Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
Memasuki era Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, khususnya mulai tahun
anggaran 1996/1997, pemerintah mencanangkan tanaman hortikultura sebagai komoditas
primadona pembangunan pertanian. Di antara jenis komoditas hortikultura yang
mendapat prioritas pengembangan adalah tanaman buah-buahan.
Budi daya tanaman buah-buahan di Indonesia umumnya masih dalam bentuk kultur
pekarangan. Pada waktu yang akan datang pengembangan buah-buahan komersial
diharapkan mengarah dalam bentuk kultur perkebunan. Di samping itu, pengembangan
pola usaha tani kecil unit desa, terutama pemanfaatan lahan pekarangan perlu
dioptimalkan.
Intensifikasi pertanian pada lahan sempit dapat dijadikan alternatif untuk memotivasi
masyarakat gemar menanam tanaman buah. Perilaku tersebut, selain berguna bagi upaya
pelestarian berbagai jenis tanaman buah-buahan, pada gilirannya merupakan sarana untuk
membudayakan gemar makan buah. Jenis buah potensial yang belum dibudidayakan
dapat dikaji potensi ekonominya melalui program intensifikasi di lahan-lahan sempit.
Salah satu jenis tanaman buah yang memiliki potensi ekonomi tinggi adalah kedondong.
Dewasa ini, orang masih jarang menanam kedondong secara khusus dan intensif karena
belum mengetahui potensi dan kegunaannya secara luas.
Sejak tahun 1966 di daerah Rembang telah dikoleksikan jenis kedondong
karimunjawa. Karakteristik kedondong karimunjawa adalah buah berukuran besar dengan
bobot per buah mencapai 0,9 kg 1,0 kg. Buah kedondong karimunjawa kini sudah
diperdagangkan di pasar-pasar swalayan di kota besar, seperti Jakarta, dengan harga jual
cukup mahal, yakni sekitar Rp 3.000,00/kg. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat
dan Dinas Pertanian di Rembang dan Jepara menaruh perhatian besar terhadap pelestari-
an dan pengembangan tanaman kedondong karimunjawa. Jenis kedondong-lain yang
mempunyai potensi ekonomi cukup tinggi adalah kedondong
bangkok. Pada pameran dan lomba tanaman langka tahun 1987, diperkenalkan
kedondong bangkok yang ditanam dalam pot. Kelebihan kedondong bangkok antara lain
adalah berbuah lebat, umur mulai berbuahnya pendek (genjah), dan bentuk tajuk tanaman
relatif pendek sehingga amat cocok dijadikan bahan membuat tanaman buah dalam pot
(tabulampot).
Budaya menanam tabulampot sebenarnya telah dikenal dan dipraktek-kan masyarakat
di kota-kota besar sejak tahun 1980-an, bahkan dalam perkembangan terakhir mulai
memasyarakat di pedesaan. Pengembangan budi daya tabulampot tidak hanya diarahkan
untuk sarana penyalur hobi, tetapi mulai dikelola dalam skala bisnis. Prospek cerah bisnis
tabulampot menuntut kejelian pemilihan jenis tanaman buah yang diminta konsumen.
Beberapa produsen tabulampot, di antaranya di Taman Meruya Ilir Kebon Jeruk, Jakarta
Barat, kadang-kadang harus mendatangkan tabulampot jenis tertentu dari luar negeri.
Beberapa jenis, misalnya jeruk didatangkan dari RRC dan mangga bangkok didatangkan
dari Thailand.
Indonesia mempunyai berpeluang besar mengembangkan budi daya tanaman -buah
dalam pot, karena memiliki aneka jenis buah-buahan. yang varietasnya yang bervariasi.
Jenis tanaman buah yang ada di Indonesia terus bertambah dengan adanya usaha
eksplorasi, pemuliaan tanaman, serta mendatangkan dari luar negeri (introduksi). Salah
satu jenis buah introduksi yang mulai memasyarakat adalah kedondong bangkok.
BAB II
MENGENAL TANAMAN KEDONDONG
A. DAERAH ASAL DAN PENYEBARAN
Kedondong bukan tanaman asli. Indonesia, melainkan diintroduksikan oleh kaum
pendatang. Para pedagang Portugis dan Spanyol yang datang ke Indonesia pada masa
lampau berjasa dalam memperkenalkan jenis-jenis tanaman yang mendatangkan
keuntungan ekonomi. Dalam perkembangan selanjutnya, orang-orang Eropa khususnya
Belanda, berjasa pula mengembangkan aneka jenis tanaman pertanian di Indonesia.
Menurut literatur tanaman kedondong berasal dari benua Amerika, tepatnya di kawasan
Amerika Tengah. Belum ditemukan data terinci dan pasti tentang sejarah penyebaran
tanaman kedondong dari daerah asalnya, Amerika Tengah, ke berbagai negara di dunia.
Para ahli tanaman menemukan plasma nutfah kedondong di Filipina, Tahiti, Sri Lanka,
Afrika, Thailand, dan juga di Indonesia.
Beberapa spesies kedondong ditemukan tumbuh di berbagai daerah di Indonesia.
Kedondong karimunjawa masih terkonsentrasi di daerah Rembang dan Jepara, sementara
kedondong liar terdapat di Ujung Kulon (Jawa Barat), Jawa Timur, Sulawesi, Ternate,
dan Irian Jaya. Kedondong bangkok yang ditanam para kolektor tanaman berasal dari
Thailand. Kedondong biasa yang buahnya berukuran kecil dan enak dimakan sudah
ditanam di berbagai wilayah, namun hanya dijadikan tanaman pengisi lahan kosong atau
batas kebun.
B. MORFOLOGI DAN JENIS
Secara alami tanaman kedondong tumbuh menahun di habitat aslinya. Sebagai
tanaman berbiji keping dua (dicotyledonae), kedondong memiliki akar tunggang dan
sistem perakaran yang cukup dalam, menyebar ke semua arah sehingga memperkokoh
pertumbuhan tanaman di atas permukaan tanah. -
Batang tanaman kedondong berkayu dan dapat mencapai ketinggian
30 m 40 m atau lebih tanpa perlakuan pemangkasan. Sistem percabang-annya
melebar, tidak begitu rapat, agak lentur, dengan ranting-ranting yang mudah patah
(regas).
Daun kedondong berbentuk bundar memanjang, berwarna hijau mengilap, dan sedikit
meruncing pada bagian ujung. Daun tersusun dalam tangkai agak panjang, tumbuh saling
berhadapan (daun majemuk), dan menyirip ganjil (imparipinnatus).
Rangkaian bunga umumnya tumbuh dari ujung tanaman dan tiap tangkai bunga
terdiri dari banyak kuntum bunga. Buah yang terbentuk dari hasil penyerbukan tumbuh
menggantung dengan tangkai agak panjang, dan terpusat pada satu tangkai buah mirip
dompolan buah. Bentuk buah kedondong bervariasi antara bulat, bulat telur, sampai bulat
memanjang dengan ukuran buah kecil sampai besar.
Kulit buah kedondong yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau tua agak
mengilap; setelah buah tua (matang) berubah menjadi hijau kekuning-kuningan atau
kuning cerah. Daging buah relatif tebal, berwarna putih atau putih kehijau-hijauan,
berstruktur agak keras, berserat halus sampai kasar, dan rasanya manis sampai masam.
Pada bagian dalam buah
Gambar 1. Bentuk dan struktur buah kedondong. Foto: RR
terdapat biji berbentuk bulat yang dipenuhi duri-duri. Biji ini dapat digunakan sebagai
bahan perbanyakan tanaman secara generatif. Dalam tiap buah hanya terdapat satu biji.
Tanaman kedondong termasuk suku Spondiadeae, namun ada yang menduga famili
Anacardiaceae atau masih kerabat dekat tanaman mangga. Meskipun demikian, famili
Anacardiaceae ini memiliki beberapa tribe, antara lain tribe Spondiadeae. Tribe
Spondiadeae memiliki 6 genus, ya-itu genus Selonocarpus, Choerospondias,
Haplospondias, Allospondias, Spondias, dan Evia. Dua genus yang disebut paling akhir
memiliki ragam spesies yang dikenal dengan nama kedondong.
Jenis kedondong yang tumbuh di dunia pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi
dua macam, yakni sebagai berikut.
1. Kedondong liar atau kedondong hutan (Spondias pinnata L.f.) Kurz. Kedondong hutan
memiliki banyak spesies, antara lain: S. mombin, S. acida, S. malayana, dan S.
novoguineensis yang tumbuh liar di beberapa negara tropis.
2. Kedondong budi daya (S. dulcis Soland ex Park sinonim dengan S. cytherea Sonn. atau
Evia dulcis). Di Indonesia kedondong budi daya dikenal sebagai kedondong biasa.
Berdasarkan ukuran buahnya, kedondong biasa (S. dulcis) memiliki beberapa variasi
spesies, antara lain sebagai berikut.
1. Kedondong yang berbuah kecil-kecil dengan berat per buah 25 gr, misalnya kedondong
bangkok.
2. Kedondong yang berbuah agak besar dengan berat per buah antara 50 gr 200 gr.
3. Kedondong yang berbuah besar dengan berat per buah antara 900 gr 1.000 gr, misalnya
kedondong karimunjawa.
C. LINGKUNGAN TUMBUH
Tanaman kedondong umumnya tumbuh baik di lingkungan beriklim panas (tropis).
Di Indonesia tanaman kedondong cocok ditanam di dataran rendah sampai ketinggian
500 meter di atas permukaan laut (dpl.). Kondisi iklim yang dikehendaki tanaman
kedondong adalah iklim kering, namun tanggap terhadap iklim agak basah sampai basah.
Tanaman kedondong tumbuh subur pada daerah yang bersuhu 22 C 32 C,
kelembapan udara antara 60% 80%, dan cukup mendapat sinar matahari.
Berdasarkan kondisi lingkungan tumbuh di beberapa daerah, tanaman kedondong
memiliki daya adaptasi yang cukup luas, dan toleran terhadap berbagai jenis tanah. Untuk
mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal, tanaman kedondong ditanam pada
tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya
baik, serta memiliki pH 5,5 6,5.

