Anda di halaman 1dari 2

Kacang-kacangan adalah sebutan untuk biji yang berukuran relatif lebih besar dibandingkan

serealia dan digunakan untuk bahan pangan bagi manusia dan hewan ternak. Kacang-kacangan
umumnya didapatkan dari tanaman famili Fabaceae. Namun tanaman kacang-kacangan yang
dipanen muda seperti kapri, buncis, dan edamame tidak disebut sebagai kacang-kacangan dalam
definisi FAO.[1]

Kacang-kacangan mengandung sejumlah besar serat pangan dengan satu cangkir kacang yang
telah dimasak mengandung 9-13 gram serat.[2] Serat pangan yang terlarut dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol darah.[3] Kacang-kacangan juga mengandung protein, karbohidrat
kompleks, folat, dan besi.[2]

Kacang-kacangan merupakan salah satu jenis tanaman heliotropik; daun mereka akan menghadap
ke arah matahari di siang hari. Di malam hari, daun mereka tergulung.

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di
Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan
kacang tanah.

Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan
dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi
onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum
dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila
direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan
mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung
hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga
dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.

Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) atau kacang jogo (kacang buncis tipe tegak) berasal dari
Amerika. Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16.
Daerah pusat penyebaran adalah Inggris dan pengembangan dimulai sejak tahun 1594, ke negara-
negara Eropa dan Afrika hingga ke Indonesia. Pembudidayaan tanaman kacang merah di
Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman kacang merah
di Indonesia sekitar 3.200 Ha, tahun 1969-1970 seluas 20.000 Ha dan tahun 1991 mencapai
79.254 Ha dengan produksi 168.829 ton. Di Indonesia, daerah yang banyak ditanami kacang jogo
adalah Lembang (Bandung), Pacet (Cipanas), Kota Batu (Malang), dan Pulau Lombok (Astawan,
2011).

Kacang merah merupakan jenis kacang-kacangan yang banyak terdapat di pasar-pasar tradisional
sehingga mudah di dapat dan harganya relatif murah. Kacang merah sering dipergunakan untuk
beberapa masakan, seperti sup, rendang, dan juga kue-kue, kini bahkan umum digunakan untuk
makanan bayi mengingat kandungan nilai gizinya yang tinggi terutama sebagai sumber protein
dan fosfor (Fatimah et al., 2013). Kandungan nutrisi di dalam 100 gram kacang merah dapat
dilihat pada tabel berikut:

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota suku
Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di
Indonesia.[1] Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30
hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.[1]

Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea
subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang
masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.[1]

Di Indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una, suuk (Sd.), kacang jebrol, kacang bandung,
kacang tuban, kacang kole, serta kacang banggala. Dalam perdagangan internasional dikenal
sebagai bahasa Inggris: peanut, groundnut.

Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman jenis polong-polongan yang menjadi
bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.

Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai
utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di
luar Asia setelah 1910.

Protein kedelai merupakan salah satu sumber protein yang sangat baik dan bermutu tinggi. Protein
kedelai mengandung asam amino yang cukup tinggi dan lengkap terutama asam amino glutamat
yang merupakan asam amino yang paling dominan dalam menyusun protein kedelai, juga
memiliki kandungan lisin yang termasuk asam amino essensial dalam jumlah yang besar sehingga
dapat menutupi kekurangan lisin yang biasanya terdapat pada beras dan jagung. Dibandingkan
dengan kacang-kacangan yang lain, susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang
(Koswara, 1995).

Anda mungkin juga menyukai