya masih terbatas dan terkendala
musim dan juga ketersediaan lahan untuk membudidayakannya. Hal ini sejalan
dengan perkembangan penduduk dunia yang bertambah sangat cepat dan kemudian
memerlukan ruang tempat tinggal untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu,
tidak sedikit dari areal pertanian berubah menjadi areal perumahan tempat tinggal
manusia, sehingga lahan-lahan untuk budidaya tanaman diantaranya tanaman buah-
buahan kian menyempit (Fauzi, 2013).

Masalah keterbatasan lahan untuk membudidayakan tanaman khususnya


buah-buahan tersebut mengakibatkan alternatif budidaya tanaman dengan
menggunakan pot kembali menjadi trend khususnya bagi masyarakat di wilayah
perkotaan masa sekarang. Teknik budidaya seperti ini kemudian dikenal dengan
istilah “Tabulampot” atau Tanaman Buah dalam Pot. Dimana tahun 1982, merupakan
titik awal dari bisnis perdagangan buah dalam pot. Bermula dari belum ditemukannya
polibag, menimbulkan ide dalam diri para penangkar bibit untuk memindahkan bibit
tanaman buah ke dalam keranjang bambu untuk pengiriman jarak jauh agar tidak
rusak. Ketika sampai di tujuan, tanaman tersebut dipindahkan ke dalam pot gerabah
atau drum bekas dan tak disangka tanaman buah yang ditanam di dalam pot ternyata
juga dapat menghasilkan buah. Mungkin, dari sana juga mulai trend usaha tabulampot
(Rahmat, 2011).

Tanaman buah dalam pot atau Tabulampot yang menggunakan media pot
sebagai media tanam untuk buah-buahan merupakan solusi bagi masyarakat
khususnya di perkotaan yang memiliki lahan terbatas, namun membutuhkan tanaman
buah di sekitar rumah untuk memenuhi kebutuhan, psikologis maupun kesehatan.
Tanaman hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang
menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian
Indonesia, khususnya tanaman buah-buahan yang sangat penting bagi kehidupan.
Meningkatnya kebutuhan buah-buahan menuntut adanya suatu cara yang mampu
menghasilkan buah-buahan dalam jumlah yang lebih banyak dan dalam waktu yang
relatif singkat. Salah satu tanaman buah-buahan yang diminati masyarakat sekarang
ini, yaitu jambu air.

Jambu air atau jambu ayer (Jawa) disebut juga Watery Rose Apple (Inggris).
Buah yang berair banyak ini terasa renyah di mulut bila digigit, cocok sebagai
penghilang haus di siang hari yang terik. Selain itu, jambu air juga memiliki prospek
pengembangan usaha yang cukup menjanjikan dalam hal bisnis. Hal ini dibuktikan
dengan semakin berkembangnya bisnis rujak yang tentunya akan membuka pasar
jambu air. Oleh karena itu, banyak sudah masyarakat yang mulai melirik budidaya
jambu air sebagai kerja sampingan atau bahkan ada yang menjadikannya bisnis utama
dalam penyangga perekonomian rumah tangga. Karena jambu air mudah untuk
dibudidayakan dan media tanamnya banyak tersedia. Selain itu pemasaran jambu air
biasanya sudah ada jaringannya sendiri dan nilai jual yang relatif tinggi. Jadi saat
jambu air dipanen, sudah ada yang bersiap menampung jambu air tersebut.

Salah satu jambu air yang lagi diminati masyarakat sekarang ini adalah jambu
air varietas Madu Deli Hijau (MDH). Hal ini dikarenakan jambu air MDH memiliki
keunggulan pada daging buah yang renyah dan rasanya manis, serta kandungan air
nya rendah, sehingga tahan simpan lebih lama daripada jambu air varietas lainnya
Selanjutnya, apabila dilihat dari segi harga jual, jambu air MDH ini dijual dengan
harga yang relatif lebih tinggi, yaitu Rp 20.000 s.d. 15.000/kg. Walaupun harga
jualnya relatif lebih mahal daripada jambu air varietas lainnya, namun tidak
menyurutkan permintaan yang terus meningkat dari konsumen baik dari kalangan
masyarakat, pasar modern hingga industri obat-obatan.