Kulit buah kedondong dapat diolah lebih lanjut menjadi makanan yang
lezat dan menyegarkan, antara lain jelly.

Potensi lain untuk meningkatkan kegunaan tanaman kedondong dijadikan


tabulampot. Nilai seni (estetika) tanaman kedondong dari habitus tanaman yang pendek
(dwarfing) melalui perlakuan pembentukan pohon, daun-daun rimbun berwarna hijau
mengilap, dan berpadu dengan buah lebat yang bergelantungan secara berdompolan.
D. KEGUNAAN
Tanaman kedondong memiliki arti cukup penting bagi tatanan kehidupan manusia
dan lingkungan. Bagian utama tanaman yang dikonsumsi adalah buah.
Pendayagunaan buah kedondong selain dikonsumsi segar, juga dapat diolah lebih
lanjut, antara lain dibuat manisan, rujakan, dan asinan. Rasa buah kedondong enak dan
menyegarkan, serta mengandung gizi (nutrisi) cukup tinggi dan lengkap, seperti disajikan
pada tabel 1.
TabeI. Kandungan gizi buah kedondong masak tiap 100 gram bahan segar
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1981).
E. KEDONDONG BANGKOK SEBAGAI TABULAMPOT
Kedondong bangkok memiliki beberapa sifat yang cocok dan menguntungkan
sebagai tabulampot. Kriteria persyaratan tabulampot antara lain: mudah atau dapat di-
buahkan dalam media atau tempat yang terbatas, bentuk tanaman bagus (indah), dan
memiliki daya adaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh.
Karakteristik kedondong bangkok yang dikoleksikan oleh para hobiis tabulampot
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Umur mulai berbuah pendek (genjah). Tanaman kedondong bangkok asal biji dapat mulai
berbuah pada umur 3 bulan.
2. Habitus tanaman kedondong bangkok termasuk pendek (dwarfing). Tanaman yang ber-
umur 4 tahun tingginya hanya sekitar 4 m.
3. Produktivitas buah tinggi (amat lebat), namun berukuran kecil-kecil.
4. Daya adaptasi terhadap lingkungan tumbuh cukup luas, yakni dapat tumbuh dan berbuah
di dataran rendah sampai dataran menengah (medium).
5. Daging buah cukup tebal, rasanya enak dan manis, serta cocok dibuat manisan atau
asinan.
Gambar 2. Tanaman kedondong bangkok yang masih muda dan berbatang pendek,
namun sudah berbuah. Foto: RR.
17

Kedondong bangkok termasuk tanaman yang mudah dibuahkan dalam pot, meskipun
dipraktekkan oleh para hobiis tabulampot pemula. Pengembangan di daya kedondong
bangkok sebagai tabulampot tidak hanya dengan penerapan kultur teknik biasa
(konvensional), namun dapat ditanarn secara modern secara hidroponik.
BAB III
BUDI DAYA KEDONDONG BANGKOK

DALAM POT
A. PENYIAPAN BIBIT
Tanaman kedondong bangkok dapat diperbanyak secara generatif dengan biji
maupun secara vegetatif berupa okulasi, cangkok, dan stek. Sekalipun bibit kedondong
bangkok berasal dari biji, namun mulai berbuah pada umur relatif genjah, perakarannya
kuat, dan pertumbuhan tanaman kokoh.
Tata laksana penyiapan bibit kedondong bangkok adalah sebagai berikut.
1. Bibit Asal Biji
Tahap-tahap penyiapan bibit kedondong Bangkok asal biji meliputi kegiatan pokok
sebagai berikut.
a. Pemilihan buah
Pilihlah buah kedondong bangkok yang matang (masak) di pohon, berkulit kekuning-
kuningan, sehat, bentuknya normal, dan struktur daging buahnya empuk.
b. Pengambilan biji
1) Masukkan buah kedondong bangkok yang telah matang ke dalam kantong plastik,
kemudian tutup rapat-rapat. Biarkan selama 7 hari sampai 10 hari hingga daging buahnya
lembek atau hancur.
2) Pisahkan kulit dan daging buah dari biji.
3) Cuci biji kedondong bangkok dengan air bersih, kemudian segera tiriskan.
c. Pengeringan biji
Keringkan biji kedondong bangkok di bawah sinar matahari (dijemur) selama 2 hari
sampai 3 hari, hingga kadar air dalam biji sekitar 12% 14%.
d. Pembuatan pesemaian
1) Siapkan alat dan bahan berupa: bak pesemaian, polybag, media terdiri dari tanah, pupuk
kandang, dan pasir (1 : 1 : 1).
2) Isi wadah atau bak pesemaian dengan media pasir hingga cukup penuh.
e. Penyemaian biji
1) Kecambahkan biji kedondong bangkok dalam bak pesemaian sedalam 1 cm 11/2 cm,
dengan jarak antar biji 3 cm x 3 cm. Bila disemai dalam polybag cukup 1 biji per
polybag.
2) Siram media pesemaian dengan air bersih hingga cukup basah (lembap).
3) Tutup bak pengecambahan dengan lembaran plastik bening.
4) Biarkan biji kedondong bangkok berkecambah selama 7 hari sampai 15 hari.
f. Pendederan
1) Isi polybag dengan media campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1 : 1 : 1) hingga
cukup penuh.
2) Pindahkan (deder) biji kedondong bangkok yang sudah berkecambah ke dalam polybag.
Tiap polybag ditanami satu bakal bibit.
3) Siram media dalam polybag dengan air bersih hingga cukup basah.
4) Simpan polybag berisi bakal bibit kedondong bangkok di tempat yang rata dalam
keadaan teduh atau ternaungi.
g. Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan bibit ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut.
1) Penyiraman secara kontinu 1 kali sampai 2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca dan
media.
2) Pemberian pupuk tambahan berupa pupuk daun yang banyak mengandung unsur
Nitrogen untuk merangsang pertumbuhan vegetatif,