Berdasarkan hasil studi literatur dan survey lapangan yang dilakukan telah
didapatkan informasi awal bahwa jambu air varietas Madu Deli Hijau telah diakui
oleh Kementerian Pertanian Indonesia sebagai varietas buah unggulan Sumatera
Utara yang berasal dari Kelurahan Payaroba, Kec. Binjai Barat, Kota Binjai. Dimana
menurut Sunardi, pionir atau pelopor dari munculnya varietas baru jambu air MDH
ini sebaiknya dibudidayakan dengan teknik “tabulampot” daripada tanam langsung di
lahan. Hal ini dikarenakan ada beberapa keunggulan yang didapatkan dari teknik
tabulampot jambu air MDH, antara lain: mudah dibuahkan dan mampu berbuah
sepanjang tahun; rasa lebih manis; dan perawatan lebih mudah.

Akan tetapi, walaupun jambu air varietas Madu Deli Hijau ini memiliki
keunggulan dari segi potensi pasar (permintaan) yang terus meningkat dan harga jual
yang relatif lebih mahal, namun belum mampu meyakinkan para petani maupun
masyarakat kota untuk membudidayakannya secara intensif dan komersial, tidak
hanya sekedar usaha sampingan ataupun mempercantik halaman rumah dengan
tanaman buah jambu air dalam pot. Selain itu, dari segi pemahaman tentang teknik
budidaya jambu air varietas MDH juga belum diketahui secara jelas oleh petani
maupun masyarakat kota yang tertarik akan tanaman in

B. Isi
1. Tabulampot

a. Keuntungan Tabulampot

Menurut (Umu, 2012) ada beberapa keuntungan yang didapatkan bila


memelihara tabulampot di pekarangan rumah, antara lain:

1. Dapat diaplikasikan pada pekarangan atau lahan sempit bahkan tanpa harus
ada tanah terbuka karena menggunakan media pot.
2. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak akan merusak bangunan di
sekitarnya.
3. Kebutuhan unsur hara mineral dan air dapat terpenuhi secara optimal.
4. Pemborosan pupuk dapat diminimalisir karena pemberiannya sesuai dengan
kebutuhan dan dapat dimanfaatkan seluruhnya oleh tanaman.
5. Mudah dalam perawatan terutama dalam penanggulangan hama dan penyakit,
sehingga akan dihasilkan tanaman yang sehat.
6. Sistem drainase lebih mudah diterapkan sehingga tak terjadi kelebihan air.
7. Menciptakan ekosistem yang sehat dan indah.
8. Lebih mudah dipindahkan tanpa resiko tanaman mengalami kematian.
9. Dapat dinikmati keindahannya karena tabulampot ukurannya 1-2 meter,
sehingga tajuknya lebih kompak.
10. Beberapa tabulampot yang dijual di pasaran sudah siap berbuah, sehingga
pemiliknya tinggal menikmati hasilnya.
11. Menanggulangi kecenderungan punahnya beberapa jenis tanaman buah.
12. Mudah dalam pengaturan masa berbunga dan berbuah, sehingga akan
diperoleh kontinuitas produksi sepanjang tahun.
b. Jenis Buah yang Dibudidayakan

Pada dasarnya hampir semua jenis tanaman buah bisa tumbuh apabila
dibudidayakan dalam bentuk tabulampot. Akan tetapi, tidak semua tabulampot bisa
menghasilkan buah. Karena meskipun bisa tumbuh subur, jenis-jenis tanaman tertentu
belum bisa berbuah dalam lingkungan tabulampot. Menurut (Dianti, 2013)
berdasarkan kemampuan tanaman buah dalam menghasilkan buah, tabulampot yang
berasal dari bibit vegetatif dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, antara lain:

1. Tanaman dengan kategori mudah berbuah, dapat mulai berbuah saat tanaman
berumur 6-8 bulan, diantaranya mangga, jambu air, jambu biji, jeruk,
belimbing, buah naga, dan kedondong.
2. Tanaman dengan kategori cukup sulit berbuah, dapat mulai berbuah saat
berumur 1,53 tahun, diantaranya lengkeng, nangka mini, melon, sawo, delima,
dan anggur.
3. Tanaman dengan kategori sulit berbuah, dapat mulai berbuah setelah berumur
3 tahun atau lebih, diantaranya rambutan, manggis, duku, jambu bol, alpukat,
dan durian.
c. Budidaya Tabulampot
Tanaman buah dalam pot atau tabulampot tumbuh, berkembang, dan
menghasilkan buah tidak semudah tanaman buah yang dibudidayakan di alam bebas.
Oleh karena itu, diperlukan beberapa perlakuan khusus agar pertumbuhan tabulampot
mendekati normal. Menurut (Turang, 2015) ada beberapa syarat budidaya tabulampot
yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Sesuaikan iklim dengan jenis tanaman buah yang akan ditanam. Contoh:
tanaman yang cocok untuk dataran tinggi, seperti lengkeng dan strawberry
tidak akan berhasil apabila ditanam di dataran rendah yang panas. Selain itu,
perbedaan lokasi penanaman juga akan menyebabkan terjadinya perbedaan
warna buah yang dibudidayakan dalam pot. Misalnya, jambu air varietas
Madu Deli Hijau (MDH) yang ditanam di daerah dengan ketinggian 200 m
dpl berwarna hijau, sedangkan jambu MDH yang ditanam di daerah dengan
ketinggian 600 m dpl berwarna krem bersemburat kemerahan (Trubus, 2015).
2. Pilihlah bibit yang baik, kuat, dan cukup umur, sehingga tidak terlalu lama
untuk menghasilkan buah. Selain itu, belilah bibit tanaman buah di tempat
penangkar yang terpercaya.
3. Media tanam yang tepat dan ukuran pot yang digunakan harus proporsional
dengan jenis tanaman buahnya. Biasanya media tanam terdiri dari tanah yang
subur, pupuk kandang sebagai tambahan nutrisi, dan sekam atau pasir sebagai
bahan untuk memperlancar drainase.
4. Pemupukan yang efektif. Karena keterbatasan akar untuk mencari nutrisi
dengan adanya batasan ukuran pot, maka perlu diberikan pupuk organik yang
mengandung unsur hara makro (N, P, dan K) serta unsur hara mikro, seperti
Ca dan Mg.
5. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma. Dimana secara berkala perlu
dilakukan pengamatan kondisi tanaman. Apabila terdapat gejala tidak sehat
pada tanaman buah, maka perlu dilakukan pengendalian segera baik secara
hayati maupun kimiawi.
6. Pemangkasan yang tepat. Adapun tujuan dari pemangkasan adalah untuk
memperpendek tanaman buah (disesuaikan dengan ukuran pot), membentuk
percabangan yang sesuai, dan merangsang keluarnya bunga.
d. Pembibitan Tabulampot

Bibit tanaman merupakan hal yang sangat menentukan tingkat keberhasilan


tabulampot. Dimana ada dua jenis bibit tanaman, yaitu bibit hasil perbanyakan
generatif (dari biji) dan bibit hasil perbanyakan vegetatif (cangkok, okulasi, stek,
merunduk, menyambung/grafting) yang dapat digunakan untuk tabulampot. Akan
tetapi, perlu dipertimbangkan bahwa prinsip utama pembudidayaan tabulampot
adalah sisi artistik tanaman yang bersangkutan dalam hal ini berarti tabulampot
tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah. Oleh karena itu, menurut (Alamtani,
2014) ada baiknya untuk budidaya tabulampot menggunakan bibit hasil perbanyakan
vegetatif. Karena bibit hasil vegetatif memiliki sifat tanaman yang bisa dipastikan
sama dengan sifat induknya, sehingga keberhasilannya lebih mudah diprediksi serta
lebih cepat berbuah.

e. Media Tanam Tabulampot

Media tanam adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan
penanaman tanaman buah dalam pot. Hal ini disebabkan media tanam tabulampot
jumlahnya dibatasi oleh volume pot, sehingga komposisi yang tepat akan membuat
perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Dimana ciri utama media tanam yang baik adalah tidak
gampang memadat meski telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama (Fauzi,
2013). Adapun media tanam yang sering digunakan para pehobi tabulampot antara
lain campuran tanah, kompos, dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga
campuran tanah, pupuk kambing, dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1 (Alamtani,
2014).