Gambar 3. Bibit kedondong Bangkok asal biji dalam polybag. Foto: RR


Gambar 4. Pada umur dini kedondong bangkok sudah berbuah. Foto: RR.
seperti Super Jos Green, Bayfolan, atau pupuk lainnya, dengan cara disemprotkan pada
seluruh bagian tanaman.
3) Penyemprotan pestisida berkonsentrasi rendah (30% 50% dari dosis anjuran) bila
ditemukan serangan hama dan penyakit yang cukup serius.
4) Pemindahan bibit kedondong bangkok dari polybag lama ke poly-bag baru yang
berukuran lebih besar. Pindah tanam ini biasanya dilakukan pada waktu bibit berumur 5
minggu sampai 6 minggu atau tinggi tanaman minimal 10 cm.
5) Pelihara bibit selama 3 bulan sampai 4 bulan. Bibit berumur 3 bulan sampai 4 bulan atau
lebih sudah saatnya dipindahtanamkan ke dalam pot permanen sebagai tabulampot.
2. Bibit Okulasi
Tata laksana penyiapan bibit kedondong bangkok asal okulasi meliputi tahap-tahap
sebagai berikut.
a. Penyiapan batang bawah
1) Pemilihan buah dan biji
a) Pilih buah kedondong yang matang di pohon, keadaannya normal dan sehat.
b) Masukkan buah kedondong dalam kantong plastik atau wadah tertutup rapat. Biarkan
selama 7 hari sampai 10 hari hingga kulit dan daging buahnya hancur.
c) Ambil biji kedondong yang sudah terlepas dari kulit dan daging buahnya satu per satu.
d) Cuci biji kedondong dengan air bersih, lalu tiriskan.
e) Keringkan (jemur) biji selama 2 hari sampai 3 hari hingga kadar air biji hanya berkisar
12% 14%.
2) Pembuatan pesemaian dan semai biji
a) Siapkan tempat atau bak untuk pengecambahan biji.
b) Isikan media pengecambahan berupa pasir bersih ke dalam bak.
c) Kecambahkan biji kedondong sedalam 1 cm 1 1/2 cm dengan jarak antar-biji 3 cm x 3
cm.
d) Tutup permukaan bak pengecambahan biji dengan lembaran plastik bening selama 7 hari
sampai 15 hari, hingga biji berkecambah.
3) Pendederan kecambah
a) Siapkan polybag berukuran 1 kg 2 kg, kemudian beri lubang di bagian dasarnya.
b) Isi polybag dengan media campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1 : 1 : 1) hingga
cukup penuh.
c) Pindahkan (dederkan) kecambah dari bak pengecambahan ke dalam polybag satu per satu
secara hati-hati.
d) Siram media dalam polybag yang berisi bakal bibit (kecambah) dengan air hingga cukup
basah (lembap).
e) Simpan dan atur polybag di tempat yang teduh atau diberi naungan.
f) Pelihara bibit secara intensif, meliputi kegiatan penyiraman, pengendalian hama dan
penyakit, pemberian pupuk susulan atau pupuk daun, dan pemindahan bibit ke dalam
polybag yang berukuran relatif besar hingga bibit berumur 4 bulan sampai 6 bulan atau
lebih.
b. Pengokulasian
1) Penyiapan alat dan bahan
Siapkan alat dan bahan terdiri dari: pisau okulasi, tali rafia atau lembaran plastik, bibit
batang bawah berumur 6 bulan, cabang entres kedondong bangkok, dan sarana penunjang
lainnya.
2) Tata cara pengokulasian
a) Sayat (kerat) batang bawah pada ketinggian 10 cm-20 cm dari permukaan tanah atau
pangkal batang, dengan ukuran sayatan ke bawah 3 cm dan arah mendatar (vertikal) 1/2
cm 1 cm.
b) Tarik hasil sayatan hingga menyerupai lidah, lalu potong setengah bagian lidah tersebut.
Lekatkan kembali potongan lidah tadi ke tempat semula agar tidak cepat mengering.
c) Sayat (kerat) mata tunas pada cabang entres bersama sebagian kayunya, lalu lepaskan
kayu secara pelan-pelan. Ukuran sayatan mata entres harus sama dengan ukuran sayatan
pada batang bawah.
d) Lekatkan (tempelkan) mata entres pada bidang sayatan batang bawah hingga pas benar.
e) Ikat (balut) hasil tempelan dengan lembaran plastik atau tali rafia, mulai dari bawah dan
berakhir di bawah pula.
c. Pemeliharaan bibit okulasi
1) Membuka pembalut
Periksa hasil okulasi pada umur 10 hari sampai 15 hari setelah penempelan dengan cara
membuka pembalutnya. Bila mata tempel berwarna hijau dan tampak segar, berarti
penempelan (pengoku-lasian) berhasil. Sebaliknya, warna cokelat dan kering pada mata
tunas pertanda okulasi tersebut gagal.
2) Pemotongan ujung tanaman batang bawah
Potong ujung batang bawah tepat di atas bidang tempelan (okulasi) secara bertahap,
yakni mula-mula setengah bagian, lalu setelah mata tunas tumbuh sepanjang 5 cm
pemotongan dilakukan seluruhnya.
3) Pemupukan
Lakukan pemupukan dengan NPK atau TSP sebanyak 4 gr-5 gr (1
sendok makan) per polybag.
4) Penyiraman
Siram media dalam polybag berisi bibit kedondong hasil okulasi
secara kontinu.
Perbanyakan tanaman kedondong bangkok secara vegetatif lainnya adalah dengan
teknik cangkok dan stek cabang. Tata laksana perbanyakan dengan cara cangkok dan stek
cabang pada kedondong bangkok prinsipnya sama seperti pada tanaman buah-buahan
lainnya. Tingkat keberhasilan cara cangkok dan stek cabang pada kedondong relatif
rendah bila dibandingkan dengan cara semai biji dan okulasi.
B. PENYIAPAN TEMPAT TANAM
Tempat tanam untuk tabulampot adalah pot, baik pot yang terbuat dari tanah, plastik,
semen, maupun porselen. Di samping pot, tempat tanam dapat berupa drum atau wadah
bekas lainnya.
Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan tempat tanam adalah