Setelah menyiapkan media tanam, langkah selanjutnya adalah menyiapkan pot


sebagai wadah. Jenis pot dapat terbuat dari tanah liat (gerabah), keramik, semen,
plastik, logam (drum). Wadah tabulampot yang baik harus memiliki aerasi yang baik,
dan memiliki kaki atau alas yang memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting
untuk aliran drainase dan memudahkan pengawasan agar akar tanaman tidak
menembus tanah (Alamtani, 2014).

f. Penanaman Tabulampot

Menanam merupakan langkah awal untuk memperoleh tabulampot yang


berkualitas. Menurut (Pranadi, 2015) tahapan-tahapan dalam penanam tabulampot
adalah sebagai berikut:

1. Siapkan media tanam berupa pasir, pupuk kandang, dan tanah dengan
perbandingan 1:1:1 lalu aduk hingga merata.
2. Masukkan media tanam ke dalam pot hingga 1/3 dari wadah
3. Pindahkan bibit ke dalam pot dan sebaiknya dilakukan pada sore hari.
4. Lepaskan polibag tanaman dari bibit, tapi jangan dibuang tanahnya.
5. Letakkan bibit dengan tanah yang masih menempel ke dalam pot, kemudian
masukkan media baru hingga penuh.
6. Siramlah bibit yang sudah dimasukkan ke dalam pot dan letakkan pot di
lokasi yang tidak terkena sinar matahari secara langsung selama 3-5 hari agar
bibit tidak stres.

2. Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzygium samarangense (Blume) Merr. &
L.M. Perry)

Salah satu jenis buah yang dapat dibudiayakan dalam tabulampot adalah
jambu air varietas MDH (Madu Deli Hijau). Jambu air MDH adalah salah satu
kultivar unggul yang merupakan varietas introduksi dari Taiwan dengan nama Jade
Rose Apple. Jambu ini mulai dibudidayakan di Kota Binjai sekitar tahun 2010
(Rangkuti, dkk, 2016). Keunggulan dari jambu air MDH ini adalah ukurannya besar,
rasanya manis seperti madu, dan juga mengandung gizi yang cukup tinggi serta
lengkap. Pada 100 g buah jambu air MDH terdapat kadar air sekitar 81,596 %, kadar
vitamin C 210,463 mg/100 g, dan kadar gula 12,4˚brix (Pujiastuti, 2015).
Penanaman jambu air MDH dalam pot bertujuan untuk menghasilkan tanaman
yang lebih cepat berbuah. Salah satunya adalah dengan cara pemupukan yang tepat
dan benar. Pada tabulampot jambu air MDH ini dapat menggunakan pupuk organik
maupun pupuk anorganik. Namun saat ini telah banyak diketahui bahwa pupuk
anorganik yang digunakan secara terus-menerus memberikan pengaruh yang buruk
terhadap buah yang dihasilkan seperti buah yang mudah busuk dan kandungan zat
kimia yang masih tertinggal pada buah dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi
yang mengkonsumsinya (Sutanto, 2006). Sehingga untuk mencegah pencemaran
yang lebih banyak lagi, maka digunakan alternatif lain seperti pupuk organik.

3. Teknik Budidaya Jambu Air Varietas Madu Deli Hijau


a. Penanaman

Media tanam yang digunakan adalah polybag. Polybag diisi dengan tanah
yang dicampur dengan pupuk kandang. Setelah dicampur kemudian diisi kedalam
polybag hingga ½ bagian pot saja. Masukkan bibit jambu yang sudah disiapkan
kedalam polybag, setelah itu polybag diisi dengan tanah campuran pupuk kandang
kembali hingga polybag penuh.

b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari secara rutin. Pada pagi hari,
penyiraman dilakukan sekitar jam 07.00-10.00 WIB, dan pada sore hari penyiraman
dilalakukan sekitar pukul 15.00 sampai selesai.

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan satu kali seminggu dengan menggunakan pupuk


organik, KCL dan NPK

d. Penyemprotan

Penyemprotan dilakukan untuk menghindari tanaman dari serangan hama dan


penyakit. Penyemprotan dilakukan dalam 2 kali seminggu. Pestisida yang digunakan
yaitu Sevin, Antracol, Confidor
e. Pemangkasan

Pemangkasan berfungsi mengurangi tunas-tunas atau cabang-cabang pada


buah. Pemangkasan biasanya dilakukan ketika tunas-tunas buah sudah banyak.
Pemangkasan bisa menggunakan gunting atau pisau. Biasanya setelah pemangkasan,
batang tanaman buah jambu akan dibantu berdiri dengan menggunakan kayu agar
tanaman tidak mudah roboh.

f. Pembungkusan Buah

Pembungkusan buah digunakan untuk menghindari masuknya hama dan


penyakit kedalam daging buah. Pembungkusan menggunakan pelastik asoi berwarna
putih. Pembungkusan dilakukan saat serbuk jatuh, dan biasanya dalam satu cabang
buah atau dalam satu pelastik asoi bisa sampai 3 buah.

g. Panen

Panen dilakukan ketika buah sudah siap dipasarkan. Panen dilakukan ketika
umur buah setelah pembungkusan sekitar 21-25 hari. Ciri-ciri buah yang telah siap
dibungkus adalah tangkai buah sudah berwarna kecokelatan.

4. Pengaruh Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan


Vegetatif Tabulampot Jambu Air Mdh (Syzygium samarangense (Blume)
Merr. & L.M. Perry)

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh waktu


pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan vegetatif tabulampot jambu air
varietas MDH (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & L.M. Perry) hanya
berpengaruh signifikan pada parameter pertambahan jumlah daun saja. Pemupukan
yang dilakukan dua kali dapat menghasilkan pertambahan jumlah daun yang lebih
baik dari pada pemupukan yang hanya dilakukan satu kali walaupun dengan dosis
yang sama.

C. Penutup
1. Tabulampot dapat menjadi solusi berkebun bagi masyarakat yang tinggal di
perkotaan dengan pekarangan yang sempit atau terbatas. Hal ini dikarenakan
teknik budidayanya sangat mudah dan praktis, yaitu hanya dengan menyiapkan
bibit yang tepat dan unggul, media tanam, dan pot yang ukurannya sesuai
dengan jenis tanaman. 2. Apabila dibudidayakan dengan teknik tabulampot
hampir semua tanaman buah dapat tumbuh dan berkembang, namun tidak
semuanya dapat menghasilkan buah seperti tanaman buah yang tumbuh di alam
bebas.
2. Apabila ingin menghasilkan tabulampot yang cepat berbuah, maka sebaiknya
pilihlah bibit dari varietas yang unggul dan berasal dari penangkar bibit yang
terpercaya.
3. Pupuk yang digunakan pada teknik tabulampot tidak hanya pupuk kimia,
melainkan diperlukan juga pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos
agar tanah tidak menjadi keras dan kebutuhan unsur hara tanaman terpenuhi.
4. Budidaya tabulampot tanaman jambu air MDH sangat bagus untuk diterapkan
karena mudah dan efisien serta jambu air MDH sangat banyak peminat
dikalangan masyarakat sekarang karena rasa nya yang manis dan daging buah
yang tebal.
DAFTAR PUSTAKA

Afidah, Yusfi., dkk. Pengaruh Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap


Pertumbuhan Vegetatif Tabulampot Jambu Air MDH (Syzygium
Samarangense (Blume) Merr. & L.M. Perry)

Alamtani. 2014. Cara Mudah Membuat Tabulampot.


(http://alamtani.com/tabulampot.ht ml). [Tanggal Akses: 27 Oktober 2020].

Dianty, M. 2013. Teknik Praktis Agar Tabulampot Cepat Berbuah.


(http://mayadianty.blogdetik.com/2 013/04/19/teknik-praktis-agartabulampot-
cepat-berbuah). [Tanggal Akses: 27 Oktober 2020].

Fauzi, H.D. 2013. Tabulampot: Hobi Mendatangkan Rejeki.


(http://www.scribd.com/doc/19246 8419/Tabulampot-HobiMendatangkan-
Rejeki). [Tanggal Akses: 27 Oktober 2020].

Ginting, Nina Maksimiliana. 2019. Tabulampot Teknik Budidaya Usahatani Jambu


Air Madu Deli Hijau. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Methodist Indonesia.

Pranadi, B. 2015. Petik Buah di Halaman Sempit, Bahkan di Dalam Rumah.


(http://cybex.pertanian.go.id/materilokalita/detail/11506/petik-buah-
dihalaman-sempit-bahkan-di-dalamrumah). [Tanggal Akses: 27 Oktober
2020].

Pujiastuti, Eny. Jambu air ekslusif. Depok: Trubus swadaya. 2015.

Rahmat, P. 2011. 21 Jenis Tabulampot Populer. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Trubus EXO. 2015. Jambu Air Ekslusif. Jakarta: PT. Trubus Swadaya.

Turang, A.C. 2015. Tanaman Budidaya dalam Pot (Tabulampot). Litbang Pertanian
Sulawesi Utara

Umu, S. 2012. Tanaman Buah dalam Pot. (http://rumahdanhijau.wordpress.co m


/2012/07/12/tanaman-buah-dalampot/. [Tanggal akses: 27 Oktober 2020].

Anda mungkin juga menyukai