1. ukuran tempat tanam (pot atau drum) harus sesuai dan serasi dengan ukuran tanaman
kedondong bangkok;
2. dapat merembeskan dan menampung air secukupnya;
3. bagian bawah (dasar) pot sebaiknya berkaki atau pot tersebut ditopang oleh batako atau
balok kayu.
Pot yang terbuat dari tanah liat memiliki sifat cukup baik, yaitu dindingnya porous,
dapat membuang kelebihan air, dan menjaga kestabilan temperatur media. Kelemahannya
adalah cepat berlumut dan mudah rusak.
Pot yang terbuat dari plastik, semen, metal ataupun kaleng biasanya cukup kuat dan
tahan lama. Kelemahan pot demikian antara lain tidak dapat melewatkan air dari dinding
pot dan temperatur media relatif tidak stabil. Untuk mengurangi kelemahan tersebut dapat
disiasati dengan cara membuat lubang cukup besar di bagian dasar pot.
C. PENYIAPAN MEDIA
Media tabulampot terdiri atas dua macam bahan, yaitu bahan anorganis dan organis.
Bahan anorganis dapat berupa tanah dan pasir. Selain tanah subur, biasanya diperlukan
pula tanah liat. Dalam proporsi tertentu tanah liat diperlukan untuk pertukaran dan
kapasitas penahan kation-kation. Struktur pasir yang mempunyai partikel-partikel besar
berfungsi menekan keaktifan sifat kimia tanah serta menjamin peredaran udara dan air
dalam media. Hal yang penting diperhatikan dalam pemakaian pasir adalah kebersihan
pasir, bebas dari debu dan kapur.
Bahan organis dapat berupa humus, kompos, maupun pupuk kandang. Bahan organis
berguna untuk menjaga kelembapan media agar tetap optimal bagi pertumbuhan akar
tanaman, sekaligus berfungsi sebagai penyangga kation.
Bahan dan komposisi media tanam kedondong bangkok dalam pot dapat memilih
alternatif sebagai berikut.
1 Campuran tanah subur, pasir, dan pupuk kandang (1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1).
2. Campuran tanah liat, pasir, dan humus atau kompos (1 : 1 : 1).
3. Campuran tanah subur dengan pupuk organik Super TW plus (5 : 1).
4. Campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam (2 : 1 : 1).
5. Campuran tanah, pupuk kandang, dan serbuk gergaji (2 : 1 : 1).
Sebelum media diisikan ke dalam pot, sebaiknya dicampur dengan bahan-bahan lain,
seperti Furadan atau Indofuran dan pupuk NPK atau campuran Urea, TSP, dan KC1.
Fungsi Furadan atau Indofuran adalah untuk mengendalikan hama-hama dalam tanah.
Setiap takaran 3 ember media (volume 10 It air) memerlukan Furadan atau Indofuradan
75 gr 100 gr, dan NPK (15 15 15) sebanyak 100 gr 150 gr atau campuran
pupuk Urea 150 gr + TSP 150 gr + KCl 160 gr.
Penggunaan pupuk kandang yang belum matang dapat berpengaruh kurang baik
terhadap tabulampot, antara lain menyebabkan pembusukan akar ataupun pangkal batang
tanaman. Oleh karena itu, pupuk kandang untuk tabulampot hams benar-benar sudah
matang (jadi). Pupuk kandang yang masih mentah dapat dipercepat proses
pematangannya dengan memberikan pupuk organik atau Bio Natural Nutrient (BNN)
berupa Harmony-BS, yang berfungsi menguraikan selulosa, menambah kesuburan tanah
atau media, dan menekan jasad hidup penyebab penyakit (bakteri, jamur, nematoda)
dalam tanah. Dosis penggunaan pupuk organik Harmony-BS adalah 1 cc/It sampai 1'
cc/It air yang diberikan dengan cara disiramkan atau dikocorkan pada pupuk kandang
sambil diaduk-aduk hingga merata. Tiap 3 hari sampai 7 hari sekali selama 2 minggu
pupuk kandang yang masih mentah sebaiknya dibolak-balik agar cepat matang.
D. PENGISIAN MEDIA KE DALAM POT
Tahap-tahap pengisian media ke dalam pot adalah sebagai berikut. 1. Penyiapan alat
dan bahan
Siapkan alat dan bahan yang terdiri dari: pot, drum, atau wadah lain; campuran media
yang sesuai, pecahan bata merah atau genting, serta serasah (moss) ataupun ijuk.
2. Tata cara pengisian media ke dalam pot
a. Periksa bagian dasar pot, hendaknya sudah terdapat lubang pembuangan air.
b. Masukkan selapis pecahan bata merah atau genting hingga mencapai maksimal sepertiga
bagian pot.
c. Masukkan selapis serasah (moss) ataupun ijuk di atas lapisan pecahan bata merah.
d. Isikan media ke dalam pot hingga cukup penuh atau sekitar 1 cm di bawah bibir pot.
Pot yang sudah diisi media dapat langsung ditanami bibit kedondong bangkok atau
ditangguhkan beberapa hari, tergantung kesiapan tanam. Sebelum tanam sebaiknya bibit
kedondong bangkok telah diadaptasikan di lingkungan setempat minimal selama satu
bulan.
E. PENANAMAN
Waktu tanam kedondong bangkok dalam pot yang paling baik adalah pada awal
musim hujan. Meskipun demikian, penanaman dapat dilakukan setiap waktu asalkan
ketersediaan airnya memadai untuk penyiraman.
Untuk menghindari risiko kematian tanaman, sebaiknya penanaman dilakukan pagi
atau sore hari. Bibit kedondong bangkok yang akan ditanam dalam pot dipilih yang
berumur minimal 6 bulan agar cepat berbunga atau berbuah.
Tata laksana penanaman bibit kedondong bangkok dalam pot adalah sebagai berikut.
1. Siram media dalam polybag yang berisi bibit kedondong dengan air bersih hingga cukup
basah.
2. Keluarkan bibit kedondong bangkok bersama dengan tanah dan akarnya

secara hati-hati.
3. Buang sebagian akar, ranting, atau daun yang tidak berguna untuk mengurangi
penguapan.
Gambar 5. Penanaman kedondong bangkok Gambar 6. Kedondong bangkok dit;nsun
dalam drum. Foto: RR dalam pot semen. bolD: ttI
4. Ambil sebagian media dari dalam pot untuk memudahkan penanaman bibit kedondong
bangkok.
5. Tanamkan bibit kedondong bangkok tepat di tengah-tengah pot secara tegak.
6. Timbun kembali pot dengan media hingga penuh sambil memadatkannya dekat pangkal
batang.
7. Siram media dalam pot dengan air bersih hingga cukup basah.
8. Simpan pot di tempat yang teduh selama beberapa waktu agar tunas baru cepat tumbuh.
Tabulampot yang sudah tumbuh subur dapat segera dipajang di tempat terbuka.
Pengaturan tata letak pot sebaiknya berjajar atau berbaris dengan jarak antar pot 4 m x 4
m atau minimal 2 m x 2 m.
E. PEMELIHARAAN TABULAMPOT
Pemeliharaan tanaman kedondong bangkok yang ditanam dalam pot meliputi
kegiatan pokok sebagai berikut.
1. Penyiraman (Pengairan)
Media dalam pot cepat mengeras dan kering, sehingga kegiatan penyiraman
(pengairan) perlu dilakukan secara kontinu 1 kali sampai 2 kali sehari, terutama pada
musim kemarau. Hal yang penting diperhatikan dalam penyiraman adalah media jangan
terlalu becek (menggenang), karena tanaman akan layu akibat terlalu jenuh air. Gejala
layu dapat pula terjadi bila tanaman kekurangan air atau medianya kering.
Waktu penyiraman (pengairan) yang paling baik adalah pagi atau sore hari, yakni
saat temperatur udara tidak terlalu tinggi dan penyinaran matahari tidak terik.
Cara penyiraman (pengairan) dengan menggunakan emrat atau slang air. Air yang
digunakan sebaiknya air bersih dari sumur atau kolam. Bila terpaksa menggunakan air
ledeng harus diendapkan dulu dalam suatu tempat selama minimal 24 jam untuk
mengurangi kandungan kaporit.
2. Pemupukan
Pemupukan tanaman kedondong bangkok yang ditanam dalam pot harus dilakukan
kontinu. Belum ada pedoman khusus yang baku mengenai dosis pemupukan tanaman
kedondong dalam pot.
Alternatif dalam tata laksana pemupukan tanaman kedondong bangkok adalah
menyesuaikan dengan umur atau fase pertumbuhan tanaman. Jenis pupuk yang dapat
digunakan antara lain Urea, ZA, KC1, NPK (15 15 15 atau 16 16 16), dan
NPK Tablet Pamafert yang mengandung unsur hara N, P2O5, K2O, CaO, MgO + mikro.
Tahap-tahap dan tata laksana pemupukan tanaman kedondong bangkok dalam pot
adalah sebagai berikut.
a. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
1) Jenis dan dosis pupuk yang dapat digunakan adalah: pupuk NPK (15 15 15 atau 16
16 16) sebanyak 25 gr/pot 50 gr/pot, atau campuran Urea, TSP, KC1 (2 : 1 : 1)
antara 100 gr/pot sampai 200 gr/pot, atau NPK Tablet Pamafert komposisi (20 12
10 2 1 + mikro) sebanyak 1 tablet sampai 2 tablet (16 gr 32 gr) per pot.
2) Pemupukan dimulai pada umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang dengan interval
1 bulan sampai 3 bulan sekali.
3) Cara pemberian pupuk dengan disebar atau dibenamkan di sekeliling bidang pot sedalam
10 cm 15 cm, kemudian ditimbun dengan media, dan segera disiram dengan air bersih.
b. Tanaman Sudah Menghasilkan (TSM)
1) Jenis dan dosis pupuk yang dapat digunakan adalah campuran Urea, TSP, KC1 (1 : 1 : 2
atau 1 : 2 : 2) sebanyak 50 gr/pot sampai 100 gr/ pot untuk sekali pemupukan, atau
berupa pupuk NPK Tablet Pamafert (14 11 23 4 2 + mikro) sebanyak 3
tablet/pot sampai 4 tablet/pot sekali pemupukan. Dalam setahun perlu dipupuk 2 kali
sampai 3 kali, yaitu pada waktu sebelum berbunga, setelah terbentuk pentil buah, dan
seusai panen buah.
2) Cara pemberian pupuk dengan dibenamkan di sekeliling bidang pot atau tajuk tanaman
atau pupuk dilarutkan dalam air, kemudian disiramkan pada media dalam pot. Seusai
pemupukan sebaiknya media dalam pot disiram dengan air bersih.
Pemberian pupuk fosfat yang berkadar tinggi dapat merangsang pembungaan dan
pembuahan kedondong, misalnya menggunakan pupuk TSP atau SP-36 dalam jumlah
banyak atau 2 kali dosis biasa. Untuk menambaH kesuburan, pertumbuhan, dan kualitas
hasil dapat disemprot dengan pupuk
daun. Pada fase pertumbuhan vegetatif dapat digunakan pupuk daun, seperti Super Jos
Green yang mengandung unsur N, P2O5, K2O, CaO + mikro (2215-7-1 + mikro),
sedangkan untuk fase reproduktif dengan pupuk daun Super Jos Red (12-24-12-1,5 +
mikro) atau Super Jos Blue (10-12-22-2 + mikro). Cara pemberian pupuk daun tersebut
amat praktis, yakni 1 tablet seberat 12 gr dilarutkan dalam 6 It air, kemudian
disemprotkan pada seluruh bagian tanaman.
3. Mengatur Pembungaan dan Pembuahan
Pembungaan dan pembuahan kedondong dapat disiasati dengan teknik perangsangan
atau perlakuan tertentu, misalnya dengan teknik pengeringan media selama beberapa
waktu, atau pemberian pupuk dengan kandungan fosfat dan protein tinggi.
Teknik pengeringan media selama beberapa waktu dilakukan dengan cara sebagai
berikut. Mula-mula tanaman kedondong dalam pot tidak disiram hingga tampak sedikit
gejala layu, lalu disiram air bersih sedikit demi
Gambar 7. Kedondong bangkok dalam drum Gambar 8. Kedondong bangkok dalam
drum
pada umur dini mulai berbuah. Foto: RR sedang berbunga dan berbuah. Foto: RR
sedikit. Pengaturan periode kering dan basah pada media ini dilakukan beberapa kali,
hingga akhirnya keluar kuncup atau tangkai bakal bunga. Demikian pula pemberian
pupuk berkandungan fosfat tinggi dapat merangsang fase reproduktif.
Khusus penambahan kandungan protein dalam media dapat dilakukan dengan
pemberian pupuk kandang yang matang secara kontinu, atau disiram dengan larutan
pupuk organik Amino AGE 1,2 cc/It sampai 2,0 cc/It air, atau larutan pembenah tanah
Agri SC 1 cc/It sampai 2 cc/It air sebanyak 500 cc/pot sampai 1.000 cc/pot.
Perlakuan pemangkasan pada waktu tertentu dapat merangsang pembungaan atau
pembuahan. Sebagian daun, ranting, atau cabang yang berlebihan dapat dipangkas ketika
pertumbuhan tanaman sedang prima.
4. Penggantian Media dan Pot
Tanaman kedondong bangkok yang ditanam dalam pot sewaktu-waktu harus diganti
media dan potnya dengan yang baru (repoting). Tidak ada aturan baku tentang waktu
penggantian pot dan media yang baru, namun dapat memperhatikan keadaan
pertumbuhan tanaman dan pot.
Penggantian media dan pot dianggap perlu bila ditemukan tanda-tanda sebagai
berikut.
a. Perakaran tanaman telah menyembul ke permukaan pot maupun keluar dari lubang di
dasar pot;
b. Pertumbuhan tanaman tampak merana (kerdil) dan tidak mau berbunga atau berbuah;
c. Wadah atau pot sudah rusak, berlumut, atau ukurannya tidak seimbang lagi dengan
ukuran tanaman;
Tata cara penggantian pot dan media yang baru (repoting) adalah sebagai berikut.
a. Penyiapan pot dan media
1) Siapkan pot atau wadah tanam yang berukuran lebih besar daripada pot lama.
2) Siapkan media baru berupa campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1 : 1 : 1) atau
jenis media pilihan lainnya.
b. Pengisian media ke dalam pot
1) Periksa bagian dasar pot hendaknya berlubang untuk pembuangan air (drainase).
2) Masukkan selapis pecahan bata merah atau genting di dasar pot.
3) Isikan selapis serasah atau moss di atas lapisan pecahan bata merah.
4) Isikan media baru ke dalam pot baru hingga mencapai setengah bagian pot.
c. Mengeluarkan tanaman dari pot lama
1) Siram media dalam pot lama hingga cukup basah.
2) Balikkan posisi pot sambil ditepuk-tepuk bagian dasarnya agar tanaman kedondong
bangkok beserta akar dan tanahnya keluar dari pot lama. Dapat pula dengan cara
langsung mencabut tanaman, asalkan akar dan tanah terbawa secara utuh.
d. Penanaman dalam pot baru
1) Potong sebagian akar yang berlebih untuk disisakan sepanjang 30 cm dari pangkal akar.
2) Tanamkan tanaman kedondong bangkok tepat di tengah-tengah pot yang baru.
3) Penuhi pot dengan media baru sambil memadatkannya dekat pangkal batang tanaman.
4) Siram media dengan air bersih hingga basah.
5) Potong sebagian dahan, ranting, dan daun yang berlebihan atau tidak berguna, sambil
merapikan bentuk tanaman.
6) Simpan tabulampot di tempat yang teduh dan lembap selama beberapa waktu hingga
segar kembali.
7) Pajang tabulampot yang sudah segar kembali pada tempat yang diinginkan.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama penting yang sering ditemukan menyerang tanaman kedondong antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Ulat Cricula (Cricula trifenestrata HeIf.). Ulat ini berwarna hitam dengan bintik putih dan
berbulu putih yang menyerang daun secara bergerombol. Serangannya dapat
menghabiskan daun hingga tanaman menjadi gundul. Ulat Cricula dapat dikendalikan
secara mekanik atau fisik, yaitu dikumpulkan untuk dimusnahkan. Pengendalian secara
kimiawi adalah dengan disemprot insektisida seperti Decis 2,5 EC atau Hostathion 40 EC
dengan konsentrasi yang dianjurkan.
b. Kumbang Podontia (Podontia affinis Grond.). Hama ini berkepompong dalam tanah.
Serangga betina dewasa meletakkan telur pada permukaan bawah daun dan setelah
menetas akan menyerang daun. Pengendalian hama kumbang dapat disemprot dengan
insektisida sistemik, seperti Tamaron 200 LC dengan konsentrasi yang dianjurkan.
c. Kutu daun (Aphid, Aphis sp.), terutama kutu putih dan kutu hitam. Kutu putih tubuhnya
berukuran kecil dan berwarna putih sampai kekuning-kuningan, ditutupi dengan bulu-
bulu halus, seperti kapas. Kutu hitam tubuhnya berwarna hitam atau kecokelat-cokelatan
dan kadang-kadang bersayap. Kedua jenis kutu ini hidup bergerombol pada permukaan
bawah daun, dan menyerang tanaman kedondong dengan menghisap cairan sd daun.
Serangan kutu daun menyebabkan tidak normalnya
Gambar 9. Serangan kutu putih menyebabkan pertumbuhan tanaman kedondong abnor-

mal dan kadang-kadang daun berguguran. Foto: RR


bentuk daun (mengecil) dan kadang-kadang daun berguguran sebelum waktunya.
Pengendalian hama kutu daun dapat dilakukan secara mekanik (fisik), yaitu memangkas
daun yang terserang berat untuk dimusnahkan dan secara kimiawi dengan disemprot
insektisida seperti Perfekthion 400 EC, Basudin 60 EC, Bayrusil 200 EC dengan
konsentrasi yang dianjurkan.
Jenis penyakit yang menyerang tanaman kedondong adalah busuk buah, namun
sampai saat ini belum diketahui organisme penyebabnya. Meskipun demikian, usaha
pengendalian terhadap kemungkinan serangan penyakit telah dilakukan dengan cara:
perbaikan drainase tanaman (media), perlakuan panen dan pascapanen secara hati-hati
agar buah tidak terinfeksi (rusak) dan merawat tanaman seintensif mungkin.
BAB IV
BUDI DAYA SECARA HIDROPONIK
A. PENGERTIAN DAN KEUNTUNGAN
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro = air, dan ponos = kerja. Secara
harfiah, hidroponik artinya kerja air. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian
hidroponik diartikan dengannutrikultur, artinya teknik bercocok tanam dengan
menitikberatkan pemenuhan unsur-unsur nutrisi (zat hara) esensial bagi tanaman. Istilah
lain hidroponik adalah kultur budi daya tanaman atau bercocok tanam tanpa tanah.
Teknik budi daya tanaman tanpa tanah mirip kultur hidroponik yang telah ada sejak
abad ke-15 yang dilakukan oleh suku Indian di Amerika Tengah. Lambat laun
perkembangan kultur hidroponik dipraktekkan di berbagai negara di dunia.
Perkembangan kultur hidroponik paling pesat terjadi di Jepang sejak tahun 1950-an. Pada
tahun 1980 budaya kultur hidroponik mulai masuk ke Indonesia. Dewasa ini, budi daya
dengan kultur hidroponik mulai diterapkan pada tanaman buah-buahan. Budi daya
tabulampot dengan kultur hidroponik pada skala hobi bertujuan untuk menikmati segi
keindahan (estetika), terutama pada saat berbuah.
Beberapa keuntungan budi daya tabulampot secara kultur hidroponik adalah:
1. tanaman dapat diusahakan terus-menerus, tidak tergantung musim;
2. dapat dipraktekkan pada tempat yang sempit atau lahan terbatas;
3. penggunaan pupuk amat sangkil (efisien), namun produktivitasnya tinggi;
4. media tanam yang digunakan relatif permanen;
5. menjamin kebersihan tanaman dan menekan serangan hama penyakit karena setiap hari
tanaman terkontrol.
B. HIDROPONIK KEDONDONG BANGKOK
Prinsip dasar budi daya kedondong bangkok dengan kultur hidroponik mirip dengan
kultur tabulampot, tetapi media dan unsur hara yang digunakan amat spesifik.
Tata laksana budi daya kedondong bangkok secara hidroponik adalah sebagai
berikut.
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas:
1) tempat tanam berupa pot biasa atau pot bertingkat yang ukurannya disesuaikan dengan
besar tanaman dan dilengkapi dengan wadah penampung air di bagian bawah (dasar) pot;
2) media tanam berupa pasir, zeolit, batu apung, perlit, spons, batu kali, dan lain-lain;
3) bibit kedondong bangkok dalam polybag yang siap dipindah-tanamkan dalam pot.
2. Tatacara Penanaman
a) Pembersihan (pencucian) media
Cuci media tanam yang terdiri atas campuran batu apung putih dan batu zeolit (1 : 1,5)
sampai bersih. Bila dianggap perlu media disteril-kan dengan cara dikukus.
b) Pengisian media ke dalam pot
1) Tutup lubang di dasar pot dengan kawat kasa nilon.
2) Masukkan media tanam ke dalam pot hingga mencapai sepertiga bagian pot.
c) Pengeluaran tanaman dari polybag
1) Keluarkan bibit tanaman kedondong bangkok dari polybag secara hati-hati, agar tidak
rusak akar-akarnya.
2) Masukkan bibit beserta akar dan tanahnya ke dalam air sambi I digoyang-goyang secara
perlahan-lahan sampai tanahnya terpisah.
Gambar 10. Keragaan penyiapan alat dan bahan, pengisian media, dan penanaman kultur
hidroponik. Foto: RR
3) Akar-akar yang rusak atau terlalu panjang dipotong untuk disisakan minimal 30 cm.
d) Penanaman bibit kedondong bangkok
1) Tanam bibit kedondong bangkok tepat di tengah-tengah pot.
2) Tambahkan media tanam hingga mencapai duapertiga pot.
e) Pemberian nutrisi (zat hara)
1) Masukkan pupuk lepas terkendali (slow release), misalnya Deka-star, Osmocot, atau
Dekaform sebanyak 10 butir/pot sampai 30 butir/pot, atau NPK Tablet Pamafert (20
12 10 2 1 + mikro) 1 tablet sampai 2 tablet (16 gr 32 gr) per pot atau pupuk
hidro-ponik (paket) yang sudah jadi dan dijual di toko-toko sarana produksi pertanian.
2) Tambahkan media tanam hingga memenuhi pot.
f) Pengerudungan tanaman
1) Kerudungi tanaman dengan plastik bening (transparan) selama 15 hari sampai 21 hari.
2) Simpan tanaman pot hidroponik di tempat yang teduh.
3) Letakkan wadah penampung larutan hara di dasar pot agar wadah tersebut dapat
merendam sepertiga bagian pot.
4) Biarkan tanaman dalam pot hidroponik tumbuh segar kembali.
3. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tabulampot kedondong bangkok kultur Ini hidro ponik meliputi kegiatan
pokok sebagai berikut.
a) Pajang tabulampot hidroponik di tempat terbuka dan mendapat sinar matahari pagi hari.
b) Lakukan pemupukan tabulampot hidroponik dengan larutan pupuk, misalnya campuran
Urea, TSP, dan KC1 atau NPK (15 15 15 atau 16 16 16) 1 sendok makan/10
It air tiap 2 hari sampai 5 hari sekali. Pemupukan berikutnya tergantung pada sisa air
dalam wadah di dasar pot.
c) Pangkas bagian tanaman yang tidak dikehendaki sambil membentuk tanaman dan
merangsang pembungaan.
Hasil karya kultur hidroponik diperoleh profil tanaman kedondong bangkok dalam
pot yang berbuah lebat dan berfungsi ganda sebagai hiasan. Buah-buahan yang sudah tua
(matang) dapat dipetik untuk konsumsi keluarga.
C. MEMBUAT FORMULASI PUPUK HIDROPONIK
Larutan pupuk (nutrisi) untuk tabulampot kultur hidroponik umumnya terdiri dari
campuran hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, B, Cu,
dan Mo) pada kepekatan (konsentrasi) tertentu. Kepekatan larutan nutrisi dinyatakan
dalam satuan part per million (ppm), artinya tiap satu ppm setara dengan satu miligram
bahan murni unsur yang dilarutkan dalam satu liter air.
Pembuatan larutan nutrisi untuk tiap jenis tanaman hidroponik, komposisi dan
konsentrasi unsur haranya, berbeda-beda. Hasil penelitian para pakar pertanian
menunjukkan bahwa unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman hidroponik dalam
bentuk larutan nutrisi terdiri dari 12 macam dengan konsentrasi bervariasi seperti
disajikan pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Macam unsur hara dan konsentrasi (kepekatan) dalam larutan nutrisi untuk tanaman
hidroponik.
Sumber: Sarwono, B (1995)
Pupuk untuk tanaman hias dan sayuran kultur hidroponik dapat dibuat dalam
berbagai formulasi, antara lain adalah formula Soedarsono (IPB), formula Benggala
(India), dan lain-lain.
1. Formula Soedarsono (IPB)
Komposisi unsur hara (garam mineral) dan takaran formula ini adalah
sebagai berikut.
a. Unsur makro:
Urea (natrium nitrat) 6 gr (18 gr)
TSP 9 gr
2K 5 gr

Garam Inggris (MgSO4) : 5 gr

Kapur (kalsium karbonat) : 7,5 gr


b. Unsur Mikro:
asam boraks (H3BO4) : 2,86 gr
seng sulfat (ZnSO4) : 0,22 gr
mangan sulfat (MnSO4) : 2,03 gr
terusi (Cu504) : 0,08 gr

asam molibdad (H2M0O4) : 0,02 gr


Fe-chelat : 7,50 gr
Unsur makro dan mikro dilarutkan dalam 10 It air.
Penggemar hidroponik tanaman buah-buahan dapat membuat sendiri formula uji coba
dengan pupuk buatan yang banyak dijual di pasar, antara lain sebagai berikut.
1. Pupuk NPK (15-15-15 atau 16-16-16) sebanyak 1 sendok makan dilarutkan dalam 10 It
air dan ditambah 1 tetes zat pengatur tumbuh (ZPT) Atonik.
2. Pupuk campuran urea, TSP dan KC1 (1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1) sebanyak 1 sendok makan
dilarutkan dalam 10 It air dan ditambah 1 sampai 2 tetes pupuk daun multimikro.
Penggunaan formula uji coba dengan berbagai dosis atau konsentrasi nutrisi, pada
akhirnya akan menemukan komposisi dan kepekatan yang paling tepat untuk setiap jenis
dan fase pertumbuhan tanaman buah-buahan, termasuk tabulampot kedondong bangkok
kultur hidroponik.
b. Unsur mikro (Trace elemen mikro):
seng sulfat 5 gr

magnesium sulfat : 15 gr

bubuk asam Boron : 13 gr


tembaga sulfat 5 gr
besi sulfat : 19 gr
Tiap 2 gr 3 gr formula dilarutkan dalam 1 It air.

Gambar 13. Manisan buah kedondong yang dikemas dalam kantong plastik Foto:
RR
3) Potong-potong daging buah kedondong sebesar jari telunjuk, biji-

nya dibuang.
4) Rendam daging buah kedondong dalam air garam yang telah diberi sedikit kapur sirih.
Lama perendaman sekitar 1 jam, lalu air di-
buang.
5) Tambahkan gula putih dan sedikit air matang ke dalam daging buah kedondong, lalu
biarkan selama 1 malam sampai 2 malam. Untuk menabah cita rasa dan meningkatkan
daya simpan tambahkan sedikit lombok giling dan 1/2 sendok teh natrium benzoat.
6) Masukkan manisan buah kedondong ke dalam stoples bersih yang
telah disterilkan.
7) Simpan atau nikmati manisan buah kedondong yang manis, masam,
menyegarkan.
2. Buah Dalam Sirop
Tata cara pembuatan buah kedondong dalam sirop adalah sebagai berikut.
a. Persiapan
Siapkan alat dan bahan terdiri dari: kompor, pisau stainless, sendok, panci, jam pot,
etiket, lap, buah kedondong, gula pasir, citroen zuur, dan natrium benzoat.
b. Proses pembuatan
1) Cuci buah kedondong sampai bersih.
2) Kupas kulit buah kedondong hingga tinggal bulatan daging buah.
3) Potong-potong daging buah berbentuk kubus atau persegi panjang atau bentuk lain sesuai
selera.
4) Masukkan daging buah kedondong ke dalam air mendidih selama 3 menit sampai 5 menit
(blanching).
5) Angkat dari perapian dan buah segera disusun atau dimasukkan ke dalam jam pot.
6) Buat air sirop dengan alternatif perbandingan bahan gula dan air adalah
a) 1 : 1 (pekat) c) 1 : 3 (encer)
b) 1 : 2 (sedang) d) 1 : 4 (encer sekali)
7) Masukkan sirop ke dalam botol jam, lalu tutup rapat dilapisi kertas selopan.
8) Kukus (pasteurisasi) botol jam berisi buah dalam sirop tadi selama 30 menit.
9) Angkat dan dinginkan botol jam, buah dalam sirop siap disimpan atau dihidangkan.
3. Jelly Kulit Buah Kedondong
Tata cara pembuatan jelly kulit buah kedondong adalah sebagai berikut. a. Persiapan
Siapkan alat dan bahan berupa: kompor, pisau stainless, panci, sendok, saringan kawat,
kulit buah kedondong, gula pasir, dan citroen zuur.
b. Proses pembuatan
1) Cuci kulit buah kedondong hingga bersih.
2) Timbang kulit buah kedondong sebanyak 1 kg, kemudian campur dengan 1/2 It 1 It
air, dan dibubuhi 3 gr 5 gr citroen zuur.
3) Didihkan (rebus) kulit buah kedondong selama 20 menit sampai 30 menit sampai lunak.
4) Saring hasil rebusan untuk diambil sarinya.
5) Tambahkan 250 gr gula pasir, 3 gr 5 gr citroen zuur pada setiap 1 It sari kulit buah
kedondong, kemudian aduk-aduk hingga merata.
6) Panaskan (masak) air sari kulit buah hingga kental.
7) Masukkan jelly ke dalam botol berpermukaan lebar.
8) Simpan atau hidangkan jelly kulit buah kedondong dengan roti tawar.

Anda mungkin juga menyukai